You are on page 1of 13

Absorpsi Weted Wall

Proses penyerapan gas oleh penyerap atau absorbent dapat terjadi pada kolom absorber. Pada
industri-industri kimia, pemakaian kolom absorber disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan,
maksudnya adalah type atau jenis kolom absorber yang digunakan.
Absorpsi gas itu sendiri adalah suatu proses dimana campuran gas dikontakkan dengan
liquid dengan tujuan untuk memisahkan satu atau lebih komponen dari gas dan untuk
menghasilkan gas dalam liquid. Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari fase
gas ke liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben liquid tergantung pada kesetimbangan yang
ada, karena itu diperlukan karakteristik kesetimbangan sistem gas-liquid.
Pengertian absorpsi itu sendiri adalah proses penyerapan gas melalui seluruh permukaan
zat cair (absorbent). Secara umum absorpsi dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1.

Absorpsi Fisika: Absorpsi fisika ini disebabkan oleh gaya Van der Wall yang ada di permukaan
absorbent. Panas absorpsinya rendah dan lapisan yang terbentuk panda permukaan absorbent

2.

lebih dari 1 lapis.


Absorpsi Kimia: Sedangkan absorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap
dengan absorbent. Panas absorpsinya tinggi dan lapisan yang terbentuk panda permukaan
absorbent hanya 1 lapisan.

1.

Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda yaitu:


Menggunakan koefisien individual

2.

Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.

3.

Menggunakan koefisien volumetrik.

4.

Menggunakan koefisien persatuan luas.


Untuk menerangkan lebih jauh, kita akan melihat beberapa tipe dari kolom absorbsi

2.1 Type-type kolom Absorpsi


Type kolom absorber

digolongkan ke dalam beberapa bagian yang masing-masing

memiliki klasifikasi dan pemakaian yang berbeda pada operasinya. Dimana pemakaian harus
disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan. Operasi perpindahan massa dilaksanakan di dalam
tower yang di desain untuk kotak dua phase peralatan ini diklasifikasi ke dalam 4 type utama
yang metodenya digunakan untuk menghasilkan kontak interphase.

2.1.1 Spray Tower


Spray tower terdiri dari chamber-chamber besar di mana phase gas mengalir dan masuk
serta kontak dengan likuid di dalam spray nozzles. Berikut ini menunjukan aliran phase di dalam
spray tower, likuid masuk dalam spray dan jatuh karena gaya gravitasi, serta kontak secara
counter curent dengan aliran gas yang masuk. Untuk ketinggian yang rendah, efisiensi ruang
spray kira-kira mendekati packed powder, tetapi untuk ketinggian yang melebihi 4 ft efisiensi
spray turun dengan cepat. Sedangkan kemungkinan berlakunya interfase aktif yang sangat besar
dengan terjadinya sedikit penurunan, panda prakteknya ditemukan ketidakmungkinan untuk
mencegah hubungan ini, dan selama permukaan interfase efektif berkurang dengan ketinggian,
dan spray tower tidak digunakan secara luas.
Spray nozzles didesain untuk aliran likuid yang mempunyai bilangan presure drop besar
maupun kecil, untuk aliran likuid yang mempunyai flow rate yang kecil, maka cross area
kontaknya harus besar. Laju aliran yang mempunyai drop fals menentukan waktu kontak dan
sirkulasinya. Disertai dengan influensasi mass transfer antara dua phase dan harus kontak terusmenerus. Hambatan pada transfer yaitu pada phase gas dikurangi dengan gerakan swirling dari
falling likuid droplets. Spray tower digunakan untuk transfer massa larutan gas yang tinggi
dimana dikontrol laju perpindahan masa secara normal pada phase gas.
Type dari kolom absorber memiliki klasifikasi dan pemakaian yang berbeda-beda pada
operasinya. Hal ini harus dipahami secara seksama agar kita dapat lebih memahami lagi sistem
absober jeni ini
2.1.2 Bubble Tower
Di Bubble tower ini, gas terdispersi menjadi phase likuid di dalam fine bubble. Small gas
bubble menentukan luas area. Kontak perpindahan massa terjadi di dalam bubble formation dan
buble rise up melalui likuid. Arah aliran counter current dimana gas terdispersi di bottom tower.
Gerakan bubble mengurangi hambatan likuid-phase. Bubble tower digunakan dengan sistem
dimana pengontrol laju dari perpindahan masa pada phase likuid yang absorbsinya adalah
relatif phase gas. Mekanisme dasar perpindahan massa terjadi di dalam bubble tower dan
demikian juga dengan aliran counter di dalam tank bubble batch dimana gas itu terdispersi di
dalam botom tank.
2.1.3 Packed Tower

Packing yang digunakan pada packed tower adalah untuk memperbesar luas permukaan
kontak antara gas dan liquid. Keuntungan dari penggunaan Packed Tower sebenarnya ada
banyak, diantaranya sebagai berikut :
1.

