Professional Documents
Culture Documents
Emulsi adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersinya dapat berupa zat
padat, cair, dan gas, tapi kebanyakan adalah zat cair (contohnya: air dengan
minyak). Pada umumnya emulsi kurang mantap, kemantapan emulsi dapat
terlihat pada keadaannya yang selalu keruh seperti; susu, santan, dsb. Untuk
memantapkan emulsi diperlukan zat pemantap yang disebut emulgator.
Emulsi Gas
Emulsi gas dapat disebut juga aerosol cair yang adalah emulsi dalam medium
pendispersi gas. Pada aerosol cair, seperti; hairspray dan obat nyamuk dalam
kemasan kaleng, untuk dapat membentuk system koloid atau menghasilkan
semprot aerosol yang diperlukan, dibutuhkan bantuan bahan pendorong/
propelan aerosol, anatar lain; CFC (klorofuorokarbon atau Freon).
Aerosol cair juga memiliki sifat-sifat seperti sol liofob; efek Tyndall, gerak Brown,
dan kestabilan denganmuatan partikel.
Contoh: dalam hutan yang lebat, cahaya matahari akan disebarkan oleh partikelpartikel koloid dari sistem koloid kabut merupakan contoh efek
Emulsi Cair
Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling
melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar &zat cair non-polar. Biasanya salah
satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainnya; minyak (zat cair nonpolar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi
minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam
air,jadi butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (cth:
margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi butiran air
dalam minyak).
Bagaimana air dan minyak dapat bercampur sehingga membentuk emulsi cair?
Air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu
pengemulsi (emulgator) ditambahkan dalam larutan tersebut. Karena
kebanyakan emulsi adalah dispersiair dalam mnyak, dan dispersiminyak dalam
air, maka zat pengemulsi yang digunakan harus dapat larut dengan baik di
dalam air maupun minyak. Contoh pengemulsi tersebut adalah senyawa organic
yang memiliki gugus polar dan non-polar. Bagian non-polar akan berinteraksi
dengan minyak/ mengelilingi partikel-partikel minyak, sedangkan bagian yang
polar akan berinteraksi kuat dengan air. Apabila bagian polar ini terionisasi
menjadi bermuatan negative, maka pertikel-partikel minyak juga akan
bermuatan negatif. Muatan tersebut akan mengakibatkan pertikel-partikel
minyak saling tolak-menolak dan tidak akan bergabung, sehingga emulsi
menjadi stabil.
Contohnya: ada sabun yang merupakan garam karboksilat. Molekul sabun
tersusun dari ekor alkil yang non-polar (larut dalam minyak) dan kepala ion
karboksilat yang polar (larut dalam air). Prinsip tersebut yang menyebabkan
sabun dan deterjen memiliki daya pembersih. Ketika kita mandi atau mencuci
pakaian, ekor non-polar dari sabun akan menempel pada kotoran dan kepala
polarnya