You are on page 1of 20

MANUSIA DAN KEADILAN

PENGERTIAN KEADILAN

Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf
politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa Keadilan adalah kelebihan (virtue)
pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran. Tapi,
menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: Kita tidak hidup di dunia yang
adil. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan
banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi,
banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa
yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu
sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Keadilan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang mengandung kebenaran,
tidak memihak, dapat dipertanggungjawabkan dan memperlakukan setiap orang pada
kedudukan yang sama di depan hukum. Perwujudan keadilan dapat dilaksanakan dalam ruang
lingkup kehidupan masyarakat, bernegara dan kehidupan masyarakat intenasional.

Keadilan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak berdasarkan kesewenangwenangan. Keadilan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang didasarkan normanorma, baik norma agama maupun hukum. Keadilan ditunjukkan melalui sikap dan perbuatan
yang tidak berat sebelah dan memberi sesuatu kepada orang lain yang menjadi haknya.

Untuk membina dan menegakkan keadilan kita sebaiknya mengetahui berbagai aturan yang
tercermin dalam berbagai teori. Ada tiga orang filsuf terkenal yang mengemukakan teorinya
mengenai keadilan tersebut. Ketiga filsuf itu adalah Aristoteles, Plato dan Thomas Hobbes.
Teori keadilan menurut Aristoteles
Dalam teorinya, Aristoteles mengemukakan lima jenis perbuatan yang dapat digolongkan
adil. Kelima jenis keadilan yang dikemukakan Aristoteles adalah sebagai berikut:
1. Keadilan komutatif. Keadilan secara komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang
dengan tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya.
2. Keadilan distributif. Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai
dengan jasa-jasa yang telah dilakukannya.
3. Keadilan kodrat alam. Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan
yang diberikan orang lain kepada kita.
4. Keadilan konvensional. Keadilan secara konvensional adalah keadilan apabila
seorang warga negara telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah
diwajibkan.
5. Keadilan menurut teori perbaikan. Perbuatan adil menurut teori perbaikan apabila
seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.
Teori keadilan menurut Plato
Dalam teorinya, plato mengemukakan dua jenis keadilan. Kedua jenis keadilan itu adalah:
1. Keadilan moral. Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah
mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
2. Keadilan prosedural. Suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural apabila
seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah
diharapkan.

Teori keadilan menurut Thomas Hobbes


Suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati.
Mengenai teori keadilan ini, Notonegoro menambahkan keadilan legalitas atau keadilan
hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

KEADILAN SOSIAL

Sila kelima dari Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
berbunyi: ..dengan berdasar kepada: .., serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
a.

Keadilan

Istilah keadilan berasal dari pokok kata adil, yang berarti memperlakukan dan memberikan
sebagai rasa wajib sesuatu hal yang telah menjadi haknya, baik terhadap diri sendiri, sesama
manusia maupun terhadap Tuhan. Adil dalam sila keadilan sosial ini adalah khusus dalam
artian adil terhadap sesama manusia yang didasari dan dijiwai oleh adil terhadap diri sendiri
serta adil terhadap Tuhan.
Perbuatan adil menyebabkan seseorang memperoleh apa yang menjadi haknya, dan dasar dari
hak ini ialah pengakuan kemanusiaan yang mendorong perbuatan manusia itu
memperlakukan sesama sebagaiman mestinya. Dengan demikian pelaksanaan keadilan selalu
bertalian dengan kehidupan bersama, berhubungan dengan pihak lain dalam hidup
bermasyarakat.
Di dalam masyarakat ada tiga macam bentuk keadilan yang pokok, hal ini berdasarkan tiga
macam hubungan hidup manusia bermasyarakat, yaitu keadilan komutatif, keadilan
distributif, dan keadilan legalis. Ketiga macam keadilan ini diuraikan sebagai berikut:
1.