Presure drop aliran gas rendah.

2.

Dapat lebih ekonomis di dalam operasi cairan korosif karena ditahan untuk packing keramik.

3.

Biaya column dapat lebih murah dari plate column pada ukuran diameter yang sama.

4.

Cairan hold up kecil.


2.1.4 Plate Column
Pengunan dari plate column lebih luas bila dibandingkan dengan packed column secara
spesial untuk destilasi.
Keuntungan dari plate column adalah :

1.

Menyiapkan kontak lebih positif antara dua phase likuid.

2.

Dapat menghandle cairan lebih besar tanpa terjadi floading.

3.

Lebih mudah dibersihkan.

2.1.5 Wetted Wall Column


Dalam laboratorium, wetted wall telah digunakan oleh sejumlah pekerja dan mereka telah
membuktikan pentingnya menentukan berbagai faktor, dan mengadakan basis dari hubungan
yang telah dikembangkan untuk packed tower.

2.2 Kriteria Pemilihan Pelarut

1.

Tujuan utama dalam proses absorpsi ialah untuk mendapatkan kemurnian tertinggi dari
suatu zat, hal serupa dapat kita lihat dari proses pembuatan asam klorida (HCl), solvent
dispesifikasikan sebagai produk alamiah. Ada beberapa tujuan dalam proses absorpsi apabila
tujuan utama dari proses absorpsi ialah untuk mengembalikan unsur utama gas atau senyawa, ada
beberapa pelarut yang dapat dipilih. Air merupakan salah satu pelarut yang paling mudah
ditemui. Selain itu, air memiliki harga yang murah sehingga penggunaan air sebagai pelarut
sangat ekonomis. Akan tetapi, selain harga dan jumlahnya terdapat beberapa karakteristik yang
harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut. Beberapa karakteristik yang harus diperhatikan
diantaranya adalah :
Volatilitas pelarut, pelarut yang baik haruslah memiliki tekanan uap yang rendah. Tekanan uap
yang rendah akan menyebabkan pelarut menjadi pelarut jenuh ketika proses absorpsi telah
selesai. Semakin kecil volatilitas sebuah pelarut, maka make up pelarut akan semakin kecil.

2.

Kelarutan gas, dalam pemilihan pelarut diharapkan gas memiliki kelarutan yang tinggi.
Kelarutan gas yang tinggi dapat meningkatkan laju proses absorpsi. Selain itu, dengan kelarutan
gas yang tinggi dapat menurunkan jumlah pelarut yang digunakan sehingga proses absorpsi lebih
ekonomis karena tidak menggunakan banyak pelarut.

3.

Tidak korosif, pelarut dan gas yang bersifat korosif dapat menyebabkan korosi pada material dan
peralatan, sehingga baik pelarut maupun gas yang diabsorpsi diusahakan bukan senyawa yang
korosif.I Pelarut dan gas yang bersifat korosif dapat merusak peralatan sehingga biaya material
menjadi tinggi.

4.

Viskositas, Pelarut dengan viskositas rendah lebih disukai dalam absorpsi. Pelarut dengan
viskositas rendah disukai karena lebih menguntungkan. Pelarut dengan viskositas rendah lebih
menguntungkan karena :

a)

Pelarut viskositas rendah dapat mempercepat laju absorpsi

b)

Perpindahan massa akan lebih baik dan akan mencegah flooding pada kolom absorpsi

c)

Perbedaan tekanan yang rendah (less pressure drop)

d)

Perpindahan panas akan lebih baik karena molekul-molekul yang dapat bergerak aktif

5.

Pelarut yang digunakan haruslah tidak beracun, tidak mudah terbakar, memiliki ikatan yang
stabil, dan memiliki titik beku yang rendah.

