You are on page 1of 8

Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling Iuas digunakan.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan anus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar (rotating magneticfield) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns=120f/2p). Medan putar pada stator
tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai
dengan hukum lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan
putar relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel
motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip
antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor
bertambah, putaran rotor cendrung menurun.
Konstruksi
Sebuah motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor
merupakan bagian yang berputar dan stator merupakan bagian yang diam.
a. Stator
Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang
diam dan mengalirkan arus tiga fasa. Arus tiga fasa ini merupakan arus yang berasal dari
sumber. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapisi dengan
isolasi tipis.

Stator
Stator mempunyai bagian :
Rangka.
Inti stator
Kumparan stator
b. Rotor

Rotor adalah salah satu komponen motor induksi selain stator, dimana bagian ini
merupakan bagian yang bergerak. Fungsi rotor adalah menguabah gaya dari stator
menjadi energi mekanik.
Rotor terdiri dari :
Inti rotor.
Kumparan rotor.
Adapun jenis rotor dalam motor induksi tiga fasa adalah :
a. Motor indusi 3 fasa rotor belitan.
Jenis motor induksi ini mempunyai belitan kumparan 3 fasa sama seperti
kumparan statornya serta kumparan stator dan rotornya mempunyai jumlah kutub yang
sama. Belitan 3 fasa pada motor jenis ini biasanya terhubung Y dan ujung 3 kawat belitan
rotor tersebut di hubungkan pada slipring yang terdapat pada poros rotor. Belitan-belitan
rotor ini kemudian di hubung singkatkan melalui sikat (brush) yang menempel pada
slipring dengan sebuah perpanjangan kawat untuk tahanan luar.
Slipring dan sikat merupakan penghubung belitan rotor ke tahanan luar (fungsi
tahanan luar yaitu membatasi arus awal yang besar). Tahanan luar ini kemudian perlahan
dikurangi hingga nol sebagaimana kecepatan motor yang bertambah telah mencapai
kecepatan penuh. Setelah mencapai kecepatan penuhnya, 3 buah sikat akan terhubung
singkat (tanpa tahanan luar) maka rotor belitan ini akan bekerja mirip seperti rotor
sangkar. Motor induksi jenis ini mempunyai arus awal yang rendah dan torsi awal yang
tinggi.

Bentuk Rotor Belitan

Skematik Diagram Motor Induksi Rotor Belitan


b. Motor induksi 3 fasa rotor sangkar.

Jenis motor induksi ini terdiri dari tumpukan lempengan besi tipis yang dilaminasi
dan batang konduktor yang mengitarinya, tumpukan besi yang dilaminasi tersebut
disatukan untuk membentuk inti rotor. Alumunium (sebagai batang konduktor)
dimasukan ke dalam slot dari inti rotor untuk membentuk serangkaian konduktor yang
mengelilingi inti rotor. Rotor yang terdiri dari sederetan batang-batang konduktor yang
terletak pada alur-alur sekitar permukaan rotor, ujung-ujungnya dihubung singkat dengan
menggunakan cincin hubung singkat (shorting ring) atau disebut juga dengan end ring.
Motor induksi jenis ini tidak terdapat komutator sehingga tidak memercikan
bunga api. Motor induksi jenis ini mempunyai arus awal tinggi, torsi awal rendah dan
kapasitas Overload tinggi serta efesiensi dan faktor kerjanya lebih tinggi dibanding rotor
belitan.

Bentuk Rotor Sangkar


c. Celah udara, untuk memberikan keleluasaan rotor untuk berputar.
d. Sikat (carbon brush), hanya terdapat pada motor induksi rotor belitan yang berfungsi untuk
menghubungkan belitan rotor dengan tahanan tambahan
Medan Putar
Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar
(fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi apabila
kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya tiga fasa. Hubungan dapat berupa
bintang atau delta.

