You are on page 1of 4

Should Kroger Pay Now for What Ralphs Employee Did Then

Case Review
Kroger adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Cincinnati, Ohio dimana
mengoperasikan 2.500 supermarket di 32 wilayah. Kroeger mempunyai reputasi yang baik
mengenai kebijakan terhadap kemajuan dan keteladanan karyawan. Sebagai contoh, dalam
kebijakan mengenai pelecehan seksual. Kroeger tidak memberikan toleransi sedikit pun terhadap
karyawannya yang melakukan pelecehan seksual.
Kasus dimulai tahun 1998 ketika Kroeger mengakuisisi Ralphs, sebuah perusahaan yang
mempunyai cabang 450 toko. Roger Misiolek, manajer pada salah satu toko Ralphs, digugat
karena

tindakan

pelecehan

seksual

terhadap

enam

karyawatinya

di

Escondido,

California. Gugatan terhadap Ralphs telah terjadi pada 1996 oleh ke-6 karyawati yang menjadi
korban pelecehan seksual, yaitu Dianne Gober, Sarah Lange, Terri Finton, Peggy Noland,
Suzanne Pipiro, dan Tina Swann. Beberapa karyawati yang menjadi korban sudah melaporkan
kejadian ini kepada pihak manajemen Ralphs. Namun perusahaan tidak menindak Misiolek dan
tetap mempertahankan
posisinya sebagai manajer toko. Pihak manajemen justru memindahkan korban yang melapor ke
toko di wilayah lain. Para korban telah mengumpulkan dan mengajukan bukti-bukti yang
menunjukkan lebih dari 80 laporan pelecehan yang dilakukan Misiolek pada 4 toko yang berbeda
sejak 1985.
Salah satu korban yaitu Dianne Gober, sebenarnya telah melaporkan kejadian ini kepada
senior vice president human resources di Compton, California. Akhirnya perusahaan
menindaklanjuti laporan tersebut dengan memindahkan Misiolek ke toko di Mission Viejo.
Namun kejadian tersebut terulang lagi dan memaksa perusahaan kembali memindahkan
Misiolek, tetapi kali ini dengan jabatan yang lebih rendah. Ralphs menyatakan bahwa tidak tahu
mengenai perbuatan Misiolek kecuali saat adanya laporan Dianee Gober.
Pengadilan terhadap kasus ini dimulai April 1998 dan berakhir Juni 1998.
Selama pemeriksaan pengadilan tersebut, para korban menyatakan bahwa Roger Misiolek
melakukan pelecehan seksual sejak dia menangani toko tersebut, yaitu sejak 1995 hingga 1996.
Misiolek menyetuh dengan tidak wajar, menggunakan kata-kata kotor, dan terkadang
mendorong keranjang

belanja

kepada

mereka.

Selain

itu,

dirinya

juga

melakukan

kekerasan dengan melemparkan benda-benda di toko kepada korban seperti telepon.


Kata-kata

kasar

Misiolek

juga

seperti penghinaan

ras

juga

dilontarkan

oleh

salah

satu

korban.

menyentuh, mencengkeram, memeluk dan memukul mereka. Misiolek

membantah tuduhan tersebut dan mengakui bahwa dirinya marah terhadap karyawati karena
pakaian yang digunakan tidak pantas.
Beberapa bukti yang terkumpul dalam persidangan menunjukkan reputasi kerja yang baik
dari Misiolek sebagai manajer. Dirinya mampu meningkatkan laba yang besar bagi toko yang dia
tangani. Juri pengadilan memvonis dua hal pada Ralphs pada 1 Juni 1998. Pertama, perusahaan
bertanggung jawab atas tindakan pelecehan gender, gagal dalam mencegah pelecehan tersebut,
dan mengabaikan rasa aman kepada orang lain. Kedua, kompensasi kerugian sebesar $550.000
kepada enam karyawati dan denda $3,325 juta. Tentunya, Kroeger ikut membayar kerugian
tersebut. Namun vonis tersebut segera dibatalkan. Joan Weber, Hakim California
yang memimpin pengadilan, menemukan bahwa salah satu juri merupakan pemegang saham dari
Ralphs. Para juri melakukan perundingan untuk menentukan besarnya denda terhadap Ralphs
berdasarkan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Hakim Weber meminta tahap perundingan
diulang karena keputusan yang ada dinilai kurang obyektif. Para pengacara korban pun
melakukan banding terhadap keputusan tersebut.
Sidang banding digelar 2002 yang dipimpin oleh Hakim Michael Anello. Dari sidang
tersebut diumumkan bahwa kompensasi kerugian naik menjadi $5 juta per korban ditambah
kompensasi sebelumnya sebesar $550.000, sehingga total menjadi $33,3 juta. Para pengacara
korban menilai hal tersebut pantas mengingat total kekayaan Ralphs yang mencapai $3,7 milliar.
Vonis tersebut kembali digugurkan oleh Hakim Anello beberapa bulan setelah siding banding
berakhir. Anello menganggap bahwa kompensasi kerugian yang diberikan kepada enam korban
terlalu berlebihan dan keputusan dari para juri hanya berdsarkan prasangka buruk dan emosi
semata. Hakim menilai bahwa perbuatan tersebut merupakan tindakan perorangan yang
seharusnya tidak menyebabkan perusahaan menanggung keseluruhan denda. Hakim memutuskan
untuk mengurangi denda menjadi $8,25 juta sebagai peringatan kepada Ralphs dan perusahaan
lain tentang masalah serupa.
Pada 1999, Misiolek masih bekerja di Ralphs meskipun di bagian bongkar muat barang.
Pada tahun 2000 dirinya mendapat surat peringatan dari perusahaan karena masih melakukan

