You are on page 1of 7

SOP Infection Control in Clinical Dentistry

Oleh:

Kelompok

IKGK 1
Fatiany

Fadillah
Nadia Shabrina
Hanna Sonia
Florencia Natasya
Virginia Nomida
Zhiara Aulia
Sela Natasha
Oceana Roswin
Saint Fabia Chantic
Kevin Setijono

1. Hand Hygiene
Hand hygiene merupakan salah satu hal terpenting untuk mencegah penyebaran
infeksi antara pasien dan petugas kesehatan khususnya dokter gigi. Untuk
pemeriksaan gigi dan prosedur nonsurgical, gunakan air dan sabun atau sabun

antimikrobakterial yang dikhususkan untuk petugas kesehatan atau hand rub


beralkohol. Meskipun hand rub beralkohol bisa dikatakan efektif untuk hand
hygiene, namun air dan sabun harus tetap digunakan ketika tangan kotor (dari cairan
tubuh, darah, dan lain-lain). Yang perlu diperhatikan juga adalah mencuci tangan
harus dilakukan setelah melepas sarung tangan.

2. Personal Protective Equipment (PPE)


Penggunakan PPE sesuai Standard Precaution meliputi :
- Menggunakan sarung tangan dalam situasi yang berkontak dengan darah, cairan
tubuh, membrane mukosa, non-intact skin. Serta jika berkontak dengan
-

peralatan yang terkontaminasi dengan material tersebut.


Menggunakan jaslab untuk melindungi kulit danpakaian selama menjalani

prosedur atau aktivitas yang berkontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya.
Menggunakan pelindung mulut, hidung, dan mata selama menjalani prosedur
yang terdapat percikan darah dan cairan tubuh lainnya untuk melindungi paparan
terhadap membrane mukosa mulut, hidung, dan mata.

3. Respitory Hygiene / Cough Etiquette


Respitory hygiene ataupun cough etiquette adalah pencegahan infeksi melalui
pembatasan transmisi dari pathogen melalui pernafasan.

4. Sharps Safety
Kecelakaan yang sering dialami tenaga kesehatan seperti dokter gigi pada umumnya
melibatkan bur, jarum, dan benda tajam lainnya ketika melakukan tindakan,
membersihkan instrument, menangani instrument yang tajam, membuang jarum /
pipettes dan aktifitas serupa lainnya. Benda tajam seperti spuit sekali pakai, pisau
bedah, pipettes dan benda tajam lainnya harus dibuang ke container yang tahan
tusukan dan diberi tanda biohazard sebelum dibuang. Hal-hal yang dapat dilakukan
untuk menghindari injuri / kecelakaan benda tajam diantaranya jangan lepas jarum
bekas pakai dari spuit sekali pakai menggunakan tangan dan jangan dibengkokkan,
dipatahkan atau tindakan manipulasi lainnya menggunakan tangan.

5. Safe Injection Practices


Safe injection practices bertujuan untuk mencegah transmisi infeksi penyakit antar
pasien ataupun antara pasien dengan dokter gigi selama persiapan dari pemberian
obat secara parental. Biasanya pemberian obat secara parental ini dilakukan ketika
anastesi local, dimana jarum dan suntikan tersebut hanya digunakan satu kali untuk
satu pasien saja.

6. Sterilization and disinfection of Patient-Care Devices for Dental Settings

Instrument kedokteran gigi dikategorikan menjadi 3, yaitu critical, semicritical, dan


noncritical, berdasarkan potensi infeksi dan penggunaannya.
- Critical Items, yaitu instrument yang memiliki risiko paling besar dalam
transmisi infeksi dan bersentuhan langsung dengan darah ataupun cairan tubuh
lainnya. Contoh alat yang termasuk dalam kategori ini adalah surgical
instrument, bur, dan files. Cara sterilisasinya yaitu melalui autoclave dengan
-

suhu 120C selama 15-40 menit


Semicritical Items, yaitu semua alat yang menyentuh emmbran mukosa tetapi
tidak masuk ke jaringan. Yang termasuk semicritical items adalah kaca mulut,
amalgam condenser, dan lain-lain. Sterilisasinya menggunakan panas selama 3

menit pada suhu 132C.


Noncritical Items, yaitu instrument yang menyentuh darah atau saliva tetapi
tidak berkontak dengan membrane mukosa, seperti radiograph cone. Instrument
ini memiliki risiko transmisi infeksi terendah. Cara sterilisasinya yaitu dengan
sodium hypochlorite 5,25% selama 1 menit lalu dibilas dengan alcohol 70% dan
dikeringkan.

Pada semua instrument, sebelum disterilisasi menurut kategorinya masing-masing


harus dibersihkan dari darah, saliva, atau debris lainnya. Selain itu, idealnya semua
instrument yang telah disterilkan harus disimpan dalam wadah tertutup yang steril
juga dan baru dibuka ketika akan digunakan.

Jenis sterilisasi alat :

7. Enviromental Infection Prevention and Control


Aturan dan prosedur pembersihan rutin dan disinfeksi lingkungan harus menjadi
bagian dari rencana pencegahan infeksi. Pembersihan dan disinfeksi permukaan
lingkungan dilakukan pada daerah yang sering tersentuh, seperti light handles, trays,
switches on dental unit, dan daerah lain yang tersentuh oleh pasien. Untuk
meminimalisasi penyebaran pada permukaan lingkungan hal yang terpenting adalah
kebersihan tangan.

8. Dental Unit Water Quality


Menurut rekomendasi ADA, saluran air pada dental unit seperti yang mengalirkan
air pada high-speed handpiece, triway water syringe, dan ultrasonic scaler
menyebabkan pertumbuhan bakteri bertambah karena tidak konsistennya aliran air.
Yang paling berisiko terinfeksi dalam hal ini adalah pasien dan dokter gigi. Selurut
dental unit harus menggunakan system yang mengolah air untuk memenuhi standar
air minum, yaitu 500 CFU / mL bakteri air heterotrofik

Referensi :
1. http://www.ada.org/~/media/ADA/Member
%20Center/FIles/cdc_sterilization.pdf?la=en
2. Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Instalasi
Pusat
Sterilisasi
(Central
Sterile
Supply
Departement / CSSD) di Rumah Sakit. Jakarta.
3. MacLean, C. (2006). Infec on Control Manual.
Canada: Faculty of Denstry Dalhousie University.

You might also like