Professional Documents
Culture Documents
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau dikenal sebagai Acute
Respiratory Infections (ARI).
Infeksi pernafasan akut adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal
(mikro plasma) atau aspirasi substansi asing, yang melibatkan suatu atau semua bagian
saluran pernafasan. (Wong,D.L,2003:458)
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Infeksi adalah
masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang sehingga
menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga
alveoli, beserta organ adneksa lainnya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah, dan pleura.
Sedangkan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut dari suatu penyakit.
1. B.
Etiologi
Ventilasi kurang
1. C.
Manifestasi Klinis
bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah
timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum).
2. Kesulitan bernafas
Akumulasi mukus di trakea akan mengakibatkan saluran nafas tersumbat sehingga
mengalami kesulitan dalam bernafas
1. Sakit tenggorokan
Terjadi iritasi jalan nafas akibat pembengkakan akan merangsang ujung dendrit oleh nervus,
untuk menstimulasi pelepasan kemoreseptor yaitu bradikinin dan serotonin sehingga terjadi
perangsangan nyeri pada tenggorokan
1. Demam
Infeksi jalan nafas juga mengakibatkan munculnya demam, ini sebagai mekanisme
pertahanan tubuh dalam melawan mikroorganisme yang masuk.
1. D.
Patofisiologi
ISPA terjadi dapat karena masuknya virus kedalam saluran pernafasan atas, kemudia virus
bereplika (membelah) pada sel epitel kolumner bersilia (hidung, sinus, faring) menyebabkan
radang pada tempat tersebut. Peradangan itu merangsang pelepasan mediator histamin dalam
sekresi hidung sehingga permeabilitas vaskuler naik dan akibatnya terjadi odema pada
mukosa dan hidung menjadi tersumbat akibat akumulasi mukus, dari kejadian itu
menimbulkan masalah inefektif bersihan jalan nafas.
Perubahan yang terjadi adalh edema pada mukosa, infiltrat sel mononuler yang menyertai,
kemudian fungsional silia mengakibatkan pembersihan mukus terganggu. Pada infeksi berat
sampai sedang epitel mengelupas, ada produksi mukus yang banyak sekali, mula-mula encer,
kemudian mengental dan biasanya purulen. Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran
nafas atas, masuk oklusi dan kelainan rongga sinus.
1. E.
Pemeriksaan Penunjang
Rongten sinus : dilakukan untuk menyingkirkan kelainan yang bersifat sitemik, atau
setempat, seperti tumor, fistula dan alergi.
1. F.
Penatalaksanaan Medis
1. G.
Komplikasi
1. meningitis
2. abses peritonsiliar
3. sepsis
4. demam rematik
5. otitis media
6. hemoragi