You are on page 1of 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Pokok bahasan

: Tonsilitis ( Amandel)

Sub Pokok Bahasan

: Pengertian, penyebab, tanda dan gejala anak dengan tonsilitis , komplikasi


yang mungkin terjadi, pencegahan tonsilitis dan penanganan pada anak
dengan tonsilitis.

Hari / tanggal

: Rabu, 16 September 2015

Waktu

: 09.00 WIB

Tempat

: Ruang Sofa RS. PKU Muhammadiyah Temanggung

Sasaran

: Keluarga An. Z dan targetnya An. Z.

B. Tujuan Instruksional
1. Umum : Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama kurang lebih 30 menit,
diharapkan pasien dan orang tua pasien mampu memahami pengertian dan penanganan anak
dengan Tonsilitis.
2. Khusus :
a. Orangtua pasien dapat mengetahui pengertian Tonsilitis pada anak.
b. Orangtua pasien dapat mengerti jenis dan gejala penyakit Tonsilitis pada anak.
c. Orangtua pasien dapat mengetahui penyebab Tonsilitis pada anak.
d. Orangtua dapat mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan tonsilitis.
e. Orangtua pasien dapat mengetahui cara pencegahan pada anak yang mengalami tonsilitis.
f. Orangtua pasien dapat mengetahui cara penanganan pada anaknya yang mengalami tonsilitis.
C. Sasaran dan target
Sasaran
: Keluarga An. Z
Target
: An. Z dengan Tonsilitis.
D. Strategi pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
a.

Metode
: Ceramah, tanya jawab.
Waktu
: Rabu, 16 September 2015
Tempat
: Ruang Sofa RS. PKU Muhammadiyah Temanggung
Setting tempat : Pasien, orangtua pasien dan penceramah duduk berdampingan.
Media
: Lembar balik dan leaflet.
Materi
: Terlampir
Kriteria Evaluasi:

Persiapan
1) SAP dibuat 2 hari sebelum pelaksanaan Penkes.
2) Kontrak waktu dengan Tn. dan Ny. A 1 hari sebelumnya
3) Media disiapkan 2 hari sebelumnya
b. Proses
1) Perawat bisa memberikan materi dengan benar dan tepat
2) Pasien dan keluarga kooperatif
c. Hasil
1) Orangtua pasien dapat mengetahui pengertian tonsilitis.
2) Orangtua pasien dapat mengetahui penyebab tonsilitis pada anaknya.
3) Orangtua pasien dapat mengerti jenis dan gejala tonsilitis pada anak.
4) Orangtua dapat mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan tonsilitis.
5) Orangtua pasien dapat mengetahui cara pencegahan pada anak yang mengalami tonsilitis.

6) Orangtua pasien dapat mengetahui cara penanganan pada anaknya yang mengalami
tonsilitis.
E.

Kegiatan Penyuluhan
No
1

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan
Memberi Salam
Memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan

Waktu
5 menit

Menjawab salam
Memperhatikan

penyuluhan,
Menjelaskan pokok bahasan
2

Penyajian
Memberikan materi tentang penyakit

Kegiatan Peserta

Mendengarkan,
20 menit
Memperhatikan dan

tonsilitis yang diderita anak


Memberikan kesempatan klien dan keluarga

mendengarkan
Memberikan pertanyaan

untuk bertanya
Menjawab pertanyaan klien dan keluarga

Mendengarkan dan
Memperhatikan

Penutup
Menyimpulkan materi penyuluhan bersama
klien dan keluarga
Memberi evaluasi kegiatan secara lisan
Memberi salam penutup

5 menit

F. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian tonsilitis.
2. Sebutkan jenis dan gejala tonsilitis
3. Sebutkan penyebab tonsilitis
4. Sebutkan komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan tonsilitis
5. Sebutkan cara pencegahan pada anak yang mengalami tonsilitis
6. Sebutkan cara penanganan pada anak yang mengalami tonsilitis

Mendengarkan dan
memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab salam

MATERI POKOK BAHASAN


TONSILITIS
A. Pengertian
1. Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar lima hari dengan
disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).
2. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus,
streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer,
A. 2000).
3. Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.
Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut kripta
mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil
memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa,
mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).
4. Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta
hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing,
2004).
5. Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan,
terutama pada anak-anak (www.mediastore.com, 2006).
6. Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi (www.mediastore.com, 2006).

B. Klasifikasi
Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)
1. Tonsillitis akut
Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus
piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsilitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang
mengisi kipti tonsil yang disebut detritus.

Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang
tersangkut.
3. Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat)
Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai
membrane. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuningkuningan.
5. Tonsilitis Kronik
Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan) pengaruh
cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.

C. Etiologi
Menurut Adams George (1999) Tonsilitis bakterialis supuralis akut. paling sering disebabkan
oleh streptokokus beta hemolitikus grup A.
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
Menurut Iskandar N (1993) Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.
1. Streptococcus B hemoliticus grup A
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes
Menurut Medicastore Firman S (2006) Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau
infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai
tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga
membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.
D. Patofisiologi

Menurut Iskandar N (1993) yaitu :


Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial
mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear.
Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus.
Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan
detritus disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi
tonsillitis lakonaris.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu (Pseudomembran),
sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan
jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan
parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan
diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan
dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar
limfe submandibula.

