You are on page 1of 27

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PPOK

Christy Arum 20:02

LAPORAN UJIAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn. S DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTI KRONIS


(PPOK) DI RUANG PARU LAKI
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Asuhan Keperawatan klien dengan


Penyakit Paru Obstruktif kronik
1.
a.

Pengertian
PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan
yang penting adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Black. J. M. & Matassarin,.E. J.
1993).

b.

Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali
kombinasi dari 2 atau 3 kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma Bronkiale) dengan
suatu penyebab primer dan yang lain adalah komplikasi dari penyakit primer.(Enggram, B. 1996).
Bronkhitis Kronis
Gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan
dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut
turut.
Emphysema
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi
dinding alveolar
Asthma Bronkiale
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea dan bronkus terhadap berbagai
macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang
menyeluruh dari saluran nafas.

1.
2.

Asthma dibedakan menjadi 2 :


Asthma Bronkiale Alergenik
Asthma Bronkiale Non Alergenik
Asthma tidak dibahas disini karena gejala dan tanda lebih spesifik dan ada pembahasan khusus mengenai penyakit
asma

2.

PATOGENESIS PPOK
Patofisiologi Bronkhitis Kronis dan Emphysema
MEROKOK
POLUSI UDARA

PREDISPOSISI GENETIK
FAKTOR
( KEKURANGAN 1 ANTI TRIPSIN )

GANGGUAN

DAN JARINGAN
SEUMUR HIDUP

TIDAK DIKETAHUI

SEKAT

PEMBERSIHAN PARU

PENYOKONG HILANG

PERADANGAN
BRONKUS
& ALVEOLUS

SAAT EKSPIRASI SAL.

UDARA YG KECIL KOLAPS

PERADANGAN

JALAN UDARA

HYPOVENTILASI

DINDING BRONKIALE
LEMAH & ALVEOLAR
PECAH

SAAT EKSPIRASI SALURAN


UDARA YANG KECIL KOLAPS

SERING

CLE
BRONKIOLITIS

PLE

PADA
TERJADI CLE DAN
LANSIA
TIMBUL GEJALA
CLE BRONKEOLITIK KRONIK

3.
a.
1)
2)
3)
4)

Penyebab PPOK
Bronkitis Kronis
Faktor tak diketahui
Merokok
Polusi Udara
Iklim

b.
1)
2)
3)
4)

Emphysema
Faktor tak diketahui
Predisposisi genetic
Merokok
Polusi udara

c.

Asthma Bronkiale

Faktor Prediasposisi nya adalah :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alergen (debu, bulu binatang, kulit dll)


Infeksi saluran nafas
Stress
Olahraga (kegiatan jasmani berat )
obat-obatan
Polusi udara
lingkungan kerja
Lain-lain, (iklim, bumbu masak, bahan pengawet dll)

4.

Gambaran Klinis
Asthma Bronkiale

a.

Selama serangan klien mengalami dispnea dan tanda kesulitan bernafas. Permulaan tanda
serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa berat), Whezing, batuk non produktif, takhi
kardi dan takipnea.
b.

Manifestasi klinis Emphysema dan bronkhitis kronis


Gambaran
Emphysema
Mulai timbul
Usia 30 40 tahun
Sputum
Dispne
Rasio V/Q
Bnetuk Tubuh
Diameter AP dada
Gambaran respirasi
Volume Paru

Minimal
Dispnea relatif dini
Ketidakseimbangan minimal
Kurus dan ramping
Dada seperti tong
Hyperventilasi
FEV 1 rendah
TLC dan RV meningkat

Pa O2
Sa O 2
Polisitemia
Sianosis

Norml/rendah
normal
normal
Jarang

Bronkhitis
20 30 tahun batuk akibat
merokok (cacat pada usia
pertengahan)
Banyak sekali
Lambat
Ketidakseimbangan nyata
Gizi cukup
Tidak membesar
hypoventilasi
FEV 1 rendah
TLC normal RV meningkat
moderat
Meningkat
Desaturasi
Hb dan Hematokrit meningkat
sering

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Managemen Medis
Intervensi medis bertujuan untuk :
Memelihara kepatenan jalan nafas dengan menurunkan spasme bronkus dan membersihkan secret yang berlebihan
Memelihara keefektifan pertukaran gas
Mencegah dan mengobati infeksi saluran pernafasan
Meningkatkan toleransi latihan.
Mencegah adanya komplikasi (gagal nafas akut dan status asmatikus)
Mencegah allergen/iritasi jalan nafas
Membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering menyertai adanya obstruksi jalan nafas kronis.

