You are on page 1of 65

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

M DENGAN POST MASTEKTOMY R


e.c CA MAMAE DEXTRA DAN SINISTRA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M
DENGAN POST MASTEKTOMY R e.c CA MAMAE DEXTRA DAN SINISTRA

DAFTAR ISI
Bab I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.......................................................................... 1
B. Tujuan penulisan.................................................................................... 2
C. Metode pengumpulan data.................................................................... 2
D. Sistematika penulisan............................................................................. 3
Bab II.TINJAUAN TEORI
A. Definisi................................................................................................... 4
B. Etiologi................................................................................................... 5
C. Manifestasi klinik................................................................................... 5
D. Pemeriksaan penunjang.......................................................................... 6
E. Faktor resiko.......................................................................................... 7
F. Klasifikasi.............................................................................................. 9
G. Penatalaksanaan................................................................................... 13
H. Patofisiologi......................................................................................... 14
I. Pathway............................................................................................... 15
J. Fokus intervensi................................................................................... 16
Bab III. TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian............................................................................................ 20
B. Analisa data......................................................................................... 26
C. Diagnosa keperawatan......................................................................... 26
D. Intervensi keperawatan........................................................................ 27
E. Implementasi........................................................................................ 28
F. Evaluasi................................................................................................ 29
Bab IV. PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 51
B. Saran.................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan
kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa
urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening,
kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak diderita wanita.
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara
merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima
data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita
menunjukkan angka ke-2 tertinggi
Tujuan dalam pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat terwujudnya kesehatan yang optimal.
Perawatan merupakan salah satu komponen dari pembangunan di bidang kesehatan,
sehingga secara tidak langsung merupakan bagian dari system kesehatan nasional dan banyak
berperan dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan. Sebab keperawatan merupakan
bagian intergral yang tidak dapat di pisahkan dari pelayanan kesehatan secara umum, dalam
memberi asuhan keperawatan yang mempunyai masalah kesehatan.

Kanker payudara adalah yang paling sering diteliti dalam studi tentang kualitas
hidup, studi psikososial terdahulu menekankan bahwa adaptasi terhadap kehilangan payudara
merupakan satu-satunya factor penting bagi seorang wanita, trutama budaya barat.
Karenanya , tidaklah mengejutkan bahwa perhatian penelitian tentang penyesuian diri
seorang wanita terhadap kanker payudara menemukan hasil yang serupa
Meskipun demikian riset yang terus tumbuh menunjukan bahwa perhatian yang
berkaitan dengan ketidakpastian tentang masa depan seseorang, Isu-isu keseharian yang
terjadi ditempat kerja dan hubungan keluarga, serta tuntutan penyakit merupakan faktorfaktor yang lebih penting dalam menyesuaikan diri akibat mengalami kanker, dibanding
kehilangan payudara itu sendiri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk dapat melaksanakan perawatan pada pasien dengan kanker payudara ( Pre
dan Post operasi ) dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Agar perawat mengetahui dan mengerti tentang perawatan pada kasus Pre dan Post
Operasi kanker payudara
b. Sebagai persyaratan masa orientasi 6 bulan perawat baru di RS. Mardi Rahayu Kudus.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan melalui proses Tanya jawab dengan pasien, keluarga, perawat serta
pihak yang mendukung dan memberikan informasi yang berkaitan dengan pasien.
2. Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung serta ikut aktif dalam kegiatan pelayanan
keperawatan pasien diruangan sehingga dapat mengetahui perubahan dan perkembangan
keadaan pasien.
3. Study Dokumentasi
Penulis menggunakan dan mengumpulkan data dari status pasien dan catatan tindakan
keperawatan serta pengobatan yang dilakukan selama pasien dirawat.

4. Study Literatur
Menggali informasi dari buku buku, diktat, makalah dan media internet
yang behubungan dengan pembuatan laporan ini.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan studi kasus ini, penulis akan menguraikan sistematika penyusunan
mulai dari pendahuluan sampai penutup. Dimana Bab I dengan yang lainya saling
berhubugan.
BAB I : PENDAHULUAN
Yang meliputi latar belakang, Tujuan penulisan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisa.
BAB II: TINJAUAN TEORI
Yang meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, penatalaksanaan,
dan pemeriksaan penunjang.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
BAB IV : PENUTUP
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB.II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan
pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal.
Penyakit selular ini dapat timbul dari jaringan tubuh mana saja, dengan manifestasi yang
mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel. Kanker payudara
adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
(Anonymous.2007.KankerPayudara.http://www.blogdoter.net/2007/03/13/kankerpayudara/.).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh dan berubah menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. (Harnawati AJ.2008. Askep Kanker
Payudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-kanker-payudara/.29
Desember 2008.).
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa
terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu selsel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Anonymous.
2007. Kanker Payudara/. 12 Januari 2009. dan Harnawati AJ. 2008. Askep Kanker
Payudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/ askep - kanker-payudara/. 29
Desember 2008.).
Mastektomi adalah pengangkatan payudara. Mastektomi radikal adalah mengangkat
seluruh payudara, beberapa atau semua nodus limfe.
B. Etiologi
Tak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian
faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya
kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetic berkaitan
dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetic masih belum
diketahui.perubahan genetic ini termaksud perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan
pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara.
Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker. Dua
hormone utama-estradiol dan progesterone-mengalami perubahan dalam lingkungan selular,
yang dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi kanker payudara.
C. Manifestasi klinik
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak
teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan
mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada
atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang
membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan
tampak seperti kulit jeruk.
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan / massa di payudara, ada rasa sakit
dapat juga tanpa rasa sakit, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah
atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), timbul kelainan kulit berupa
perubahan warna atau tekstur kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d'orange) pada
payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
dan luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama.Gejala lainnya yang mungkin

ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara,
kulit di sekitar puting susu bersisik atau ada lekukan pada kulit, puting susu tertarik ke dalam
(retraksi puting susu) atau terasa gatal atau pembengkakan salah satu payudara. Konsistensi
payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5
cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar
payudara.Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastasis jauh. Pada stadium lanjut
bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum kita buktikan tidak ganas.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat mendeteksi kanker yang
tak teraba atau tomur yang terjadi pada tahap awal.
2. Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras
kedalam aliran duktus.
3. Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista dan pada
wanita yang jaringan payudaranya keras;hasil komplement dari mamografi.
4. Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
5. Termografi: mengidentifikasikan pertubuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6. Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan membedakan
bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar. Prosedur masih diteliti dan
dipertimbangkan kurang akurat daripada mamografi.
7. CT-scan dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya
massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan
mamografi. Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk mamografi.
8. Biopsi payudara(jarum atau eksisi): memberikan diagnosa definitive terhadap massa dan
berguna untuk klasifikasi histology pentahapan, dan seleksi terapi yang tepat
9. Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi mengandung
reseptor hormon (estrogen dan progesteron). Pada sel malignan, reseptor kompleks
estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel. Kurang lebih dua pertiga
semua wanita dengan kanker payudara reseptor estrogennya positif dan cenderung
berespon baik terhadap terapi hormon menyertai terapi primer untuk memperluas periode
bebas penyakit dan kehidupan.
10. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang: dilakukan untuk
mengkaji adanya metastase.

