You are on page 1of 21

BAB II

PEMBAHASAN
A. Mata
1. Anestesi topical
Anestika topical dugunakan dalam aspek aspek tertentu dari
pemeriksaan mata lengkap dan pada pengangkatan benda asing dari mata.
Dua obat anestesi topical yang paling sering dipakai adalah propakaian
hidroklorida (oftain, oftektik) dan tetrakain hidroklorida (pontokain).
Anestesi kornea diperoleh dalam waktu 1 menit dan umumnya
bertahan selama 15 menit. Refleks mengedip sementara hilang; karena epitel
kornea tidak dipertahankan untuk tetap basah. Obat ini tidak untuk diberikan
sendiri oleh klien. Dosis ulangan hanya diberikan di bawah pengawasan
medis yang ketat.
2. Antiinfeksi
Antiinfeksi sering dipakai untuk infeksi mata. Konjungtivitis
(peradangan dari membrane tipis yang menutupi bola mata dan lapisan
dalam dari kelopak mata)dan iritasi local pada kulit dan mata adalah efek
samping yang mungkin disebabkan oleh obat antiinfeksi optic topical.
Tanyakan reaksi alergi yang pernah terjadi.
3. Lubrikan
Baik orang sehat maupun sakit mungkin perlu memakai lubrikan mata.
Klien yang sehat yang mengeluh mata kering memakai lubrikan sebagai air
mata buatan; lubrikan juga dipakai untuk membasahi lensa kontak atau mata
buatan. Lubrikan dipakai selama anestesi dan pada gangguan SSP akut atau
menahun yang menyebabkan penderita tidak sadar.

Kebanyakan lubrikan dijial bebas baik dalam bentuk cairan maupun


salep. Lubrikan yang terkenal adalah isptol tears, taerisol, ultra tears, tears
natural, tears plus, lensa mate, dan lacri lube. Berhati hatilah akan reaksi
alergi terhadap pengawet yang terdapat di dalam lubrikan.
4. Miotik
Pada glaucoma sudut terbuka, miotik dipakai untuk menurunkan
tekanan intraocular, karena ini meningkatkan aliran darah ke retina dan
mengurangi kerusakan retina serta hilangnya pengelihatan. Kolinergik
bekerja langsung dan menghambat kolinesterase, adalah dua tipe miotik,
berbeda dalam cara kerjanya. Pada prinsipnya, miotik mempermudah
keluarnya aqueous humor dengan mengangkat iris menjauh dari sudut
filtrasi.
tabel 1
Obat
Antibiotic

Dosis
Pemakaian dan pertimbangan
D & A: S: 1 2 tts, setiap 4 Seperti di atas

Gentamisi sulfat (garamycin jam


opthalamic)
Eritromisin

O: b.i.d.-q.i.d.
O:0,5% q.d.-q.i.d

Antiinfeksi yang paling sering


dipakai. Untuk infeksi mata
superficial

Polimiksin

dan

pencegahan

oftalmia neonatorum
sulfat D & A: 1 2 tts, b.i.d.-q.i.d Untuk infeksi mata eksternal

( neomycin sulfate, bacitracin) selama 7 10 hari


superficial
Sulfonamid (sodium sulamyd, L: 10 & 30 %, 1 2 tts, Obat yang paling sering dipakai
gantrisin)

setiap 4 jam

untuk konjungtivitis

Antijamur

O: 10%
L: 5%

Efektif

Natamisin
opthalamic)

(natacyn

terhadap

fusarium.

- D & A: 1 tts, setiap 2 jam Hindari reinfeksi akibat handuk


selama 3 4 hari; kemudian muka.

1 tts, setiap 3 jam selama 14


Antivirus

21 hari
D & A: L: 0,1%, 1 tts, setiap Jangan dipakai bersama asam

Idoksuridin (IDV)(stoxil)

1 2 jam, dan 1 tts setiap 2 borat. Simpan dalam lemari


4 jam pada malam hari

pendingin.