Managemen medis yang diberikan berupa


1) Pharmacologic management
a) Anti inflamasi ( kortikosteroid, sodium kromolin dll)
b) Bronkodilator
Adrenergik
: efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis selektif
Non adrenergik
: aminophilin, tefilin
c)
Antihistamin
d) Steroid
e) Antibiotic
f)
Ekspektoran
Oksigen digunakan 3 l/m dengan cannula nasal.
2) Hygiene Paru.
Bertujuan untuk membersihkan sekret dari paru-paru dan kemudian meningkatkan kerja silia dan menurunkan resiko
infeksi.
Dilaksanakan dengan nebulizer, fisioterapi dada, postural drainase
3) Exercise
Bertujuan untuk mempertinggi kebugaran dan melatih fungsi otot skeletal agar lebih efektif.
Dilaksanakan dengan jalan sehat.
4) Menghindari bahan iritans
Penyebab iritans jalan nafas harus dihindari seperti asap rokok dan perlu juga mencegah adanya alergen yang
masuk tubuh.
5) Diet

Klien sering mengalami kesulitan makan karena adanya dipsnea. Pemberian porsi yang kecil
namun sering lebih baik daripada makan langsung banyak.

1.
-

Management Keperawatan
Pengkajian :
Riwayat atau faktor penunjang :
Merokok merupakan faktor penyebab utama.
Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat.
Riwayat alergi pada keluarga
Riwayat Asthma pada anak-anak.

2.
-

Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi :


Alergen.
Stress emosional.
Aktivitas fisik yang berlebihan.
Polusi udara.
Infeksi saluran nafas.

3.
a.

b.

Pemeriksaan fisik :
Manifestasi klinik Penyakit Paru Obstruktif Kronik :
Peningkatan dispnea.
Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal, mengangkat bahu saat inspirasi, nafas
cuping hidung).
Penurunan bunyi nafas.
Takipnea.
Gejala yang menetap pada penyakit dasar
Asthma
Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan perasaan dada seperti terikat.
Mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa stetoskop.
Pernafasan cuping hidung.
Ketakutan dan diaforesis.

Bronkhitis
Batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari.
Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing.
Sesak nafas

Bronkhitis (tahap lanjut)


Penampilan sianosis
Pembengkakan umum atau blue bloaters (disebabkan oleh edema asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor
pulmunal).
Emphysema
Penampilan fisik kurus dengan dada barrel chest (diameter thoraks anterior posterior meningkat sebagai akibat
hiperinflasi paru-paru).
Fase ekspirasi memanjang.

Emphysema (tahap lanjut)


Hipoksemia dan hiperkapnia.
Penampilan sebagai pink puffers
Jari-jari tabuh.

4.
Pemeriksaan diagnostik
Test faal paru
1) Kapasitas inspirasi menurun
2) Volume residu : meningkat pada emphysema, bronkhitis dan asthma
3) FEV1 selalu menurun = derajat obstruksi progresif Penyakit Paru Obstruktif Kronik
4) FVC awal normal menurun pada bronchitis dan astma.
5) TLC normal sampai meningkat sedang (predominan pada emphysema).
Transfer gas (kapasitas difusi).
Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik Transfer gas relatif baik.
Pada emphysema : area permukaan gas menurun.

Transfer gas (kapasitas difusi).menurun

Darah :

Hb dan Hematokrit meningkat pada polisitemia sekunder.


