You are on page 1of 12

Asuhan Keperawatan pada Tn.

A dengan Fraktur femur 1/3 Distal


Di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung
Ruang
:
No. Medrek : 9501715
Tgl Pengkajian
: 22 Oktober 2016
Pukul
: 10.00
A. Data Dasar
1. Data Demografi
a. Identitas Pasien
Nama
: Sdr. Agus Dika
Umur
: 15 th
Jenis kelamin
: Laki laki
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Belum Menikah
Suku
:
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
:Alamat
: Tanjung karang barat
Tgl. Masuk RS
: 19 10 2016
Tgl. Pengkajian : 22 10 2016
Diagnosa medis
: Fraktur femur 1/3 Distal
b. Sumber Informasi
Nama
: Ny. Sri Mursilawati
Umur
: 51 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Tanjung karang barat
Hub dg Klien
: Ibu Kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan masuk RS
Klien masuk RS pada tanggal 19 okt 2016, dengan keluhan nyeri pada kaki
kanan akibat terjatuh saat bermain bola
b. Riwayat penyakit sekarang
1. keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada luka post op, kualitas nyeri seperti
berdenyut, intensitas hilang timbul, karakteristik nyeri setempat, nyeri
timbul pada saat klien melakukan pergerakan atau perubahan posisi dan
akan berkurang jika klien beristirahat. Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas.
2. Keluhan penyerta
Klien mengatakan sakit seluruh badan, klien mengeluh pusing, susah
tidur, Klien mengatakan tidak bisa menggerakkan kakinya dan nafsu
makan berkurang.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan pernah mengalami patah Tulang kaki sebelah kanan 1
tahun yang lalu akibat terjatuh dari motor, tidak mempunyai riwayat alergi
terhadap makanan maupun obat-obatan, tidak pernah minum minuman
beralkohol atau obat-obatan terlarang.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Buat genogram 3 generasi

Klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami fraktur
seperti yang dideritanya dan tidak ada yang menderita penyakit menular
atau menahun.
e. Riwayat Psikososial Spiritual
1. Psikologis
- Persepsi klien, klien percaya penyakitnya akan segera sembuh
o Konsep Diri, Klien menerima keadaannya dan kondisinya sekarang.
o Emosi, kondisi emosi klen stabil
o Adaptasi, klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di
rumah sakit
o Mekanisma Pertahan Diri, Klien berdoa kepada ALLAH SWT agar
penyakit yang dideritanya cepat sembuh
2. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga harmonis, setiap saat orang tua dan
saudara kandungnya menjaganya di rumah sakit, dalam kesehariannya.
Dalam klien memperhatikan pada saat berbicara dengan lawan
bicaranya (koheren).
3. Spiritual
Selama sakit klien jarang beribadah, hal ini disebabkan keterbatasan
gerak klien, dan klien yakin bahwa dirinya akan segera sembuh.
f.

Pengetahuan Pasien dan keluarga


Klien mengerti tentang penyakitnya yaitu klien dapat menyebutkan
penyebab, tanda dan gejala yang timbul, persiapan yang harus dilakukan
sebelum operasi, dan alasan mengapa harus dilakukan tindakan
pembedahan.
g. Lingkungan
Kondisi lingkungan rumah baik dan tidak mempengaruhi kesehatan saat ini.
h. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit

1. Pola pemenuhan Nutrisi dan cairan


Pola Nutrisi :
Sebelum masuk rumah sakit
Sebelum masuk rumah sakit pola makan klien 3 x sehari, makanan
yang di sukai adalah nasi goreng dan klien tidak mempunyai pantangan
makanan.
Sesudah masuk Rumah Sakit
Pola makan klien 3 x sehari, nafsu makan menurun,klien hanya makan
dari satu porsi yang di sajikan
Pola Cairan
Sebelum masuk ke Rumah Sakit klien minum 5-6 gelas perhari dengan
jumlah 1500-2000 cc/hari, dengan jenis air putih, minuman yang disukai
adalah teh manis.
Sesudah masuk ke Rumah Sakit, klien minum 3-4 gelas perhari dengan
jumlah 1500 cc/hari, dengan jenis air putih.
2. Pola eliminasi
BAK
Sebelum masuk ke Rumah Sakit
frekuensi BAK klien adalah 5-6 x/hari dengan jumlah urine 1200
cc/hari, warna kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas.
Sesudah masuk Rumah Sakit
frekuensi BAK klien 4 - 5x/hari dengan jumlah urine 1200-1300
cc/hari, warna kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas.
BAB
Sebelum masuk ke Rumah Sakit, frekuensi BAB klien 1 x/hari dengan
warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi lembek dan tidak ada
kelainan.
Sesudah masuk ke RS, frekuensi BAB klien adalah 2x sehari, warna
kuning kecoklatan, bau khas dengan konsistensi lembek. Tidak ada
kelainan dan bau khas
3. Pola Personal Hygiene
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit
klien mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, cuci rambut 3 x/minggu,
potong kuku 1x/minggu
b. Sesudah masuk ke Rumah Sakit, klien mandi hanya di lap 1x sehari,
gosok gigi 1x/hari, cuci rambut 1x/minggu, potong kuku 1x/minggu
Klien tidak ada mengalami kesulitan dalam personal hygiene
4. Pola istirahat dan Tidur
a. Sebelum masuk Rumah Sakit
klien jarang tidur siang, tidur malam 6-7 jam/hari, tidak ada kesulitan
untuk tidur
b. Sesudah masuk Rumah Sakit
klien tidur siang 1-2 jam/hari, tidur malam 4 - 5 jam/hari dan klien
mengalami kesulitan waktu tidur akibat nyeri pada kaki kanan dan cara
mengatasinya dengan minum obat dan mengubah posisi menyandar
(semi fowler)
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, seluruh kebutuhan klien
dibantu oleh keluarga dan perawat, hal ini dikarenakan terputusnya
kontinuitas jaringan kaki kirinya yang diamputasi.
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan maupun obatobatan, tidak pernah minum minuman beralkohol atau obat-obatan
terlarang.
3. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum Klien
2. Kesadaran
3. Suhu Tubuh
4. Tekanan Darah
5. Nadi/Denyut Jantung
6. Pernafasan
7. Tinggi Badan/Berat Badan

: Klien tampak lemah dan pucat


: Compos Mentis
: 36,3 C
: 110/80 mmHg
: 84 x/mt
: 20 x/mt
: 163 cm/50 kg.

b. Pemeriksaan fisik per sistem


1. Sistem penglihatan
Sisi mata tampak simetris baik kiri maupun kanan, kelopak mata normal,
pergerakan bola mata normal, konjungtiva merah muda, kornea normal
tidak keruh/berkabut dan tidak terdapat perdarahan, sklera anikterik,
pupil isokor, otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik,
tidak terdapat tanda-tanda radang, klien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, reaksi terhadap cahaya baik.
2. Sistem pendengaran
Bentuk dan posisi telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
serumen atau cairan apapun, tidak terdapat perdarahan dan peradangan
pada telinga klien dan klien tidak mengunakan alat bantu pendengaran.
3. Sistem wicara
Klien tidak mengalami gangguan wicara,klien mampu berkata-kata
dengan baik
4. Sistem pernafasan
Pada jalan napas bersih, tidak ada sesak dan klien tidak menggunakan
alat bantu pernapasan, frekuensi nafas 20x /menit, irama nafas teratur,
jenis pernafasan spontan, klien tidak batuk dan tidak terdapat sputum,
suara nafas normal/vesikuler, dan tidak ada nyeri saat bernafas.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi prifer
Nadi 84x /menit, irama teratur dengan denyut kuat, tekanan darah
110/80 mmHg, tidak terjadi distensi vena jugularis baik kanan
maupun kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
pengisian kapiler 2 detik, tidak terdapat edema
b. Sirkulasi jantung
kecepatan denyut apical 84 x/menit, irama teratur, tidak terdengar
adanya kelainan pada bunyi jantung dan tidak sakit dada.
6. Sistem Neurologi
Klien mengatakan tidak pusing, tingkat kesadaran composmentis, GCS
E4 M6 V5, tidak terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
(seperti muntah proyektil, nyeri kepala hebat, papil edema), klien tidak
mengalami gangguan sistem persarafan.
7. Sistem Pencernaan
Klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak terdapat carries, tidak tampak
stomatitis, lidah tidak kotor, salifa normal, klien mengatakan tidak nyeri
perut, bising usus belum ada karena masih dalam pengaruh anastesi,
klien tidak megalami diare dan konstipasi, tidak teraba pembesaran
hepar, dan abdomen tidak kembung.