6.

Harga, pelarut yang digunakan diharapkan pelarut yang murah dan mudah ditemui. Sehingga
biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dan selalu tersedia di pasaran.

2.3 Perpindahan Massa di dalam Weted-Wall Columns


Transfer massa yang paling baik terjadi apabila menggunakan weted wall. Hal ini
dikarenakan weted wall memiliki kontak antara luas permukaan pipa dan aliran fluida. Weted
wall digunakan dikarenakan dengan kolom ini perpindahan massa antara dua fase dapat lebih
baik. Weted wall memiliki dua buah persamaan untuk perhitungannya. Dua persamaan tersebut
ialah sebagai berikut ini :
2.3.1

Koefisien transfer massa pada lapisan film


Koefisien transfer massa untuk lapisan film ditunjukkan oleh persamaan Vivian dan
Peaceman sebagai berikut :

3.

.................... (2)

Keterangan :
g

= gravitasi

= panjang kotak

DAB = massa difusivitas komponen A yang menjadi likuid


Re

= Reynold Number

Sc

= bilangan number Schmidt

= viskositas likuid B
4r/ ialah sebuah persamaan dengan r merupakan berat flowrate likuid per unit dari

parameter wetted wall. Film likuid memiliki koefisien yang berada diantara 10% hingga 20%
dibandingkan dengan persamaan hasil percobaan atau teoritis pada absorpsi pada absorpsi dalam
film aliran laminer.
2.3.2

Koefisien perpindahan massa pada aliran gas


Dalam praktiknya, kita dapat menentukan banyaknya perpindahan massa dalam aliran gas
dengan persamaan koefisien perpindahan massa. Koefisien perpindahan massa pada aliran gas
ditunjukan oleh persamaan berikut ini :
.................... (1)

Keterangan :
Sc = bilangan number Schmidt.
DAB = massa difusivitas komponen A yang menjadi likuid
B = densitas likuid B
Re = Reynold Number

2.4 Aliran di dalam Pipa

Korelasi untuk perpindahan massa pada dinding dalam haruslah mempunyai bentuk yang
sama dengan korelasi untuk perpindahan kalor, karena persamaan dasar untuk difusi dan
konduksi itu serupa. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling sederhana yang cukup
cocok dengan data publikasi dalam jangkauan angka reynolds dan angka Schmidt yang cukup
luas. Bentuk alternatif dari bentuk korelasi itu didapat dengan membagi persamaan diatas dengan
NRe x NSc sehingga menghasilkan faktor jM yang sebagaimana ditunjukkan oleh Chilton dan
Colbum sama dengan jH dan juga f/2. Suku (/w) 0,14 biasa 1,0 untuk perpindahan massa
karena itu ditinggalkan. Analogi untuk persamaan ini berlaku umum untuk perpindahan kalor
dan perpindahan massa dengan pelarutan yang sama.
Perluasan analogi ini sehingga menutupi rugi gesek yang dilakukan untuk pipa saja
karena semua rugi disini berasal dari gesek kulit saja. Analogi ini tidak berlaku untuk rugi gesek
dimana tidak terdapat seret bentuk dari pemisahan aliran, sebagaimana terdapat pada aliran
seputar benda. Korelasi yang telah disajikan untuk berbagai kisaran angka Schmidt. Data untuk
penguapan beberapa macam zat cair didalam menara didnding basah dikorelasi dengan eksponen
yang agak lebih tinggi baik untuk angka Reynold maupun untuk angka Schmidt. Angka Schmidt
berkisar antara 0,60 dan 0,25 dan dalam jangkau yang sempit. Perbedaan antara eksponen itu
mungkin mempunyai makna fundamental, karena perpindahan ke permukaan zat cair, yang
mungkin mempunyai riak dan kegombang mesti berbeda dari permukaan perpindahan padat
yang licin. Korelasi untuk perpindahan massa dan angka schmidt yang tinggi (antara 430
100.000) didapat dengan mengukur laju kelarutan didalam tabung asam benzoat didalam air dan
zat cair viscous. Perbedaan antara eksponen angka Schmidt dan nilai 1/3 yang biasa mungkin
tidak banyak, tapi eksponen angka Reynold jelas lebih besar dari 0,80.