Jumlah darah merah meningkat
Eo dan total IgE serum meningkat.
Analisa Gas Darah gagal nafas kronis.
Pulse oksimetri SaO2 oksigenasi menurun.
Elektrolit menurun oleh karena pemakaian deuritika pada cor pulmunale.
Analisa Gas Darah
PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada astma. PH normal asidosis, alkalosis respiratorik ringan
sekunder.
Sputum :
Pemeriksaan gram kuman/kultur adanya infeksi campuran.
Kuman patogen >> :
Streptococcus pneumoniae.
Hemophylus influenzae.
Moraxella catarrhalis.
Radiologi :

Thorax foto (AP dan lateral).


Hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paru-paru.

Pada emphysema paru :


Distensi >
Diafragma letak rendah dan mendatar.
Ruang udara retrosternal > (foto lateral).
Jantung tampak memanjang dan menyempit.
Bronkogram : menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada ekspirasi kuat.

EKG.
Kelainan EKG yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah terdapat Kor Pulmonal terdapat deviasi
aksis ke kanan dan P- pulmonal pada hantaran II, III dan aVF. Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan
di V6 V1 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
5.

Lain-lain perlu dikaji Berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian.
Aktivitas dan
Istirahat
Gejala

Tanda
Sirkulasi
Gejala
Tanda
Integritas ego

Keletihan, kelelahan, malaise


Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas. Perlu
tidur dalam posisi duduk cukup tingi. Dispnea pada saat istirahat atau respon
terhadap aktivitas atau latihan
Kelelahan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa otot
Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Peningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantung
Distensi vena leher, sianosis perifer

Gejala/tanda
Makanan/cairan
Gejala

Tanda
Hygiene
Gejala
Tanda
Pernafasan
Gejala

Tanda

Seksualitas
Interaksi sosial
Gejala
tanda

Ansietas, ketakutan dan peka rangsang


Mual/muntah, Nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan karena
distress pernafasan
Penurunanan BB menetap (empisema) dan peningkatan BB karena edema
(Bronkitis)
Turgor kulit buruk, edema, berkeringat, penurunan BB, penurunan massa otot
Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas
tubuh
Kebersihan buruk, bau badan
Nafas pendek, khususnya pada saat kerja, cuaca atau episode serangan
asthma, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas. Batuk menetap
dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut selam 3
tahun sedikitnya 2 tahun. Sputum hijau, putih, kuning dengan jumlah banyak
(bronchitis)
Episode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema),
Riwayat Pneumonia, riwayat keluarga defisiensi alfa antitripsin
Respirasi cepat dangkal, biasa melambat, fas ekspirasi memanjang dengan
mendengkur, nafas bibir (empisema)
Pengguanaan otot Bantu pernafasan, Dada barell chest, gerakan diafragma
minimal. Bunyi nafas, Ronki, wheezing, redup
Perkusi hypersonor pada area paru (udara terjebak, dan dapat juga
redup/pekak karena adanya cairan).
Kesulitan bicara 94 5 kalimat 0
Sianosis bibir dan dasar kuku, jari tabuh.
Libido menurun
Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukung
Keterbatasan mobilitas fisik
Kelalaian hubungan antar keluarga

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Diagnosa keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan nafas, kelelahan otot pernafasan, peningkatan
produksi mukus atau spasme bronkus.
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan batuk, peningkatan produksi
mukus/peningkatan sekresi lendir
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi
sekunder terhadap peningkatan kerja pernafasan atau kesulitan masukan oral sekunder dari anoreksia.
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adequatnya immunitas tubuh
Kurang pengetahuan berhu bungan dengankurang informasi
Perencanaan
Perencanaan meliputi penyusunan prioritas, tujuan dan kriteria hasil dari masing-masing masalah yang ditemukan.

Tujuan Penatalaksanaan
Mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Pemeliharaan fungsi paru yang optimal dalam waktu singkat dan panjang.
Pencegahan dan penanganan eksaserbasi.
Mengurangi perburukan fungsi paru setiap tahunnya.

