Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Crispina S. Nuryanti
Leli Ika Hariyati
Alfan Fachrul Rozi
Anggar Dwi Untari
Selvi Ratu Djawa
Rian Kusuma Dewi
Awalludin Suprihadi P
Delisa Alfriani
131611123001
131611123002
131611123003
131611123004
131611123005
131611123006
131611123007
131611123008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan
11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (Kemenkes, 2014). Dari data
(Kemenkes, 2014) kelompok usia anak di Indonesia pada tahun 2013 mencakup 37,66 %
dari seluruh kelompok usia, dimana kelompok usia bayi sejumlah 4.665.025.
Pelayanan kesehatan pada bayi menurut (Kemenkes, 2014) terdiri dari
penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan
Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi,
pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan
ASI Eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI). Namun dalam
pelaksanaan pelayanannya masalah pelayanan kesehatan pada bayi yang sering terjadi
terjadi di Indonesia adalah pemberian ASI ekslusif dan pemberian imunisasi dasar.
Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia 2014 sebesar 52,3%
(target nasional 80%), sedangkan cakupan
di
Indonesia tahun 2014 sebesar 86,9% (target nasional 90%) (Kemenkes, 2014).
Untuk mengatasi masalah pelayanan tersebut perlu adanya kerjasama antar
berbagai pihak diantaranya pemerintah, tenaga
menjadi salah satu bagian penting dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi
karena keluarga merupakan bagian terdekat dari bayi tersebut.
Namun keluarga pada tahap perkembangan dengan bayi baru lahir terkadang
kesulitan ikut serta menjalankan perannya dalam pemberian pelayanan kesehatan pada
bayi. Hal ini karena periode keluarga dengan bayi baru lahir adalah waktu transisi fisik
dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap
perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan
kehadiran anak maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam
keluarga harus dikembangkan. Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi
yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan
mereka memerlukan
bantuan
mengetahui peran perawatpada keluarga dengan bayi baru lahir maka kelompok kami
tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi baru lahir.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan keluarga
dengan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian keluarga dengan bayi baru
lahir
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga dengan
bayi baru lahir
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tugas keluarga dengan bayi baru lahir
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi pada keluarga
dengan bayi baru lahir
e. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan keluarga dengan bayi baru
lahir
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa
dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi
baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).
Menurut UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi, 2008).
2. Tipe Keluarga
Menurut Sri Setyowati (2007), Tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak
2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) Single Parent yaitu suatu rumah yang terdiri satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian
atau kematian
5) Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja/kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege Mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama.
Sedangkan menurut Effendy (1998) dalam (Setiadi, 2008), dari berbagai fungsi diatas
terdapat 3 fungsi pokok keluarga , yaitu:
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan anak-anak yang
sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut
Friedman (1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi
beberapa besar perubahannya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
h.
Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
i.
j.
Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah menutupi
labia miyora.Laki laki , testis sudah turun dan skrotum sudah ada
k.
Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l.
Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah
baik
Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
(Pusdiknakes, 2003).
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran orang tua terhadap bayi
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.
b.
c.
d.
e.
Ketidakcukupan ASI
Ketidakefektifan pemberian ASI
Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
3. Prioritas Masalah
1
NO KRITERIA
Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat)
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat
diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
SKOR
BOBOT
3
2
1
2
1
0
3
2
1
2
1
0
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus:
Tn.B 28 tahun dan Ny.B 26 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan mereka 1,5
tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi C yang berusia 3 bulan.
Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 07 Agustus 2016. Ia melahirkan
normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.B menyatakan
persalinan Ny.B lancar dan cepat. Tn.B tinggal satu rumah dengan istri, anak, dan ibu mertua.
Tn.B bertempat tinggal di Sleman. Tn.B dan Ny.B pendidikan terakhirnya adalah SMP. Tn.B
bekerja sebagai buruh dan Ny.B adalah seorang karyawan. Pada keluarga Tn.B terdapat
beberapa masalah kesehatan yang terjadi, yaitu menurut Ny.B, Bayi C baru diberi imunisasi
satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Menurut
catatan imunisasi bayi C baru diberi imunisasi satu kali. Status gizi bayi kurang. Berat badan
bayi saat ini 4700 gram, bayi dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi C belum diberi
tambahan vitamin A. Bayi hanya diberikan susu SGM, karena ASI Ny.B keluar hanya sedikit.
