You are on page 1of 5

POLIGON DAN SITUASI

I. Alat-Alat Ukur yang Dipergunakan Adalah:


1. Teodolite (SOKKIA) semi digital untuk mengukur sudut.
2. Statif sebagai alat penyangga.
3. Pita ukur (50m) dipergunakan untuk mengukur jarak.
4. Rambu ukur dipergunakan untuk pengukuran situasi, memperoleh jarak
optik dan beda tinggi dari titik poligon ke titik detail.
5. Unting-unting dipergunakan untuk membuat tegak lurus terhadap titik yang
diukur.

II. Langkah-Langkah Pengukuran Polygon dan Situasi


1.

Lab.Geoteknik
kantin
P0
U

parkir
U

P1

P2
P3

Membuat sketsa polygon dan situasi

2. Menempatkan statif diatas titik P1 dengan kereggangan kaki tiganya kirakira membentuk sudut 600.
3. Memasang teodolite pada kepala statif dan menguncinya dari bagian
bawah kepala statif.
4. Memasang unting-unting pada gantungan yang berada di bawah kepala
statif.
5. Menyetel unting-unting sehingga berada tepat diatas patok titik P1 dengan
menaik turunkan statif dan kepala statif diusahakan dalam keadaan relatif
datar.
6. Menyetel nivo kotak atau nivo penolong sehingga berada ditengah
lingkaran nivo dengan cara memutarkan 3 buah sekrup penyetel.
7. Menyetel nivo mendatar sehingga mendatar ketika teodolite diputar-putar,
dengan cara:
a. Membuat nivo mendatar searah dengan 2 sekrup penyetel nivo
b. Memutar kedua sekrup penyetel nivo berlawanan arah sehingga nivo
mendatar berada ditengah
c. Memutar nivo tegak lurus terhadap 2 sekrup sebelumnya
d. Mengatur nivo menggunakan sekrup ketiga sehingga tepat berada
ditengah
e. Memeriksa nivo kesegala arah, apabila pada saat diputar nivo tidak
berda di tengah maka haru di set ulang. Sehingga nivo tetap berada
ditengah walaupun di putar.
8. Mengarahkan teodolite ke titik P0, mengunci kunci horizontal dan vertikal
apabila telah tepat pada sasaran.
9. Menekan tombol power yang berada pada layar display.
10. Menekan tombol set 0 sebanyak 2 kali sehingga muncul skala horizontal
menunjukkan angka 0000.
11. Mengarahkan teodolite kepada titik P2 dan mencatat skala
horisontalnya,sudut dititik P1 didapat sebesar bacaan skala horizontal
tersebut. (pengukuran sudut idealnya dilakukan minimla 1 seri, yaitu pada
posisi alat biasa dan pada posisi alat luar biasa, namun karena keterbatasan
waktu maka hanya dilakukan 1/5 seri yaitu hanya pada posisi biasa)
12. Mengukur jarak mendatar dari titik P1 ke titik P0 dan dari titik P1 ke titik
P2, idealnya jarak diukur pulang perdi, namun karena keterbatasan waktu
hanya diukur perginya saja.

13. Apabila pengukuran sudut di titik P1 telah selesai, selanjutnya adalah


mengukur azimuth awal dari titik P1 ke titik P0, agar dapat menghitung
koordinat titik polygon. Cara mengukurnya adalah:
a. melengkapi teodolite dengan compass dengan cara menempelkannya
b. mengarahkan teolodite ke utara sebagaimana ditunjukkan compass
c. menekan tombol set 0 sebanyak 2 kali sehingga muncul skala
horizontal menunjukkan angka 0000.
d. mengarahkan teodolite ke titik P0 dan mencatat besarnya azimuth dari
titik P1 ke P0.
14. Setelah itu mengukur titik-titik detail, yaitu dengan:
a. Menempatkan rambu ukur pada sudut bangunan
b. Membidik rambu dan menyetel benang tengah ke rambu pada angka
yang mudah dikalikan seperti angka 1, 1.5 atau pada angka 2
c. Membaca benang atas dan bawah setelah itu mengecek apakah apakah
bacaan rambu tersebut 2 kali benang tengah= jumlah benang atas dan
benang bawah, apabila tidak cocok maka pembacaan harus di ulangi
lagi (idealnya toleransi kesalahan baca rambu adalah 2mm)
d. Membaca skala horizontal dan vertical yang terdapat pada display
e. Mencatat seluruh pengamatan pada lembar yang telah disediakan
f. Membidik titik-titik lain seperti tepi/sudut jalan, tepi/as selokan, ujung
pagar, dll. Melakukan pengamatan seperti diatas (14a-14e)..
15. Setelah pengukuran di titik P1 selesai kemudian memindahkan alat ke titik
P2 dan melakukan seperti di titik P1 yaitu mengukur sudut di titik P1,
mengukur jarak dari P2 ke P3 dan mengukur situasi yang terbidik dari titik
P2.

III. Hasil Pengukuran Poligon dan Perhitungannya

Tabel Pengukuran Poligon


Titik
polygon

Sudut

Azimuth

Jara

Perbedaan dari garis

()

koordinat

Koordinat

P0

P1

P2

263
147

32

10

182

29

50

51
53


45
17
47

00
10
00

(D)
(m)

x
+ (m) -

16,51
15,06
17,75

y
+ (m) -

16,412
11,751
15,924

x
(m)

y
(m)

993,588

498,203

1000,000

500,000

1011,751

509,719

1027,675

517,260

1,797
9,419
7,841

P3
Sketsa:
U

P0

P1

P2

P3

1. Penghitungan Azimuth
P1P2

= P1P0 + sudut P1 360o


= 263o450 + 147o3210 - 360o
= 51o1710

P2P3

= P1P2 + sudut P2 180o


= 51o1710 + 182o2950 180o
= 53o4700

2. Penghitungan Koordinat
x P1P0

= Sin x D
= Sin 263o450 16,51
= - 16,412 m

x P1P2

x P2P3

= Sin x D

y P1P0 = Cos x D
= Cos 263o450 16,51
= - 1,797
y P1P2 = Cos x D

= Sin 51o1710 15,06

= Cos 51o1710 15,06

= 11,751 m

= 9,419 m

= Sin x D
= Sin 53o4700 17,75
= 15,924 m

y P2P3 = Cos x D
= Cos 53o4700 17,75
= 7,841 m

XP0 = Xp1 + x P1P0

YP0

= Yp1 + y P1P0

= 1000 + (-16,412)

= 500 + (-1,797)

= 983,588 m

= 498,203 m

XP2 = Xp1 + x P1P2

YP2

= Yp1 + y P1P2

= 1000 + 11,751

= 500 + 9,419

= 1011,751 m

= 509,419 m

XP3 = Xp1 + x P2P3 + x P1P2

YP3

= Yp1 + y P2P3 + y P1P2

= 1000 + 15,924 + 11,751

= 500 + 7,841 + 9,419

= 1027,675 m

= 517,260 m

You might also like