You are on page 1of 9

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Warrants dan Convertibles

Oleh:
Dewi Chalimah
Restu Nur Rasyiidah Ihwan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

1. Pengertian Warrants

Waran adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan harga
yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten.Harga pasar saham
dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana. Ketika harga tersebut naik menjadi
lebih tinggi, maka pemilik waran akan mendapat keuntungan karena dapat membeli saham
tersebut dengan harga awal. Sebaliknya jika harga pasar turun menjadi lebih rendah dari
harga awal, pemilik waran akan mengalami kerugian sesuai harga waran, karena waran
tersebut tidak dapat digunakan untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah dari
harga pasar. Waran umumnya dapat diperdagangkan juga di bursa, sehingga pemilik waran
dapat juga mendapat keuntungan (capital gain) jika bisa menjual waran tersebut lebih tinggi
dari harga beli. Waran hampir mirip dengan Opsi, sama-sama merupakan suatu jenis kontrak
dari pasar modal, hanya saja Waran lebih bersifat pribadi, sedangkan Opsi lebih ke khayalak
umum dan terbuka.
Tujuan Menerbitkan Waran
1.

Melancarkan penjualan obligasi.


Ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang kurang potensial untuk menerbitkan
saham. Maka waran disebut sebagai pemanis atau sweetener penerbitan obligasi. Namun
pada perkembangan terakhir waran juga diterbitkan oleh perusahaan besar seperti AT&T
pada tahun 1970.

2.

Dengan adanya waran, pembeli obligasi akan memiliki kesempatan menikmati kenaikan
nilai atau harga saham perusahaan (capital gain). Jika harga saham naik melebihi harga
beli yang tertera pada waran, pemegang waran akan menggunakan hak untuk membeli
sejumlah lembar saham perusahaan untuk memperoleh keuntungan (waran di-exercise).
Karakteristik Waran yaitu:
a. Exercise Price (X)
Exercise price adalah harga yang tertera pada waran. Pemegang waran dapat membeli
sejumlah lembar saham pada harga ini. Pemegang waran hanya akan mengunakan haknya
jika harga saham di pasar (S) lebih tinggi dari exercise waran (X). Pada dasarnya hanya
1

ada satu exercise price pada suatu waran. Namun ada juga waran yang memiliki exercise
price yang semakin tinggi (stepped-up exercise price). Misalnya untuk waran dengan
maturity 10 tahun, untuk 5 tahun pertama exercise price-nya $25 dan untuk 5 tahun kedua
exercise price-nya menjadi $30. Stepped-up exercise price ini digunakan untuk
mendorong pemilik waran untuk segera menukarkan warannya dengan saham jika nilai
perusahaan meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat.
b. Expiration Date
Meskipun ada beberapa waran yang tidak memiliki batas usia, pada umumnya waran
mempunyai tanggal jatuh tempo. Misalnya waran dengan usia 10 tahun; pemegang waran
ini hanya memiliki hak membeli saham pada harga yang telah ditetapkan selama 10
tahun. Jika selama 10 tahun tersebut harga saham (S) tidak pernah melebihi harga waran
(X), pemegang waran tidak akan pernah menikmati keuntungan dari exercise warrant.
c. Detachability
Waran biasanya dijual bersama obligasi atau sekuritas lainnya (attached), namun bisa
juga dijual secara terpisah dari sekuritas tersebut. Jadi investor memiliki alternatif untuk
menjual waran sendiri, obligasi sendiri atau kombinasi keduanya.
d. Exercise Ratio
Exercise ratio menyatakan berapa lembar saham yang dapat dibeli pada exercise price
untuk satu lembar waran; misalnya exercise ratio 2 berarti 1 waran dapat digunakan
untuk membeli 2 lembar saham pada exercise price.

2. Perbedaan Antara Warrants dan Call Options


Meskipun waran dapat disamakan dengan call option, ada perbedaan mendasar pada
kedua produk finansial ini. Exercise call option sama sekali tidak ada sangkut pautnya
dengan perusahaan penerbit saham (yang sahamnya digunakan sebagai underlying asset)
sehingga perusahaan penerbit saham sama sekali tidak terlibat meskipun informasi harga
2