Keadilan Komutatif

Hubungan pribadi dengan pribadi. Dalam hubungan ini harus ada perlakuan sifat adil antara
sesama warga masyarakat, antara pribadi dengan pribadi. Keadilan yang berlaku dalam hal

ini. Suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara timbal balik.
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak adilan dan
akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat. Nilai-nilai keadilan
tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama
kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh
warganya serta melindungi seluruh warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh
warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara
negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama
dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan
bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan
bersama).
2.

Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama. Keadilan
distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti
pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam
bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang
didasrkan atas hak dan kewajiban. Jadi hubungan masyarakat dengan pribadi. dalam
hubungan ini harus ada perlakuan sifat adil dari masyarakat keseluruhan terhadap pribadi.
3.

Keadilan Legalis

Hubungan pribadi dengan masyarakat. Dalam hubungan ini harus ada perlakuan sifat adil
dari pribadi terhadap masyarakat keseluruhan.

Dalam masyarakat, pelaksanaan tiga macam keadilan ini ada dua musuh besar, yang
keduanya itu merupakan penonjolan dari penjelmaan salah satu sifat kodrat manusia, yaitu
sifat individu dan sifat sosial, yang mewujudkan individualism dan liberalism, yaitu:
1.

Individualisme mutlak

Dalam aliran individualisme mutlak ini, masyarakat tidak diakui sebagai perserikatan sosial
yang mempunyai realita sendiri dan tata sosial sendiri. Masyarakat dianggap sebagai
kumpulan individu-individu yang banyak tanpa ada pertalian kepentingan bersama, setiap
individu hanya mengutamakan kepentingannya sendiri sehingga kepentingan umum tidak
diperhatikan.
2.

Kolektivisme mutlak

Dalam aliran kolektivisme mutlak ini, masyarakat ditempatkan sebagai keseluruhan manusia,
yang hanya memperhatikan kepentingan umum, tidak ada pengakuan kepentingan individu,
semua adalah milik umum.
Kedua aliran ini selalu berlawanan, yang kedua-duanya berdasarkan atas salah satu sifat
kodrat manusia. Di dalam negara yang berdasarkan Pancasila, sifat individu dan sifat sosial
selalu diseimbangkan secara harmonis, yang berarti berdasarkan atas sifat kodrat manusia
monodualis, dan negaranya disebut negara berfaham monodualisme. Dalam bentuk negara ini
ketiga macam keadilan itu betul-betul terlaksana dalam masyarakat. Adapun keadilan yang
dapat menghimpun tiga macam keadilan itu berlaku di dalamnya disebut keadilan sosial.
b.

Sosial

Dari persaudaraan dalam pergaulan hidup ini timbullah suatu paham yang menamakan
dirinya dengan sosiallisme, yang secara umum berarti suatu faham yang mendasarkan citacitanya ini atas kebersamaan dalam persaudaraan umat manusia untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama antar umat manusia. Dalam hal ini cita-cita untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama didasari adanya rasa persaudaraan.

c.

Keadilan sosial

Konsep yang terkandung dalam keadilan sosial adalah suatu tata dalam masyarakat yang
selalu memperhatikan dan memperlakukan hak manusia sebagaimana mestinya dalam
hubungan antar pribadi terhadap kesluruhan baik material maupun spiritual. Keadilan sosial
ini mencakup ketiga macam keadilan yang berlaku dalam masyarakat.
Keadilan sosial sering disamakan dengan sosialisme, adapun perbedaan sosialisme dengan
keadilan sosial adalah sosialisme lebih mementingkan sifat kebersamaan dalam persaudaraan,
sedangkan keadilan sosial lebih mementingkan perlakuan hak manusia sebagaimana
mestinya. Tetapi kedua-duanya bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama, tetapi
kesejahteraan bersama dalam keadilan sosial jelas untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur spiritual maupun material.
Adapun syarat yang harus dipenuhi terlaksananya keadilan sosial adalah sebagai berikut:
1.

Semua warga wajib bertindak, bersikap secara adil, karena keadilan sosial dapat tercapai

apabila tiap individu bertindak dan mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
2.

Semua manusia berhak untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai manusiawi, maka berhak

pula untuk menuntut dan mendapatkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan kebutuhan
hidupnya.

d.