2.5 Teori-Teori Pada Absorber


2.5.1 Teori Film
Teori film bersifat elementer, semua aliran di dalam aliran fluida turbulen terkonsentrasi
dalam suatu stagnant film. Berikutnya terhadap dinding atau batas stasioner fluida, menurut
model ini semua driving forerce atau garad konsentrasi untuk mengurangi stagnant film serta

konsentrasi di dalam bulk fluida adalah konstan, hal ini dikarenakan oleh adanya turbulen yang
tingi. Turbulen yang tingi mengurangi stagnant fluida.
Tebal dari film hayalan yang digunakan untuk masa pada kecepatan aliran yang
sebanding adalah tidak sama kecuali pada kondisi batas. Dari Reynold analogi, koefisien dari
transfer massa banyak digunakan, akan tetapi lebih sedikit dibandingkan dengan koefisien
transfer atau juga apabila dibandingkan dengan koefisien permukan. Dalam teori film ketebalan
film efektif ditentukan oleh bagaimana kondisi laminer dan turbulen. Gradien konsentrasi
merupakan karakteristik steady state.
Persyaratan kontak antara liquid dan gas merupakan persyaratan yang paling sulit
dicapai, terutama pada tower yang besar. Secara ideal, terdistribusi dari top packing, mengalir
dalam bentuk film tipis dari seluruh permukaan packing turun ke bawah tower. Sebenarnya film
tersebut, cenderung menebal pada beberapa tempat dan menipis di tempat lain, sehingga liquid
itu mengumpul menjadi arus-arus kecil dan mengalir melalui lintas-lintas tertentu dalam packing.
Lebih-lebih pada laju aliran rendah, sebagian besar permukaan mungkin kering atau sedikitnya
diliputi oleh film stagnant liquid. Efek ini disebut sebagai chanelling dan merupakan penyebab
utama dari unjuk kerja yang kurang memuaskan pada menara berukuran besar.
2.5.2 Teori Penetrasi
Suatu gelembung gas yang berada pada likuid

yang bergerak ke luar

dari likuid,

dituliskan dalam persamaan menjadi :


.................... (3)

Rumus di atas digunakan berdasarkan teori penetrasi. Dimana merupakan waktu yang
diperlukan oleh gelembung gas untuk naik dengan jarak tempuh sama dengan jarak gelembung.
Teori penetrasi digunakan oleh Higbie untuk menganalisa fase cair. Dalam absorbsi gas dimana
cairan diasumsikan sebagai aliran laminer atau stasioner. Higbie mempertimbangkan bahwa
transfer di dalam cairan dengan transport molekul unsteady state.
Konsep yang dikemukakan oleh Higbie ini menghasilkan suatu persamaan untuk fluks
masa pada titik yang berada pada permukan cairan yang diekspose untuk absorpsi gas. Berbeda
halnya dengan Danckwerte yang menggunakan konsep unsteady state ini untuk absorpsi di
dalam suatu cairan turbulen dengan mengangap random surface renewal. Kemudian Marcello,
yang melakukan perbaikan terhadap model film penetrasi. Yaitu dengan kombinasi dari dua

model di atas pada Sc yang rendah model film steady state kelihatanya pada Sc yang tinggi.
Sedangkan pada model unsteady state surface renewal lebih mengambarkan situasi yang
menguntungkan .
2.6 Penggunaan Absorpsi
Absorpsi gas oleh zat padat digunakan pada gas masker. Alat berikut ini berisi arang
halus yang, yang berfungsi

menyerap gas-gas

yang tidak diinginkan, misalnya gas yang

beracun. Arang halus yang juga dipergunakan untuk membuat vakum, dengan temperatur yang
rendah dapat dibuat vakum sampai 10-4 mm. Grafit yang juga dipergunakan sebagai pelumas
karena molekulnya yang pipih sehingga mudah bergeser terhadap satu sama lain.
Grafit memang sangat menguntungkan, akan tetapi ternyata bahwa pada temperatur yang
tinggi sifat pelumas grafit sangat berkurang dan kembali lagi apabila temperatus direndahkan
(dikurangi). Dengan analisis kimia kadang-kadang diperoleh kesulitan, hal ini disebabkan oleh
karena adanya daya serap dari beberapa endapan terhadap ion-ion dalam larutan.
Berdasarkan kegunaan dari absorber, maka absorber dibagi menjadi :
1.