saham mereka dimanfaatkan oleh penjual dan dan pembeli option. Pada waran, pihak yang
menerbitkan call option pada suatu saham adalah perusahaan penerbit saham itu sendiri. Jika
terjadi exercise waran, perusahaan harus menyediakan (menjual) saham baru dan menerima
pembayarannya senilai exercise price warrant. Akibatnya jumlah saham beredar dan modal
sendiri perusahaan bertambah.
3. Penilaian Warrants dan Model Black-Scholes
Ada berbagai metode (model) evaluasi yang tersedia untuk menilai waran secara
teoritis, termasuk model evaluasi Black-Scholes. Namun, penting untuk memiliki beberapa
pemahaman tentang berbagai pengaruh pada harga waran. Nilai pasar waran dapat dibagi
menjadi dua komponen:
a. Nilai Intrinsik
Ini hanyalah perbedaan antara harga pelaksanaan dengan harga saham yang
mendasarinya. Waran juga disebut sebagai in-the-money atau out-of-the-money,
tergantung di mana harga aset saat ini dalam kaitannya dengan harga pelaksanaan
waran tersebut.
b. Nilai Waktu
nilai waktu dapat dianggap sebagai nilai risiko yang berkelanjutan terhadap
pergerakan dalam harga saham yang mendasari penyediaan waran tersebut. Nilai
waktu akan menurun sebagai semakin dekatnya waktu untuk berakhirnya waran
tersebut. Nilai waktu suatu waran dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu
kadaluwarsa, volalitas, dividen, dan tingkat suku bunga.
Model Black-Scholes
Ada beberapa asumsi dalam menggunakan rumus Black-Scholes, yaitu volatilitas dari
aset dasarnya diketahui dan stabil selama periode waran, pergerakan harga aset dasarnya
tidak secara mendadak, suku bunga stabil, investor bisa mendapat pinjaman dana tidak
terbatas, jual rugi (short selling) tidak dibatasi dan seluruh hasil jual rugi bisa digunakan
investor semuanya, tidak ada biaya transaksi dan pajak untuk aset dasar dan waran. Cara
melakukan estimasi dengan menggunakan rumus Black-Scholes, yaitu :
Co = SoN(d1) Xe-rTN(d2)
d1 = [ln(So/X) + (r + 2/2)T] / (T1/2)
d2 = d1 + (T1/2)
dimana :

Co

= Current Call Option Value

So

= Current Stock Price

N(d)

= Probability that a random draw from a normal dist, will be less than d

= Exercise Price

= 2.71828, the base of natural log

= Risk-free Interest Rate (Annualizes continuously compounded with the same


maturity as the option)

= Time to maturity of the option in years

ln

= Natural Log Function

= Standard Deviation of annualized cont. compounded rate of return on the stock

4. Convertible Bonds
Obligasi konversi atau yang dikenal juga dengan nama convertible bond, adalah suatu
jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi
dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan
obligasi tersebut. Ini merupakan sekuritas hibrida yaitu suatu sekuritas yang terdiri dari dua
unsur yaitu utang dan ekuitas. Walaupun demikian biasanya obligasi konversi ini memiliki
tingkat suku bunga kupon yang rendah dimana pemegang obligasi diangap telah menerima
kompensasi berupa suatu kesempatan untuk menukarkan atau mengkonversikan obligasinya
dengan saham biasa dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut dipasaran.
Dari sisi penerbit obligasi konversi maka keuntungan yang diperolehnya yaitu
pembayaran bunga yang lebih rendah, namun sebagai kompensasi keuntungan tersebut maka
penerbit juga akan mengalami dilusi saham sewaktu pemegang obligasi melakukan konversi
obligasinya ke saham baru.

5. Nilai Convertible Bonds


Nilai dari obligasi konversi dapat digambarkan dalam tiga komponen: nilai straight
bond, nilai konversi, dan nilai opsi.

Nilai straight bond adalah ketika obligasi konversi akan dijual jika mereka tidak dapat
dikonversi menjadi saham biasa. Ini akan tergantung pada tingkat umum suku bunga dan
risiko default. Berikut adalah formula dari nilai straight bond :
Bond Price = [ C/(1 + i) + C/(1+i)2 + C/(1+i)3 + . + C/(1+i)n ] + M/(1+i)n
dimana :
C = Coupon Payment
n

= Number of Payments

= Interest Rate, or Required Yield

M = Value at Maturity, or Par Value


Nilai obligasi konversi tergantung pada nilai konversi. Nilai konversi adalah ketika
obligasi akan bernilai jika mereka segera dikonversi menjadi saham biasa pada harga saat
ini. Biasanya, kita menghitung nilai konversi dengan mengalikan jumlah saham biasa yang
akan diterima pada saat obligasi dikonversi oleh harga saat ini dari saham biasa.:
Nilai dari obligasi konversi umumnya akan melebihi kedua nilai straight bond dengan
nilai konversi. Hal ini terjadi karena pemegang konversi tidak perlu mengkonversi dengan
segera. Sebaliknya, dengan menunggu mereka dapat mengambil keuntungan dari mana yang
lebih besar di masa depan, nilai obligasi lurus atau nilai konversi. Opsi untuk menunggu ini
memiliki nilai, dan menimbulkan nilai lebih baik nilai straight bond dengan nilai konversi.
6. Alasan Menerbitkan Warrants dan Convertibles
Pertama kali yang dibandingkan adalah utang konversi dengan straight debt. Kemudian
bandingkan utang konversi dengan ekuitas. Untuk setiap perbandingan, akan terlihat dalam
situasi apa perusahaan lebih baik dengan utang konversi dan dalam situasi apa hal tersebut
menjadi buruk.
Utang Konversi versus Straight Debt, utang konversi membayar tingkat bunga yang lebih
rendah daripada straight debt. Sebagai contoh, jika tingkat bunga adalah 10 persen untuk
straight debt, tingkat bunga utang konversi mungkin 9 persen. Investor akan menerima
tingkat bunga yang lebih rendah pada konversi karena potensi keuntungan dari konversi.
Dibandingkan dengan straight debt, perusahaan menjadi lebih buruk setelah mengeluarkan
utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak baik. Perusahaan akan lebih
baik setelah dikeluarkan utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak
buruk. Dalam pasar yang efisien, kita tidak bisa memprediksi harga saham di masa
mendatang. Dengan demikian, kita tidak bisa membantah bahwa convertible mendominasi
atau didominasi oleh straight debt.
5