tindakan pelecehan. Misiolek akhirnya dikeluarkan 4 bulan kemudian setelah surat peringatan
tersebut karena masih belum berubah.
Answer Solution
1. Assuming that the store and district managers of Ralphs received complaints about
Misioleks behavior starting in 1985, but that these complaints didnt reach Ralphs
headquarters in Compton, do you believe that the judge is right in holding that the
company as a whole shouldnt be held responsible for this actions? Should the
company be held responsible for policies that prevent complaints from reaching
headquarters? Jawab: Setiap perusahaan harus bertanggung jawab atas tindakan
mereka termasuk Ralphs. Organisasi perusahaan secara moral bertanggung jawab atas
tindakan yang telah dilakukannya. Ralphs harus bertanggung jawab atas kebijakan
yang menghambat keluhan/aduan agar bisa sampai ke kantor pusat Ralphs. Hal ini
dikarenakan sistem manajemen Ralphs tidak mempromosikan feedback dan tidak
melakukan lebih baik dari sebelumnya.terutama tidak ada sistem kontrol di Ralphs.
Selain tu, ada hal lain yang terjadi pada bulan April 1996 yakni beberapa wanita telah
mengeluh kepada Ralphs, namun perusahaan tidak segera mengambil langkah dan
tindakan untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain, Ralphs tidak menghukum
Misiolek. Yang dilakukan perusahaan Ralph malah memindahkan wanita-wanita yang
mengeluh ke supermarket lain dan mempertahankan Misolek tetap bekerja sebagai
manajer.
2. What kind of penalty do you believe would be appropriate for Ralphs? In your view,
was the $33,3 million penalty excessive? Explain.
Jawab: Kompensasi dan ganti rugi adalah 2 hukuman yang paling tepat untuk
Ralphs. $33,3 juta adalah hukuman yang terlalu berlebihan. Namun berapa banyak
hukuman bisa tergantung pada seberapa banyak kesalahan yang Misiolek perbuat
kepada korban. Selain itu, Ralphs harus membayar ganti rugi untuk para wanita
karena Ralph tidak melakukan pekerjaan dengan baik atas keluhan dari daerah yang
membuat banyak karyawan merasa tidak enak. Sulit untuk menilai apakah adil atau
tidak. Seberapa banyak kesalahan yang bisa mereka terima dari Ralphs tergantung
pada setiap situasi tertentu. Selain itu, pelecehan tidak sampai tindak pemerkosaan
sehingga dengan kata lain penghakiman terakhir seharusnya tidak terlalu ekstrim.

3. Should Kroger have to pay for events that happened before it took over the chain of
supermarkets?
Jawab: Secara etika, Kroger seharusnya tidak bertanggung jawab (membayar
penalty) karena saat terjadi kejadian tersebut Kroger belum mengakuisisi Ralphs dan
juga kejadian tersebut merupakan perbuatan seorang manajer Ralphs sehingga
Misiolek yang harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4. Many states (but not California) adopt federal rules that place a cap of $300,000 on
punitive damages in harassment cases. Is such a cap a good idea from an ethical
point of view? Explain.
Jawab: Menerapkan tutup pada ganti rugi dalam kasus-kasus pelecehan bukan ide
yang baik untuk meratakan hukuman. Hukuman harus berupa biaya untuk
merehabilitasi para korban dan berapa banyak korban dirugikan. Hukuman penjara
juga harus dipertimbangkan dalam kasus ini.
5. What can a company do to make sure that a situation like Misioleks does not occur?
Why do you think Ralphs allowed Misiolek to continue managing stores?
Jawab: Kroger harus membuat peraturan ketat terkait penyimpangan perilaku
karyawan dan melakukan pengawasan secara intensif. Kepada pelanggar peraturan
perusahaan, pelanggar harus diberi sanksi tegas mulai dari teguran, penurunan posisi
jabatan bahkan pemecatan apabila tindakannya sudah tidak dapat ditoleransi.
Perusahaan juga harus membangun jalur komunikasi yang lancar dari posisi paling
bawah hingga top management. Mencegah kejadian seperti atasan menerima laporan
dari bawahan tanpa melakukan check and recheck atas laporan tersebut. Memperbaiki
sistem rekrutmen karyawan agar terhindar mendapatkan personil yang memiliki

6.

kelainan perilaku seperti yang terjadi pada kasus ini.


Misiolek awalnya masih diberi kesempatan oleh Ralphs untuk tetap dapat bekerja di
toko walaupun hanya di bagian bongkar muat barang dengan tujuan untuk
memberikan hukuman berupa penurunan posisi jabatan dan memberi Misiolek
kesempatan

untuk

memperbaiki

tindakannya.

Alasan

perusahaan

masih

mempekerjakan Misiolek ini adalah karena Misiolek sebenarnya memiliki


kompetensi dan kemampuan mengelola toko dengan baik selama dia bekerja di
Ralphs yaitu mampu meningkatkan laba besar bagi toko yang dia tangani.

You might also like