Jiks

tidak

O: 0,5%, setiap 4 jam selama memberikan respons dalam 1


Vidrabin
A- ophthalamic)

(vira

1 minggu
minggu hentikan
D & A: O: 3%, in., 5 kali Efektif terhadap virus DNA.
sehari

Dipakai

untuk

keratokonjungtivitis
Tekanan intraocular yang menyebabkan glukoma.
Farmakokinetik
Absorpsi sistemik mungkin terjadi tetapi jarang terjadi pada pemakaian
miotik. Pilokarpin mengikat jaringan mata; waktu paruhnya tidak diketahui.
Metabolisma dan pengeluaran obat ini juga belum diketahui.
Farmakodinamik
Pilokarpin mengakibatkan timbulnys miosis dan mengurangi tekanan
intraocular. Awitan kerja, puncak dan lama kerja bervariasi tergantung pada dosis,
efek yang diinginkan, bentuknya. Awitan kerja pilokarpin yang diberikan untuk
membuat miosis adalah 10 30 menit, puncak kerjanya tidak diketahui, dan lama
kerjanya adalah 4 8 jam. Bila dipakai untuk menurunkan tekanan intraocular,
pilokarpin mata memiliki awitan kerja yang tidak diketahui, waktu puncaknya adalah
75 menit dan lama kerjanya dari 4 14 jam. Dengan sisten terapeutik mata ocusert,
awitan kerja tidak diketahui, puncaknya 1,5 2 jam, dan lama kerjannya 7 hari
Ocusert adalah lempeng tipis yang dapat melepaskan pilokarpin perlahan
lahan. Lempeng ini diganti setiap 7 hari. Klien harus memeriksa adanya lempeng
ocusert pada kantong konjungtiva setiap hari sebelum tidur dan waktu bangun pagi.
Kerja dan efek dari pilokarpin di perlihatkan pada gambar di bawah.

Aliran humor akueus yang terhambat sehingga meningkatkan tekanan intraokular


tabel 2
Obat

Dosis

Pemakaian dan pertimbangan

Kolinergik yang bekerja langsung


Pilokarpin

D & A: L: 1-2%, 1-2 tts, q Siapakan

hidroklodira

6-8 h

atropin

Mengurangi

sebagai

ketajaman

antidot.

pengelihatan

(isopto-

dalam penerangan yang kurang; hindari

caprine)

mengemudi.

Untuk

pengobatan

Pilokarpin

20g/jam (pilo-20)

perawatan glaucoma sudut terbuka


Sama seperti di atas. Larutan pilokarpin

nitrat(ocusert

40g/jam (pilo-40)

ditutupin oleh selaput. Diberikan pada

pilo-20, pilo-

sakus konjungtiva dan diganti setiap

40)

minggu untuk pengobatan glaucoma

sudut terbuka kronik


Penghambat kolinesterase yan bekerja tidak langsung
Masa

kerja D & A: S:0,25%-0,5%, Untuk glaucoma sudut luas. Untuk

singkat

1/4 inci

mengatasi keracunan antikolinergik atau

Fisostibmin

L: 0,25-0,5%, 1-2 tts, antidepresan

salisilat

q.d.-q.i.d.

(isoptosesrine)
Masa kerja D: L:0,125-0,5%, 1 tts, Menimbulkan miosis yang kuat
panjang

setiap 12-48 jam

Demekarium

A: 0,125%q.i.d. x 3-4

bromida

minggu sampai 4 bulan

(humorsol)
Isofluorofat

D & A: S: 0,025%, Ujung tube tidak boleh terkena uap air

(floropyl )

inci, setiap 8-72 jam

untuk mencegah absorpsi dan hilangnya


petoensi obat
6

Penghambat adrenergik beta


Timolol

D: L: 0,25 & 5,0%, 1 tts, Mengurangi

maleat

b.i.d.

akueus. Pemeriksaan tanda tanda vital

(timoptic)

R: 1 tts q.d

untuk
samping

pembentukan

mengetahui
selama

terjadinya
awal

humor
efek

pengobatan.

