Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk membantu dalam mengenali atau
mempelajari makhluk hidup yang begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta
ciricirinya. Manfaat klasifikasi adalah untuk mengetahui jenis-jenis makhluk hidup
dan hubungan antar makhluk hidup sehingga menjadi lebih mudah diketahui
kekerabatan antar makhluk hidup yang beraneka ragam. Makhluk hidup yang
diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaanpersamaan sifat dan ciri-ciri. Identifikasi merupakan tugas untuk mencari dan
mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya
ke dalam suatu takson (Kotellat et al., 1993).
Identifikasi penting dalam mencari kebenaran terhadap suatu species.
Tahapan
dalam
klasifikasi
adalah
pencanderaan
ciri-ciri
makhluk
hidup,
secara soliter atau berkoloni dan avertebrata bersel banyak (Metazoa) yang dapat
berkonstruksi seluler, jaringan atau organ. Berdasarkan konstruksi tubuh, struktur
tubuh hewan avertebarata dapat berupa kontruksi seluler (pada Porifera),
berkontruksi jaringan (Cnidaria dan Ctenophora) dan berkonstruksi organ (Metazoa).
Hampir 90 % dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah
Arthropoda.Arthropoda merupakan invertebrate yang berkontruksi tubuh organ
dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripatus di Afrika
Selatan. Hewan ini adalah jenis cacing beludru yang dianggap setengah cacing dan
setengah
Arthropoda.
Arthropoda
adalah
filum
paling
besar
dalam
dan
hewan
sejenis
adalah Arthropoda.
Arthropoda memiliki
beberapa
karakteristik
yang
membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen biasanya
bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen
berpasangan (asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin;
secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi
melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakea dan spirakel, tidak
ada silia atau nefridia (Rusyana, 2011).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Arthropoda, antara lain :
1. Mengenal beberapa anggota Filum Arthropoda
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
Filum Arthropoda.
menggunakan paru-paru
buku, trakea,
atau
dengan
Chelicerata berasal dari bahasa Yunani chele berarti capit dan keros yang
artinya tanduk. Kelompok Chelicerata ini dikenal karena anggotanya mempunya
alat mulut berupa chelicera yang terdiri dari dua segmen chelicerae merupakan
pelengkap pasangan paling anterior dari prosomal dan biasanya digunakan untuk
makan. Chelicerata meliputi berbagai jenis laba-laba, kalajengking, tungau, dan
mimi. Kebanyakan anggotanya berukuran kecil dan terdapat di daerah yang
kering dan hangat, namun beberapa hidup di peraianan. Chelicerata termasuk
dalam filum Arthropoda. Banyak jenis Chelicerata yang mempunyai kelenjar
racun yang terdapat dirahang atau taring racun sebagai sarana untuk membunuh
mangsa, kemudian menghisap cairan tubuh atau jaringan lunaknya. Gigitan atau
sengatan berbagai jenis laba-laba atau kalajengking menimbulkan kesakitan
bahkan kematian. Beberapa jenis tungau merupakan hama tumbuhan dan jenis
lainnya, juga sebagai parasit pada manusia dan ternak atau menjadi inang
perantara berbagai protozoa dan virus yang menyebabkan penyakit tertentu.
Tubuh biasanya terdiri atas cephalothorax dan abdomen yang tampak jelas,
kecuali pada Acarina. Pada cephalothorax terdapat enam pasang apendik bersendi
, yaitu sepasang chelicerae, sepasang pedipalpi dan empat pasang kaki. Antena
dan mandibel tidak. Chelicerata merupakan sufilum dari Merostomata,
Arachnida, Xiphosura, kelompok yang punah Eurypterida dan Chasmataspidida
dan juga Pycnogonida (Sharma, 2012).
Merostomata adalah kelompok hewan-hewan laut dengan bentuk mirip
cakram dengan organ mirp ekor (telson) yang lancip dan agak panjang. Anggota
kelas ini adalah mimi yang merupakan hewan prasejarah yang telah ada sejak
jaman dahulu kala. Kelas Arachnida memiliki chelisera sebagai alat makan, di
dekatnya biasanya terdapat pedipalpi yang berfungsi sebagai alat potong. Alat
potong ini mengalami modifikasi menjadi capit pada kalajengking. Kelas ini
beranggotakan ordo opiliones, scorpiones, araneae, dan acari. Ordo piliones
beranggotakan dady longlegs, scorpiones beranggotakan kalajengking, araneae
beranggotakan laba-laba, sedangkan acari beranggotakan kutu dan kutu busuk.