E. Faktor faktor resiko kanker payudara


Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para
peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Faktor ini penting dalam membantu
mengembangkan program-program pencegahan. Hal yang harus selalu di ingat adalah bahwa
hampir 60 % wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor-faktor resiko
yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka. Dengan demikian, semua
wanita dianggap beresiko untuk mengalami kanker payudara selama masa kehidupan
mereka. Namun demikian, mengidentifikasi faktor resiko merupakan cara untuk
mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang terus
meningkat dan pengobatan dini. Selain itu, riset lebih jauh tentang faktor-faktor resiko akan
membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah atau memodifikasi
kanker payudara dimasa mendatang.
Faktor-faktor yang mencakup :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Resiko mengalami kanker payudara pada
payudara sebelahnya meningkat hamper 1% setiap tahun.
2. Anak permpuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara. Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
sebelum berusia 60 tahun; resiko 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua
orang saudara langsung.
3. Menarke dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai
anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami
kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada
usia sebelum 20 tahun.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk
mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani
ooforektomi bilateral sebelum usia 30 tahun mempunyai resiko sepergtiganya.
6. Riwayat penyakit tumor payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara
disertai perubahan epitel poliferasi mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami
kanker payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat
untuk mengalami penyakit ini.
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
beresiko hamper dua kali lipat.

8. Obesitas- resiko terendah diantara wanita pasca menopause. Bagaimanapun, wanita


gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang
paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
9. Kontraseptif oral. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral berisiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan cepat
setelah penghentian medikasi.
10. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko
kanker payudara pada terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang
menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (lebih dari
10 sampai 15 tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan
progesteron terhadap penggantian estrogen meningkat insidens kanker endomentrium, hal
ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.
11. Masukan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi
alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Risikonya dua kali lipat di
antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Di Negara dimana minuman anggur
dikonsumsi secara teratur (mis Perancis dan Itali), angkanya sedikit lebih tinggi.
Beberapa temuan riset menunjukan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan
untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya.
Diet tinggi lemak dahulu pernah diduga meningkatkan risiko kanker payudara.
Kajian epidemiologi pada wanita berkebangsaan Amerika dan Jepang menunjukan
perbedaaan lima kali lipat dalam angka kanker payudara antara dua kelompok, dengan
wanita Amerika yang mempunyai insidens yang lebih tinggi. Wanita Jepang yang bermigrasi
ke Amerika Serikat juga menunjukan angka kanker payudara yang serupa dengan wanitawanita Amerika lainnya. Studi kelompok terbaru menunjukan hubungan yang lemah atau
tidak menyeluruh antara diet tinggi lemak dan kanker payudara. Namun, karena lemak
mempunyai dampak dalam kanker kolon dan penyakit jantung, pasien wanita diuntungkan
dari upaya penyuluhan yang difokuskan pada pengurangan masukan kalori yang berasal dari
lemak secara keseluruhan.
Implan payudara dengan silikon akhir-akhir ini telah dikaitkan dengan kontraksi
kapsular fibrosis dang gangguan imun tertentu. Namun, tidak ada bukti yang menunjukan
bahwa implant payudara berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara.
F. Pentahapan Kanker Payudara
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada
keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat
membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada,
memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan
dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada,
pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk

kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah
nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T1a : Tumor <>
b. T1b :Tumor 0,5 1 cm
c. T1c :Tumor 1 2 cm
5. T2 :Tumor 2 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Metastas jauh (M) :


1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
1. Stadium I : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan
otot pektoralis.
2. Stadium IIa : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb : Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
tanpa penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi /
menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.
6. Stadium IV : Tumor yang mengalami metastasis jauh.
Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :
1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari
waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih
50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya tiduran
saja.

Status penampilan (performance status) kanker menurut Karnofsky :


1. 100% : Mampu melaksanakan aktivitas normal, keluhan / kelainan tidak ada.
2. 90% : Tidak perlu perawatan khusus, keluhan gejala minimal.
3. 80% : Tidak perlu perawatan khusus dengan beberapa keluhan / gejala.
4. 70% : Tidak mampu bekerja namun mampu merawat diri.
5. 60% : Kadang perlu bantuan tetapi umumnya dapat melakukan untuk keperluan sendiri.
6. 50% : Perlu bantuan dan umumnya perlu obat-obatan.
7. 40% : Tidak mampu merawat diri, perlu bantuan dan perawatan khusus.
8. 30% : Perlu pertimbangan perawatan rumah sakit.
9. 20% : Sakit berat, perlu perawatan rumah sakit.
10. 10% : Mendekati kematian.
11. 0% : Meninggal. "Rest in peace & no pain".
Ukuran tumor terbanyak ditemukan lebih 2 cm (95,24%). Stadium kanker payudara
terbanyak ditemukan adalah stadium IIIb (35,71%). Sebagian besar kelenjar limfe aksila
positif (47,63%). Gambaran histopatologis duktal (90,48%) dan derajat diferensiasi buruk
(40,48%). Karnofsky kurang 60%, tidak layak diberikan sitostatika.
Tipe Kanker Payudara
Selain kriteria pentahapan gambaran patologi lainnya dan tes prognostik digunakan
untuk mengindentifikasi kelompok pasien yang berbeda yang mungkin diuntungkan oleh
pengobatan ajufan. Pemeriksaan histologis sel-sel kanker membantu menentukan prognosis
dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana penyakit berkembang.
Karsinoma duktal menginfiltrasi adalah tipe histologis yang paling umum,
merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat
dipalpasi. Kanker jenis ini biasanya bermetatasis ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk
dibanding dengan tipe kanker lainnya.
Karsinoma labular menginfiltrasi jarang terjadi, merupakan 5% sampai 10% kanker
payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada
payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih umum
multisentris, dengan demikian, dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau
kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai

keterlibatan nodus aksilar yang serupa, meskipun tempat metastasisnya berbeda. Karsinoma
duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak, sementara karsinoma lobular
biasanya bermetastasis ke permukaan meningeal atau tempat-tempat tidak lazim lainnya.
Karsinoma medular menenpati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalm
kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat,
sehingga prognosisnya sering kali lebih baik.
Kanker mesinus menenpati sekitar 3% dari kanker payudara. Penghasil lender, juga
tumbuh dengan lambat; sehingga, kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik dari
lainnya.
Kanker duktal-tubular jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari kanker.
Karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim, maka progrosisnya sangat baik.
Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai 2%)
dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor setempat
ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secata abnormal keras dan membesar. Kulit diatas
tumor ini merah dan agak hitam. Sering terjadi edema dan retraksi puting susu. Gejala-gejala
ini dengan cepat berkembang memburuk dan biasanya mendorong pasien mencari bantuan
medis lebih cepat di banding pasien wanita lainnya dengan masa kecil pada payudara.
Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian tubuh lainnya; preperta kemoterapi
berperan penting dalam pengendalian kemajuan penyakit ini. Radiasi dan pembedahan
biasanya juga digunakan unttuk mengontrol penyebaran.
G. Penatalaksanaan
Pilihan pada pengobatan kanker payudara tergantug pada tipe, ukuran, dan lokasi
pada tumor, juga karakteristik klinis (derajat).terapi dapat termasuk intervensi bedah
dengan/tanpa radiasi, kemoterapi, dan terapi hormone. Penggunaan transplantasi sumsum
tulang masih dalam penelitian.
Tipe pembedahan secara umum dikelompokan ke dalam tiga kategori: mastektomi
radikal, mastektomi total, dan prosedur yang lebih terbatas (contoh segmental,lumpektomi).
Mastektomi total (sederhana) mengangkat, semua jaringan payudara, tetapi semua
atau kebayakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua
nodus limfe, dan kadang-kadang otot pektoralis minor. Otot dada mayor masih utuh.
Mastektomi radikal (Halsted) adalah prosedur yang jarang dilakukan yaitu pengangkatan
seluruh payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan minor, nodus limfe ketiak, dan kadangkadang nodus limfe mamae internal atau supraklavikular.
Prosedur membatasi (contoh lumpektomi) mungkin dilakukan pada pasien rawat
jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan disekitarnya diangkat. Lumpektomi

dianggap tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan
putting. Prosedur meliputi diagnostik (menentukan tipe sel) dan/atau pengobatan bila
dikombinasikan dengan terapi radiasi.
H. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada
jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya.
Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah
masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan
berbagai penyakit berbahaya lainnya.Beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen
dependent mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe estrogen, dan
pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jaringan payudara
normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor Estrogen Receptor Assay
(ERA) pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kankerkanker ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy,
oophorectomy, atau adrenalectomy).
I. Pathway

