You are on page 1of 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas kepaniteraan di UPT Puskesmas Gending dapat diselesaikan
dengan baik. Kegiatan yang kami laksanakan merupakan upaya untuk memahami kejadian di
masyarakat terutama mengenai penyakit Skabies. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi kami di
masa mendatang.
Dalam penyusunan laporan kegiatan ini, kami mendapat banyak bantuan dari semua
pihak. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

a) dr. Soegeng Widodo, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik beserta
staff.
b) drg. Anisah Machmudah, selaku Kepala UPT Puskesmas Gending Gresik,
beserta seluruh tenaga kesehatan dan pegawai di UPT Puskesmas Gending
c)
d)
e)
f)

Gresik.
dr. Nuraini Faridha, selaku Pembimbing UKP
dr. Efyluk Garianto, M.Kes, selaku Kepala Departemen IKM-KP, beserta staff.
dr. Merdiastuti W.P, selaku pembimbing IKM-KP.
Semua pihak yang telah membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Semoga Tuhan YME member balasan atas segala kebaikan yang telah diberikan

kepada kami.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun masih jauh dari sempurna
sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Gresik, 25 November 2014
Penyusun

ABSTRAK
Skabies dengan Infeksi Sekunder di Poli Anak UPT Puskesmas Gending. Laporan
Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Universitas Hang Tuah Surabaya.
1

Skabies merupakan salah satu dari berbagai penyakit kulit yang mudah menular
dan sering terjadi di negara-negara berkembang, dimana menyerang lebih dari 130 juta
orang di seluruh dunia. Prevalensi skabies di Indonesia menurut Departemen
Kesehatan RI berkisar 4,6- 12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12
penyakit kulit tersering.
Skabies dapat menyerang setiap orang di suatu Negara, namun lebih rentan
pada anak-anak di lingkungan yang sanitasinya buruk sehingga menimbulkan angka
kesakitan dan angka absensi tinggi. Angka kejadian skabies paling tinggi terjadi di
negara yang beriklim tropis, khususnya di lingkungan yang padat penduduk.
Pada kesempatan ini ditemukan kasus di poli anak yaitu seorang anak berusia
13 tahun yang merupakan siswa pondok dengan keluhan gatal pada sela jari tangan
dan kaki sejak satu bulan yang lalu. Berdasarkan pemeriksaan dermatologis dan
pemeriksaan lainnya, pasien didiagnosa skabies.
Untuk menurunkan angka kejadian skabies dibutuhkan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disamping edukasi tentang kebersihan perorangan.
Kasus ini kami pelajari sesuai dengan teori Bluum dengan pendekatan holistik dan
penatalaksanaan komprehensif yang mencakup upaya promosi, prevensi, protektif,
kuratif dan rehabilitatif.
Kata kunci: Skabies, poli anak, kulit, perilaku hidup bersih dan sehat, Bluum.

You might also like