Professional Documents
Culture Documents
MASALAH ANSIETAS
Disusun Oleh:
WILDANIA YASHIKHA
II-B
59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma atau obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel. Asma terjadi ketika
bronchi mengalami inflamasi / peradangan dan hiperresponsif. Penyakit ini
menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan
dalam bernapas. Asma adalah penyakit obstruksi saluran pernapasan yang bersifat
reversibel dan berbeda dari obstruksi saluran pernapasan lain seperti pada penyakit
empisema maupun bronkitis kronis yang bersifat irreversibel dan kontinyu.
Di Jawa Timur menurut penelitian Amin Muhammad (2000) dilaporkan
terdapat 13,5% dari 6144 responden menunjukkan gejala asma. Badan kesehatan
sedunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma.
Bahkan, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000
orang setiap tahun. Kondisi ini tidak hanya terjadi di negara berkembang, tapi juga di
negara maju sekalipun.
Asma merupakan reaksi alergi yang sering terjadi pada pasien dengan umur 30
tahun. Namun, munculnya asma pada pasien dengan usia di atas 30 tahun harus selalu
diwaspadai. Faktor- faktor pemicu yang menyebabkan asma antara lain yaitu beberapa
bahan iritan seperti debu-debu yang bertebangan, asap, produk pembersih atau bau.
Pemicu tambahan lainnya adalah udara dingin, infeksi saluran pernapasan atas atau
bawah dan stress.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah :
Bagaimanakah asuhan keperawatan asma dengan masalah ansietas?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mempelajari dan menerapkan asuhan keperawatan asma dengan masalah
ansietas
2. Tujuan Khusus
Agar penulis mampu:
a. Memahami tentang konsep asma dan penatalaksanaannya
b. Mampu melakukan pengkajian pada pasien asma
c. Merumuskan masalah keperawatan pada pasien asma
d. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien asma
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat untuk kasus asma
sesuai dengan rencana keperawatan
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatn yang telah dilaksanakan
D. Manfaat penulisan
1. Mahasiwa
Mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan asma dengan masalah
ansietas
2. Lahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keperawataan
1. Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer
Suzanne : 2001).
Asma ialah suatu proses obstruksi pernapasan yang reversibel,yang ditandai oleh
periode eksaserbasi dan remisi, terjadi spasme bronkial yang mengakibatkan
obstruksi jalan napas. (Kathleen Morgan Speer, 2007 : 2)
2. Tipe Asma
Asma terbagi menjadi alergi, idiopatik, nonalergik, dan campuran
a. Asma alergik / ekstrinsik, merupakan suatu jenis asma dengan yang
disebabkan oleh alergen ( misalnya bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari,
makanan, dan lain-lain). Alergen yang paling umum adalah alergen yang
perantaraan penyebarannya melalui udara (airborne) dan alergen yang muncul
secara musiman (seasonal). Pasien dengan alergik biasanya mempunyai
riwayat penyakit alergi pada keluarga dan riwayat pengobatan ekzema atau
periode waktu tertentu agar mampu menimbulkan gejala asma. Namun di lain
kasus terdapat pasien yang sangat reponsif, sehingga sejumlah kecil alergen
masuk ke dalam tubuh sudah dapat mengakibatkan eksaserbasi penyakit yang
jelas.
Patofisiologi asma diawali dengan reaksi inflamasi pada saluran pernapasan yang
memicu terjadinya perubahan patologi yang berupa bronkhi menjadi hiperresposif
dan terjadi bronkospasmus. Sehingga mengganggu proses pertukaran udara dan
ventrikel. Kebanyakan pasien berupaya mengatasi penyakit asmanya dengan baik.
Namun begitu, pasien yang mengidap penyakit asma perlu ditangani secara serius
karena reaksi asma bisa mengarah pada gagal napas dan akhirnya menyebabkan
kematian.
6. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala asma meliputi dyspnea, wheezing, hiperventilasi (salah satu
gejala awal ), pusing- pusing, perasaan yang merangsang, sakit kepala, nausea,
peningkatan nafas pendek, kecemasan, diaphoresis, dan kelelahan. Tingkat
keparahan dari serangan tergantung pada tingkat obstruksi pada saluran
pernapasan, kadar saturasi oksigen, pembawaan pola pernapasan, perubahan status
mental dan bagaimana tanggapan pasien terhadap satus pernapasannya. Tanda
tanda buruk dari perubahan status mental biasanya meliputi hal hal berikut ini :
kurang istirahat yang makin meningkat kemudian di ikuti dengan atau gampang
mengantuk. Ketika orang tersebut jatuh akibat kelelahan yang amat sangat, maka
kondisi kritis ini sering mengarah pada gagal nafas akut. Beberapa pasien ada
yang memiliki penurunan reaksi asma yang lambat tetapi beberapa yang cepat,
misalnya dalam hitungan menit. Oleh karena itu, waktu bukanlah parameter yang
terbaik untuk menentukan apakah perlu memanggil dokter dahulu atau mencari
pertolongan darurat secepat mungkin. Sehingga semua indikator yang disebutkan
diatas, perlu mendapat perhatian yang semestinya.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Uji fungsi paru (pulmonary function tests, PFT ) dapat menunjukkan
penurunan aliran puncak adanya volume ekspirasi paksa dalam 1 detik,
kapasitas vital menurun atau rendah- jormal, dan peningkatan kapasitas paru
total dan kapasitas residual.
b. Uji kulit dapat mengidentifikasi alergen spesifik.
c. Bronchial challenge testing menunjukkan signifikansi klinis alergen yang
didentifikasi oleh uji kulit.
d. Pemeriksaan laboratorium
1. Analisis gas darah arteri ( AGD) menunjukkan hipoksemia
Pemberian oksigen menggunakan kanul dengan kecepatan aliran O2 24 liter/ menit yang dialirkan melalui air untuk memberikan
kelembapan. Obat ekspetoran seperti Gliseroguiakolat dapat juga
digunakan untuk memperbaiki dehidrasi. Oleh karena itu, intake cairan
per oral dan infus harus cukup dan sesuai dengan prinsip rehidrasi.
Antibiotik diberikan hanya bila ada infeksi.
9. Prognosis
Berikut ini berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1. Status asmatikus
Suatu serangan asma yang berat, berlangsung dalam beberapa jam sampai
beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada pengobatan yang lazim.
Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat berakibat kematian, oleh
karena itu ,apabila terjadi serangan, harus ditanggulangi secara tepat dan
diutamakan terhadap usaha menanggulangi sumbatan saluran pernapasan.Keadaan
tersebut harus dicegah dengan memperhatikan faktor-faktor yang merangsang
timbulnya serangan (debu, serbuk, makanan tertentu, infeksi saluran napas, stress
emosi, obat-obatan tertentu seperti aspirin, dan lain-lain).
2. Atelektasis
Atelektasis (Atelectasis) adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru
akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat
pernafasan yang sangat dangkal.
3. Hipoksemia (atau Hypoxaemia)
Secara umum didefinisikan sebagai penurunan tekanan parsial oksigen dalam
darah, kadang-kadang khusus kurang dari yang, tanpa spesifikasi lebih lanjut,
akan mencakup baik konsentrasi oksigen terlarut dan oksigen yang terikat pada
hemoglobin.
4. Pneumothoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleural antara pleura
parietal dan viseral.
5. Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan
(obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara
berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas (Anonim, 2010)
B.