Apakah obat- obatan glaucoma yang lain


akan diteruskan atau tidak tergantung
dari keadaan individu. Pada pemakaian
terus menerus kekaburan pengelihatan
akan berkurang
Untuk hipertensi okular

Betaksolol

L: 0,25-0,5%, 1 tts, b.i.d

(betoptic)
Levobunolol

L: 0,05%, 1 tts, 1-2 kali Menurunkan tekanan intraocular

(betagan )

per hari

Kontraindikasi
Kontraindikasi piokarpin adalah terlepasnya retina, melekatnya iris dengan
lensa, dan infeksi mata akut. Hati hati pada klien yang memiliki keadaan berikut:
asma, hipertensi, abrasi kornea, hipertiroid, penyakit pembuluh darah koroner,
obstruksi saluran urinaria, obstruksi saluran gastrointestinal, tukak, parkison dan
bradikardi.
Interaksi obat
Epinefrin mata, timolol, levobunolol, betaxolol, dan penghambat anhidrase
karbonik sistemik memiliki efek tambahan untuk menurunkan tekanan intraocular.
Siklopentolat, alkaloid beladona mata dan antidepresi bereaksi antagonis tehadap efek
terapeutik.
Pemakaian bloker adrenergic beta, seperti betaxolol hidroklorida, levobunolol
hidroklorida, dan timolol maleat, adalah pendekatan terakhit untuk mengobati

glukoma sudut terbuka. Miotik yang sering diresepkan sajikan dalam tabel 2 dan tabel
1 menyajikan kerja efek pilokarpin.

Pilokarpin
Isotop-carpine, ocusert
pilo-20. Pilo-40

Kontraindikasi

Interaksi

Terlepasnya retina, perlekatan antara


irisdengsn lensa, peradangan mata
akut

Epinefrin oftalmik, timolol, levobunolol,


betaxolo, penghambat karbonik anhidrase
sistemik, alcohol beladona antidepresan.

Farmakokinetik

Farmakodinamik

Absorpsi : absorpsi sistemik sebagian


metabolisme : t1/2: TD; terikat pada jaringan
mata

Untuk menimbulak miosis mula kerja oftamik:


10 30 menit
P: TD
L: 4-8 jam
Untuk menurunkan TIO: mula kerja oftalmik:
TD
P: 75 menit
L: 4-14 jam
ocusert mula kerja: TD
P: 1,5-2 jam
L: 7 hari

Distribusi ; PP : TD
Eliminasi: TD

Efek terapeutik
Menimbulkan miosis, menurunkan
tekanan intraokular
Efek samping

Rekasi yang merugikan

Pengelihatan kabur, nyeri


pada mata, sakit kepala,
iritasi mata, mual, muntah,
diare, bertambahnya
keringat, tremor otot, alergi
kontak

Dispnea, bronskospasme

Efek samping dan reaksi yang merugikan


Efek samping miotik termasuk sakit kepala, sakit mata, berkurangnya
pengelihatan, sakit alis, dan lebih jarang hiperemia konjungtiva. Absorpsi sistemik
dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran air liur, diaforesis, diare, kelemahan
otot, dan kesukaran bernapas. Atropin sulfat harus disediakan untuk mengobati
keracunan sistemik.
Inhibitor karbonik anhidrase
Inhibitor karbonik anhidrase mengganggu produksi asam karbonat, yang
menyebabakan berkurangnya pembentukan aqueous humor dan menurunkan tekanan
intraocular. Obat obat ini, yang dikembangkan sebagai diuretic, sekarang dipakai
untuk pengobatan jangka panjang glukoma sudut terbuka. Obat ini hanya
direkomendasikan

apabila pilokarpin, beta bloker, epinefrin, dan pengahambat

kolinesterase tidak bermanfaat.