Medan Putar
Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan 3 fasa, dengan fasa masing-masing 120 dan
dialiri arus sinusoid. Distribusi ia, ib, is sebagai fungsi waktu pada keadaan tl, t2, t3, dan t4
fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing adalah c, d, e, dan f. Pada
t1 fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan a-a;
sedangkan t2 fluks resultannya dihasilkan oleh kumparan b-b. Untuk t4, fluks resultannya
berlawanan arah dengan fluks resultan yang dihasilkan pada saat tl. Dari gambar diatas c, d, e,
dan f tersebut terlihat bahwa fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh karena itu, untuk
mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan sebagai berikut
Ns = 120.f/p
f = frekuensi
p = jumlah kutub

Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang memiliki kecepatan konstan, namun kecepatan
dapat diatur karena kecepatannya berbanding lurus dengan frekuensi. Motor sinkron secara
khusus sangat baik digunakan untuk kecepatan rendah. Kelebihan dari motor sinkron ini antara
lain, dapat dioperasikan pada faktor daya lagging maupun leading, tidak ada slip yang dapat
mengakibatkan adanya rugi-rugi daya sehingga motor ini memiliki efisiensi tinggi. Sedangkan
kelemahan dari motor sinkron adalah tidak mempunyai torka mula, sehingga untuk starting
diperlukan cara-cara tertentu. Bila metode starting telah dapat dikembangkan kemudian hari,
maka motor ini akan lebih unggul dibandingkan motor listrik yang lain.

Kontruksi
Motor sinkron juga memiliki dua bagian penting yaitu bagian stator yang merupakan
bagian komponen diam, dan bagian rotor yang berfungsi sebagai komponen berputar, stator
terdiri dari inti besi dari bahan ferromagnet yang dibeliti dengan lilitan 3 fasa, lilitan 3 fasa ini
sama dengan lilitan 3 fasa pada rotor induksi.

Kontruksi Motor Sinkron

Rotor (a) Salient pole (menonjol) (b) Non-Salient/Cylindrical Structures


Rotor pada motor sinkron ada dua type yaitu salient pole ( menonjol ) dan non salient
pole ( tidak menonjol ) dan terdiri dari kutub menonjol yang juga dibeliti dengan lilitan untuk
eksitasi DC dari luar. Kumparan dari lilitan excitasi ini dihubungkan dengan slip ring untuk
dihubungkan dengan sumber eksitasi DC dari luar.
Motor sinkron selalu memerlukan arus eksitasi agar selalu dapat berjalan dengan sinkron,
arus eksitasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis diantaranya :
Eksitasi Dynamic, merupakan jenis eksitasi yang konvensional. Dimana arus eksitasi
diperoleh dari sebuah generator DC yang dihubungkan ke rotor motor sinkron. Jenis
eksitasi ini memiliki kekurangan, yaitu bahwa generator DC merupakan beban tambahan

bagi motor. Kemudian sikat arang sebagai penghubung eksitasi menekan slip ring yang
menimbulkan rugi-rugi.

Eksitasi Dynamic

Eksitasi Statis, merupakan perkembangan dari eksitasi dinamis. Dimana alat ini
menggunakan penyearah elektronik ( Rectifier ), penyearah ini memerlukan sumber
tegangan input AC yang diambil dari sumber tegangan jala-jala. Karena exciter yang
digunakan tidak berputar seperti pada gambar eksitasi konvensional maka eksitasi dapat
dikatakan statis.

Eksitasi Statis

Eksitasi Brusless (eksitasi sendiri), pada prinsipnya brusless ini menggunakan generator
AC kecil sebagai ekciter. Pertama, arus DC diberikan pada stator, kemudian rotor pada
exciter akan menghasilkan arus AC yang kemudian diserahkan oleh rectifier yang juga
ikut berputar pada poros rotor motor sinkron.

E
ksitasi Brusless
Motor sinkron yang modern umumnya tidak menggunakan sikat untuk eksitasi luar tetapi
eksitasi diambil dari sebuah penyearah yang ikut berputar dan sebuah generator AC yang kecil
yang dihubungkan langsung pada poros dari motor sinkron tersebut. Prinsip ini sama dengan
yang digunakan pada generator modern yang menggunakan sistem eksitasi sendiri (Brusless
excitation). Kontruksi untuk motor sinkron tanpa sikat (Brusless excitation) dapat dilihat pada
gambar eksitasi brusless diatas.
Rotor dan stator pada motor sinkron selalu mempunyai jumlah kutub yang sama dan
seperti pada motor induksi maka jumlah dari kutub ini menentukan kecepatan dari motor sinkron
yang hubungannya dapat dirumuskan dengan :

Dimana :
Ns = Kecepatan Motor ( r/min)
F = frekuensi sumber
P = jumlah kutub

TUGAS KLIPING
MANAJEMEN PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Oleh :
REZA ABDUL RAZAQ
1407034222

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D3


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016

You might also like