Ny.B tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu karena menyesuaikan waktu kerjanya.
: Tn.B
Umur
: 28 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Sleman
Suku/Kebangsaan
: Jawa/Indonesia
No
Nama L/P
Umur
Agama
Hub. Dg
Pendidikan
Pekerjaan
Ny.B
26 th
Islam
KK
Istri
SMP
Karyawan
Anak
Belum
Laundry
-
Mertua
sekolah
SD
1
2
3
By.C
Ny.M
P
P
P
3 bln
60 th
Islam
Islam
c. Genogram
Ny.M
(60 th)
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
Ny.B
(26 th)
Tn.B
(28 th)
By.C
(3 bln)
d. Struktur Keluarga
Keluarga Tn.B menganut struktur keluarga matrilokal. Tipe keluarga Tn.B
termasuk keluarga ekstended family, merupakan beberapa keluarga yang tinggal
bersama, karena keluarga Tn.B tinggal dengan mertua.
e. Tahap perkembangan keluarga
Keluarga Tn.B berada pada tahap II yakni keluarga Child Bearing, karena
memiliki anak pertama usia 3 bulan.
f. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Tugas
perkembangan
keluarga
yang
belum
terpenuhi
yaitu
belum
mengimunisasikan bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan bayi
kurang.
g. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga
Ny.B menyatakan ia dan keluarga tidak memiliki hobi tertentu. Tetapi kalau ada
waktu senggang ia menyempatkan untuk jalan-jalan.
h. Hubungan antar anggota keluarga
1) Hubungan suami-istri:
: nasi
- Porsi
: cukup
- Lauk pauk
: tahu tempe
- Sayuran
- Porsi sayuran
: cukup
- Buah-buahan
: jarang
- Makanan Selingan
: ada , mi instan
R.Keluarga
K.Tidur
K.Tidur
Dapur
KM
K.Tidur
2) Status kepemilikan
3) Dinding rumah
4) Lantai
5) Langit-langit
6) Atap rumah
7) Ventilasi ruangan
8) Jenis ventilasi
9) Pemanfaatan jendela
10) Penenerangan
: Milik sendiri
: Permanen
: semen
: tanpa eternit
: genting
: kurang dari 10% kali luas lantai
: Melalui jendela, pintu,
: kadang-kadang dibuka
: malam hari dengan listrik, pada siang hari masih bisa
2)
3)
Kebersihan dapur
c. Sampah
1) Sarana pembuangan sampah : ada di dapur berupa tempat sampah tertutup.
2) Tempat pembuangan sampah : bak sampah
3) Letak pembuangan sampah
: dibakar
d. Sumber air
1)
2)
3)
Pencemaran air
: tidak ada
4)
Kualitas air
a)
b)
c)
d)
Warna
Bau
Rasa
Kebersihan sumber air
: sumur gali
: kurang dari 10 meter
: tidak berwarna
: tidak berbau
: tidak berasa
: cukup bersih, area sekitar sumur disemen
Jenis limbah
: rumah tangga
2)
Bak limbah
: tidak ada
3)
Saluran limbah
4)
5)
Letak
: samping rumah
6)
Vektor
: tikus, nyamuk
7)
Bau limbah
8)
Kebersihan
: cukup
f. Jamban keluarga
1)
Pemilikan jamban
: punya
2)
Jenis jamban
: jongkok
3)
Letak jamban
4)
5)
Vektor
6)
g. Kandang ternak
: luar rumah
: adanya tikus dan nyamuk
: tidak ada
h. Halaman
1) Pemilikan
: punya, luas 10 m 2
2) Pemanfaatan
: tidak dimanfaatkan
3) Letak
: depan rumah
4) Kebersihan
i. Kamar mandi
1)
2)
3)
4)
Pemilikan
Letak
Bak mandi
Kebersihan
: ada
: luar rumah
: Ada
: lantai kamar mandi disikat seminggu sekali, bak mandi
Geografi rumah
: desa
Jarak dengan tetangga : berdekatan
Suasana
: ramai
Lokasi
: dekat rumah
k. Fasilitas perdagangan
l. Fasilitas peribadatan
: masjid 500 m
m. Fasilitas kesehatan
2 4 km.
n. Sarana hiburan
o. Fasilitas transportasi
: bila sakit
3) Persalinan
Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 22 juli 2016. Ia
melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram.
