You are on page 1of 5

4.

3 RESEPTOR KOLINERGIK)
Ada berbagai reseptor kolinergik, yakni reseptor nikotinik dan reseptor muskarinik dan
berbagai subtipenya. Reseptor nikotinik yang terdapat di ganglia otonom, adrenal medula
dan SSP disebut reseptor nikotinik otot (NN), sedangkan reseptor nikotinik yang
terdapat disambungan saraf-otot disebut reseptor nikotitnik otot ( NM = Nicotinic
Muscle). semua reseptor nikotinik berhubungan langsung dengan kanal kation,
aktivasinya menyebabkan peningkatan permeabilitas Na + dan K+ sehingga terjadi
depolarisasi, yakni EPP pada otot rangka ( yang menimbulkan potensial aksi otot dan
kontraksi otot rangka ) dan EPSP pada ganglia (yang menyebabkan potensial aksi neuron
pascaganglion dan sekresi epinefrin dan NE dari medulla sdrenal).
Reseptor muskarinik ada 5 subtipe, yakni M 1 di ganglia dan berbagai kelenjar, M 2
di jantung dan M3 di otot polos dan kelenjar. Reseptor M 1 dan M3 menstimulasi
fosfolipase C melalui protein G yang belum di kenal, dan menyebabkan peningkatan
kadar Ca++ intrasel sehingga terjadi kontraksi otot polos dan sekresi kelenjar serta late
EPSP pada ganglia. Aktivitas reseptor M2 di jantung melalui protein Gi menyebabkan
hambatan adenil siklase dan aktivitas kanal K +, yang mengakibatkan efek kronotropik dan
inotropik negative dari ACh. Reseptor M4 mirip M2 sedang M5 mirip M1, mengenai kedua
reseptor terakhir belum jelas diketahui fungsinya.
5. TRANSMISI ADRENERGIK
Pada awal abad 20 telah diketahui bahwa yang meneruskan rangsang dari saraf simpatis
pasca ganglion ke sel efektor adalah zat yang dikenal sebagai simpatin. Simpati ini
ternyata NE. transmiter adrenergik selain NE termasuk dopamin, transmiter terpenting
system ekstrapiramidal dan epinefrin ( Epi ) yang di hasilkan oleh medulla adrenal.
Bagan sinaps adrenergik dapat dilihat pada gambar 2-7.
( gambar )

Penjelasan tentang gambar :


1. Ambilan kembali NE
2. Ikatan NE pada reseptor pasca sinaps
A. Masuknya tirosin ke sitoplasma
B. Masuknya dopamine ke vesikel . gerakan vesikel di pacu Ca ++ yang masuk
akibat potensial aksi saraf. P-peptida;ATP adenosin trifosfat VAMPs
vesicle associated membrane proteins.
5.1. KATEKOLAMIN:
SINTESIS, PENYIMPANAN, PENGLEPASAN, DAN
TERMINASI KERJANYA.
Sintesis katekolamin tercantum dalam gambar 2-8 proses sintesis ini
terjadi diujung saraf adrenergik. Enzim-enzim yang berperan disintesis
dalam badan sel neuron adrenergik dan di transport sepanjang akson
ke ujung saraf. Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu laju
( rate limiting step) dalam biosintesis katekolamin. Di samping itu
enzim tirosin hidroksilase ini di hambat oleh senyawah katekol
( umpan balik negative oleh hasil akhirnya ) dan analog tirosin yaitu
metirosin.
Penelitian tentang katekolamin ini dimungkinkan dengan di
temukannya cara untuk identifikasi katekolamin dalam jaringan, yakni
cara histokimia yang dapat memperlihatkan katekolamin dalam
jaringan dengan mikroskop electron fluoresensi. Pada ujung akson
saraf simpatis terlihat vesikel tempat NE di simpan dalam kadar yang
sangat tinggi. Vesikel yang berdiameter 0,05-0,2 m ini terlihat pada
mikrograf elektron dari jaringan yang dipersarafi saraf adrenergik.
Dalam vesikel atau granul kromafin ini terdapat katekolamin (kira-kira
21% berat kering ) dan ATP dalam perbandingan molekuler 4:1, suatu
protein spesifik yang disebut kromogranin, enzim dopamin betahidroksilase( DBH) , asam askorbat dan peptida ( misalnya precursor
enkefalin). Tahap sintesis sampai terbentuk dopamin terjadi di