Efek samping dan reaksi yang merugikan
Efek samping mencakup letargi, anoreksia, rasa mengantuk, parestesia,
depresi, poliuri, muntah, mual, hipokalemia, dan batu ginjal. Klien seringkali
menghentikan obat karena efek samping tersebut. Obat obat ini adalah
kontraindikasi selama trimester pertama kehamilan.

10

Obat

Dosis

Pemakaian dan

Asetalzolamid (Diamox)

D: Kap SR 500mg, tab

pertimbangan
Pantau terjadinya

125-250 mg

dehidrasi dan hipotensi

A: 5-15mg/kg/24 jam

postural.

dalam dosis terbagi

Pantau elektrolit.
Hindari aktifitas
berbahaya akibat
mengantuk.

Diklorofenamid

D: 25-50 mg, 1-3 kali per

Paling sering diresepkan.


Sama seperti diatas. Dapat

(Daranide)

hari.

menimbulkan rasa

R: diberikan bersama

kekacauan mental,

miotik
D: 5-100 mg, b.i.d atau

terutama pada lansia.


Sama seperti diatas.

t.i.d

Mengurangi pembentukan

Metazolamin (Neptazane)

humor
akueus.meningkatkan
kerja amvetamin.
Mengurangi efek salisilat,
litium, dan barbiturat.

Osmotik
Osmotik biasanya dipakai sebelum operasi dan sesudah operasi untuk
mengurangi volume vitreous humor, sehingga mengurangi tekanan intraokular. Obat
ini terutama dipakai untuk mengobati glaukoma sudut tertutup akut karena
kemampuannya untuk mengurangi tekanan intraokular dengan cepat. Obat osmotik
yang sering diresepkan disajikan dalam Tabel dibawah

11

Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan


Obat osmotic dapat menyebabkan sakit kepala, mual, muntah, dan diare.
Disorientasi, terutama pada orang tua, dapat timbul karena pemakaian manitol dan
urea
Tabel. Osmotik
Obat
Gliserin (Glyrol)

Dosis

Pemakaian dan

D:IV: 1-1,5 g/kg sebelum pembedahan

Pertimbangan
Karbohidrat; hati-hati
pemakaiannya pada

Isosorbid

L 45%, 1,5-3 g/kg, b.i.d.-q.i.d.

penderita diabetes.
Pantau A&K dan

(Ismotic)

IV : L 15-25%, 1,5-2 g/kg selama 0,5-1

elektrolit

Manitol

jam
D: IV : L 15-25%, 1,5-2 g/kg selama 0,5-1

Pantau A&K ; berat

( Osmitrol)

jam

badan tiap hari.


Kontraindikasi pada
kongesti paru-paru
yang berat, anuria,

Urea

D:IV : L 30%,1-1,5 g/kg selama 1-3 jam

dan dehidrasi
Pantau A&K; berat

( Ureaphil)

A > 2th :IV: 0,5-1,5 g/kg sampai

badan tiap hari.

