You are on page 1of 10

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN

HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN STRATEGI


KOPING PADA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI
HEMODIALISA
YUNITAS SARI, VENY ELITA, RIRINOVAYELINDA

DISUSUN OLEH :

RUMAH SAKIT DKK


2013

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH/ KESESUAIAN DENGAN LINGKUP
KEPERAWATAN KRITIS
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (GGK) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, yang dapat menyebabkan terjadinya uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah (Smeltzer & bare, 2002).
Selama pasien menjalani terapi hemodialisa sering merasa khawatir dengan
kondisi penyakitnya. Kekhawatiran ini mencetuskan stress dan mekanisme koping
individu yang tidak efektif. Kondisi ini muncul akibat proses penyakit dan terapi
yang membutuhkan waktu lama bahkan seumur hidup. Stress pada pasien dengan
GGK muncul akibat ketakutan akan kehilangan pekerjaan, pendidikan, perubahan
fisik, dan memikirkan biaya perawatan. Hal ini juga ditemukan di berbagai
instansi perawatan baik milik pemerintah ataupun swasta. Penelitian ini memiliki
kesesuaian dengan ruang lingkup perawatan kritis. Pasien dengan GGK
merupakan pasien dengan penyakit kritis. Masalah penelitian sangat actual dan
factual untuk dibahas. Stress dan mekanisme koping pasien yang maladaptif
merupakan faktor terhambatnya proses pengobatan dan perawatan bagi pasien
dengan GGK.
B. TUJUAN
Tujuan analisa jurnal ini adalah untuk mengetahui kontribusi jurnal penelitian
terhadap disiplin ilmu keperawatan terkini khususnya di bidang hemodialisis.

BAB II
RINGKASAN JURNAL
Kasus penderita gagal ginjal kronik (GGK) di dunia cukup tinggi. Pada tahun
2006 terdapat 1,1 juta orang menjalani dialysis kronik (YGDI, 2001). Grassman
(2005) mengatakan bahwa pada akhir tahun 2004 terdapat 1.783.000 penduduk dunia
menjalani perawatan ginjal akibat GGK, diantaranya 77% dengan cuci darah dan
23% dengan transplantasi ginjal. Di Indonesia sendiri tahun 2004 diperkirakan ada
70.000 penderita gagal ginjal kronik dan yang menjalani hemodialisis berjumlah
4.000-5.000 penderita.
Terapi yang diberikan kepada penderita GGK melalui hemodialisis atau
transplantasi ginjal menimbulkan masalah pada pasien. Individu sering merasa
khawatir akan kondisi sakitnya yang tidak dapat diramalkan dan gangguan dalam
kehidupannya. Hal ini akhirnya mencetuskan stress dan mekanisme koping penderita
yang tidak efektif. Oleh karena itu, untuk menunjukkan keberhasilan terapi maka
perawat harus mengetahui gambaran stress dan mekanisme koping penderita GGK
agar perawat dapat melakukan penanganan untuk meningkat mekanisme koping yang
efektif pada penderita GGK yang menjalani terapi hemodialisa. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross
sectional. jumlah sampel yang diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak
83 responden. uji statistic menggunakan uji Chi Square dengan p-value = 0,023 <
0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara stress dengan strategi koping
pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa.

BAB III
ISI
A. ANALISIS JURNAL
1. Judul
Judul merupakan bagian pokok dari sebuah jurnal yang mendeskripsikan
arah atau variabel penelitian ataupun pengamatan agar terarah sesuai dengan
tujuan atau ruang lingkup penelitian. Pemilihan judul dalam jurnal ini sudah
sesuai dengan disiplin ilmu keperawatan. Mekanisme koping pada pasien
merupakan faktor utama yang menentukan berat ringannya derajat stress pada
pasien. Stress yang berat pada pasien hemodialisa seringkali ditemukan, hal
ini merupakan dampak dari terapi yang begitu lama dan membutuhkan biaya
yang besar serta mempengaruhi derajat kesehatan seseorang. Pasien yang
dilakukan hemodialisa lebih banyak mengeluh akibat rasa sakit selama proses
hemodialisa, disamping itu muncul faktor pencetus seperti rasa takut
berlebihan dari pasien terhadap sesuatu yang belum pasti. Teori yang
menyebutkan bahwa. Mengurangi rasa takut pasien akan dapat menurunkan
stress pasien, stress pasien yang berkurang tentunya akan membantu
mempermudah terapi. Penelitian dengan judul hubungan stress dengan
mekanisme koping sangat memberikan kontribusi bagi dunia keperawatan.
Melalui penelitian ini maka dapat diketahui seberapa besar hubungan antara
mekanisme koping dengan stress pasien sehingga perawat dapat melakukan
tindakan promotif dan preventif terhadap terjadinya stress pada pasien yang
menjalani terapi. Hanya saja judul perlu lebih dikerucutkan lagi yang bersifat