Perubahan genetik dalam sel

Brunner and sundarth


Marlyn E. Doengoes
Kerusakan mobilitas fisik
Ketidak nyamanan

Perubahan sel-sel

Nyeri
Cemas
Kurang
pengetahuan
Luka operasi
Sakit

Kanker payudara
Proliferasi sel-sel
maligna dalam
payudara

Abnormal
Mastektomie

Radiasi
Hormonal

J. Fokus Intervensi
PRA OPERASI
1. Ansietas / takut berhubungan dengan status kesehatan
Kemungkinan dibuktikan : peningkatan ketegangan, ketakutan, gelisah perasaan tidak
berdaya, penurunan keyakinan diri.
Hasil yang diharapkan : melaporkan takut dan ansietas menurun sampai tingkat dapat
ditangani.
Intervensi

a. Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan intervensi pembedahan, dan


terapi yang akan datang, perhatikan adanya penolakan atau ansietas ekstrem.
b. Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostik.
c. Berikan lingkungan perhatian, keterbukaan dan penerimaan juga privasi untuk pasien /
orang terdekat.
Anjurkan bahwa orang terdekat ada kapanpun di inginkan.
d. Dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk mengekspresikan takut.
e. Kaji tersedianya dukungan pada pasien.
f. Jelaskan / diskusikan peran rehabilitasi setelah pembedahan.
POST OPERASI
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan
Kemungkinan dapat dibuktikan : kerusakan permukaan kulit
Hasil yang diharapkan : meningkatnya waktu penyembuhan luka.
Intervensi :
a. Kaji / balutan /luka untuk karakteristik drainase.
b. Awasi jumlah edema, kemerahan, dan nyeri pada insisi.
c. Awasi vital sign
d. Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung / sisi yang tak sakit dengan lengan
tinggi dan disokong dengan bantal.
e. Catat jumlah dan karakteristik drainase.
f. Dorong untuk menggunakan pakaian yang tidak ketat.
g. Kolaborasi dengan team kesehatan.
2. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan trauma jaringan
Kemungkinan dibuktikan : Nyeri, keluhan kekakuan, perubahan tonus otot.
Hasil yang diharapkan :Mengekspresikan penurunan nyeri ketidakberdayaan.

Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0 10)
b. Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal
c. Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal
d. Bantu pasien menemukan posisi nyaman
e. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas terapeutik
f. Dorong ambulasi dini dan penggunaan teknik relaksasi, bimbingan, imaginasi, sentuhan
terapeutik.
g. Tekan dada saat latihan betuk / nafas dalam
h. Kolaborasi pemberian analgesik
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh
Kemungkinan dibuktikan : Perubahan aktual pada struktur tubuh, selalu memikirkan
perubahan dalam terapi kehilangan, tidak mau melihat tubuh,
tidak berpartisipasi dalam terapi.
Hasil yang diharapkan : Menujukkan gerakan ke arah penerimaan diri dalam situasi.
Intervensi :
a. Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang.
b. Berikan dukungan emosional bila balutan diangkat.
c. Identifikasikan masalah peran sebagai wanita, istri, ibu wanita karir dan sebagainya.
d. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan misalnya marah, berumusuhan dan
berduka.
e. Diskusikan tanda dan gejala depresi dengan orang terdekat.
f. Berikan penguatan positif untuk peningkatan / perbaikan dan partisipasi perawatan
diri / progam pengobatan.
g. Yakinkan perasaan / masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual dan
memberikan informasi dan dukungan.

h. Diskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung untuk orang terdekat.


4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular, nyeri
Kemungkinan dibuktikan : Menolak upaya untuk bergerak, membatasi rentang gerak.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan teknik yang memampukan aktivitas .
Intervensi :
a. Tinggikan lengan yang sakit sesuai indikasi, mulai melakukan rentang gerak pasif
sesegera mungkin.
b. Biarkan pasien menggerakkan jari, perhatikan sensasi dan warna tangan yang sakit.
c. Dorong pasien untuk menggunakan lengan untuk kebersihan diri.
d. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan.
e. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pembedahan
Kemungkinan dibuktikan : Hasil yang diharapkan : Pertahankan lingkungan akseptik yang aman, mengidentifikasi
faktor-faktor resiko individu dan intervensi untuk
mengurangi potensial infeksi.
Intervensi :
a. Kaji balutan / luka untuk karakteristik drain
b. Awasi vital sign
c. Perhatikan prinsip septik, antiseptik setiap tindakan.
d. Ganti balutan / rawat luka tiap hari
e. Kaji dolor, color, rubor (tanda-tanda infeksi)
f. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
g. Kolaborasi, pemberian antibiotik
6. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kemungkinan dibuktikan : Mengungkapkan kurang pengetahuan atau ketrampilan /


permintaan informasi.
Hasil yang diharapkan : Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk belajar
b. Beri Penkes tentang penyakitnya
c. Dorong klien / pasien untuk mengungkapkan masalah atau ketakutan yang dihadapi
d. Anjurkan klien untuk menerangkan kembali tentang penkes yang telah diberikan
e. Libatkan anggota keluarga
(Marlyn E. Doenges : 2000)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 04 Februari 2009, Jam 14.30 WIB di Ruang Bethesda RS.
Mardi Rahayu
1. BIODATA
a. Identitas pasien
Nama : Ny. M
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Kuanyar Rt: 01 Rw: 02.Mayong. Jepara


Status perkawinan : Menikah
Tanggal masuk : 04 Februari 2009 Jam : 09.30 WIB
Ruang perawatan : Bethesda
No Register : 194372
Diagnosa Medis : Ca mamae Dextra dan sinistra
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. K
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kuanyar Rt: 01 Rw: 02.Mayong. Jepara
Hubungan dengan pasien : suami
2. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
a. Keluhan utama
Benjolan di payudara kanan dan kiri
b. Riwayat kesehatan kesehatan sekarang
4 bulan yang lalu klien baru menyadari adanya benjolan di payudara kanan dan
payudara kiri dengan ukuran 2-3 cm, letaknya diatas sebelah kanan puting susu.
Klien tidak memeriksakan ke dokter ataupun klinik kesehatan setempat karena klien
tidak merasakan keluhan apapun. Karena merasa benjolan yang ada di payudara
kanan dan kiri semakin membesar (ukuran 5 cm), terutama benjolan yang ada di
sebelah kanan.dan klien juga merasakan nyeri yang hilang timbul maka Pada tanggal
04 februari 2009 sekitar jam 07.30 klien berobat ke klinik didekat rumah klien di
mayong, dokter di klinik tersebut langsung memberikan surat pengantar ke Dokter
Johan SpB. Setelah dokter Johan menerima surat pegantar tersebut, klien disarankan
masuk RS. Mardi Rahayu Kudus untuk di opname dan diperiksa lebih lanjut oleh
dokter Johan SpB dan disarankan untuk Operasi tgl 06 februari 2009 jam 10.15 wib.