4mL/menit

Jangan campur

A<2th:IV:0,1 /kg sampai 4mL/menit

dengan obat lain atau


dengan darah.
Kontraindikasi pada
pendarahan
intracranial dan
dehidrasi

Antikoligernik Midriatik dan Sikloplegik

12

Midriatik mendilatasi pupil ; sikloplegik melumpuhkan otot yang mengatur


akomodasi. Keduanya dipakai dalam prosedur diagnostic dan bedah mata.
Antikoligernik menyebabkan dilatasi pupil dan paralisis otot akomodasi dengan
merelaksasikan otot siliaris dan dilator iris dengan menghambat asetilkolin.
Antikolinergik midriatik dan sikloplegik yang sering dipakai disajikan pada tabel di
bawah.
Efek samping dan Reaksi yang Merugikan
SIKLOPLEGIK. Siklopegik dapat menyebabkan takikardi, fotofobia, mulut
kering, edema konjungtivitis, dan dermatitis. Gejala keracunan atropine mencakup
mulut kering, pandangan kabur, fotofobia, konstipasi demam, takikardia, kekacauan
mental, halusinasi, delirium, dan koma. Keracunan diobati dengan fisostigmin.
Siklopegik merupakan kontraindikasi pada penderita glaucoma.
MIDRIATIK ADRENERGIK. Efek samping mencakup sakit kepala, sakit
alis, reaksi alergi, dan memberatnya glaukoma sudut sempit. Midriatik adrenergik
merupakan kontraindikasi pada disritmia dan aterosklerosis otak dan harus diberikan
dengan berhati-hati pada orang tua yang memiliki hipertrofi prostat, kencing manis,
atau Parkinson. Beritahu dokter bila ada penglihatan kabur atau buta, kesukaran
bernafas, berkeringat, atau flushing.

13

Tabel. ANTIKOLINERGIK SIKLOPLEGIK


Obat
Epinefrin bitartat (epitrate)

Dosis
D & A: L: 1-2%, 1-2 tts

Pemakaian dan pertimbangan


Untuk glaukoma dan selama
operasi mata. Kontraindikasi
pada glaukoma sudut sempit.
Pada pemakaian jangaka
panjang perikasa dengan
tonometer. Meningkatkan efek

Diviefrin (propine)

D: L:0,1%, 1 tts q 12 h

pressor.
Mengednalikan tekanan
intraokular pada glaucoma

Atropin sulfat (butopto-

O: 0,5% & 1%

sudut terbuka.
Sikloplegik paling kuat. Untuk

atropin )

L: 0,5%, 1,2,3%

refraksi, khususnya pada anak

D: 1% ; 1-2 tts q.d.-t.i.d

anak; untuk iritis dan

A: 0,5% ;1-2 tts, q.d.-t.i.d

uventisi. Tidak dipakai pada


glaucoma, takikardi. Tunggu 5
menit sebelum memakai tetes

L: 0,5-2%, 1-2 tts,

mata lain.
Midriasis dan sikloplegia untuk

kemudian 1 tts dalam 5

pemeriksaan mata.

Hoamatropin (isopto

menit
D & A: L: 2 & 5%, 1-2 tts,

Serupa dengan atropin, tetapi

homatropine)

setiap 3-4 jam untuk

lebih cepat mula kerjannya

pengobatan

lebih singkat. Midriasis dan

Siklopentolat (cyclogyl)

sikloplegia untuk pemeriksaan


Skopolamin dan hiosin

D: L: 1-2 tts untuk

mata.
Mula kerjannya lebih cepat dan

14

hidrobromid (isopto-

pemeriksaan 1-2 tts q.d.-

masa kerjannya lebih singkat

hyoscine)

t.i.d. untuk pengobatan

dari pada atropin. Dipakai

L: 0,25%

untuk klien yang sensitif

L: 0,5%, 1%, 1-2 tts

terhadap atropin sulfat


Midriasis dan sikloplegia untuk

Tropikamid (mydriacly)

pemeriksaan mata.

Cara pemberian salep mata


1. Cuci tangan
2. Beritahu klien untuk baring atau duduk dan melihat ke atas
3. Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah sehingga terlihat sakus
konjungtiva
4. Pencet ujung strip salep ( kira kira inci kecuali ada petunjuk lainnya) pada
sakus konjungtiva. Pemberian obat langsung pada kornea dapat menimbulkan
rasa tidak enak dan/ kerusakan.
5. Beritahu klien untuk menutup mata selama 2 3 menit.
6. Beritahu klien bahwa pengelihatannya akan kabur sebentar.
7. Berikan pada waktu tidur, jika kemungkinkan.
B. Telinga
Obat obat untuk telinga gangguan telinga
1. Anti infeksi
Beberapa anti-infeksi sering diresepkan untuk pemakaian luar gangguan
telinga. Seperti tabel obat anti infeksi telinga

Tabel obat anti infeksi telinga


Obat
Eksternal
Polimiksin B

Dosis

Pemakaian dan pertimbangan

D & C; 3-4 tts, t.i.d.