aplikatif agar hasil penelitian dapat secara langsung diaplikasikan dalam lahan
praktek keperawatan dalam penanganan stress pada pasien GGK dengan
hemodialisa.
2. Masalah relevan dengan keperawatan
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini merupakan masalah
psikologis yang mempengaruhi pasien dalam pemberian terapi hemodialisa.
Stress merupakan salah satu masalah actual yang terjadi pada pasien dengan
penyakit kronis seperti GGK. Dunia keperawatan secara khusus memberikan
perhatian terhadap stress yang dialami oleh pasien melalui diagnose
keperawatan yang actual seperti. Dunia keperawatan menyadari pengaruh
besar stress yang tidak tertangani dengan baik. Pasien yang mengalami stress
pada umunya akan mengalami kecemasan yang berlebih dan berdampak pada
tanda-tanda vital yang tidak stabil seperti meningkatnya frekuensi nadi,
tekanan darah, dan pola nafas. Kondisi ini sudah tentu berdampak buruk
terhadap penanganan medis yang akan diberikan. Sehingga kondisi pasien
tidak berubah menjadi lebih baik.
Hal ini dipertegas oleh Long (2001) yang menyatakan bahwa ketakutan
dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat mempengaruhi respon
fisiologis tubuh yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik
seperti, meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakanyang
tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, sulit tidur, sering
bertanya hal yang sama, dan sering berkemih.

Selanjutnya Stuart (2003) menjelaskan pada tingkat stress yang berat


maka akan dapat menyebabkan kecemasan berat dimana pasien kehilangan
kontrol total, tidak lagi dapat diatur, terjadinya peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, distorsi persepsi
dan kehilangan pikiran rasional.
3. Permasalahan dianalisa dengan tajam kekurangan dan kelebihan
Kekurangan dari masalah:
Masalah stress dan mekanisme koping yang maladaptif merupakan
masalah umum yang terjadi pada pasien dengan GGK. Ketakutan-ketakutan
yang tidak tertangani dengan baik pada akhirnya akan menyebabkan tingkat
stress semakin tinggi. Namun dalam jurnal penelitian ini permasalahan atau
ketakutan yang muncul dari pasien tidak terdeskripsikan. Pembaca hanya
mengetahui bahwa stress merupakan akibat dari mekanisme koping yang
maladaptive dikarenakan penerimaan pasien yang kurang baik terhadap
prosedur terapi hemodialisa. Penelitian tidak menjelaskan sumber stress dari
pasien, secara teoritis penelitian ini telah menjabarkan sumber stress namun
pada tolak ukur aplikatif sumber stress tidak dijabarkan bagaimana proses
stress dan mekanisme koping yang muncul pada pasien yang menjalani terapi
hemodialisa. Meskipun tidak mempengaruhi hasil penelitian, hal ini
merupakan permasalahan yang harus diangkat, karena menjadi poin penting
dan hal pokok dalam memberikan kontribusi scara nyata terhadap dunia
keperawatan professional.