Kelas Pynognida ini adalah kelompok untuk laba-laba laut. Hewan mirip labalaba berukuran kecil yang hidup di laut. Mereka umumnya adalah parasit pada
hewan lain atau predator pemakan anemone (Hickman, 2001).
2. Crustacea
Subfilum ini merupakan hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air
tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti
cangkang yang keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah
karsinologi.Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343
spesies yang potensial secara komersil.Keseluruhan dari jumlah itu, 110 spesies
termasuk didalam famili Penaidae. Udang digolongkan kedalam Filum Arthropoda
dan merupakan Filum terbesar dalam Kingdom Animalia. Klasifikasi Crustacea
dibagi menjadi 2 sub-kelas, yaitu Entomostraca (udang-udangan rendah)dan
Malacostrata (udang-udangan besar). Entomostraca umumnya berukuran kecil
danmerupakan zooplankton yang banyak ditemukan di perairan laut atau air tawar
(Demarjati et al., 1990).
3. Myriapoda
Hewan-hewan dalam kelas ini memiliki banyak kaki.Myriapoda merupakan
subfilum yang terdiri dari kelas Chilopoda dan Diplopoda.Subfilum ini memiliki
ruas-ruas tubuh dengan jumlah kaki satu pasang atau dua pasang setiap ruasnya.
Chilopoda disebut juga dengan centipede. Tubuhnya secara dorsoventrral pipih,
terdiri dari 15-173 segmen, masing-masing dengan satu pasang kaki, kecuali pada
dua buah segmen terakhir dan satu segmen dibelakang kepala. Segmen dibelakang
kepala terdapat sepasang cakar racun yang disebut maxilleped yang berguna untuk
membunuh mangsanya.Antenanya panjang memiliki kira-kira 12 segmen.Makanan
Chilopoda adalah insekta, molusca, dan bintang kecil lainnya.Alat pencernaan
makanannya sempurna artinya dari mulut sampai dengan anus ada.Kedalam
pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran Malpighi yang berfungsi
sebagai alat eksresi.Respirasi dengan menggunakan trachea yang bercabang-cabang
dengan lubang yang terbuka pada hampir setiap segmen. Alat reproduksi terpisah,
pembuahan terjadi secara internal dan alat reproduksi ini dihubungkan dengan
beberapa kelenjar accessories.Telur yang telah dibuahi diletakkan dibawah batu,
dibawah sampah, atau ditutupi oleh tanah. Chilopoda menarik sedikit perhatian
sebagian karena, meskipun beberapa spesies berwarna cerah, sebagian besar hewan
uncharismatic, bahkan dibandingkan dengan lainnya.myriapoda dengan 15 atau lebih
pasang kaki dan satu pasang kaki per segmen, berbeda dengan kaki seribu (kelas
Diplopoda), yang memiliki dua pasang per segmen (Sisto, 2014).
tetapi ada juga yang merugikan, misalnya wereng coklat menyerang hektaran
tanaman padi. secara umum karakteristik insekta yaitu tubuh terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan abodemen (perut).memiliki sepasang
kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi
untuk berjalan .kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen
ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak
memiliki sayap.makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang
hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta
bersimbiosis dengan organisme lain.alat pernapasan insekta berupa trakea.alat ekresi
berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran
pencernaan .sistem sirkulasinya terbuka.organ kelamin insekta berumah dua artinya
insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen
terakhir dari abodemen .fertilasi terjadi secara internal. insekta mengalami ekdisis
pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya (Johnson, 1992).
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas,
yaitu Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota
dan insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota. Sub kelas
Apterygota ini memiliki ciri-ciri, yaitu tidak bersayap, tidak mengalami
metamorfosis (ametabola), tipe mulutnya menggigit, batas antara kepala, dada, dan
perut tidak jelas, antenanya panjang tidak beruas-ruas, contoh speciesnya yaitu kutu
buku (Lepisma sacharina), kutu buku dapat merusak buku karena dapat
mengeluarkan enzim selulase.Sub kelas Pterygota memiliki ciri-ciri, yaitu memiliki
sayap, mengalami metamorphosis, tipe mulutnya bervariasi (Johnson, 1992).
Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari
tonjolan
luar
dinding
tubuh.Berdasarkan
tipe
sayap,
tipe
mulut,
dan
Animalia
Arthropoda
Arachnida
Araneae
Araneomorphae
Nephilidae
Nephila
N. pilipes
2. Argiope appensa
Hewan ini adalah spesies laba-laba yang tergolong familia Araneidae.Spesies ini
juga merupakan bagian dari genus Argiope dan ordo Araneae.Laba-laba ini
ditemukan di beberapa pulau di Samudera Pasifik Barat.Telah diperkenalkan ke
Hawaii, dan ditemukan di Taiwan dan New Guinea.Habitat spesies ini mendiami
berbagai habitat, dari pantai ke hutan.Betina mencapai panjang tubuh hingga 7 cm
dan mencolok hitam dan kuning, sedangkan jantan berwarna coklat hanya mencapai
sekitar 2 cm. Di Hawaii mereka disebut laba-laba kebun sebagai Hawaii '. Di Guam,
Animalia
Arthropoda
Arachnida
Araneae
Araneidae
Argiope
Argiope appensa
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Famili
: Hippidae
Genus
: Hippae
Spesies
: Hippa adactyla
Hippa adactyla merupakan spesies lain dari yutuk yang termasuk Crustaceae
dengan karapas yang menutupi tubuh, Antennal flagela terdiri dari 3-7 (biasanya 5)
artikel. Pereopod Saya dactylus flattish. Pereopods II dan III masing-masing dengan
dactyli indent yang berbeda dipotong menjadi sudut kanan tepi dorsal. Telson dengan
margin lateral yang hampir lurus; apex sempit bulat. Karapas dan perut umumnya
abu-abu kebiruan, margin dan pegunungan di karapas dan anteriordari somit perut
coklat kemerahan atau coklat kebiruan dengan berbagai teratur berbentuk, putih atau
pucat dengan tanda coklat.Segmen distal pedunculus mata putih, dengan tanda
coklat.Peduncles Antennular dan flagella abu-abu atau kebiruan coklat.Pereopod
Icoklat umumnya kebiruan, kadang-kadang dengan tanda putih tidak teratur
berbentuk, margin segmen kadang kemerahan coklat.Pereopods II dan III putih
dactyli.
Klasifikasi Emerita emeritus menurut Fabricius (1787),
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Famili
: Hippidae
Genus
: Emerita
Spesies
: Emerita emeritus
Emerita sp.
Crustacea,
yang
secara umum berkerabat dengan udang (shrimp), kepiting (crab), lobster, dan teritip
(barnacle).Hewan ini mempunyai struktur tubuh (morfologi)
yang
mempunya
bentuk
menyerupai
huruf
V.
ciri khusus: tubuh sangat pendek dan melengkung; abdomen bilateral simetris, lunak,
pipih dorsoventral, atau sedikit membulat; ujung posterior abdomen terlipat ke
arah ventral
dan
ke
depan;
rata
atau lebih kurang silindris; rostrum kecil atau mereduksi; telson di bawah thoraks,
memanjang dan meruncing; kaki pertama chelate atau subchelate; kaki kelima benarbenar tereduksi dan melipat, serta selalu berada di bawah karapaks. Emerita sp.
mempunyai sistem reproduksi yang
dilengkapi
dengan
spermatophore
dengan siklus hidup dari larva sampai dewasa dapat mencapai 1 2 tahun (Harvey,
1993).
Bentuk dari karapas sangat mirip antara genus Hippa, ukuran panjang dan
lebar, jumlah setose pit yang berkisar antara 25-45 tiap pinggirnya, alur-alur ada
yang bergerigi dan lurus, pada anterior terdapat jumlah lobe yang berbeda, pada
Emerita terdapat duri pada samping kiri dan kanan anterior (Boyko, 2002). Pareopod
I-IV. Bentuk pareopod pada Hippa memanjang (subchaeta) dan ujungnya tidak
terdapat capit sedangkan pada Emerita pada ujungnya pipih dan pendek.