8. Sistem immunology
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
9. Sistem Endokrin
nafas tidak berbau keton, tidak terdapat luka ganggren.
10.Sistem Urogenital
Intake 1500 cc/24 jam, output 1200 cc/24 jam dan balance cairan 200
cc, tidak ada perubahan pola kemih, BAK warna kuning jernih, tidak
terdapat distensi kandung kemih, dan tidak ada keluhan sakit pinggang.
11.Sistem Integument
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
keadaan kulit baik, terdapat insisi operasi lokasi di kaki sebelah
kanan,dengan panjang luka 15cm, kondisi luka tertutup elastic
verband. Tidak ada perdarahan pada luka dan tidak ada pembengkakan.
Tidak ada kelainan kulit, keadaan rambut : tekstur rambut baik dan
bersih.
12.Sistem Musculoskeletal
Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan karena jika melakukan
pergerakan akan terasa nyeri pada luka post op pemasangan plate,
terdapat fraktur dengan lokasi femur.
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium
Dilengkahin aja blm ada hasillab nya
Pemeriksaan rontgen :
Hasil : tampak fraktur femur sebelah kanan
Hasil rontgen tampak terpasang plate dan srew di femur 1/3 distal.
5. Penatalaksanaan
IVFD RL
Cefotaxine 1gr/12j
Ranitidin 1A/12 j
Keterolac 1A/8J
B. Data Fokus
Data fokus terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Data fokus yang terdapat
pada klien adalah sebagai berikut :
a. Data Subyektif
Klien mengeluh nyeri pada luka post op, kualitas nyeri seperti berdenyut,
intensitas hilang timbul, karakteristik nyeri setempat, nyeri timbul pada saat klien
melakukan pergerakan atau perubahan posisi dan akan berkurang jika klien
beristirahat. Klien mengatakan sulit untuk beraktivitas.
b. Data Obyektif
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, hasil observasi tandatanda vital Td : 110/80 mmHg, Nd : 84 x/menit, Rr : 20 x/menit, Sh : 36,3 oC.
Terlihat luka post op di kaki sebelah kanan, luka bersih tertutup elastic verband,
tidak ada perdarahan, tidak ada pembengkakan. Skala nyeri 4. Tampak aktivitas
klien dibantu oleh perawat, mobilisasi bertahap, Hasil rontgent tampak terpasang
plate dan screw, therapy Cefotaxine 1gr/12j, ranitidine 1A/12j, ketorolac 1A/8J.
C. Analisa Data

No
.
1.

Data (S)
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada luka
daerah pemasangan plate dan
screw,
- kualitas nyeri seperti berdenyut,
- intensitas hilang timbul,
- karakteristik nyeri setempat,
- skala nyeri 4,
- nyeri timbul pada saat klien
melakukan pergerakan atau
perubahan posisi dan akan
berkurang jika klien beristirahat.

Masalah (P)

Etiologi (E)

Gangguan rasa
nyaman nyeri

Terputusnya
kontinuitas
jaringan

Gangguan
mobilitas fisik

Kerusakan rangka
neuromuskuler

Resiko terjadinya
infeksi

Masuknya
mikroorganisme
pathogen akibat
tindakan invasive
(pemasangan
plate)

DO :
- Observasi tanda-tanda vital Td :
110/80 mmHg, Nd : 84 x/menit,
Rr : 20 x/menit, Sh : 36,3oC.
- Tampak klien menahan rasa
sakit saat beraktivitas.
- Tampak luka insisi bedah pada
femur, dengan kondisi tertutup
elastic verband.
2.

3.

DS:
Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas
DO :
- Tampak aktivitas klien dibantu oleh
perawat.
- Hasil rontgen, tampak terpasang
plate pada femur
DS : ------DO :
Tampak luka post op sepanjang
15cm, kondisi luka tertutup
elastic verband

D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuskuler.
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan masunya mikroorganisme
pathogen akibat tindakan invasive ( pemasangan plate ).
E. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama Pasien
: Sdr. Agus Dika
Dx. Medis
: Fraktur Femur 1/3 Distal
Ruang
:

No.Medrek
N
o
1

: 9501715

Dx Keperawatan
dan data penunjang
Gangguan rasa
nyaman nyeri
berhubungan
dengan terputusnya
kontinuitas jaringan
ditandai dengan
DS : Klien mengeluh
nyeri pada luka
terpasangnya plate
dan screw, kualitas
nyeri seperti
berdenyut,
intensitas terus
menerus,
karakteristik nyeri
setempat, skala
nyeri 4, nyeri timbul
pada saat klien
melakukan
pergerakan atau
perubahan posisi
dan akan berkurang
jika klien
beristirahat.
DO : Tampak klien
menahan rasa sakit
saat beraktivitas,
observasi tandatanda vital Td :
110/80 mmHg, Nd :
84 x/menit, Rr : 20
x/menit, Sh : 36,3C.
Tampak luka insisi
bedah pada femur,
dengan kondisi
tertutup elastic
verband
Gangguan mobilitas
fisik b/d kerusakan
rangka
neuromuskuler
ditandai dengan
Data Subyektif :
Klien mengatakan
sulit untuk
beraktivitas.
Data Obyektif :
Tampak aktivitas
dibantu oleh

Tujuan (SMART)
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x
24 jam
diharapkan
gangguan
rasa nyaman
nyeri
teratasi/berku
rang
Kriteria hasil :
Klien
melaporkan
rasa nyeri
yang
berkurang,
tanda-tanda
vital dalam
batas normal
(Td : 120/80
mmHg, Nd :
80-100
x/menit, Rr :
18-24
x/menit, Sh :
36-370C),
tampak
ekspresi
wajah rileks,
skala nyeri 01.

1.

2.

3.
4.

5.

Rencana
tindakan
Kaji
dengan
pendekat
an
P,Q,R,S,T
Ajarkan
teknik
relaksasi
nafas
dalam,
masase
sekitar
nyeri.
Monitor
TTV
Bantu
pasien
untuk
mendapat
kan posisi
yang
nyaman

Rasional

1. Membantu
tentukan
nyeri dan
intervensi
selanjutny
a.
2. Membantu
menguran
gi rasa
nyeri
3. mengetah
ui adanya
peningkat
an TTV
sebagai
salah satu
indikasi
nyeri
4. Meningkat
kan
kenyaman
an
5. Menguran
Kolaboras
gi nyeri
i
pemberia
n
analgetik

Setelah dilakukan1) Kaji


1. Pasien
tindakan
immobilita
mungkin
keperawatan
s pasien
dibatasi
2) Dorong
selama 3 x 24
oleh
partisipasi
jam diharapkan
pandanga
klien pada
gangguan
n diri
aktivitas
mobilitas fisik
sendiri
terapeutik
teratasi.
tentang
Kriteria hasil :
atau
keterbatas
Klien dapat
rekreasi
an fisik.
3) Bantu
beraktivitas
2. Memberik
pasien
dengan bantuan
an

perawat, hasil
rontgen, tampak
terpasang plate
pada femur.

3.

Resiko terjadinya
infeksi berhubungan
dengan masuknya
mikroorganisme
pathogen akibat
tindakan invasive
ditandai dengan
Data Subyektif : --Data Obyektif :
Tampak luka post
op 15 m, kondisi
luka tertutup elastic
verband.

minimal/mandiri,
mobilisasi pasca
operasi baik.

untuk
kesempat
rentang
an untuk
gerak
mengeluar
aktif dan
kan energi
3. Meningkat
pasif.
4) Bantu/doron
kan aliran
g untuk
darah ke
perawatan
otot
diri
tulang dan
5) Kolaborasi
meningkat
dengan
kan tonus
ahli
otot
fisioterapi 4. Meningkat
kan
sirkulasi
dan
kebersiha
n diri
5. Untuk
membuat
program
mobilisasi
Tujuan : Setelah 1. Kaji
1. Mengetah
dilakukan
tandaui adanya
tindakan
tanda
infeksi
keperawatan
infeksi
seperti
2. Monitor
selama 5 x 24
adanya
TTV
jam diharapkan
PUS pada
resiko terjadinya 3. Memberik
luka.
an
2.
Mengetah
infeksi teratasi.
perawata
Kriteria hasil :
ui tandan luka
Tidak ada tandatanda
anti
tanda infeksi
infeksi
septik
(kalor, dolor,
seperti
4.
Kolaboras
tumor, rubor, dan
peningkat
i
fungsiolesa),
an suhu.
pemberia 3. menguran
tanda-tanda vital
n
gi resiko
dalam batas
antibiotic
terjadinya
normal (Td :
infeksi
120/80 mmHg,
4. Menguran
Nd : 80-100
gi
x/menit, Rr : 18terjadinya
24 x/menit, Sh :
infeksi
36-370C), hasil
pemeriksaan
laboratorium
leukosit dalam
batas normal
( 5.00010.000/ul).

