You are on page 1of 14

PANDUAN

MANAJERIAL PPI

RSU. FULL BETHESDA


TAHUN 2016

JLN. BINJAI KM.10.8/JL.SAMA No. 79


KAB. DELI SERDANG
Halaman Judul

Daftar Isi

BAB I. DEFENISI

BAB II. RUANG LINGKUP .

BAB III. TATALAKSANA

BAB IV. DOKUMENTASI.............................................

BAB I
DEFENISI

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mand (instalasi
di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,
cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa
dengan prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan

khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaankeadaan tersebut.
Rumah Sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai
fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan ICU yang profesional dan berkualitas
dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada unit perawatan intensif (ICU), perawatan
untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang terd dari
multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat
sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain itu dukungan sarana,
prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU. Oleh
karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-tenaga khusus, terbatasnya sarana dan prasarana,
serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan ICU perlu dikonsentrasikan.

BAB II
RUANG LINGKUP
1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa
dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksanaan
spesifik problema dasar
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan
oleh penyakit atau iatrogenik
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada
alat/mesin dan orang lain.

BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

3.1. Kriteria Masuk Dan Keluar ICU


Sebelum pasien masuk ke ICU, pasien dan/atau keluarganya harus mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapat
perawatan di ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin selama pasien dirawat di ICU .
Penjelasan tersebut diberikan oleh kepala ICU atau dokter yang bertugas. Atas penjelasan
tersebut pasien dan /atau keluarganya dapat menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat
di ICU . Persetujuan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.
Pada keadaan sarana dan prasarana ICU yang terbatas pada suatu Rumah Sakit,
diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau permintaan akan
pelayanan ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan yang dapat diberikan. Kepala ICU
bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU. Bila kebutuhan pasien
masuk ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, kepala ICU menetukan kondisi berdasarkan
prioritas kondisi medik, pasien mana yang akandirawat di ICU.
3.2. Kriteria Masuk
3.2.1. Pasien Dengan Prioritas
PRIORITAS 1

Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
monitoring yang tidak bias dilakukan di ruang rawat ianap yang lain
1 Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive kontinu, terapi
tidak
2

ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil PRIORITAS 2

Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan berpotensi memerlukan


1

Chronic comorbid disease eksaserbasi akut yang berat secara medis atau bedah

PRIORITAS 3
1

Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani terapi untuk
kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau resusitasi jantung paru

Keganasan dengan

metastase

komplikasi

dengan

infeksi, tamponade jantung

atau obstruksi jalan nafas


PRIORITAS 4
Pasien yang secara umum tidak perlu masuk ke ICU
1

Tidak banyak keuntungannya di rawat di ICU .

Misal : bedah vaskuler perifer, hemodinamik stabil pada ketoasidosis diabetikum, gagal
jantung ringan
a

Pasien stase terminal dan irreversible

Misal : pada keganasan dengan metastase disertai multi organ failure.


4.2.2.
1

Diagnosis Penyakit Yang Layak Untuk Rawat Di ICU


Cardiac System
a

Acute myocard infarction with complications

Cardiogenic shock

Complex arrhythmia

Acute congestive heart failure with respiratory failure

Hypertensi emergensi

Unstable angina,

dysrhytmia,

hemodinamik

instability, persistent chest

pain

Cardiac arrest

Cardiac tamponade

Dissecting aortic aneurysms

Complete heart block

or

constriction

with

hemodynamic instability

Pulmonary System
a

Acute respiratory failure requ ICU ng ventilator support

Pulmonary emboli with hemodynamic instability

Patient inan intermediate care unit who are demonstrating respiratory


deterioration

Massive hemoptysis

Respiratory failure with imminent intubation

Neurologic Disorders
a

Acute stroke with altered mental status

Coma metabolic, toxic or antoxic

Intracranial hemorrhage with potential for herniation

Acute subarachnoid hemorrhage

Meningitis with altered mental satatus or respiratory compromise

Central nervous system or neuromuscular disorder with deteriorating


pulmonary function

Status epilepticus

Brain dead or potentially brain dead, managed while determining organ


donation status

Vasospasm

Severe head injury

Drug Ingestion and drug overdose


a

Hemodinamically unstable drug ingestion

Drug ingestion with significantlyaltered mental status with inadequate airway


protection

c
5

Seizures following drug ingestion

Gastrointestinal Disorder
a

Life threatening gastrointestinal bleeding

Fulminant hepatic failure

Severe pancreatitis

Esophageal perforation

Endocrine
a

Diabestic ketoacidosis complicated by hemodynamic instability, altered


mental status, respiratory insufficiency, or severe acidosis

Thyroid storm. Mix oedem with hemodynamic instability

Coma hyperosmolar state

Hypo or hypernatremia with seizure

Hypo or hyperkalemia with dysrhytmia or muscular weakness

Hypo or

hypermagnesemia

with hemodynamic

compromise

or

dysrhytmias
g
7

Hypophosphatemia with muscular weakness

Surgical
a. Post operative patients requ

ICU ng hemodynamic monitoring/ventilator

support or extensive nursing care


8

Miscellaneous
a

Septic shock with hemodynamic instability

Hemodinamic monitoring

Environment injuries

New/ experiment therapies with potensial complication

4.2.3. Kriteria Keluar


Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala ICU
dan tim yang merawat pasien.
1

Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring ketat lebih lama

Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana intervensi aktif.

4.3. Persiapan Penerimaan Pasien.


4.3.1. Monitoring Pasien.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan


pelayanan ICU yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien.
Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor
yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Indikator
pelayanan ICU yang digunakan adalah system skor prognosis dan keluaran dari ICU .
Sistem skor prognosis dibuat dalam 24 jam pasien masuk ke

ICU . Contoh

system skor prognosis yang dapat digunakan adalah APACHE II, SOFA skor. Rerata
nilai skoring prognosis dalam periode tertentu dibandingkan dengan keluaran aktualnya.
Pencapaian yang diharapkan adalah angka mortalitas yang sama atau lebih rendah dari
angka mortalitas terhadap rerata nilai scoring prognosis.
4.4. Prosedur Medik (Terlampir Di SPO).
a

Pemasangan CVP

Intubasi dan perawatannya

Ekstubasi

Balance cairan

Penilaian kematian batang otak

Indikasi penggunaan dan penghentian ventilator mekanik

Penggunaan ventilator mekanik

4.5. Pengunaan Alat Medik (Terlampir Di SPO)


a

Syringe pump

Infusion pump

Suction

Defibrilator

4.6. Pencacatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan


Catatan ICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan pelayanan di
ICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.
Pencatatan menggunakan status khusus

ICU yang meliputi pencatatan lengkap

terhadap diagnosis yang menyebabkan dirawat di ICU , data tanda vital, pemantauan
fungsi organ khusus (jantung, paru, ginjal dan sebagainya) secara berkala, jenis dan
jumlah asupan nutrisi dan cairan, catatan pemberian obat serta jumlah cairan tubuh yang
keluar dari pasien.
Pelaporan pelayanan ICU terd ICU dari jenis indikasi pasien masuk serta jumlahnya,
system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi mekanis, hemodialisis, dan
sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup atau meninggal) dari ICU.

BAB IV
DOKUMENTASI

a. Lembar formulir pengumpulan data


b. Hasil tabulasi data surveilans

You might also like