You are on page 1of 2

MEROKOK

Merokok merupakan masalah yang terus berkembang dan belum dapat ditemukan
solusinya di Indonesia sampai saat ini. Menurut data WHO tahun 2011, pada tahun 2007
Indonesia menempati posisi ke-5 dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Hubungan
antara rokok dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.
Selain dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per
hari. Seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 10 batang per hari berisiko 2 kali lebih
tinggi daripada mereka yang tidak merokok untuk menderita hipertensi. Zat-zat kimia
beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok yang masuk
kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis yang berujung pada hipertensi. (Sugiharto, 2007)
Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah
isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluhpembuluh darah kecil di dalam paru dan bersirkulasi. Hanya dalam beberapa detik nikotin
sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar
adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon ini akan menyebabkan vasokonstriksi
vaskular dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena tahanan perifer yang lebih tinggi.
Setelah merokok dua batang maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10
mmHg. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti
mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan
menurun dengan perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level
tinggi sepanjang hari. (Sugiharto, 2007)
Penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Womens
Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subjek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi,
51% subjek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, lima persen subjek merokok
satu hingga 14 batang rokok perhari dan delapan persen subjek yang merokok lebih dari 15
batang perhari. Subjek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subjek dengan kebiasaan
merokok lebih dari 15 batang perhari. (Roslina, 2008)
Racun utama pada rokok adalah sebagai berikut : (1) Nikotin. Komponen ini paling
banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan
pada dosis tinggi beracun. Nikotin bekerja secara sentral di otak dengan mempengaruhi
neuron dopaminergik yang akan memberikan efek fisiologis seperti rasa nikmat, tenang dan
nyaman dalam sesaat. (2) Karbonmonoksida (CO). Gas CO mempunyai kemampuan

mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen,
sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang,
ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut
adalah CO dan bukan oksigen.11 (3) Tar. Tar merupakan komponen padat asap rokok yang
bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut dalam bentuk
uap padat. Setelah dingin, tar akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat
pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru (Khoirudin, 2006).

You might also like