F. Catatan Perkembangan
Nama Pasien
: Sdr. Agus Dika

Dx. Medis
: Fraktur Femur 1/3 Distal
Ruang
:
No.Medrek : 9501715
No
Tgl/jam
Implementasi (respon atau
Dx
hasil)
Kep
1.
22/10/20
16
Melakukan observasi tanda08.00
tanda vital
Hasil : Td : 110/90 mmHg,
Nd : 84 x/menit, Rr : 20
x/menit, Sh : 36,3C.
08.20

mengkaji keluhan nyeri,


hasil : klien mengeluh nyeri
pada luka post op, kualitas
nyeri seperti berdenyut,
intensitas hilang timbul,
karakteristik nyeri
setempat, nyeri timbul pada
saat klien melakukan
pergerakan atau perubahan
posisi dan akan berkurang
jika klien beristirahat.

Paraf

Evaluasi (SOAP)

Subyektif : Klien
mengatakan nyeri pada
daerah post operasi,
intensitas nyeri hilang
timbul, kualitas nyeri
sedang, karakteristik
nyeri berdenyut, skala
nyeri 4, klien
mengatakan nyeri baru
hilang jika klien
beristirahat.

melakukan kolaborasi
dengan fisioterapi. Hasil :
klien melakukan latihan
gerak pasif.

Obyektif : Observasi
tanda-tanda vital
tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 80 x/menit,
pernafasan 20 x/menit,
suhu 36C, tampak klien
menahan sakit saat
beraktivitas. Tampak
luka insisi bedah pada
femur, dengan kondisi
tertutup elastic verband

Menganjurkan teknik
relaksasi untuk mengurangi
nyeri,
hasil : klien mengerti dan
akan melakukannya.

Analisa : Masalah
gangguan rasa nyaman
nyeri belum teratasi,
tujuan keperawatan
belum tercapai.

16.00

memberikan terapi oral


ketorolac 10mg, hasil : obat
masuk sesuai program
melalui oral.

Planning : Tindakan
keperawatan dilanjutkan

23/10/20
16
08.00

memberikan terapi oral


ketorolac 10mg, hasil : obat
masuk sesuai program
melalui oral.

10.00

11.30

12.00

08.30
memberikan terapi
Ketorolac 10mg/oral, hasil :
obat masuk sesuai program
melalui oral.

Subyektif : Klien
mengatakan nyeri pada
daerah post operasi,
intensitas nyeri hilang
timbul, kualitas nyeri
sedang, karakteristik

10.00

12.00
WIB

13.00

melakukan observasi tandatanda vital, hasil tekanan


darah 110/80 mmHg, nadi
74 x/menit, pernafasan 20
x/menit, suhu 36C.
melakukan kolaborasi
dengan fisioterapi. Hasil :
klien melakukan latihan
gerak pasif.
memberikan terapi
Ketorolac 10mg/oral, hasil :
obat masuk sesuai program
melalui oral.
mengkaji keluhan nyeri,
hasil : klien mengatakan
nyeri pada luka post op
sudah berkurang, skala
nyeri 4.

nyeri berdenyut, skala


nyeri 4, klien
mengatakan nyeri baru
hilang jika klien
beristirahat.
Obyektif : Observasi
tanda-tanda vital, hasil
tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 74 x/menit,
pernafasan 20 x/menit,
suhu 36C. Tampak luka
insisi bedah pada femur,
dengan kondisi tertutup
elastic verband,
Analisa : Masalah
gangguan rasa nyaman
nyeri belum teratasi,
tujuan belum tercapai.
Planning : Tindakan
keperawatan
dilanjutkan.