Ny. M menyatakan persalinan Ny.B lancar dan cepat.
4) Masa nifas
Ny.B menyatakan ia nifas normal, tetapi lamanya ia sudah lupa. Tidak ada
keluhan pada masa nifas. Nafsu makan tidak berubah selama nifas.
Ny.B menyatakan ASI hanya keluar sedikit di awal kelahiran bayi. Ia
memberikan ASI hanya 2 hari saja, selanjutnya ASI masih keluar sedikitsedikit tetapi bayi tidak mau menyusu, bayi sering rewel sehingga ia
memberikan susu formula SGM pada bayinya. hingga sekarang, ASI sudah
tidak keluar. Saat pengkajian, ibu memberi susu formula dengan botol pada
bayi.
Selama ini bayi C diirawat oleh Tn.B dan Ny.B sendiri, tetapi ketika Tn.B dan
Ny.B bekerja, bayi C dirawat oleh neneknya. Ny.B menyatakan anaknya
selama ini sehat dan tidak pernah sakit.
5) Keluarga Berencana
Pasangan Usia Subur
: ada
: 28 dan 36 tahun
Pernah mendengar KB
: pernah
: belum
Ny. B menyatakan saat ini belum mengikuti KB. Saat ditanya apakah ingin
KB, Ny.B menjawab ingin KB, tetapi ia tak tahu kapan akan mulai KB dan
belum memilih KB yang akan digunakan.
6) Pemeriksaan Bayi
Keluarga Tn.B mempunyai seorang bayi. Bayi C diikutkan di posyandu, akan
tetapi Ny.B tidak rutin membawa bayi ke posyandu karena menyesuaikan
waktu kerjanya. Kalau ibu kerjanya masuk pagi, anak tidak diantar ke
posyandu. KMS diisi oleh kader posyandu.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi saat ini ia dapat bergerak aktif, dapat
mengoceh dan sudah berusaha miring untuk tengkurap.
Ny.B menyatakan bayi baru diberi imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi
belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Catatan imunisasi bayi C
menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir.
Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi C dalam keadaan
sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi tambahan vitamin A. Bayi belum
diberikan makanan tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM.
e. Riwayat Kesehatan-Mental-Psikososial-Spiritual
1) Memenuhi kebutuhan jiwa:
a) Pemenuhan rasa aman: Tn.B mengatakan keluarganya merasa aman
tinggal di lingkungan rumahnya
b) Perasaan bangga atau senang: keluarga Tn.B merasa senang bila bisa
berkumpul bersama dan tidak ada masalah.
c) Semangat untuk maju
: Tn.B mengatakan selama ini ia biasa saja.
Tidak terlalu bersemangat.
2) Pemenuhan status sosial:
a) Perasaan dilayani: Tn.B mengatakan selalu mendapatkan pelayanan yang
baik jika sedang membutuhkan untuk mengurus surat-surat, dll baik dari
lingkungan tempat tinggal seperti : RT, RW, Dukuh, Kelurahan, dan
instansi pemerintahan lainya .
b) Perasaan dibenci: Tn.B mengatakan selalu akrab dengan tetangga sekitar,
hubungan dengan keluarga yang lain baik, tidak merasa dibenci dan tidak
ada permasalahan dengan orang lain.
c) Perasaan diasingkan: Tn.B mengatakan walaupun hidupnya pas-pasan
Tn.B dan Ny.B menyatakan solat tetapi tidak 5 waktu. Ny.M solat rutin 5 waktu.
Keluarga jarang mengikuti pengajian rutin di masjid. Tn.B rutin solat jumat.
Keluarga rutin solat di hari raya.
g. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan :
Tn.B menyatakan tidak pernah periksa ke puskesmas. Ny.B juga jarang periksa ke
puskesmas. Keluarga menyatakan jika ada sedikit keluhan dibiarkan akan sembuh
sendiri. Mertua yang sudah lansia juga tidak pernah datang ke posyandu lansia. Ia
tidak pernah diukur tekanan darahnya. Tn.B menyatakan tidak pernah diukur
tekanan darahnya juga sehat-sehat saja. Tn.B menyatakan khawatir akan
kesehatan anaknya , karena berat badannya yang rendah. Ny.B menyatakan perlu
untuk membawa anaknya ditimbang rutin di posyandu, tetapi ia sering sibuk
bekerja. Ny.B menyatakan kadang takut pergi ke puskesmas karena takut dimarahi
bidan, karena ia pernah mengalaminya.