c. Riwayat kesehatan dulu


Pasien belum pernah opname sebelumnya dan pasien sebelumnya tidak pernah sakit
seperti sekarang ini.
d. Riwayatan kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien, tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,
hipertensi, dsb. Dan juga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dirasakan
pasien.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 04 Februari 2009
a. Keadaan umum
Kesadaran : compomentis
GCS : 15 E 4 = spontan

M6 = menurut perintah
V5 = orientasi baik
Tanda-tanda : TD : 120 / 80 mmHg
N : 78x / menit
S : 36.5 0C
RR : 20 x/menit
b. Kepala
Mesochepal, rambut ikal, panjang, kulit kepala bersih tidak ada ketombe, rambut
tidak mudah rontok.
c. Mata
Sklera tidak ikhterik, conjungtiva tampak merah (tidak anemis), pupil isokor,
penglihatan baik.
d. Telinga

Simetris, terdapat sedikit serumen, pendengaran baik.


e. Hidung
Simetris, tidak ada polip, penciuman baik.
f. Mulut
Tidak cyanosis, tidak ada aphtae (sariawan), tidak ada stomatitis, radang mukcosa.
g. Gigi
Tidak gigi yang tanggal, tidak ada gigi berlubang
h. Lidah
Bersih, warna merah muda
i. Tenggorokkan
Pasien mampu menelan dengan baik, tidak ada gangguan menelan, tidak ada
pembesaran tonsil.
j. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid pad pemeriksaan palpasi.
k. Kulit
Turgor baik, warna sawo matang, kulit bersih .
l. Dada
1) Paru-paru : Inspeksi : Rr 20 x /menit, gerakan naik turun dada teratur.
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : Tidak terdapat bunyi ronkhi / wheezing bunyi nafas
vesikuler
2) Payudara : Bentuk asimetris, payudara sebelah kanan ada benjolan dengan diameter
6 cm dan payudara sebelah kiri ada benjolan dengan diameter 5
cm,nyeri tekan tidak ada.
m. Jantung

Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis


Palpasi : Denyut jantung teratur (terletak di dada sebelah kiri)
Perkusi : Terdengar bunyi pekak
Auskultasi : Irama jantung teratur, tidak terdapat bunyi gallop, murmur
n. Abdomen
Inspeksi : Tidak terlihat adanya pembesaran (Asites)
Auskultasi : Peristaltik 15 x / menit
Palpasi : Tidak ada massa / benjolan
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
o. Genetalia
Tidak terpasang DC, tidak ada kelainan
p. Anus
Tidak terdapat haemoroid
q. Reproduksi
Pasien mengatakan tidak ada masalah
r.

Ekstremitas

Kekuatan otot S S
SS
4. Data biologis
a. Nutrisi
Klien mengatakan di rumah biasa makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk, sayuran,
dan minum air putih 5 6 gelas sehari.

Saat dikaji, klien makan diit yang disajikan dari RS dan habis 1 porsi, minum air
putih 5 6 gelas sehari.
b. Eliminasi
Klien mengatakan di rumah biasa BAB 1x/hari. Konsistensi lunak warna kuning.
BAK 6 x / hari, warna kuning jernih, tidak ada nyeri, tidak ada pendarahan.
c. Istirahat tidur
Klien mengatakan di rumah biasa tidur 7 jam, mulai dari jam 22.00 05.00 WIB.
Tidur siang 1 jam.
Saat dikaji klien mengatakan lebih banyak tidur 8 9 jam
d. Aktivitas
Klien mengatakan dirumah biasa melakukan perkerjaan ibu rumah tangga sendiri.
Saat dikaji klien mampu melakukan aktivitas sendiri seperti makan, minum maupun
mandi di kamar mandi.
5. Data psikologis
Klien mengatakan cemas akan pengobatan yang akan dijalani karena klien belum
mengerti tentang penyakitnya dan belum tahu tentang tindakan operasi yang akan
dijalani.
6. Data sosiologis
Klien mengatakan orang terdekatnya adalah suami dan anak.
7. Data spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan taat menjalankan ibadah sholat.
8. Data komunikasi
Klien mampu berkomunikasi dengan jelas kepada pasien yang lain, keluarga serta
perawat.
Saat dikaji tentang persepsi diri dan sakit yang dialaminya, klien mengatakan yakin akan
kesembuhannya.
9. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 04 02- 2009 ; jam 10.49 Pemeriksaan laboratorium


Jenis pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai normal

Hemoglobin

13.6

g/dL

12.0 16.0

Erythrocyte

5.04

juta/uL

4.00 5.00

Haematrocit

41.6

37.0 43.0

Leucocyte

9.34

ribus/uL

N.segmen

60.8

50.0 70.0

Lymphocyte

28.7

20 40

Monocyte

8.4

28

Eosinophil

1.9

14

Basophil

0.2

01

MCV

83

fL

8.2 9.2

MCH

27

pg

27.0 31.0

MCHC

33

g/dL

32.0 -37.0

Thrombocite

36.7

ribu/uL

150 500

RDW

40.5

fL

30.0 45.0

PDW
MPV

10.8

fL

10.0 18.0

9.3

fL

6.5 11.0

30/46

menit

1.00 3.00

A/+

menit

2.00 6.00

5.00 10.00

LED
Golongan Darah/Rh
Waktu pembekuan
6.00
Waktu perdarahan
2.00

B. ANALISA DATA
Nama : Ny. M No Register : 1194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda
No Tanggal Jam
DP
I

Data Fokus

Etiologi

04 Februari DS : - pasien merasa khawatir


2009
dengan benjolan yang
semakin membesar
Jam : 14.30
WIB
- pasien mengatakan
kurang tahu dan
mengerti tentang
penyakitnya

Masalah

kurang
pengetahuan

Cemas
christin
sehubungan
dengan
kurangnya
pengetahuan

DO : - pasien sering bertanya


pada perawat tentang
penyakitnya.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuaan tentang penyakitnya
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny. M No Register : 194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda
Tanggal

No

Jam

Dp

04/02/09

j: 14.30

Tujuan dan
Kriteria Hasil

Intervensi

Tgl

Ttd

Keperawatan

Teratasi

Petugas

Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan


tindakan
keperawatan selama 2. Beri penkes tentang
1 x pertemuan
pengertian, etilogi,
selama 30 menit
tanda, gejala,

Petugas

pasien mengetahui
penatalaksana.
tentang penyakitnya
dengan kriteria :
3. Dorong pasien
untuk
- Klien / pasien
mengungkapkan
sudah tidak
masalah atau
bertanya kepada
ketakutan yang
perawat tentang
dihadapi
penyakitnya.
4. Anjurkan klien
- Pasien mengerti
untuk
dan mengetahui
menerangkan
tentang
kembali mengenai
penyakitnya.
penkes yang telah
diberikan.
- Pasien dapat
menerangkan
5. libatkan keluarga
kembali apa yang
telah di jelaskan 6. kaji kekhawatiran
oleh perawat.
tentang penyakit
kanker payudara
E. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. M No Register : 194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda
Tgl
Jam

No
DP

04/02/0
9

Implementasi

1. Menjelaskan penkes tentang


pengertian, etiologi, tanda
dan gejala, penatalaksanaan.

j:14.30
2. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan masalah
atau ketakutan yang di
hadapi
3. Melibatkan anggota keluarga
untuk mendengarkan penkes

Respon pasien

Pasien dan
keluarga
mendengarkan
dengan
seksama.
Pasien mau
mengungkapkan
rasa
kekhawatiranny

Tanda
tangan

tentang pengertian, etiologi,


tanda dan gejala,
penatalaksanaan.

a pada perawat
Keluarga mau
mendengarkan
dan
berpartisipasi
aktif waktu
diberi penkes.