Kriteria Keberhasilan :
Berkurangnya gejala sesak nafas.
Berkurangnya frekuensi dan lamanya eksaserbasi.
Membaiknya faal paru.
Menurunnya gejala psikologik (depresi, kecemasan).
Memperbaiki kualitas hidup.
Dapat melakukan aktifitas sehari-hari.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan pembatasan
jalan nafas, kelelahan otot pernafasan,
peningkatan produksi mukus atau
spasme bronkus.

Bersihan jalan nafas tidak efektif


berhubungan dengan
ketidakadekuatan batuk, peningkatan
produksi mukus/peningkatan sekresi
lendir

Tujuan
Klien mampu menunjukkan perbaikan
oksigenasi.
Kriteria hasil
Gas arteri dalam batas normal
Warna kulit perifer membaik (tidak
cianosis)
RR : 12 24 x /menit
Bunyi nafas bersih
Batuk (-)
Ketidaknyamanan dada ()
Nadi 60 100 x/menit
Dyspnea ()

Klien dapat mening-katkan bersihan


jalan nafas
Kriteria hasil
Mampu mendemonstrasikan batuk
terkontrol
Intake cairan adekuat

Rencana tindakan
Observasi status pernafasan, hasil gas darah arteri, nadi dan
oksimetri
Awasi perkembangan membran mukosa / kulit (warna)
Observasi tanda vital dan status kesdaran.

Evaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas klien


Berikan oksigenasi yang telah dilembabkan
Pertahankan posisi fowler dengan tangan abduksi dan disok
dengan bantal atau duduk condong ke depan dengan ditahan
Kolaborasi untuk
Berikan obat yang telah diresepkan
Berikan obat depresan saraf dengan hati-hati (sedatif/narkoti

Kaji kemampuan klien untuk memobilisasi sekresi, jika tidak


:

Ajarkan metode batuk terkontrol


Gunakan suction (jika perlu untuk mengeluarkan sekret)
Lakukan fisioterapi dada
Secara rutin tiap 8 jam lakukan auskultasi dada untuk menge
kualitas suara nafas dan kemajuannya.

Berikan obat sesuai dengan resep; mukolitik, ekspektorans


Anjurkan minum kurang lebih 2 liter per hari bila tidak ada ko
indikasi
Anjurkan klien mencegah infeksi / stressor
Cegah ruangan yang ramai pengunjung atau kontak dengan
individu yang menderita influenza
Mencegah iritasi : asap rokok
Imunisasi : vaksinasi Influensa.

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakadekuatan intake nutrisi
sekunder terhadap peningkatan kerja
pernafasan, kesulitan masukan oral
sekunder dari anoreksia

Klien akan menunjukkan


kemajuan/peningkatan status nutrisi
Kriteria hasil
Klien tidak mengalami kehilangan BB
lebih lanjut
Masukan makanan dan cairan
meningkat
Urine tidak pekat
Output urine meningkat.
Membran mukosa lembab
Kulit tidak kering
Tonus otot membaik

Kaji kebiasaan diit. Catat derajat kesulitan makan/masukan.


Evaluasi BB

Berikan perawaatan oral

Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbont


Sajikan menu dalam keadaan hangat

Anjurkan makan sedikit tapi sering

Kurangnya pengetahuan tentang


perawatan di rumah berhubungan
dengan kurang informasi, miss persefsi

Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.


Kriteria Hasil :
Klien mengungkapkan bahwa ia tidak
cemas.
Ekspresi wajah rileks.
RR : 12 24 X / menit.
N : 60 - 100 X / menit

Kolaborasi tim nutrisi untuk menentukan diit


Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa
cemasnya.
Lakukan pendekatan kepada klien dengan tenang dan meya
dan hindari pemberian informasi atau instruksi yang bertele-te
terus menerus.
Berikan penjelasan yang sederhana dan singkat tentang tuju
intervensi dan pemeriksaan diagnostik serta anjurkan kepada
untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.

Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan


kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yan
terbaik dan seoptimal mungkin.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasi
secara bergantian.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Daftar pustaka
Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.
Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan
Pasien. EGC.Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.
Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.