Packed Tower Dipilih untuk menangani material yang sangat korosif, liquid yang berbuih, tower
yang diameternya besar dan melibatkan pressure drop yang rendah.

2.

Plate Tower Dirancang untuk operasi absorpsi gas atau stripping gas yang memiliki banyak
persamaan untuk menurunkan angka. Perbedaanya terletak pada pemisahan yang didasarkan
pada pemdistribusian berbagai substansi antara fase gas dan liquid ketika seluruh komponen
antara dua fase.

3.

Stirred Tank Digunakan pada sistem reaksi kimia di mana gas akan diabsorpsi terlebih dahulu
dan kemudian akan bereaksi dengan suatu komponen dengan larutan. Alat ini memiliki kelebihan
ketika reaksi berjalan lambat, dalam hal ini pada fase liquid, sehingga membutuhkan residence
time yang lama dibandingkan dengan waktu yang disediakan.

4.

Sparged Tower Mempunyai efisien dan massanya lebih rendah dibandingkan stirred tank.

5.

Spray Chamber Digunakan untuk skala besar dengan sistem dasarnya untuk mengalirkan SO 2
dari boiler gas buangan yang dikeluarkan dari stasiun pembakaran batubara.

6.

Venturi Scrubber Umumnya digunakan untuk mengalirkan bahan-bahan partikel dari aliran gas
ke penyerapan uap terlarut.

7.

Falling Film Absorber Tipe ini sangat cocok untuk skala besar atau komersil di mana panas yang
diperbolehkan selama absorpsi sangat tinggi.
Absorpsi gas adalah operasi di mana campuran gas dikontakkan dengan liquid untuk
tujuan melewatkan suatu komposisi gas atau lebih dan menghasilkan larutan gas dalam liguid.
Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari fase gas ke liquid. Kecepatan larut gas
dalam absorben liquid tergantung pada kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan
karakteristik kesetimbangan sistem gas-liquid.

2.6.1 Sistem Dua Komponen


Bila sejumlah gas tunggal dikontakkan dengan liquid yang tidak mudah menguap, yang
akan larut sampai tercapai keadaan setimbang. Konsentrasi gas yang larut disebut kelarutan gas
pada kondisi temperatur dan tekanan yang ada. Pada T tetap, kelarutan gas akan bertambah bila P
dinaikkan pada absorben yang sama. Gas yang berbeda mempunyai kelarutan yang berbeda.
Pada umumnya kelarutan gas akan menurun bila T dinaikkan.

2.6.2 Sistem Multikomponen


Bila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu, kelarutan setimbang,
gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang dinyatakan dalam tekanan parsiil dalam
campuran gas. Bila dalam campuran gas ada gas yang sukar larut maka kelarutan gas ini tidak
mempengaruhi kelarutan gas yang mudah larut. Pada beberapa komponen dalam campuran gas
mudah larut dalam liquid, kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi bila gas tidak
dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi pada larutan ideal.
Karakteristik larutan ideal yaitu:
1. Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik menarik dalam larutan tidak berubah, dalam
campuran bahan, volume larutan berubah secara linear.
2. Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang dilepaskan.
3. Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.
Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi lain ialah
menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk sekunder atau menara yang dilengkapi
dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah, pemasukan zat cair dan
distributornya pada bagian atas, sedang pengeluaran gas dan zat cair masing-masing pada bagian
atas dan bagian bawah serta tower packing. Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka
yang cukup besar untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga itu. Zat cair
yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan encer zat terlarut di dalam
pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan distributor, sehingga pada operasi yang ideal
membebaskan permukaan isian secara seragam. Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat
gas, masuk ke ruang pendistribusian yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui
celah-celah antara isian berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan
yang luas untuk kontak zatcair dan gas serta membantu terjadinya kontak antara kedua fase.

Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah:


1. Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara
2. Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat.
3. Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair yang
terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.
4. Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dengan gas.
5. Harus tidak terlalu mahal.
Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair yang akan diolah
sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan konsentrasi dan pada laju
perpindahan massa persatuan volume isian. Laju optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan
dengan menyeimbangkan biaya operasi untuk kedua unit dan baiaya tetap untuk peralatan. Bila
gas hanya diumpankan ke dalam menara absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah secara
menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut menyebabkan naiknya
suhu larutan, penguapan pelarut cenderung menyebabkan suhu turun. Efeknya secara
menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di dekat dasar kolom suhu itu bisa sampai
melewati maksimum. Bentuk profil suhu bergantung pada laju penyerapan zat terlarut,
penguapan dan kondensasi pelarut, serta perpindahan kalor antara kedua fase.
Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda yaitu:
5. Menggunakan koefisien individual
6. Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.
7. Menggunakan koefisien volumetrik.
8. Menggunakan koefisien persatuan luas.
http://rumahdukasi.blogspot.co.id/2014/02/absorpsi-weted-wall.html

Salat satu alat yang menyediakan luas permukaan yang besar untuk perpindahan massa dan
panas adalah wetted wall column.
Wetted wall column adalah kolom vertikal dimana terjadi perpindahan massa dan panas antara
dua fluida yang mengalir di dalam kolom. Cairan mengalir dari atas kolom kemudian membasahi
dinding kolom vertikal sedangkan gas dialirkan dari bawah ke atas di pusat kolom. Pada lapisan
tipis (film) antar muka di kolom vertikal, perpindahan massa dan panas akan meningkat karena
luas antar muka (interface) yang terbentuk lebih besar. Proses perpindahan massa dari cairan ke
gas terjadi melalui proses penguapan dan besar penurunan suhu merupakan panas laten
penguapan [2].
https://partsofmymemory.wordpress.com/2015/05/15/wetted-wall-column/

Gambar 1. Wetted wall column


column.html)

(http://enggyd.blogspot.com/2010/03/wettedwall-

https://www.scribd.com/doc/210032990/Wetted-Wall-1
james r. Welty dkk dasar dasar fenomena transport edisi keempat penerbit
erlangga 2001

Dengan informasi properti fisik yang diketahui ini, strategi kita adalah mengestimasi koefisien
film gas KG, koefisien film cairan KL, dan kemudian koefisien transfer massa keseluruhan KL.
Pertama, kecepatan bulk dari gas adalah
m
2,0 1 0
s

4.
4Qg
v=
=
D
Bilangan reynolds untuk aliran udara melalui bagian dalam kolom dengan dinding yang dibasahi
adalah
kg
m
1,19 )(1,59 )(0,04 m )
(
m
s
udara V D
=
=
=4113
udara

5
1,84 1
0

kg
m .s

Dan bilangan Schmidt untuk TCE dalam udara adalah

udara
Sc=
=
udara DTCEudara

1,84 1 05

kg
m .s

kg
m2
1,19
8,08 1 06
m
s

)(

=1,91

Di mana properti udara didapatkan dari appendiks I. Karena aliran gasnya tidak
laminer (Re > 2000), maka persamaan (30-17) cocok untuk mengestimasi kc.
Karena itu

Kc=

D AB
0,83
0,44
0,023 sc =
D

8,08 1
0

0,04 m

m
s

( 0,023 ) ( 4113 )0,83(1,91)0,44 =6,17 1 0

m
s

Untuk larutan encer di mana PB,W/P mendekati 1. Konversi ke KG adalah

kG=

Kc
=
RT

6,17 1
0

m
s

( 0,08206 kgmmol. atm. K )(293 K)

=2,57 1
0

kg mol
m . s . atm

Sekarang koefisien film cairan telah diestimasi. Bilangan reynolds untuk film
cairan yang jatuh adalah
kg
m
(5 1
05 )
m
s
4
Re=
=
=1600
D
4 kg
. ( 0,04 m ) 9,93 1 0
m. s

4. 998,2

Dan bilangan Schmidt adalah

Sc=
=
DTCEH O

9,93 1 0 4

kg
m .s

kg
m
998,2
8,90 1010
m
s

)(

=1118

Dimana properti air pada 293 K didapatkan dalam Appendiks I. Persamaan


(30-20) cocok untuk mengestimasi k:
Re

1/ 6

D AB
gz
k =
0,433 ( Sc ) 2 (
)
z

10

8,9 10

2m

m
s

0,433.(1118)1/ 2

kg
m

9,8 m
( 2 m )3
s
2
kg
9,93 1 04
m. s

998,2

)(

1/ 6

(1600)0,4=2,55 105

m
s

Karena proses adalah pengenceran, maka konstanta hukum henry dalam


satuan yang konsisten dengan k dan kG adalah

You might also like