Untuk kelainan telinga luar.

15

atau q.i.d. selama 7-10

Penambahan hidrokotrison

hari

mengurangi edema, gatal, dan


kemerahan. Hentikan setelah 10
hari untuk mencegah
pertumbuhan jamur. Preparat

Tetrasiklin

1-2 tts, b.i.d.-q.i.d.

oftalmik dipakai untuk telinga


Sama seperti di atas

(akromisin)
Asam asetat

D & A: L: 2%, 2 tts,

Menimbulkan media asam;

(domeboro otic)

b.i.d.

mempunyai aktivitas
antibacterial. Biaya murah

Internal
Penisilin ( pentids,

Dosis bervariasi

pen-V)

Untuk otitis media dan


mastoiditis. Dosis oral pada
lambung kosong dengan segelas
penuh air. Dapat menumbuklan
rasa tidak enak pada saluran
gastrointestinal, disakrasia

Amoksisilin (amoxil,

Dosis bervariasi

darah, dan neuropati.


Obat garis pertama untuk

augemntin )

telinga dalam. Untuk otitis

Ampisilin (polycillin)

Dosis dan rute

media dan mastoiditis


Sama seperti di atas

Sulfonamide

bervariasi
Dosis dan rute

Obat garis ke dua untuk talinga

(sulamyd, gantrisin,

bervariasi

dalam

bactrim)
Eritromisin ( E -

Dosis dan rute

Dipakai untuk klien yang alergi

mycin)
Sefaklor (ceclor)

bervariasi
Dosis dan rute

penisilin
Obat garis ke tiga untuk otitis

bervariasi

media. Tidak untuk bayi < 1


bulan

16

Efek samping dan reaksi yang merugikan


Efek samping mencakup pertumbuhan organism yang tidak rentan. Jika ada
hipersensitif sebelumnya merupakan kontraindikasi.
2. Dekongestan antihistamin
Dekongetan antihistamin dapar mengurangi sumbatan pada hidung dan
teling tengah pada penyakit infeksi telinga tengah akut. Berkurangnya edema
di sekitar mulut tuba eustakeus menyebabkan drainase dari telinga tengah.
Terdapat bermacam macam dekongestan antihistamin tersedia di pasar,
termasuk Actifed, allerest, bendectin, Dimetapp, Drixoral, novafed, ornade,
phenergen, dan Triaminic. Efek samping yang sering adalah rasa mengantuk,
pandangan kabur, dan membrane mukosa kering.
3. Produk kombinasi
Produk kombinasi seperti cortisporin otic tidak banyak dipakai oleh
kebanyakan dokter. Hal ini karena anggapan bahwa hanya yang di perlukan
yang harus diberikan. Obat ini mencampurkan anestesi local atau anti- radang
dengan anti infeksi

4. Serumenolitik
Serumen, diproduksi oleh kelenjar pada pertengahan luar saluran
telinga, biasannya bergerak keluar dengan sendirinnya dan dibesihkan. Tetapi
seruminolitik kadang kadang diperlukan untuk melonggarkan

dan

mengeluarkan serumen yang menyumbat dari saluran telinga. Irigasi dan


hydrogen peroksida ( 3% dilarutkan dengan air sampai kekuatannya menjadi
setengah kali) dapat dilakukan untuk menyemprot serumen keluar dari saluran
telinga. Untuk sumbatan kronik, 1-2 tetes minyak olive atau minyak mineral
akan melunakannya. Cerumenex (harus dengan resep ) dan debrox ( bebas)
harganya lebih mahal tetapi tidak lebih efektif daripada larutan hydrogen
peroksida.
5. Irigasi