Antenna.Jumlah dari article pada antena samping berkisar antara 1-6 berbeda untuk
Genus Emerita yang mempunyai antena yang panjang yang sering tersimpan
menggulung ditorak.Daktil. Pada famili Hippidae bentuk daktil hampir sama
membulat dan meruncing pada ujungnya, terdapat pada pareopod II IV. Secara
keseluruhan Hippdae memiliki 27 spesies di wilayah Pasifik Barat Indonesia,
sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan enam spesies yang berasal dari
Indonesia saja (Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, Tual dan Gili Meno). Perairan
Indonesia adalah tempat yang paling potensial bagi kehidupan kepiting pasir. Genus
Hippa adalah yang paling bersifat regional serta menghuni hampir di semua wilayah
Pesisir Barat Sumatera, pesisir selatan Jawa dan hampir keseluruhan bagian Sulawesi
hingga menuju selatan Tual, sedangkan untuk E.emeritus dan H. adactyla hanya
dijumpai di pesisir Sumatra dan Selatan Jawa. Adapun faktor yang dapat
menjelaskan pola persebaran selain dari habitat adalah sejarah geografi, iklim,
ketersediaan makanan dan kompetisi.Selain itu adanya pengaruh dari tahapan larva
yang berbeda-beda dari masing-masing spesies, tidak menutup kemungkinan
terbentuknya spesies baru dan meningkatnya biodiversitas. Menurut Harvey (1993),
larva Emerita melayang dipermukaan perairan dan terbawa arus selama 23-43
hari.Emerita mempunyai tahapan larva planktonik yang panjang, sehingga
memungkinkan persebaran menjadi luas. Hal tersebut juga dipengaruhi arus laut
sehingga larva yang ikut terbawa arus laut akan tersebar sesuai dengan kondisi
dimana ia tinggal (Tam et al., 1996), sedangkan untuk larva dari Hippa belum ada
penelitian dilakukan untuk lamanya tahapan larva dipermukaan perairan.Klasifikasi
Albunea symmista menurut Linneaus (1758),
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Family
: Albuneidae
Genus
: Albunea
Spesies
: Albunea symmista
: Animalia
Sub Kingdom
: Invertebrata
Phylum
: Arthropoda
Classis
: Chilopoda
Ordo
: Centipedes
Familia
: Scolopendridae
Genus
: Hemiscolopendra
Species
: Hemiscolopendra sp.
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Lepidoptera
Family
: Satyrinae
Genus
: Saturina
Spesies
: Saturina sp.
Nephila pilipes
Bagian dorsal
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Family : Nephilidae
Genus : Nephila
Spesies : Nephila pilipes
1 4
Keterangan :
1. Pedipalpus
2. Ekstrimitas
3. Prosoma
4. Ophistosoma
5. Spinneret
6. Chelicerata
7. Mata
Bagian ventral
Argiope appensa
7
1
2
3
4
Bagian Dorsal
7
1 87
5 6 8 95
4
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthrpoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Famili
: Araneidae
Genus
: Argiope
Spesies : Argiope appensa
Keterangan :
8. Pedipalpus
9. Ekstrimitas
10. Prosoma
11. Ophistosoma
12. Spinneret
13. Chelicerata
14. Mata
3
121
1 4
B. pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, arthropoda mempunyai ciri-ciri yaitu tubuhnya
tersusun atas eksoskeleton yang terdiri dari zat kitin, mempunyai kaki beruas-ruas
dan mengalami tagmatisasi yakni metamer atau segmennya terspesialisasi sehingga
menjadi suatu struktur dengan fungsi tertentu, system peredaran darah filum ini yaitu
system terbuka dan system pencernaan sudah lengkap. Berdasarkan Bricelt (jumlah
kaki dalam satu segmen) ordo Arthropoda dibedakan menjadi Uniramous dan
biramous.Uniramous merupakan hewan yang memiliki lebih dari satu pasang kaki
dalam satu segmen serta segmen tidak bercabang.Sedangkan biramous memiliki
cabang pada segmen dan hanya terdapat satu pasang alat gerak dalam satu segmen.
Filum arthropoda terbagi menjadi beberapa sub filum Trilobita yang paling
primitif, Chelicerata dengan ciri khusus yaitu adanya chelicera yang merupakan
organ untuk makan dan tidak mempunyai antena, kelas chelicerata yaitu
merostomata dengan contohnya adalah Mimi lan mintuno, kelas Arachnida yang
memiliki 2 ordo yaitu Scorpionidae dengan contoh spesies Heterometrus dan
Aranaedengan contoh Nephilla pilipes dan Argiope appensa, Kelas Pygnognida yang
merupakan kelas dengan anggota laba-laba laut.
Nephila pilipes dengan nama local Garang gati dan Argiope appensa dengan nama
local kementul merupakan dua spesies yang digunakan dalam praktikum, kedua
spesies ini memiliki ciri yaitumemiliki ciri yaitu mempunyai tiga pasang segmen,
dan bagian tubuhnya terbagi menjadi prosoma (Cephalotoraks) dan Opistosoma
(abdomen), mempunyai pedipalpus, spinneret dan chelicera serta mata. Argiope
appensa memiliki abdomen yang lebih pendek daripada Nephilla pilipes.