F. EVALUASI
Nama : Ny. M No Register : 194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda
Tgl Jam

No
DP

04/02/0
9

Evaluasi

Tanda
tangan

S : Pasien mengatakan sudah tahu tentang


pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
penatalaksanaan.

j:15.15.
O : Pasien mampu menjelaskan kembali tentang
pengertian, etiologi, tanda dan gejala dengan
bahasa yang sederhana.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
PENGKAJIAN POST OPERASI
Pengkajian dilakukan pada tanggal 06 Februari 2009 jam 14.30 WIB di Ruang Bethesda RS
Mardi Rahayu.
1. Keluhan
Nyeri pada luka operasi
2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien dilakukan operasi Mastektomy Radikal Dextra, Eksisi luas Mamae Sinistra pada
tanggal 06 februari 2009 jam 10.15
Kesadaran compomentis, pasien mengatakan nyeri pada luka operasi, luka operasi
tertutup kasa dalam keadaan bersih tidak rembes, terpasang drain produksi 400 cc.
KU pasien tampak lemah, pasien bedrest klien bisa miring kanan dan miring kiri.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 06 Februari 2009 jam 14.30 WIB
a. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 E4 : spontan
M6 : menurut perintah
V5 : orientasi baik
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 92 x/ menit
S : 36.80C Rr : 20 x /menit
b. Muka
Ekspresi wajah meringis kesakitan
c. Payudara
payudara sebelah kanan dan kiri sudah tidak ada (sudah diangkat / diambil), terdapat
luka bekas operasi, terpasang drain produksi 400 cc, terbalut kasa dalam keadaan
bersih, tidak rembes.
d. Genetalia
BAK lancar tidak terpasang DC
4. Data biologis
Aktivitas

Klien masih bedrest. Semua aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat (misalnya :
makan, minum dan mandi).
5. Data neurologis
Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, skala nyeri 6, nyeri seperti tertusuktusuk dan rasanya panas, nyeri terus-menerus, bertambah nyeri bila digunakan untuk
bergerak.
P : Provokatif : nyeri timbul karena adanya luka bekas operasi, nyeri berkurang bila untuk
tiduran.
Q : Qualitatif : nyeri terus menerus, terasa menusuk-nusuk.
R : Region : nyeri dirasakan pada luka bekas operasi dada sebelah kanan dan kiri.
S : Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
.........
..
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan 0 - 3 : nyeri ringan
4 - 7 : nyeri sedang
8 - 10 : nyeri berat
T : Time : nyeri timbul secara terus-menerus
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 06 02 2009 ; jam 14.30 wib

Jenis pemeriksaan

Hemoglobin

Operasi
Nama : Ny. M

Hasil

10.3

Satuan

Nilai normal

g/dL

12.0 16.0

7. Lapo
ran

Umur : 42 tahun
No. Register : 194372
Ruang : Bethesda
Nama ahli bedah : Dr. Johan Sp.B
Nama Dokter Anastesi : Dr.Ira
Jenis Anastesi : GA.
Diagnosis Pre Operatif : Tumor Mamae Dextra dan Sinistra
Diagnosis Post Operasi : Tumor ganas Mamae Dextra dan Sinistra
Macam Pembedahan : Besar Khusus,Elektive
Tindakan Operasi : Mastektomy Radikal Dextra
Eksisi Sinistra
Di kirim untuk pemeriksaan PA : ya
Tanggal operasi : 06 februari 2009
Jam mulai : 10.15 WIB
Jam selesai : 12.05 WIB
PERINTAH PASCA OPERASI
1. Awasi vital sign : Suhu, Tensi, Rr, Nadi
2. Bila kesakitan diberi : ketese 2 x 1 amp , tradyl 4 x 50 mg (IV pelan pelan)
3.

Bila mual diberi primperan 1amp

4. Program cairan infus Ring As / NaCl : 24 tetes/menit


5. Puasa sampai dengan 6 jam post operasi
6. Therapi : - yekalgin 3 x 1 tab
- widecillin 3 x 1 tab

8. Therapi
Tanggal
Cara Pemberian
06
Oral
Injeksi
Infus
Drain

07

08

Yekalgin
3x1tab

Yekalgin
3x1tab

Yekalgin
3x1tab

Widecillin
3x1 tab

Widecillin
3x1 tab

Widecillin
3x1 tab

Ketese
2x1amp

Ketese
2x1amp

Tradyl 4x50 Tradyl 4x50


mg
mg
Jam 07.30

RL : D5 %

RL20 tts/mnt

1:1

Jam 15.00

15 tts/mnt

Ring
As/NaCl

jam 10.00
infus sudah
boleh dilepas

1:1
24 tts/mnt

10cc

jam 18.00
wb 1 kolf

400cc
B. ANALISA DATA
Nama : Ny. M No Register : 194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda

Jam 10.30
drain sudah
dapat dilepas

09
Yekalgin 3x1tab

No Tanggal Jam
1

06/02/09

Data fokus

Etiologi

DS : pasien mengatakan
nyeri pada luka operasi

Luka post operasi


mastektomi

jam 14.30

Masalah
Gangguan
rasa nyaman
nyeri

DO : terdapat luka
bekas operasi, skala 6
ekspresi wajah nampak
menahan sakit (kadang
wajahnya meringis)
Vital sign
T: 110/90mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 370C
2

06-02 -09

DS : Pasien mengatakan
dalam memenuhi
Jam 14.40wib kebutuhan personal
hygiene (mandi, BAK,
BAB) dan kebutuhan
nutrisi di bantu oleh
perawat dan keluarga

Kelemahan fisik

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan ADL

DO : kemampuan
beraktivitas pasien
terbatas, mobilisasi
hanya berada / terbatas
di tempat tidur yaitu
dengan miring
kekanan/kiri,
KU: tampak lemah,
pemenuhan kebutuhan
personal hygiene dan
nutrisi di bantu perawat
dan keluarga
3

06-02 -09

DS : klien mengatakan
nyeri pada luka post
Jam 14.40wib operasi
DO : Terdapat luka
bekas operasi di
payudara kanan dan
kiri, terbalut kasa dalam
keadaan bersih tidak
rembes, terpasang drain.

Terputusnya
kontinuitas jaringan

Potensial
terjadinya
infeksi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan prioritas :
1. Nyeri sehubungan dengan luka post operasi mastektomi
2. Gangguan pemenuhan ADL sehubungan dengan kelemahan fisik
3. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan terputusnya inkontinuitas jaringan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny. M No Register : 194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda
Tanggal
Jam

No Tujuan dan kriteria


DP hasil

06/02/09

jam14.3
0

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
nyeri dapat berkurang
sampai hilang dengan
kriteria

Intervensi
keperawatan
1.Kaji Skala Nyeri
2.Perhatikan lokasi,
lama dan
intensitas nyeri
3.observasi vitl sign

- pasien tidak
mengeluh nyeri
pada luka bekas
operasi

4.Ajarkan teknik
relaksasi

- skala 0 3

5.Atur posisi pasien


senyaman
mungkin

- ekspresi wajah
rileks
- TTV normal
T : 120/80 mmHg
S : 360C-370C
N :80 - 100x/menit