Kelebihan masalah :
Kelebihan masalah yang diangkat dalam penelitian ini dilihat dari
perspektif disiplin ilmu. Masalah stress dan mekanisme koping merupakan
bagian dari disiplin ilmu keperawatan dan tidak dapat terpisahkan dalam
dunia keperawatan professional. Setiap tindakan keperawatan berlandaskan
pada bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual, artinya semua komponen hidup
manusia merupakan bagian dari dunia keperawatan baik dalam kondisi sehat
ataupun sakit. Stress dan mekanisme koping merupakan permasalahan yang
muncul dari status mental dan psikologi individu, semakin baik pelayanan
keperawatan professioanal yang diberikan maka akan semakin baik pula status
psikologis dan mental individu. Selain itu, sebagaimana kita ketahui bersama
bahwa paasien dengan GGK merupakan pasien dengan tahap akhir. Artinya,
kondisi pasien sudah berada pada terminasi atau menghadapi kematian.
Namun, bukan berarti semua kebutuhan pasien tidak dipenuhi dengan baik.
Pasien diperlakukan sebagai manusia seutuhnya yang membutuhkan kasih
sayang, cinta, dan perhatian yang sama. Penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat upaya dunia keperawatan untuk mempersiapkan pasien dalam
menghadapi akhir usia dengan tenang dan nyaman. Dengan mengetahui
proses stress yang terjadi dan mekanisme koping yang maladaptive maka duni
keperawatan akan dapat lebih spesifik dalam menentukan tindakan
keperawatan agar pasien berada dalam kondisi yang tenang dan maksimal
mengalami stress ringan.

4. Metodologi.
Jurnal yang berjudul hubungan antara stress dan strategi koping pada
pasien yang menjalani terapi hemodialisa menggunakan rancangan penelitian
deskriptif analitik korelasional. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan prospektif dengan pola cross
sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
yang bertujuan mengambil sampel berdasarkan kriteria tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti. Uji statistic yang digunakan adalah uji chi square
dimana salah satu dari variabel berskala nominal. Rancangan penelitian dalam
jurnal ini kurang memuaskan bagi lahan praktek atau klinis. Rancangan
penelitian hanya sebatas mengetahui dan tidak, menghubugkan dan tidak
menghubungkan. Kebutuhan lahan atau klinis adalah penelitian yang dapat
secara langsung memberikan kontribusi dengan menunjukkan efektiftas dari
suatu tindakan. Hal ini dapat dilakukan dengan rancangan penelitian pre
experiment ataupun experiment. Apakah suatu tindakan mempengaruhi atau
tidak mempengaruhi, dengan rancangan penelitian tersebut maka akan dapat
memberikan kontribusi secara langsung terhadap dunia klinis untuk
mempeljari lebih serius upaya untuk menurunkan tingkat cemas melalui
pembentukan koping individu melalui tindakan yang konkret. Selain itu,
pendekatan yang digunakan hanya mengukur satu waktu yaitu masa kini,
penelitian melalui pendekatan ini belum dapat memunculkan hasil yang

maksimal. Untuk itu sebaiknya penelitian dilakukan dengan menggabungkan


minimal dua pendekatan retrospektif dan prospektif. Sehingga akan diketahui
kejadian kemarin dan kejadian masa kini.

B. APLIKASI/ PENERAPAN MASALAH


Berdasarkan jurnal penelitian ini maka output yang diharapkan adalah adanya
perbaikan koping dari individu yang mengalami stress akibat proses hemodialisa.
Namun, penelitian ini hanya sebatas deskriptif dan tidak memberikan perlakuan
atau merubah sikap, perilaku ataupun tindakan individu. Meskipun begitu, hasil
penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara mekanisme koping
dengan stress. Artinya, semakin baik strategi koping pasien (adaptif) maka akan
semakin ringan tingkat stress pasien yang menjalani terapi hemodialisa.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dirumuskan bahwa perawat harus
menjaga dan menciptakan agar mekanisme koping pasien sebelum dan sesudah
terapi hemodialisa dalam kondisi yang adaptif dan stabil. Hal ini dapat dilakukan
dengan peningkatan komunikasi terapeutik antara pasien dengan perawat sebelum
dan sesudah tindakan. Menggali lebih dalam perasaan pasien terhadap tindakan
yang

dilakukan,

melaksanakan

prosedur

lingkungan

terapeutik

dengan

menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang bagi pasien. Dengan berbagai
tindakan tersebut diharapkan maka akan terjadi perbaikan koping pada pasien
yang mengalami stress selama menjalani hemodialisa.

BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Jurnal penelitian memberikan kontribusi yang baik bagi disiplin ilmu
keperawatan dan bagi lahan klinis untuk meningkatkan strategi koping pasien
yang menjalani hemodialisa.
D. SARAN
Kepada bidang Keperawatan disarankan untuk melanjutkan penelitian dengan
rancangan penelitian experiment untuk mengetahui prosedur tindakan yang
efektif dalam meningkatkan strategi koping adapatif pada pasien yang menjalani
terapi hemodialisa.

You might also like