Seluruh Rakyat Manusia

Rumusan seluruh rakyat manusia yang dimaksudkannya ialah sekelompok manusia yang
menjadi warga negara Indonesia, baik yang berbangsa Indonesia asli maupun keturunan
asing, demikian juga baik yang berada dalam wilayah Republik Indonesia maupun warga
negara Indonesia yang berada di negara lain.
e.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan pengalamannya,

setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajibannya serta menghormati hak-hak orang lain.
Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil
dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, dan kebutuhan spiritual rohani sehingga
tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Butir-butir implementasi sila kelima adalah
sebagai berikut:
a.

mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan. Butir ini menghendaki agar setiap warga negara
nerbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur dalam pengertian seperti apa yang diperintahkan
Tuhan dan menjauhi yang dilarang. Perbuatan baik dan luhur tersebut dilaksanakan pada
setiap manusia dengan cara saling membantu, bergotong-royong, dan merasa setiap manusia
adalah bagian dari keluarga yangdekat yang layak dibantu, sehingga kehidupan setiap
manusia layak dan terhormat.
b.

Bersikap adil.

Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatan antarmanusia untuk tidak saling pilih
kasih, dan pengertian adil juga sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak, dan
tidak diskriminatif terhadap sesama manusia yang akan ditolong.
c.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Butir ini menghendaki bawa manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan hak-haknya
seperti hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama, kepemilikan, dan lain-lain, tetapi
menjaga kewajiban secara seimbang. Kewajiban yang harus dilakukan adalah berhubungan
yang baik dengan sesama manusia, membantu sesama manusia, membela yanng teraniaya,
membarikan nasehat yang benar dan menghormati kebebasan beragama.
d.

Menghormati hak-hak orang lain.

Bahwa setiap manusia untuk menghormati hak orang dan memberikan peluang orang lain

dalam mencapai hak, dan tidak berusaha menghalang-halangi hak orang lain. Perbuatan
seperti mencuri arta orang lain, menyiksa, merusak tempat peribadatan agama lain, adalah
contoh-contoh tidak menghormati hak orang lain.
e.

Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

Mengembangkan sikap dan budaya bangsa yang saling tolong-menolong seperti gotongroyong, dan menjauhkan diri dari sikap egois dan individualistis.
f.

Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain

Butir ini menghendaki, manusia Indonesia bukanlah homo hominilupus (manusia yang
memakan manusia yang lain). Manusia Indonesia tidak boleh memeras orang lain demi
kepentingan sendiri. Contoh perbuatanya seperti melakukan perampokan, memberikan bunga
terlalu tinggi lepada peminjam terutama pada kalangan orang kecil dan miskin.
g. Tidak bersikap boros
Menghendaki manusia Indonesia untuk tidak memakai atau mengeluarkan uang, barang, dan
sumber daya secara berlebihan.
h. Tidak bergaya hidup mewah
Butir ini menghendaki agar untuk tidak bergaya hidup mewah, tetapi secukupnya sesuai
dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Ukuran mewah memang relatif, namun dapat
disejajarkan dengan tingkat pemenuhan kehidupan dan keadilan pada setiap strata kebutuhan
manusia.
i.

Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum

Butur ini menghendaki warga masyarakat Indonesia untuk menjaga kepentingan umum dan
prasarana umum, sehingga sarana tersebut dapat berguna bagi masyarakat luas.
j.

Suka bekerja keras

Untuk berusaha semaksimal mungkin dan tidak hanya pasrah pada takdir. Sebagai manusia
yang bertaqwa kepada Tuhan, diwaibkan berusaha dan diiringi dengan doa.

k.