h. Keadaan Kesehatan keluarga saat kunjungan
No
1
Ny B
26
Ny.M
60
Kesehatan
N : 72 x/menit, RR : 16x/menit, TD : 120/70 mmHg
BB : 50 Kg, TB : 160 cm , IMT: 20,32
Keluhan: Tn.B mengeluh nyeri pada pinggang
kanan belakang sejak beberapa bulan yang lalu,
tetapi ia tidak pernah memeriksakan kesehatannya.
BB : 47 Kg, TB : 163 cm, IMT: 17,7
N : 80x/menit, RR : 17x/menit, TD : 120/80 mmHg
Keluhan: tidak ada keluhan
N : 88x/menit
RR : 18x/menit
TD : 140/90 mmHg
BB : 56 kg
TB : 159 cm
IMT: 22,22
Keluhan: tidak ada keluhan
APGAR lansia: 9
Index katz: 6
Skor short portable mental questioner: 7
posyandu. Saat dilakukan pengkajian, keluarga tampak heran dan khawatir, ada
apa dengan anaknya kok sampai didatangi dan dilakukan pendataan.
b. Tanggapan/mekanisme koping keluarga terhadap masalah:
Jika ada masalah keluarga Tn.B selalu mencari solusi bersama, keputusan ada di
Tn.B.
c. Tugas kesehatan keluarga
1) Keluarga mampu mengenal masalah
Keluarga Tn.B mengetahui mengenai berat badan anaknya yang kurang,
karena kader posyandu selalu memberitahukannya. Tn.B menyatakan khawatir
karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.B beberapa kali
menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu. Keluarga Tn.B
menyatakan tidak mengetahui takaran susu formula yang benar.
Keluarga Tn.B menyatakan tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang
pada bayi adalah asupan susu yang kurang.
Ny.M menyatakan dulu Ny.B juga tidak mau minum ASI, tetapi ia biarkan
saja. Ia menyatakan Ny.B tetap sehat walau tidak minum ASI.
Tn.B menjawab dengan santai saat ditanya tentang imunisasi anaknya. Ia
menyatakan belum diimunisasikan karena tidak sempat. Ny.B menyatakan ia
tahu kalau anak tidak diimunisasi akan beresiko terkena penyakit..
Tn.B menyatakan ia, istri dan mertua mengetahui jika ada rasa tidak nyaman
di tubuh adalah masalah kesehatan.
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat
Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya usia 2 hari. Ia
menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi
pada hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian
ASI. Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B
memberi bayi susu formula.
Tn.B menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit bubur
susu, tetapi Bayi C diam dan tidak menangis. keluarga ingin menghemat susu,
karena susu mahal.
Keluarga Tn.B jarang periksa jika sakit, jika ada sedikit keluhan, Tn.B
menyatakan dibiarkan saja akan sembuh sendiri.
Ny.B menyatakan belum membawa anaknya ke puskesmas karena sibuk kerja.
Ny.B menyadari sebenarnya penting untuk mengimunisasikan anaknya. Ia
sudah diberikan penjelasan oleh bidan bahwa ia harus membawa anaknya
datang ke puskesmas saat usia bayinya 40 hari, namun hingga kini belum
6. ANALISA DATA
Data
DS:
Ny.B menyatakan ASI hanya keluar
Masalah
Ketidakcukupan
Etiologi
air
Ketidakmampuan
Keluarga
Tn.B
mengenal
masalah
pemberian
ASI
pada bayi C
Ketidakmampuan
ia
tidak
keluarga
mengambil
Tn.B
keputusan dengan
memberikan
tepat
ASI
karena
ASI
untuk
memberikan ASI
hari
bagi bayi C
ke-2
anak
tidak
menyusu
sehingga
menghentikan
pemberian
mau
ia
ASI.
susu.
sekali
By.N
susu
Ketidakmampuan
keluarga
Tn.B
merawat bayi C
Ketidakmampuan
keluarga
Tn.B
memelihara
bayinya.
DO:-
lingkungan yang
mendukung
kesehatan bayi C
Ketidakmampuan
DS:
a. Ny.B
dulu
tidak
keluarga
Tn.B
memanfaatkan
untuk bayinya.
pelayanan
kesehatan
bagi
DO:
Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak
pemberian nutrisi
bayi C.
