Professional Documents
Culture Documents
Kominusi
merupakan tahap awal dalam proses Pengolahan Bahan Galian (PBG) yang bertujuan
untuk :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain,
misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 3 (dua) macam, yaitu :
1. Crushing (Peremukan / pemecahan)
2. Grinding (Penggerusan / penghalusan)
Prymari crushing merupakan Merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang
biasanya digunakan pada tahap ini adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher. Umpan
yang digunakan biasanya berasal dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar 1500
mm, dengan ukuran setting antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk
peremukan tahap pertama biasanya kurang dari 200 mm.
Secondary Cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang digunakan
adalah Cone Crusher, Hammer Mill dan Rolls. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm,
dengan ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah
75 m.
Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary crushing, alat yang
digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills danRing Mills. Umpan yang biasanya
digunakan kurang dari 25,4 mm.untuk memperkecil material hasil penambangan yang
umumnya masih berukuran bongkah digunakan alat peremuk. Material hasil dari
peremukan kemudian dilakukan pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua
macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang merupakan
produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir, dan material yang tidak
lolos ayakan yang disebut oversize yang merupakan produk yang harus dilakukan
peremukan lagi.
JAW CRUSHER
Faktor-faktor yangmempengaruhi efisiensi jaw crusher :
1 Lebar lubang bukaan
2 Variasi dari throw
3 Kecepatan
4 Ukuran umpan
5 Reduction ratio (RR)
6 Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan
per jam dan berat jenis umpan
Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran umpan dengan ukuran produk.
Reduction ratio yang baik untuk ukuran primary crushing adalah 4 7, sedangkan untuk
secondary crushing adalah 14 20 dan fine crushing (mill) adalah 50 -100.
7 Sistem Blake dgn ciri-ciri titik engsel di atas, bagian bawah bergerak mundur
maju.
8 Sistem Dodge dgn ciri-ciri titik engsel di bawah, bagian atas bergerak mundur
maju.
Kebaikan pemecah menurut sistem Dodge ialah pada titik engselnya terletak dibagian
bawah. Pada waktu pemecahan berlangsung lubang pembuang hanya sedikit terbuka
(seolah-olah tetap). Oleh karena itu hasil olahannya akan lebih rata. Keburukannya ialah
lubang pembuang itu mudah tersumbat.
Pemecah menurut sistem Blake paling banyak di pakai karena tidak mempunyai
keburukan seperti Dodge. Keburukan sistem Blake hasil olahan kurang rata. Supaya
mulut kedua rahang itu tidak mudah rusak, biasanya dilapis dengan plat baja yg
dikeraskan dan mudah diganti. Pada bidang penekan dari plat baja itu di bentuk rusukrusuk bergerigi untuk mempercepat proses pemecahannya.
Istilah-istilah pada Jaw Crusher, antara lain :
Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan
yang dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan
swing jaw menjadi lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.
Toggle, bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun
menjadi maju mundur.
Pitman, berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan
naik turun.
Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat gerakan atau dorongan
toggle.
Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam.
Mouth, bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan.
Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran.
Gate, adalah jarak mendatar pada mouth.
Set, adalah jarak mendatar pada throat.
Closed Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw
ekstrim ke depan.
Open Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw
ekstrim ke belakang.
Throw, selisih jarak pelemparan antara open setting dengan close setting
Nip Angle, sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik singgung
antara jaw dengan batuan.
GYRATORY CRUSHER
Gyratory crusher konsep dasarnya mirip dengan jaw
crusher, terdiri dari permukaan cekung dan kepala
kerucut; kedua permukaan biasanya dilapisi dengan
permukaan baja mangan. Kerucut bagian dalam memiliki
gerakan melingkar sedikit, tetapi tidak memutar, gerakan
ini dihasilkan oleh eccentric assembly. Seperti jaw
crusher, feed bergerak ke bawah antara dua permukaan
makin kebawah ukuran akan semakan hancur sampai cukup kecil untuk jatuh keluar
melalui celah antara dua permukaan.
Sebuah grytory crusher adalah salah satu jenis crusher primer dalam tambang bijih atau
pabrik pengolahan. Gyratory crusher dapat digunakan untuk penghancuran primer atau
berlawanan. Biasanya pemasangan salah satu dari kedua roda itu tetap, sedangkan yang
satunya lagi dapat bergerak maju mundur karena ditahan oleh pegas sekerup baja.
Bila kecepatan putar kedua roda itu sama, maka bahan olahan hanya dilinyak atau
dipecahkan. Sedangkan bila kecepatan putar kedua roda itu tidak sama, bahan olahan
(feed) selain dipecahkan juga dipuntir. Penggunaan pegas ulir ialah untuk menjaga
supaya roda putar dapat kembali, bilamana sewaktu-waktu mundur atau merenggang dari
roda putar yang lain. Hal ini dapat terjadi bilamana ada bahan olahan yg keras dan tidak
dapat dipecahkan masuk diantara kedua roda putar. Sehingga tidak terjadi kerusakan pada
bagian-bagian mesin pemecah tsb.
Ball mill
Penggiling peluru terdiri dari sebuah tromol yang pada bagian dalamnya diisi pelurupeluru yang dibuat dari baja atau batu. Peluru-peluru itu berada diatas temberengtembereng yang disusun pada keliling dagian dalam teromol. Tembereng-tembereng ini
mempunyai lubang-lubang sedangkan diluar dari keliling tembereng ini dipasang pula
sebuah teromol yang merupakan ayakan.
Cara kerja dari penggiling peluru ini adalah sebagai berikut. Bila teromol penggiling
berputar, tembereng-tembereng dan ayakannya akan ikut berputar bersama-sama menurut
sumbu mendatar. Bahan giling dimasukkan dari bagian atas sehingga bercampur dengan
peluru-peluru. Bahan giling yang sudah halus akan keluar dari lubang yang pengeluaran
setelah melewati tembereng-tembereng dan ayakan yang berbentuk teromol.
Penggiling peluru biasanya dipakai untuk menggiling tanah liat, tepung Thomas, tulang,
arang kayu, bahan cat, pelapis kaca, kwarsa, dan sebagainya. Ukuran butir bahan giling
diantara 20-50 mm, dan ukuran butir hasil giling kira-kira 0,25 mm.