Menghargai karya orang lain

Agar warga negara dapat menghargai karya orang lain sebagai bagian dari penghargaan atas
hak cipta. Proses penciptaan suatu karya membutuhkan suatu usaha yang keras dan tekun,
oleh sebab itu dihargai.
Nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila itu saling berkaitan antara satu dengan yang lain yang
membentuk suatu kesatuan, antara sila pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima saling
hubung menghubung dan tidak dapat dipisahkan. Dalam Pancasila terdapat sila-sila yang
harus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dalam makalah ini akan dibahas yaitu pada
pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini mempunyai
makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang
hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, maupun kebutuhan spiritual dan rohani sehingga
tercipta masyarakat yang adil dan makmur dalam pelaksanaan kehidupan bernegara. Di
dalam sila kelima intinya bahwa adanya persamaan manusia didalam kehidupan
bermasyarakat tidak ada perbedaan kedudukan ataupun strata didalamnya semua masyarakat
mendapatkan hak-hak yang seharusnya diperoleh dengan adil.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diuraikan secara singkat sebagai
suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahiriah batiniah, yang setiap warga
mendapatkan segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan hakikat manusia adil
dan beradab. Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan
pengamalannya, setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajibanya serta menghormati hak-hak orang lain.
Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada orang yang
memerlukan agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian ia tidak
menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain,
juga tidak untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan-

perbuatan lain yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.


Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia
termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh nilai nilai
luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan. Dengan sila ke-5
( keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesi), manusia Indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Dalam hal ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
5 wujud keadilan sosial dalam perbuatan dan sikap,
1. Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial tersebut, diperinci perbuatan dan sikap
yang perlu dipupuk, yaitu : Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan.
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
Adapun delapan Jalur Pemerataan yang merupakan asas keadilan sosial, terdiri dari :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang
dan papan ( perumahan ).
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan keselamatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.

5. Pemerataan kesempatan berusaha.


6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembagunan khurusnya bagi generasi
muda dan jaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

BERBAGAI MACAM KEADILAN

Ada beberapa macam keadilan, diantarnya :


1) Keadilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada
masing-masing orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan
obyek tertentu yang merupakan hak seseorang).
Contoh:
1. adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka
sepakati, sebab si B telah menerima barang yang ia pesan dari si A.
2. Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap orang,maka
menghilangkan hidup orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil.
2) Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada
masing-masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau
kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan.
Contoh:
1. adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan
kinerjanya selama ini.
2. tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari
presiden.
3) Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya
tata masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune).

Contoh:
1. adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas.
2. adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.
4) Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan kepada
masing-masing orang hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.
Contoh:
1. adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat
besar.
2. tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka
dihukum berat.
5) Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang
dimilikinya di berbagai bidang kehidupan.
Contoh:
1. adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga
kreatifitasnya.
2. tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi
keritikan terhadap pemerintah.
6) Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan
kepada pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain

KEJUJURAN

Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang
mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya dapat mendapat kepercayaan dari orang lain.
Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan umum
karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah. Amanah adalah ibarat

barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung
jawab. Berhasil atau tidaknya suatu amanat sangat tergantung pada kejujuran orang yang
memegang amanat tersebut. Jika orang yang memegang amanah adalah orang yang jujur
maka amanah tersebut tidak akan terabaikan dan dapat terjaga atau terlaksana dengan baik.
Begitu juga sebaliknya, jika amanah tersebut jatuh ke tangan orang yang tidak jujur maka
keselamatan amanah tersebut pasti tidak akan tertolong. Kejujuran merupakan satu kata
yang amat sederhana namun di zaman sekarang menjadi sesuatu yang langka dan sangat
tinggi harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar,
mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, namun pada saat sebuah nilai
kejujuran yang kita pegang bertolak belakang dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah
akan tetap berpegang teguh, atau membiarkan tergilas oleh suatu keadaan.
Kejujuran merupakan satu kata yang amat sederhana namun di zaman sekarang menjadi
sesuatu yang langka dan sangat tinggi harganya. Memang ketika kita merasa senang dan
segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, namun
pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang bertolak belakang dengan perasaan, kita
mulai tergoncang apakah akan tetap berpegang teguh, atau membiarkan tergilas oleh suatu
keadaan.