6.Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian
therapi

Tgl
teratasi
09/02/09

Ttd
petugas

Rr : 16-20x.menit
06/02/09

jam14.4
0

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan
kebutuhan aktivitas
terpenuhi dengan
kriteria :
- ADL tanpa bantuan
- Mobilisasi sudah
tidak di atas
tempat tidur
- Pasien sudah jalanjalan

1. Bantu pasien
dalam memenuhi
kebutuhan
personal hygiene
dan nutrisi

08/02/09

2. Anjurkan pasien
untuk melakukan
aktivitas
semampunya
3. Berikan umpan
balik yang positif
/ pujian untuk
setiap tindakan
yang dilakukan
4. Libatkan keluarga
dalam
pemenuhan
kebutuhan pasien

06/02/09
jam14.4
0

Setelah dilakukan
1. Observasi vital sign
tindakan keperawatan
selama perawatan
2. Kaji tanda-tanda
tidak ditemukan
infeksi
tanda-tanda infeksi
dengan kriteria :
3. Lakukan rawat luka
dengan teknik
- Luka bekas operasi
septik antiseptik
bersih, kering
4. Anjurkan untuk
- TTV dalam batas
menjaga
normal
kebersihan
disekitar luka dan
0
0
S : 36 C-37 C
jaga kebersihan
tubuh
N : 80-10x/menit
Rr : 16-20x.menit
5. Cuci tangan
sebelum dan
sesudah

09/02/09

melakukan
tindakan
6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
antibotik
E. IMPLEMENTASI
Nama : Ny. M No Register : 194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda
Tanggal
Jam

No
DP

06/02/09

jam14.30

Implementasi

1. Mengkaji skala nyeri


2. Memperhatikan lokasi lama dan intensitas
nyeri
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
4. Memberikan injeksi ketese 1amp dan tradyl
1amp

07/02/09

1. Mengatur posisi tidur pasien yang nyaman


dengan tidur terlentang

jam 14.30
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Mengajarkan teknik relaksasi dengan nafas
panjang (pasien disuruh menghirup udara,
kemudian dihembuskan) secara berulangulang
4. Memberikan injeksi ketese 1amp dan tradyl
1amp

Ttd

08/02/09

jam:14.30

1. Mengkaji skala nyeri


2. Mengobservasi tanda-tanda vital
3. Mengajarkan teknik relaksasi dengan nafas
panjang saat klien merasakan nyeri

09/02/09

jam 14.30
06/02/09

1. Mengkaji skala nyeri


2. Mengobservasi tanda-tanda vital

jam17.30

1. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan


nutrisi (makan) dengan cara mendekatkan
makanan ke dekat pasien
2. Melibatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pasien

07/02/09

1. Menganjurkan pasien untuk melakukan


aktivitas semampunya

jam:15.00
2. Membantu pasien dalam BAK
08/02/09

1. Menganjurkan pasien untuk melakukan


aktivitas semampunya

1. Mengobservasi vital sign

jam:14.30
06/02/09
jam14.30

2. Mengkaji tanda-tanda infeksi


3. Memberikan obat oral yekalgin 1tab dan
widacillin 1tab

07/02/09
jam:14.30

1. Mengobservasi tanda-tanda vital


2. Menganjurkan untuk menjaga kebersihan
disekitar luka dan menjaga kebersihan tubuh

3. Mengkaji tanda-tanda infeksi


4. Memberikan obat oral yekalgin 1tab dan
widacillin 1tab
08/02/09

jam:14.30

09/02/09

1. Mengobservasi tanda-tanda vital


2. Melakukan rawat luka / ganti balutan dan aff
drain

1. Mengobservasi tanda vital


2. Melakukan rawat luka / ganti balutan

F. EVALUASI
Nama : Ny. M No Register : 194372
Umur : 42 tahun Ruang : Bethesda
Paraf
Tanggal

NO
DP

09/02/09

jam : 14.30

EVALUASI

S : Pasien mengatakan nyeri bekas operasi


dibanding hari-hari kemarin sekarang
nyerinya sudah berkurang
O : Skala nyeri 0 3, ekspresi wajah pasien
rileks
Vital sign
T : 130/80mmHg
S : 36.70c
N : 80 x /menit
Rr : 20 x /menit

A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
08/02/09
jam : 14.30

S : Pasien mengatakan dalam memenuhi


kebutuhan personal hygiene
(mandi.BAK, BAB) dan kebutuhan
nutrisi sudah bisa melakukan sendiri /
secara mandiri
O : Mobilisasi sudah tidak di atas tempat
tidur pasien sudah jalan-jalan ke kamar
mandi dan sekitar ruang perawatan
secara mandiri
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi

09/02/09

S:O : Luka Operasi Bersih, Tidak Kotor, Tidak


Ditemukan Tanda-Tanda Infeksi, Drain
Sudah Di Lepas / Aff, Luka Tertutup
Kassa.
Vital sign
T : 130/80 Mmhg
S : 36.70c
N : 84 X /Menit
Rr : 20 X /Menit
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan kondisi

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal
06/02/200
9

DP
1

Catatan perkembangan
S : Klien Mengatakan Nyeri Pada Luka Post
Operasi
O : - Terdapat Luka Post Operasi
- Skala Nyeri 6
- Ekspresi Wajah Nampak Menahan Sakit
(Kadang-Kadang Meringis)
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 14.00 Wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 130/70 Mmhg
S : 362C
N : 80 X /Menit
R : 18 X / Menit
Mengkaji Skala Nyeri
Jam 15.30 wib
Memandikan Klien
Menyambung Infuse Nacl 20 Tetes/Menit
Memperhatikan Lokasi Dan Intensitas
nyeri :
Nyeri Di Daerah Post Operasi Dada
Sebelah Kanan Dan Kiri

TTD

Nyeri timbul secara terus menerus


Jam 16.00 wib
Mengukur Tensi
T : 110/70 mmHg
Jam 18.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
S : 364C
N : 96 x /menit
R : 20 x /menit
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Menyuntik
Tradyl 50 mg (IV)
Menyambung Wb 1 Kalf (NaCl sementara
AFF)
Jam 20.00 wib
Membuang drain 400 cc
Menyuntik
Ketese 1 amp (IV)
Jam 22.00 wib
Menyambung infuse NaCl sisa 20 tts /
menit

Menyuntik
Tradyl 50 mg (IV)
E : klien mengatakan luka post operasi masih
nyeri
07/09/200
9

S : Klien Mengatakan Nyeri Pada Luka Post


Operasi masih terasa
O : - Terdapat Luka Post Operasi
- Skala Nyeri 6
- Ekspresi Wajah Kadang-Kadang Meringis
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 04.30 Wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/80 mmhg
S : 372C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Menyambung Infuse RL 15 Tetes/Menit
Jam 05.00 wib
Memandikan Klien
Jam 06.00 wib
Menyuntik

Tradyl 50 mg (IV)
Jam 08.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/80 mmHg
S : 37C
N : 88 x /menit
R : 20 x /menit
Mengatur posisi tidur yang nyaman bagi
pasien yaitu terlentang.
Mengkaji skala nyeri 6
Mengajarkan klien teknik relaksasi tehnik
panjang
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Jam 09.00 wib
Menyuntik
Ketese 1 amp (IV)
Jam 10.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
S : 37C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit

T : 110/70 mmHg
Melepas infuse
Jam 12.00 wib
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Jam 14.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
S : 371C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit
Mengkaji skala nyeri 6
Jam 15.30 wib
Memandikan klien
Memperhatikan lokasi dan intensitas nyeri
post operasi. Nyeri daerah dada sebelah
kanan dan kiri, nyeri timbul secara terusmenerus.
Jam 16.00 wib
Mengukur Tensi
T : 110/70 mmHg
Jam 18.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital

S : 373C
N : 88 x /menit
R : 20 x /menit
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tab
Widecillin 1 tab
Jam 20.00 wib
Membuang drain 10 cc
E : klien mengatakan luka post operasi
berkurang
08/02/200
9

S : Klien Mengatakan Nyeri Post Operasi


berkurang dirasakan hilang timbul
O : - Skala Nyeri 4
- Ekspresi Wajah Kadang-Kadang Meringis
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 04.30 Wib
Mengukur Tanda-Tanda Vital
T : 90/60 mmhg
S : 362C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 05.30 wib

Memandikan Klien
Jam 08.00 wib
Mengukur Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 364C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Mengkaji skala nyeri
Skala nyeri 4
Mengajarkan klien teknik relaksasi tehnik
panjang
Jam 10.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
S : 36C
N : 80 x /menit
R : 20 x /menit
Mengganti balut luka post operasi
- luka masih basah
- pus (-)

Melepas drain
Jam 12.00 wib
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb
Widecillin 1 tb
Jam 14.00 wib
Mengukur Tanda-Tanda Vital
S : 366C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit
Mengkaji skala nyeri
Skala nyeri 4
Jam 15.00 wib
Klien mandi sendiri dikamar mandi dibantu
keluarga
Jam 18.00 wib
Mengukur Tanda-Tanda Vital
S : 36C
N : 84 x /menit
R : 20 x /menit
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb

Widecillin 1 tb
E : klien mengatakan nyeri berkurang
09/02/200
9

S : Klien Mengatakan Nyeri luka Post Operasi


sangat berkurang dibandingkan hari-hari
kemarin
O : - Skala Nyeri 3
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
I : Jam 08.00 Wib
Memberi Obat Oral
Yekalgin 1 tb
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 130/80 mmhg
S : 367C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Mengkaji skala nyeri
Skala nyeri 3
Jam 14.00 wib
Klien pulang dengan persetujuan dokter.
E : klien mengatakan nyeri sudah sangat
berkurang

06/02/09

S : Klien Mengatakan dalam memenuhi

kebutuhan personal hygiene dan kebutuhan


nutrisi dibantu keluarga dan perawat.
O : - kemampuan beraktivitas pasien terbatas
- mobilisasi hanya berada / terbatas
ditempat tidur.
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 15.00 Wib
Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan cara
mendekatkan snack ke dekat klien.
Melibatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan klien.
Jam 08.00 wib
Memberi diit sore dengan cara melibatkan
keluarga untuk menyuapi klien makan
dan memberi minum
Jam 20.00 wib
Membantu klien makan buah dan minum
teh manis
Membantu klien BAK
E : klien mengatakan belum dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi dan personal hygiene sendiri
07/02/200
9

S : Klien Mengatakan dalam memenuhi


kebutuhan personal hygiene dan kebutuhan
nutrisi masih dibantu sebagian keluarga dan
perawat.
O : - kemampuan klien beraktivitas masih

terbatas
A : Masalah Teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 04.30 Wib
Memenuhi klien dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene yaitu mandi
Jam 06.30 wib
Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi yaitu dengan cara
mendekatkan makan dan minum klien.
Melibatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi klien
Jam 09.00 Wib
Menganjurkan klien untuk melakukan
aktivitas semampunya seperti miring
kanan dan miring kiri
Jam 10.00 wib
Membantu klien berlatih duduk
Jam 11.00 wib
Membantu klien BAK di atas tempat tidur
Jam 12.00 wib
Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi yaitu dengan
mendekatkan makan dan minum klien
Jam 15.30 wib
Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene yaitu

memandikan klien
Menganjurkan klien untuk melakukan
aktivitas semampunya dan berlatih
duduk
Jam 18.00 wib
Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan cara
mendekatkan makan dan minum klien
Jam 20.00 wib
Membantu klien BAK di atas tempat tidur.
E : klien mengatakan sudah dapat miring kanan
dan miring kiri
08/02/200
9

S : Klien Mengatakan sudah dapat memenuhi


kebutuhan personal hygiene dan nutrisi tanpa
bantuan.
O : klien mampu beraktivitas sendiri (seperti
makan, mandi, BAK )
A : Masalah Teratasi
P : hentikan Intervensi
I : Jam 04.30 Wib
Memenuhi klien ke kamar mandi
kebutuhan personal hygiene yaitu mandi
Jam 06.30 wib
Mendekatkan makan dan minum klien
(klien mampu makan dan minum sendiri)
Melibatkan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi klien

Jam 10.00 Wib


Memberikan snack pagi
Jam 15.30 wib
Klien ke kamar mandi tanpa bantuan
E : klien sudah dapat memenuhi kebutuhan
personal hygiene dan nutrisi tanpa bantuan
06/02/200
9

S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi


O : terdapat luka post operasi di dada kanan dan
kiri
Terpasang drain dan terbalut kasa
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 14.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 37C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 15.30 wib
Mengkaji tanda-tanda infeksi : kolor, dolor,
rubor, tumor, fungsiolasea
Menganjurkan klien untuk menjaga
kebersihan sekitar luka dan tubuh

Jam 18.00 wib


Membantu klien minum obat : yekalgin 1
tab, widecillin 1 tab
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
S : 373C
N : 88 X /Menit
R : 20 X / Menit
07/02/200
9

S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi


masih terasa nyeri
O : terdapat luka post operasi di dada kanan dan
kiri
Terpasang drain dan terbalut kassa
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 04.30 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/80 mmhg
S : 372C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 05.00 wib
Menganjurkan klien untuk menjaga
kebersihan sekitar luka dan tubuh
Mengkaji tanda-tanda infeksi : kolor, dolor,

rubor, tumor, fungsiolasea


Jam 08.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 364C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab
Jam 11.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 120/70 mmhg
S : 371C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 13.00 wib
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab
Jam 14.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 372C
N : 84 X /Menit

R : 20 X / Menit
Jam 15.30 wib
Menganjurkan klien untuk menjaga
kebersihan sekitar luka dan tubuh
Mengkaji tanda-tanda infeksi : kalor, dolor,
rubor, tumor, fungsiolasea
Jam 18.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 373C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 20.00 wib
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab
Membuang drain 10 cc
E:08/02/200
9

S : Klien Mengatakan nyeri luka post operasi


berkurang
O : pada luka post operasi tidak terdapat tandatanda infeksi
Luka masih terbalut kassa dan drain sudah di
lepas
A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
I : Jam 04.30 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 90/60 mmhg
S : 362C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 05.00 wib
Menganjurkan klien untuk menjaga
kebersihan sekitar luka dan tubuh
Mengkaji tanda-tanda infeksi : kolor, dolor,
rubor, tumor, fungsiolasea
Jam 08.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 364C
N : 80 X /Menit
R : 20 X / Menit
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab
Jam 10.30 wib
Melepas drain
Melakukan ganti balut

Mengkaji tanda-tanda infeksi


Jam 13.00 wib
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab
Jam 14.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 367C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 15.30 wib
Menganjurkan klien untuk menjaga
kebersihan sekitar luka dan tubuh
Jam 18.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 110/70 mmhg
S : 373C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 20.00 wib
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab
E : luka tertutup kassa, tidak ada tanda-tanda
infeksi.