17

Irigasi telinga dapat dilakukan. Irigasi paling baik dilakukan jika


gendang telinga dapat terlihat. Tindakan ini harus dilakukan dengan hati hati
agar gendang telinga tidak rusak. Larutan irigasi yang sering dipakai adalah
larutan burow, hydrogen peroksida 3% (dengan air), larutan natrium klorida
hipertonik 3%, dan larutan asam asetat ( cuka ). Kontraindikasi adalah
perforasi gendang telinga dan hipersensitivitas.
Cara pemberian tetes telinga
1. Cuci tangan.
2. Pengobatan harus dilakukan dalam suhu ruangan
3. Klien harus duduk dengan kepala sedikit menengadahkan ke arah telinga
yang sakit. Untuk meluruskan liang telinga luar sehingga memperjelas
pengelihatan dan untuk membantu tetes telinga mencapai daerah yang
sakit.
4. Anak : tarik daun telinga ke bawah
Dewasa : tarik daun telings ke atas dan kebelakang
5. Tetesakan sebanyak yang diresepkan
6. Hati hati agar tidak mengkontaminasikan penetes.
7. Minta klien untuk tetap diam dlam posisinya selama 2-3 menit

ASKEP
1. Pengkajian
Nama obat

: pilokarpin

Dosis

: 20g/jam (pilo-20)
40g/jam (pilo-40)

Efek samping

: pengelihatan kabur, nyeri pada mata, sakit kepala,


iritasi mata, mual, muntah, diare, bertambahnya ludah,
bertambahnya keringat, tremor otot, alergi kontak

2. Diagnosa keperawatan

18

Gangguan

sensori-preseptual

pengelihatan

berhubungan

dengan

menurunnya ketajaman,gangguan kelihatan


3. Intervensi/ tindakan
Tindakan/ intervensi
Tentukan ketajaman penglihatan,

Rasional
Kebutuhan individu dan pilihan

catat apakah satu atau kedua

intervensi

mata terlibat.

kehilangan pengelihatan terjadi

bervariasi

sebab

lambat progresif. Bila bilateral,


tiap mata dapat berlanjut pada laju
yang berbeda, tetapi biasanya
hanya satu mata diperbaikin per
Orientasikan
lingkungan,

pasien
staf,

prosedur
terhadap Memberikan peningkatan

orang

lain kenyamanan dan kekeluargaan,

diareanya

menurunkan cemas dan


disorientasi pascaoperasi.

Observasi tanda-tanda dan

Terbangun dalam lingkungan yang

gejala-gejala disorientasi;

tak dikenal dan mengalami

pertahankan pagar tempat tidur

keterbatasan penglihatan dapat

sampai benar-benar sembuh dari

mengakibatkan bingung pada

anastesia.

orang tua . Menrunkan risiko jatuh


apabila pasien bingung/tak kenal
ukuran tempat tidur.

Pendekatan dari sisi yang tak

Memberikan rangsang sensori

dioperasi, bicara dan menyentuh

tepat terhadap isolasi dan

sering; dorong orang terdekat

menurunkan bingung.

tinggal dengan pasien.

19

Perhatikan tentang suram atau

Gangguan penglihatan/iritasi dapat

penglihatan kabur dan iritasi

berakhir 1-2 jam setelah tetesan

mata, dimana dapat terjadi bila

mata tetapi secara bertahap

menggunakan tetes mata.

menurun dngan penggunaan.


Catatan: iritasi lokal harus
dilaporkan ke dokter, tetapi jangan
hentikan penggunaan obat
sementara.

Ingatkan pasien menggunakan

Perubahan ketajaman dan

kacamata katarak yang tujuannya

kedalaman persepsi dapat

memperbesar kurang lebih 25%,

menyebabkan bingung penglihatan

penglihatan perifer hilang, dan

/meningkatkan risiko cedera

buta titik mungkin ada.

sampai pasien belajar untuk


mengkompensasi.