Dengan demikian, jujur dapat pula diartikan kehati-hatian diri seseorang dalam memegang
amanah yang telah dipercayakan oleh orang lain kepada dirinya. Karena salah satu sifat
terpenting yang harus dimiliki bagi orang yang akan diberi amanah adalah orang-orang yang
memiliki kejujuran. Karena kejujuran merupakan sifat luhur yang harus dimiliki manusia.
Orang yang memiliki kepribadian yang jujur, masuk dalam kategori orang yang pantas diberi
amanah karena orang semacam ini memegang teguh terhadap setiap apa yang ia yakini dan
menjalankan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.

Karena orang yang jujur umumnya akan bertanggung jawab penuh akan segala yang
diberikan atau dibebankan kepadanya maka pasti ia akan berusaha sekuat tenaga untuk
menjalankan kewajibannya tersebut dengan sungguh-sungguh. Selain itu orang yang dalam
lubuk hatinya mengalir darah kejujuran maka ia tidak akan sanggup menyakiti atau melukai
perasaan orang lain. Dan karena itulah orang semacam ini pantas diberi amanah, dengan
kejujurannya ia tidak akan sanggup mengecewakan orang yang telah memberinya amanah
tentukan bukan amanah yang menyesatkan.

KECURANGAN

Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan
licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak
sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang
dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan
menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan
dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila
masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek
ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk
tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan normanorma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti
jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma
tersebut dan jadilah kecurangan.
Seiring dengan tekad pemerintah untuk melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
(TPK), maka ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan kecurangan. Tulisan
ini mencoba membahas mengenai kecurangan (fraud) terlebih dahulu. Pada edisi ASEINews
berikutnya, penulis akan menghubungkannya dengan TPK/KKN dan fraud audit atau audit

investigasi yang lagi sering dibahas orang berkaitan dengan kasus KPU. Oleh karena itu,
keep in touch ya.
Definisi Kecurangan
Yang dimaksud dengan kecurangan (fraud) sangat luas dan ini dapat dilihat pada butir
mengenai kategori kecurangan. Namun secara umum, unsur-unsur dari kecurangan
(keseluruhan unsur harus ada, jika ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan tidak
terjadi) adalah:
a. Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation)
b. dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present)
c. fakta bersifat material (material fact)
d. dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly)
e. dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi.
f. Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut
( misrepresentation)
g. yang merugikannya (detriment).
Kecurangan dalam tulisan ini termasuk (namun tidak terbatas pada) manipulasi,
penyalahgunaan jabatan, penggelapan pajak, pencurian aktiva, dan tindakan buruk lainnya
yang dilakukan oleh seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
organisasi/perusahaan.
Kategori Kecurangan, Pengklasifikasian kecurangan dapat dilakukan dilihat dari beberapa
sisi.
Berdasarkan pencatatan
Kecurangan berupa pencurian aset dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori:

1. Pencurian aset yang tampak secara terbuka pada buku, seperti duplikasi pembayaran
yang tercantum pada catatan akuntansi (fraud open on-the-books, lebih mudah untuk
ditemukan).
2. Pencurian aset yang tampak pada buku, namun tersembunyi diantara catatan
akuntansi yang valid, seperti: kickback (fraud hidden on the-books)
3. Pencurian aset yang tidak tampak pada buku, dan tidak akan dapat dideteksi melalui
pengujian transaksi akuntansi yang dibukukan, seperti: pencurian uang pembayaran
piutang dagang yang telah dihapusbukukan/di-write-off (fraud off-the books, paling
sulit untuk ditemukan)
Berdasarkan frekuensi
Pengklasifikasian kecurangan dapat dilakukan berdasarkan frekuensi terjadinya:
1. Tidak berulang (non-repeating fraud). Dalam kecurangan yang tidak berulang,
tindakan kecurangan walaupun terjadi beberapa kali pada dasarnya bersifat
tunggal. Dalam arti, hal ini terjadi disebabkan oleh adanya pelaku setiap saat (misal:
pembayaran cek mingguan karyawan memerlukan kartu kerja mingguan untuk
melakukan pembayaran cek yang tidak benar).
2. Berulang (repeating fraud). Dalam kecurangan berulang, tindakan yang menyimpang
terjadi beberapa kali dan hanya diinisiasi/diawali sekali saja. Selanjutnya kecurangan
terjadi terus-menerus sampai dihentikan. Misalnya, cek pembayaran gaji bulanan
yang dihasilkan secara otomatis tanpa harus melakukan penginputan setiap saat.
Penerbitan cek terus berlangsung sampai diberikan perintah untuk menghentikannya.
Bagi auditor, signifikansi dari berulang atau tidaknya suatu kecurangan tergantung
kepada dimana ia akan mencari bukti. Misalnya, auditor harus mereview program
aplikasi komputer untuk memperoleh bukti terjadinya tindakan kecurangan

