percepatan proses perubahan sosial dan permasalahan sosial di wilayah regional dan global. Ambar Lady Diana, Princess of Wales, tibatiba muncul di layar lebar gedung auditorium Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Saat sejumlah media massa menayang kan kisah kematiannya, Kementerian Sosial pun turut membahasnya. Tentu saja bukan dari sisi kecantikan fisik Putri Diana, melainkan kiprahnya sebagai orang yang mengikhlaskan dirinya sebagai pekerja sosial.
Adalah Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa yang
menampilkan dua tokoh perempuan yang cukup berpengaruh di dunia pada era 1990-an. Bukan cuma ke -duanya, Khofifah juga menampilkan gambar Muhammad Yunus. Pria ini berhasil meraih Nobel Perdamaian pada 2006 lalu, setelah menjadi pelopor dunia wirausaha sosial. Memang Menteri Khofifah tidak menjelas kan secara perinci perjuangan ketiga tokoh tersebut. Namun, ada pesan khusus yang ingin disampaikannya pada kuliah umum di STKS Bandung, awal September 2016 lalu. Khofifah mengungkapkan, saat dunia berubah cepat di era globalisasi ini, diperlukan pengembangan dan pemahaman paradigma baru untuk membangun sumber daya manusia yang unggul. Mensos mengemukakan, sumber daya pekerja sosial harus memerankan diri sebagai pekerja sosial profesional, yang selalu menghadirkan dirinya secara utuh dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Negara kesejahteraan sejatinya tidak hanya ditujukan untuk orang miskin, tetapi juga untuk memberikan perlindungan sosial kepada setiap orang agar terhindar dari kemiskinan. Dalam orasi berjudul, Bangkitnya Perlindungan Sosial dan Menguatnya Welfare State di Indonesia, Edi Suharto mengungkapkan, keberhasilan Indonesia mengurangi kemiskinan adalah kisah sukses internasional. Untuk melihat potret kesejahteraan sosial di Indonesia, sejatinya ditopang bukan hanya oleh pembangunan ekonomi, melainkan pula oleh pembangunan sosial yang terencana dan melembaga. Cirinya negara yang memperhatikan pertumbuhan ekonomi, sekaligus memiliki komitmen menjalankan pembangunan sosial. Kesejahteraan adalah buah dari system ekonomi yang mandiri, produktif, dan efisien berdasarkan sistem kolektif dan gotong-royong. pembangunan kesejahteraan sosial ditujukan untuk melindungi dan memberdayakan kelompok lemah yang kurang beruntung, terpinggirkan, atau tidak memiliki akses terhadap pela yanan sosial, karena hambatan fisik dan psikologis atau mengalami diskriminasi sosial.