09/02/200
9

S:O : - Luka operasi bersih


- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Drain sudah dilepas
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
I : Jam 04.30 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 100/70 mmhg
S : 370C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Jam 05.00 wib
Menganjurkan klien untuk menjaga
kebersihan sekitar luka dan tubuh
Jam 08.00 wib
Mengobservasi Tanda-Tanda Vital
T : 130/80 mmhg
S : 367C
N : 84 X /Menit
R : 20 X / Menit
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab

Jam 10.00 wib


Merawat luka dengan teknik septic dan
antiseptic serta mengganti balutan
Jam 13.00 wib
Memberi obat oral : yekalgin 1 tab,
widecillin 1 tab
Jam 14.00 wib
Klien pulang dengan persetujuan dokter
E : luka tertutup kassa dan tidak ada tanda-tanda
infeksi : kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolasea.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah memberikan asuhan keperawatan pada Ny. M dari tanggal 04 Februari 2009,
penulis mengambil kesimpulan bahwa kanker payudara adalah sekelompok sel tidak
normal pada payudara yang terus tumbuh dan berubah menjadi ganas yang merupakan
kanker terbanyak di derita wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat
kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2 tertinggi. Untuk mengurangi
angka kematian. Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara
menyuluruh terhadap kondisi penderita.
Permasalahan yang muncul pada Ny. M selama penulis memberi asuhan keperawatan
adalah :
1. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
2. Nyeri sehubungan dengan luka post operasi mastektomi.
3. Gangguan pemenuhan ADL sehubungan dengan kelemahan fisik.
4. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan terputusny inkontinuitas jaringan.
B. Saran

1. Dalam pemecahan masalah pasien, perawat hendaknya mampu melaksanakan asuhan


keperawatan meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi, dan evaluasi
secara cermat, teliti, tepat serta paripurna dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
keperawatan.
2. Untuk meningkatkan mutu dalam asuhan keperawatan pada pasien pre dan post operasi
mastektomi sebaiknya keluarga perlu dilibatkan dalam perawatan pasien baik selama
di rumah sakit juga setelah pulang dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Mansjoer, dkk (Editor). 2000. Bedah Tumor dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
ke-3,
2. Jilid ke-2. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Anonymous.2007.KankerPayudara.http://www.blogdokter.net/2007/03/13/kankerpayudara/. Januari 2009.
4. Harnawati AJ. 2008. Askep Kanker Payudara.
5. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-kanker-payudara/. 29 Desember
2008.
6. dr. Budi Harapan Siregar,Sp.B. Catatan Kuliah Bedah Jilid 2. Makassar. Bursa
Aesculapius.
7. dr. Andi Dwihantoro. 2007. Kanker Payudara Familial : Riwayat Keluarga, Karakteristik
Tumor
8. Dan Ketahanan Hidup. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada
9. Yogyakarta. http://puspasca.ugm.ac.id/files/Abst_(3435-H-2007).pdf. 6 Mei 2008.
10. Anonymous. 2008. Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM).
http://bedahumum.wordpress.com/
11. Update : Makassar, 4 Februari 2009
12. Sumber : www.klinikindonesia.com
13. www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Kedokteran, Bisnis & Religius Online

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Mengenal tentang penyakit Ca mamae (kanker payudara)
Alasan : Pasien dan keluarga belum mengetahui tentang penyakit dan tindakan operasi yang akan
dijalani.
Sasaran : Langsung Ny. M
Tidak langsung keluarga Ny. M
Waktu : Rabu, 4 Februari 2009
Jam : 14.30 15.00 WIB
Tempat : Ruang Bethesda kamar no. 21
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny. M dan
keluarganya dapat mengerti dan memahami tentang penyakit ca mamae dan tindakan operasi
yang akan dijalani.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny. M dan keluarganya
mampu :
a. Menjelaskan pengertian Ca mamae
b. Menyebutkan penyebab Ca mamae
c. Menyebutkan tanda dan gejala Ca mamae
d. Menyebutkan penatalaksanaan Ca mamae
III. Materi
a. Pengertian
Kanker payu dara adalah sekelompok sel tida normal pada payudara yang terus
tumbuh dan berubah menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara.
b. Penyebab

Faktor genetic, hormone dan virus.


c. Tanda dan gejala
Cairan putting susu yang abnormal
Perubahan tekstur kulit pada payudara, putting susu maupun areola.
Luka yang tidak sembuh dalam waktu lama
Kulit sekitar putting susu bersisik
Retraksi putting susu
Gatal pada payudara
Konsistensi payudara keras, padat.
Benjolan berbatas tegas.
Nyeri / tanpa rasa sakit.
d. Penatalaksanaan
Mastektomi
Kemotherapi
Radiasi
Therapy hormonan
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Proses kegiatan
Kegiatan

Waktu

Kegiatan perawat

Kegiatan pasien

Pembukaan

1 menit

Memberikan salam
Melakukan kontrak
ulang.
Mengkaji ulang
tentang pengetahuan
pasien mengenai Ca
mamae.

Pasien dan keluarga


menjawab salam
Pasien dan keluarga
kooperatif dan
menerima kehadiran
perawat.
Pasien dan keluarga
belum tahu tentang ca
mamae dan tindakan
operasi.
Pasien dan keluarga
mengerti

Penyampaian
materi

20 menit

Menjelaskan materi
tentang : pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala serta
penatalaksanaan.
Memberikan
kesempatan pada
pasien dan keluarga
untuk bertanya.
Menjawab
pertanyaan pasien.
Memberikan
pertanyaan kembali
pada pasien dan
keluarga sebagai
bahan evaluasi.

Penutup

5 menit

Membuat kesimpulan
tentang penyuluhan
yang telah
dilaksanakan.
Menutup pertemuan
dengan mengucapkan

Pasien dan keluarga


tampak mendengarkan
dan memperhatikan
penjelasan perawat.
Pasien bertanya
tentang tindakan
operasi yang akan di
jalaninya.
Pasien dan keluarga
mendengarkan.
Pasien mampu
menjawab pertanyaan
perawat.

Pasien dan keluarga


memperhatikan
Pasien dan keluarga
menjawab salam dan
mengucapkan terima

salam.

kasih.

VI. Evaluasi
a. Kognitif
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian Ca mamae dengan benar.
- Pasien dan keluarga mampu menyebutkan penyebab Ca mamae dengan benar.
- Pasien dan keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Ca Mamae.
- Pasien dan keluarga mampu menyebutkan penatalaksanaan Ca Mamae
b. Afektif
Pasien dan keluarga tampak mengerti penyuluhan yang diberikan oleh perawat.
VII. Referensi
HarnawatiAJ.2008.AskepKankerPayudara.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/ask
ep-kanker-payudara/.29 Desember 2008.

Laboratorium Patologi Anatomi


No. RM : 194372 No. PA : J-09-0344
Nama : Ny. M Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 42 Tahun Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tgl terima : 6/02/2009 Lokasi : Mamae
Diagnosa klinis : Tumor mamae kanan dan kiri Sifat : Ganas primer
Hasil Pemeriksaan
Makrokopis
Kanan : Jaringan mamae kanan 9 x 6 x 5 cm, terdapat masa tumor warna putih diameter 5 cm,
tidak rapuh.

Kiri : Jaringan mamae kiri ukuran 9 x 7 x 6 m, mengandung massa tumor diameter 6 cm.
Makroskopis
Frozen section :
Mamae kanan : ganas
Mamae kiri : ganas
Sediaan mamae dextra dan sinistra mengandung masa tumor berdiameter 5 cm dan 6 cm.
gambaran miskroskopik tumor daerah maupun dextra berstruktur serupa : mengandung
kelompok se ganas bentuk pleiomorfix, berinti hiperkromatik, menyebuk ke stroma jaringan
ikat.
Kesan / kesimpulan
Sesuai hasil frozen section : karsinoma duktus invasif (grade III) mamae dextra et sinistra.

You might also like