Kriteria
Skala Bobot
Skoring
Pembenaran
a. Sifat Masalah: 3
Ancaman
Kesehatan
(Resiko)
3/3 x 1 =
1
b. Kemungkinan
1/2 x 2 =
1
masalah dapat
di
ubah
Sebagian
rendah
c. Potensi
3/3 x 1 =
1
2/2 x 1 =
1
masalah
untuk
dicegah:
Tinggi
d. Menonjolnya
masalah:
Masalah
berat, harus
segera
ditangani
Total
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakcukupan ASI
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosis
Intervensi
Keperawatan
hasil
1. Ketidakcukupan Setelah diberi asuhan 1. Beri pendidikan kesehatan kepada
ASI (00216)
keperawatan
keluarga
mampu
mengenal
masalah
pemberian
memberikan makan
3. Jelaskan
kepada
menyebutkan
kemungkinan
untuk
keluarga
keluarga
penyebab
berat
dapat
menyebutkan
kembali
kemungkinan
penyebab
BB
untuk
memberikan
Keluarga
akan
2.
mencampur
makanan
seperti
yang benar
b.
3.
Keluarga
akan
menyatakan Dampingi
memberikan
mengambil
keluarga
keputusan
sampai
dengan
susu
saja
sampai
tepat
menimbang
bayi ke posyandu
b.
mengenai
anak
pentingnya
rutin
ke
posyandu
3.
1/3
takar
sendok makan/100
menyendawakan
cc air
bayi
c.
cara
menyendawakan bayi
5.
Keluarga
menyendawakan
memelihara
bayi C
2. Berikan pengertian kepada Ny.M
keperawatan
mampu
lingkungan
yang
mendukung
kesehatan
dan
adik
Ny.B
pentingnya
a. Keluarga
bayi.
mendukung
Ny.B
memberikan nutrisi
yang tepat bagi bayi
b. Keluarga
memotivasi
Ny.B
keperawatan
mampu memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
peran
pelayanan
Motivasi
Ny.B
masalah
segera
mendeteksi
kesehatan
bayi
untuk
pemenuhan
nutrisi
bayi
b. Ny.B
mengkonsultasikan
bayi
dini
dan
mengkoinsultasikan
kesehatan
kesehatan
bayi
2.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri kepala keluarga serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satuatap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Keluarga dengan bayi baru lahirperlu memahami tugas perkembangan yang harus
dilakukan sehingga tidak terjadi berbagaipermasalahan pada keluarga tersebut seperti
suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argument, interupsi dalam jadwal
kontinu dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Perawat perlu berperan dalan perkembangan keluarga tahap ini dengan
memberikan perawatan dan konsultasi seperti bagaimana cara menentukan gizi yang baik
untuk ibu hamil dan bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan
mengatasinya, imunisasi yang dibutuhkan anak, tumbuh kembang anak yang baik,
interaksi keluarga, keluarga berencana, pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu
yang bekerja.
B. SARAN
1. Bagi perawat diharapkan mampu menciptakan hubunganyang harmonis dengan
keluarga sengga keluarga diharapkanmampu memahami tentang masalah yang sedang
dialami/ terjadi pada keluarga dengan bayi baru lahir
2. Bagi Keluarga hendaknya mengenal masalah yang terjadi pada anggota keluarganya,
menerapkan apa yang telah disampaikan perawat melalui pendidikan kesehatan guna
mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga secara mandiri, ikut serta
mempertahankan dan mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada dan mencegah
terjadinya penyakit sebaikanya keluarga sedini mungkin memeriksakan anggota
keluarga yang sakit ke puskesmas yang terdekat serta keluarga sebaiknya melakukan
modifikasi lingkungan yang sehat di sekitar lingkungan keluarga seperti menjaga
kebersihan lingkungan rumah sekitar, dan mampu menjaga pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Glorya Bulechek et al. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC), 6th Indonesian
edition. Elsevier Singapore Pte Ltd
Setyowati, S. (2007). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media
Sue Moorhead, et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed 5thIndonesian
Editon. Elsevier Singapore Pte Ltd
Mubarak,dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi Dalam
Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan
Keluarga. Yogyakarta : Sagung Seto
Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta : EGC