20

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anestika topical dugunakan dalam aspek aspek tertentu dari pemeriksaan
mata lengkap dan pada pengangkatan benda asing dari mata. Dua obat anestesi
topical yang paling sering dipakai adalah propakaian hidroklorida (oftain, oftektik)
dan tetrakain hidroklorida (pontokain). Kemudian Antiinfeksi sering dipakai untuk
infeksi mata. Konjungtivitis (peradangan dari membrane tipis yang menutupi bola
mata dan lapisan dalam dari kelopak mata)dan iritasi local pada kulit dan mata adalah
efek samping yang mungkin disebabkan oleh obat antiinfeksi optic topical.
Kemudian lubrikan dipakai untuk membasahi lensa kontak atau mata buatan.
Lubrikan dipakai selama anestesi dan pada gangguan SSP akut atau menahun yang
menyebabkan penderita tidak sadar. Lalu miotik dipakai untuk menurunkan tekanan
intraocular, karena ini meningkatkan aliran darah ke retina dan mengurangi kerusakan
retina serta hilangnya pengelihatan. Farmakokinetik yaitu Absorpsi sistemik mungkin
terjadi tetapi jarang terjadi pada pemakaian miotik. Farmakodinamik yaitu Pilokarpin
mengikat jaringan mata; waktu paruhnya tidak diketahui. Metabolisma dan
pengeluaran obat ini juga belum diketahui. Pilokarpin mengakibatkan timbulnys
miosis dan mengurangi tekanan intraocular. Awitan kerja, puncak dan lama kerja
bervariasi tergantung pada dosis, efek yang diinginkan.
Kontraindikasi piokarpin adalah terlepasnya retina, melekatnya iris dengan
lensa, dan infeksi mata akut. Epinefrin mata, timolol, levobunolol, betaxolol, dan
penghambat anhidrase karbonik sistemik memiliki

interaksi obat yaitu efek

tambahan untuk menurunkan tekanan intraocular. Siklopentolat, alkaloid beladona

21

mata dan antidepresi bereaksi antagonis tehadap efek terapeutik. Kemudian efek
samping dan reaksi yang merugikan yaitu

Efek samping miotik termasuk sakit

kepala, sakit mata, berkurangnya pengelihatan, sakit alis, dan lebih jarang hiperemia
konjungtiva. Absorpsi sistemik dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran air liur,
diaforesis, diare, kelemahan otot, dan kesukaran bernapas. Efek samping mencakup
letargi, anoreksia, rasa mengantuk, parestesia, depresi, poliuri, muntah, mual,
hipokalemia, dan batu ginjal. Osmotik biasanya dipakai sebelum operasi dan sesudah
operasi untuk mengurangi volume vitreous humor, sehingga mengurangi tekanan
intraokular. Lalu Midriatik mendilatasi pupil , sikloplegik melumpuhkan otot yang
mengatur akomodasi. Keduanya dipakai dalam prosedur diagnostic dan bedah mata.
Antikoligernik menyebabkan dilatasi pupil dan paralisis otot akomodasi dengan
merelaksasikan otot siliaris dan dilator iris dengan menghambat asetilkolin.
Siklopegik dapat menyebabkan takikardi, fotofobia, mulut kering, edema
konjungtivitis, dan dermatitis. Midriatrik Efek samping mencakup sakit kepala, sakit
alis, reaksi alergi, dan memberatnya glaukoma sudut sempit.
Obat-obat untuk telinga meliputi Anti infeksi, Dekongestan antihistamin,
Produk kombinasi, Serumenolitik, dan Irigasi.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, baik dari
segi penulisan maupun penyusunan kalimatnya. Dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan masukan
yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah ilmu bagi
mahasiswa ataupun bagi pembaca.

22

23

You might also like