E. Pathway Keperawatan
Kuman, Streptoccocus Beta Hemoliticus group A

Rangsangan kronik (rokok,


makanan, pengobatan yang tidak
adekuat, hygiene mulut yang buruk

Sterpococcus viridians
Sterpococcus pygenes
Staphylococcus
Droplet Infection

Infeksi radang berulang terus


kemana panahnya

Menginfiltrasi lapisan epitel

Nyeri akut

Lapisan epitel terkikis


Reaksi jaringan

Kerusakan Menelan

Limfoid Superfisialis
Pembendungan radang dengan
Infiltrasi leukosit polimorfonuklear

Pemenuhan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

Pembentukan Detritus

Reaksi Sistemik
Hipertermi

Detritus melebar

Tonsilitis Folokularis

Detritus berdekatan
menjadi satu

Tonsilitis membranosa

Tonsil bengkak dan Hiperemis

Tonsilitis Lakunaris

Kurang Pengetahuan
Tonsilektomi
Cemas

Nyeri akut paska Bedah

(Iskandar
N, 1993)
Menyebar
melalui
:
Hematogen dan Limfogen

F. Manifestasi Kinik
Menurut www.medicastore.com,2006

Resiko Tinggi Infeksi

Komplikasi : miokarditis, pembesaran


kelenjar limfe, submandibula septicemia

Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali
dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama).
Gejala lain :
1. Demam
2. Tidak enak badan
3. Sakit kepala
4. Muntah
Menurut Mansjoer, A 1999 :
1. Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan
2. Tenggorokan terasa kering
3. Persarafan bau
4. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi
detritus
5. Tidak nafsu makan
6. Mudah lelah
7. Nyeri abdomen
8. Pucat
9. Letargi
10. Nyeri kepala
11. Disfagia (sakit saat menelan)
12. Mual dan muntah
Gejala pada tonsillitis akut :
1. Rasa gatal / kering di tenggorokan
2. Lesu
3. Nyeri sendi
4. Odinafagia
5. Anoreksia
6. Otalgia
7. Suara serak (bila laring terkena)
8. Tonsil membengkak
Menurut Smelizer, Suzanne, 2000
Gejala yang timbul sakit tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan.
Menurut Hembing :
1) Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat menelan,
kadang-kadang muntah.

2) Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan,
kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga.
3) Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah pada
lekukan tonsil.
G. Pemeriksaan Penunjang menurut Firman S (2006) yaitu :
1) Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien
merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan
demam jengkering.
2) Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.
3) Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur
yang mengandung desinfektan.
H. Komplikasi
Komplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A 1999 :
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa
hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.
2. Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat
mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga.
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid.
4. Laringitis
5. Sinusitis
6. Rhinitis

I. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut www.medicastore.com :
a) Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika
mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
b) Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
1. Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.
2. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
3. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
4. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Menurut Mansjoer, A 1999 :


a. Penatalaksanaan tonsilitis akut
1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap
dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
2. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi
edema pada laring dan obat simptomatik.
3. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama
2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.
4. Pemberian antipiretik.
b. Penatalaksanaan tonsilitis kronik
1. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.
2. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak
berhasil.
Tonsilektomi menurut Firman S (2006)
a. Perawatan Prabedah
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan, membebaskan anak
dari infeksi pernafasan bagian atas.
b. Teknik Pembedahan
Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan, pasien diposisikan terlentang dengan
kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan suatu
penutup dan lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk mencegah
inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine.
Metode apapun yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap. Perdarahan
dikendalikan dengan menginsersi suatu pak kasa ke dalam ruang post nasal yang harus diangkat
setelah pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat ditangani dengan mengadakan ligasi
pembuluh darah pada dasar tonsil.
c. Perawatan Paska-bedah
1. Berbaringg ke samping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.
2. Memantau tanda-tanda perdarahan
1) Menelan berulang
2) Muntah darah segar
3) Peningkatan denyut nadi pada saat tidur
3. Diet
1) Memberikan cairan bila muntah telah reda
a) Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih nyaman dari ada
kepingan kecil).
b) Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan).
2) Menawarkan makanan

a) Es crem, crustard dingin, sup krim, dan jus.


b) Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati pada pagi hari
setelah perdarahan.
c) Hindari jus jeruk, minuman panas, makanan kasar, atau banyak bumbu selama 1
minggu.
3) Mengatasi ketidaknyamanan pada tenggorokan
a) Menggunakan ice color (kompres es) bila mau
b) Memberikan anakgesik (hindari aspirin)
c) Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.
d) Minum 2-3 liter/hari sampai bau mulut hilang.
4) Mengajari pasien mengenal hal berikut
a) Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera selama 12 minggu.
b) Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang tertelan.
c) Tenggorokan tidak nyaman dapat sedikit bertambah antara hari ke-4 dan ke-8 setelah
operasi.

You might also like