sitoplasma. Dopamine di transpor aktif ke dalam vesikel dan di situ


diubah menjadi NE. hanya di medulla adrenal terdapat enzim Nmetiltransferase yang mengubah NE menjadi Epi. Di medulla adrenal
80% katekolamin dalam vesikel merupakan Epi, sisanya berupa NE.
penglepasan seluruh isi vesikel ini pada perangsangan saraf dengan
proses eksositosis.
Berbeda dengan system kolinergik yang transmisi sinaptiknya
dihentikan melalui pemecahan ACh oleh AChE , NE yang dilepaskan
dari ujung saraf adrenergik akan mengalami hal-hal berikut :
1. Ambilan kembali ke dalam ujung saraf, disebut ambilan-1
2. Difusi keluar dari celah sinaps dan ambilan oleh jaringan
ekstraneuronal, disebut ambilan-2 dan
3. Metabolisme oleh enzim COMT menjadi normetanefrin.
Pada kebanyakan organ, terminasi kerja NE terutama melalui
proses ambilan-1. Pada pembuluh darah dan jaringan dengan celah
sinaps yang lebar, peran ambilan-1 berkurang, dan sebagian besar
NE diinaktifkan melalui ambilan -2, metabolisme dan difusi. Hal
yang sama terjadi pada NE yang di bewrika dari luar. Untuk Epi
yang beredar dalam sirkulasi, inaktivasi terutama melalui ambilan2. Metabolisme oleh COMT dan menjadi metanefrin dan difusi.
( gambar 2-8)
Proses ambilan -1, merupakan system transport yang memerlukan
transporter dan Na+ ekstrasel tetapi tidak memerluka ATP,
merupakan proses difusi terfasilitasi. Proses ini berjalan sangat
cepat dan dapat di hambat oleh beberapa obat, misalnya kokain
dan antidepresi trisiklik misalnya imipramin ( gambar 2-7)
ambilan-2 tidak di hambat oleh obat-obat tersebut. Ambilan-1 lebih
selektif untuk NE di banding Epi, dan tidak mengambil
isoproterenol. Sebaliknya, ambilan-2 lebih selektif untuk
isoproterenol dan Epi di banding NE.

Dari sitoplasma, NE Epi di transpor secara aktif ke


dalam vesikel atau granul kromatin dengan melawan perbedaan
kadar 200 kali lipat. System transport ini memerlukan ATP dan
Mg2+ , dan diblok oleh reserpin dalam kadar rendah. Saraf
adrenergik dapat di rangsang teru-menerus tanpa menunjukan
kelelahan asal saja mekanisme sintesis dan ambilan kembali tidak
terganggu.

Tiramin dan beberapa amin

simpatomimetik lainnya menyebabkan penglepasan NE dengan


dasar yang berbeda dengan impuls saraf dan memperlihatkan
fenomena takifilaksis . takifilaksis berarti organ mengalami
toleransi dalam waktu cepat sehingga efek obat sangat menurun
pada pemberian berulang. Perangsangan saraf masih menyebabkan
transmisi adrenergic setelah saraf tidak lagi dapat di rangsang
dengan obat-obat ini. Penglepasan NE oleh obat-obat ini tidak
diikuti dengan penglepasan DBH dan tidak memerlukan Ca++
ekstrasel; jadi tidak melalui proses eksositosis. Obat-obat ini di
ambil ke ujung saraf oleh transporter-1 . transporter yang sama
akan membawa NE dari tempatnya di dalam ujungt saraf ke luar.
Proses pertukaran ini disebut facilitated exchange diffusion, dan
NE yang di keluarkan akan menimbulkan efek adrenergik. Obatobat ini juga dapat bersaing untuk transpor aktif ke dalam vesikel
dan menggeser NE keluar dari dalam vesikel. Terjadinya
takifilaksis efedrin di duga karena
1. Poll NE yang dapat di tukar dengan obat-obat ini terbatas
jumlahnya ( poll ini di perkirakan terletak dekat membrane
plasma dan vesikel di situ mungkin telah terisi obat-obat ini
stelah pemberian berulang), atau

2. Akumulasi obat-obat ini dalam sitoplasma ( setelah pemberian


berulang ) akan bersaing dengan NE untuk di transpor keluar
dari ujung saraf.
Cara penglepasan NE dari ujung saraf adrenergik stelah suatu
PAS sama dengan penglepasan ACh dari ujung saraf kolinergik,
yakni dengan proses eksositosis . depolarisasi ujung saraf
( akibat tibanya PAS ) akan membuka kanal Ca++. Ca++ yang
masuk akan berikatan dengan membrane sitoplasma bagian
dalam yang bermuatan negative dan menyebabkan terjadinya
fusi antara membrane vesikel dengan membrane akso plasma
dengan melibatkan protein trafik antara lain sinaptogtamin dan
somatobrevin dari membrane vesikel dengan neureksin dan
sintaksin dari membrane prasinaps dan di keluarkannya seluruh
isi vesikel. Bagan sinaps adrenergik dapat dilihat di gambar 27.

You might also like