Utang Konversi versus Saham Biasa, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan
menerbitkan saham di atas harga pasar. Artinya, perusahaan akan menerima lebih dari nilai
saham berikutnya. Namun, penurunan harga saham tidak banyak mempengaruhi nilai
konversi karena nilai straight debt berfungsi sebagai dasar. Dibandingkan dengan ekuitas,
perusahaan akan lebih baik setelah dikeluarkannya utang konversi jika saham yang
mendasarinya kemudian tidak baik. Perusahaan akan lebih buruk setelah mengeluarkan
utang konversi jika saham yang mendasarinya kemudian tidak buruk. Kita tidak bisa
memprediksi harga saham di masa depan pasar yang efisien. Dengan demikian, kita tidak
bisa mengatakan bahwa mengeluarkan convertible lebih baik atau lebih buruk daripada
menerbitkan saham.
7. Mengapa Perusahaan Menerbitkan Warrants dan Convertibles?
Secara keseluruhan diharapkan waran/konvertibel bisa menurunkan total biaya
keseluruhan. Tetapi alasan tersebut tidak masuk akal di pasar yang efisien. Beberapa alasan
mengapa perusahaan menerbitkan waran/konvertibel.
a. Mempertemukan Aliran Kas
Aliran kas akan disesuaikan (matching) dengan usia perusahaan. Perusahaan kecil
yang masih tumbuh akan menerbitkan waran/konvertibel karena akan membayar
bunga yang lebih kecil. Kemudian ketika besar, harga saham meningkat, pemegang
waran/konvertibel akan menukarkannya menjadi saham.
b. Biaya Keagenan
Jika hanya obligasi biasa yang diterbitkan, potensi konflik antara pemegang saham
dengan pemegang hutang cukup tinggi. Untuk menghindari konflik tersebut,
waran/konvertibel

diterbitkan.

Waran/konvertibel

adalah

obligasi

dengan

karakteristik saham.
c. Saham Tidak Langsung (Backdoor Equity)
Perusahaan kecil barangkali sulit menerbitkan obligasi. Risiko kebangkrutan yang
tinggi mengakibatkan biaya bunga yang terlalu tinggi. Di lain pihak, pemilik
perusahaan tidak ingin menerbitkan saham karena harganya masih terlalu rendah.
8. Kebijakan Konversi
Ketika obligasi disebut, pemegang obligasi memiliki sekitar 30 hari untuk memilih
antara:
1. Konversi obligasi menjadi saham biasa pada rasio konversi .
2. Menyerahkan obligasi dan menerima harga panggilan secara tunai
6

Salah satu alasannya adalah bahwa jika perusahaan berusaha untuk menerapkan strategi
yang optimal, hal itu mungkin tidak benar-benar optimal. Ingat bahwa pemegang obligasi
memiliki waktu 30 hari untuk memutuskan apakah akan mengkonversi obligasi menjadi
saham biasa atau menyerahkan obligasi untuk harga beli secara tunai. Pada 30 hari harga
saham bisa turun, memaksa nilai konversi di bawah harga beli. Jika demikian, konversi
adalah "out of the money" dan perusahaan memberikan uang. Perusahaan akan memberikan
uang tunai untuk saham biasa bernilai jauh lebih sedikit. Karena kemungkinan ini,
perusahaan-perusahaan di dunia nyata biasanya menunggu sampai nilai konversi secara
substansial diatas harga beli sebelum mereka memicu pembelian.

DAFTAR PUSTAKA
S. A. Ross, R. W. Westerfield, J. Jaffe, B. D. Jordan (2008). Modern Financial Management 8th
edition. McGraw-Hill Irwin.
http://id.wikipedia.org/wiki/Waran
http://mrasyidin.blogspot.com/2010/07/hybrid-financing-prefered-stock.html
http://nia-share.blogspot.com/2009/10/opsi-warrant-convertible-forward-future.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Warrant_(finance)#Pricing
thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab%20II%20_07-53.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi_konversi
http://www.investopedia.com/university/advancedbond/advancedbond2.asp
directory.umm.ac.id/sistem.../BAB_28_Instrumen_Keuangan_Derivatif.p...

You might also like