pembulatan ke bawah saldo tabungan nasabah dan pengalihan selisih pembulatan


tersebut ke suatu rekening tertentu.
Berdasarkan konspirasi
Kecurangan dapat diklasifikasikan sebagai: terjadi konspirasi atau kolusi, tidak terdapat
konspirasi, dan terdapat konspirasi parsial. Pada umumnya kecurangan terjadi karena adanya
konspirasi, baik bona fide maupun pseudo. Dalam bona fide conspiracy, semua pihak sadar
akan adanya kecurangan; sedangkan dalam pseudo conspiracy, ada pihak-pihak yang tidak
mengetahui terjadinya kecurangan.
Berdasarkan keunikan
Kecurangan berdasarkan keunikannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kecurangan khusus (specialized fraud), yang terjadi secara unik pada orang-orang
yang bekerja pada operasi bisnis tertentu. Contoh: (1) pengambilan aset yang
disimpan deposan pada lembaga-lembaga keuangan, seperti: bank, dana pensiun,
reksa dana (disebut juga custodial fraud) dan (2) klaim asuransi yang tidak benar.
2. Kecurangan umum (garden varieties of fraud) yang semua orang mungkin hadapi
dalam operasi bisnis secara umum. Misal: kickback, penetapan harga yang tidak
benar, pesanan pembelian/kontrak yang lebih tinggi dari kebutuhan yang sebenarnya,
pembuatan kontrak ulang atas pekerjaan yang telah selesai, pembayaran ganda, dan
pengiriman barang yang tidak benar.
Gejala Adanya Kecurangan
Pelaku kecurangan di atas dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu: manajemen
dan karyawan. Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan
dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu diketahui gejala
yang menunjukkan adanya kecurangan tersebut.
Unsur-unsur kecurangan

Dari beberapa definisi atau pengertian Fraud (Kecurangan) di atas, maka tergambarkan
bahwa yang dimaksud dengan kecurangan (fraud) adalah sangat luas dan dapat dilihat pada
beberapa kategori kecurangan. Namun secara umum, unsur-unsur dari kecurangan
(keseluruhan unsur harus ada, jika ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan tidak
terjadi) adalah:

harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);

dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present);

fakta bersifat material (material fact);

dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make knowingly or recklessly);

dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi;

pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan tersebut
(misrepresentation);

yang merugikannya (detriment)

Faktor Pemicu Kecurangan


Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan,
yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu:
1. Greed (keserakahan)
2. Opportunity (kesempatan)
3. Need (kebutuhan)
4. Exposure (pengungkapan)
Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku
kecurangan (disebut juga faktor individual). Sedangkan faktor Opportunity dan Exposure
merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan
(disebut juga faktor generik/umum).

PERHITUNGAN (HISAB) DAN PEMBALSAN

Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang.
Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan
pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang
mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di
neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat
mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan,
menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul,
manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat
amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak
menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak
dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

PEMULIHAN NAMA BAIK

Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia
menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak
ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau
perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara
berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-

perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik
adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan
nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir,
melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan
kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih
sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil
dan budi luhur selalu dipupuk.
sumber:
http://id.wikipedia.org
http://id.shvoong.com
http://devilhacker-angga.blogspot.com
http://hikmah-kata.blogspot.com
http://www.artikata.com
http://fthund.blogspot.com
http://sarahabibah.blogspot.com
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com

You might also like