Subfilum Crustacea yang memiliki ciri mempunyai antenna, maxilla dan
biramous, terbagi menjadi beberapa kelas yaitu Branchiopoda, contohnya Udang
(Macrobrachium rosenbergii ), Malacostrata dengan contohnya yaitu Scylla sp., dan
yutuk dengan berbagai spesies yaitu Emerita emeritus, Albunea symmista dan Hippa
adactyla. Kelas Maxillopoda dengan contoh teritip dan cephalocarida.Preparat yang
digunakan dari subfilum ini yakni Yutuk dengan spesies Emerita emeritus, Albunea
symmista dan Hippa adactyla.Ketiga spesies tersebut memiliki perbedaan pada
jumlah pleopoda dan ukuran tubuhnya.Albunea dan Hippa memiliki 4 pasang
pleopod sedangkan Emerita memiliki 3 pasang pleopod.Morfologi dari yutuk yaitu
bagian tubuhnya terdiri dari cephalotoraks dan abdomen, terdapat mata, antenna,
antennule, rostrum, maxilla, mandibulla, maxillipeds pereiopod, pleopod yang
berfungsi untuk menyimpan telur, uropod untuk menggali pasir dan telson.
Hexapoda mempunyai ciri bagian tubuhnya terdiri dari kepala, thoraks, dan
abdomen dan memiliki tiga pasang alat gerak.Subfilum ini terbagi menjadi beberapa
ordo yaitu Lepidoptera, Hymenoptera, Coleoptera, Odonata, Hemiptera dan
Homoptera.Preparat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu mewakili ordo
Lepidoptera yakni kupu-kupu dengan spesies Saturina sp., preparat ini memiliki ciri
yaitu sayapnya merupakan tipe sayap membranous bersisik, dengan tipe mulut
penghisap. Morfologi preparat ini yakni antenna, mulut, dan sayap serta bagian
abdomen.Selain itu spesies ini memiliki 3 macam mata yakni mata facet sebagai
fotoreseptor dan ocelli yang berdungsi untuk melihat.
Myriapoda memiliki ciri yaitu uniramous atau banyak kaki dan memiliki empat
segmen
kepala.Subfilum
ini
memiliki
kelas
yakni
Chilopoda
dan
diplopoda.Chilopoda memiliki ciri yaitu dalam satu segmen hanya terdapat satu
pasang kaki.Contoh spesiesnya yaitu Kelabang (Hemiscolopendra sp.) yang
digunakan dalam praktikum.Berdasarkan pengamatan Hemiscolopendra memiliki
morfologi yaitu adanya antenna, tegum, ekstrimitas yang banyak telson, maxilla,
mandibulla, mata dan maxiliped.Ordo Diplopoda memiliki ciri yakni dalam satu
segmen terdapat dua pasang kaki sehingga jumlah kaki lebih banyak.Contohnya
adalah Julius sp.
DAFTAR REFERENSI
Mashar, Ali dan Yusli Wardiatno. 2013. Aspek Pertumbuhan Undur-Undur Laut,
Emerita Emeritus dariPantai Berpasir Kabupaten Kebumen. Jurnal Biologi
Trapis. Vol.13 No.1.
Moore, Janet. 2006. An Introduction Invertebrates Second Edition.Cambridge
University Press : New York
Mursyidin DH. 2007_ Kandungan asam lemak omega 6 pada ketam pasir (mole
crab) di Pantai Selatan Y ogyakarta.Bioscientiae 4 (2) : 79-84.
Robinson, M. H. 1973. Ecology and behavior of the giant wood spider Nephila
maculata (Fabricius) in New Guinea. Smithsonian Contributions to Zoology,
149:1-76.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Alfabeta, Bandung.
Sharma, Prashant P., Evelyn E. Schwager, Cassandra G. Extavour, & Gonzalo
Giribeta. 2012. Evolution of the chelicera: a dachshund domain is retained in
thedeutocerebral appendage of Opiliones (Arthropoda, Chelicerata). Evolution
and Development 14 (6):522533.
Sisto, Joseph De. 2014. A First Survey of the Centipedes of Great Smoky Mountains
National Park. Holster Scholar Projects. 16.
Soemadji, dkk. 1995. Materi Pokok Zoologi. Universitas Terbuka. Jakarta:
Depdikbud .
Tam YK, Kornfield, Ojeda FP. 1996. Divergence and zoogeography of mole crabs,
Emerita spp. (Decapoda: Hippidae), in the Americas. Marine Biology.125:489497.