22/10/20
16
08.00

10.00

membantu klien BAK. Hasil :


klien dapat memenuhi
kebutuhan eliminasi urine
dengan bantuan.
melakukan kolaborasi
dengan fisioterapi. Hasil :
klien melakukan latihan
gerak pasif

11.00

11.30

12.00

16.00

Menganjurkan klien untuk


tetap mempertahankan
asupan cairan 1000ml.
Hasil : klien mengerti dan
mau melakukannya.
mempertahankan
pelaksanaan aktivitas
rekreasi terapeutik. Hasil :
klien dikunjungi teman dan
keluarganya.
menyajikan diit siang. Hasil :
klien makan habis 1 porsi.

Subyektif : Klien
mengatakan sulit
beraktivitas.
Obyektif : Tampak klien
beraktivitas dengan
bantuan perawat.
Analisa : Masalah
gangguan mobilitas fisik
belum teratasi.
Planning : Tindakan
keperawatan lanjutkan.

23/10/20
16
08.00

08.30

09.00

09.20
WIB

10.00

12.10

14.00

melakukan evaluasi
kemampuan mobilisasi
klien. Hasil : klien mampu
melakukan mobilisasi dini.

menyajikan diit pagi. Hasil :


klien makan habis 1 porsi.
membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan
personal hygiene. Hasil :
klien dapat memenuhi
kebutuhan personal hygiene
(mandi).

Subyektif : Klien
mengatakan sulit
beraktivitas.
Obyektif : Tampak klien
beraktivitas dengan
bantuan perawat.
Analisa : Masalah
gangguan mobilitas fisik
belum teratasi.
Planning : Tindakan
keperawatan lanjutkan

membantu klien BAK. Hasil :


klien dapat memenuhi
kebutuhan eliminasi urine
dengan bantuan.
menganjurkan klien untuk
tetap mempertahankan
asupan cairan
1000ml/hari. Hasil : klien
mengerti dan mau
melakukannya.
melakukan kolaborasi
dengan fisioterapi. Hasil :
klien melakukan latihan
gerak pasif
menyajikan diit siang. Hasil :
klien makan habis 1 porsi.
melakukan evaluasi
kemampuan mobilisasi
klien. Hasil : klien mampu
melakukan mobilisasi dini.

22/10/20
16
08.00

10.00

melakukan observasi tanda-tanda


vital, hasil tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 74 x/menit,
pernafasan 20 x/menit, suhu
36C.
melakukan perawatan luka. Hasil
: luka tampak bersih, tertutup
elastic verband.

Subyektif : ----Obyektif : Luka tampak


bersih, tertutup elastic
verband, tidak ada
tanda-tanda infeksi
(kalor, dolor, tumor,
rubor, dan fungsiolesa).
Observasi tanda-tanda
vital, hasil tekanan

12.00

memberikan terapi Cefadroxil 3 x


500mg/oral. Hasil : obat masuk
sesuai program melalui oral.

11.30

melakukan perawatan luka. Hasil


: kondisi luka bersih, tertutup
elastic verband.

10.40

23/10/20
16
07.00

09.00

11.20
WIB

mengkaji tanda-tanda infeksi


(kalor, dolor, tumor, rubor, dan
fungsiolesa). Hasil : tidak ada
tanda-tanda infeksi (kalor, dolor,
tumor, rubor, dan fungsiolesa).

melakukan observasi tandatanda vital, hasil tekanan


darah 120/80 mmHg, nadi
80 x/menit, pernafasan 20
x/menit, suhu 36C
melakukan perawatan luka
dan mengevaluasi tandatanda peradangan. Hasil :
kondisi luka tertutup elastic
verband, tidak ada tandatanda peradangan.
memberikan terapi
Cefadroxil 500mg/oral. Hasil
: obat masuk sesuai dengan
program melalui oral.

darah 120/80 mmHg,


nadi 80 x/menit,
pernafasan 20 x/menit,
suhu 36C.
Analisa : Masalah resiko
terjadinya infeksi belum
teratasi, tujuan belum
tercapai.
Plannning : Tindakan
keperawatan
dilanjutkan..

Subyektif : ----Obyektif : Kondisi luka


bersih, tertutup elastic
verband. Tidak ada
tanda-tanda infeksi
(kalor, dolor, tumor,
rubor, dan fungsiolesa).
Observasi tanda-tanda
vital. tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, pernafasan 20
x/menit, suhu 36C
Analisa : Masalah resiko
terjadinya infeksi belum
teratasi, tujuan belum
tercapai.
Plannning : Tindakan
keperawatan
dilanjutkan.

You might also like