LAPORAN KASUS (PROSES KEPERAWATAN)


Nama Mahasiswa
: Arif Muttaqin, S.Kep
NIM
: 010130353 B
Ruangan
: Paru Lk Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.
Pengkajian diambil tanggal
: 2 Oktober 2003 Jam 07.30 BBWI
Tanggal Masuk Rumah Sakit
: 30 September 2003
No. Regester
: 10170746
: PPOK ex. Acut

Medis
1.

IDENTITAS PASIEN

min
sa

ietal

ng digunakan
Cara Masuk

ama

: Tn S.
: 63 Tahun.
: Laki-laki.
: Jawa/Indonesia
: Islam
: Kawin
: STP
: Pensiunan Marinir
: Indonesia
: Jl. Gubeng Surabaya.
: Lewat Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Soetomo Surabaya
: Sesak nafas.

2.
1)

RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Riwayat Sebelum Sakit
Klien menderita batuk lama dan selalu kontrol ke Poli Paru RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Klien ada riwayat merokok
sekitar 5 batang sehari lebih dari 20 tahun dan klien 1 tahun terakhir tidak merokok. Tidak ada riwayat sesak nafas
yang disertai bunyi ngik. Klien tidak pernah menderita DM, hipertensi. Klien pernah opname diruang Kulit selama 1
bulan pada tahun 1997 dan opname dengan masalah pita suara thn 2000.

2)

Riwayat Penyakit Sekarang


Pagi (29-9-2003) klien bersih-bersih rumah yang diperbaiki dan kemudian karena terisap debu klien kemudian
bersin-bersin, batuk tapi tidak bisa mengeluarkan dahaknya. Setelah itu klien merasa sesak nafas, sulit
mengeluarkan dahak dan minum obat OBH tapi tidak ada perubahan. Keadaan sesak semakin berat pada malam
hari dan oleh keluarga klien masuk opname lewat IRD.

3)

Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini.

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan
: klien
: meninggal
4)

Keadaan Kesehatan Lingkungan


Keluarga klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih.

3.

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1)

Keadaan Umum :
Keadaan umum baik, GCS 4 5 6

2)

Tanda-tanda vital
: 37,2 0C
: 80 X/menit. lemah dan teratur
: 100/80 mmHg.
: 22 x/menit

u
i
anan darah
pirasi
3)
(1)

Body Systems
Pernafasan (B 1 : Breathing)
Inspeksi :
Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 22 x/menit teratur/regular. Trachea tidak ada kelainan. Tidak terdapat retraksi
dada, napas dalam. Bentuk dadaBarrel Chest. Klien terlihat batuk produktif dengan sputum kental warna putih
kehijauan. Kemampuan batuk belum terlihat efektif dalam mengeluarkan dahaknya.
Palpasi :
Taktil premitus getaran seimbang kanan dan kiri
Perkusi :
Didapatkan bunyi resonan pada seluruh paru.
Auskultasi :
Terdengar bunyi nafas tambahan seperti ronkhi dan wheezing pada area paru kanan. Pada paru kiri tidak terdengar
bunyi nafas tambahan.

(2)

Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Nadi 80 X/menit lemah dan teratur, tekanan darah 120/80 mmHg, Suhu 37,2 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger
tidak ada. Suara jantung normal S1 S2 tunggal. Edema : tidak ada.

(3)

Persyarafan (B 3 : Brain)
Tingkat kesadaran : Composmentis.
GCS : Membuka mata : Spontan (4)
Verbal : Berorientasi (5)
Motorik : Mematuhi perintah sederhana (6)
Kepala dan wajah : tak ada kelainan.
Mata : Cowong, sklera putih, Conjungtiva tidak anemis, pupil : isokor.
Leher : tak ada pembesaran kelenjar dan distensi vena jugularis, Mobilitas baik
Compos Mentis : Pasien sadar baik.
Persepsi Sensori : Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Pendengaran
: Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Penciuman
: Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Pengecapan
: Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Penglihatan
: Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.
Perabaan
: Tidak ada kelainan/ Dalam batas normal.

(4)

Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)


BAK tanpa keluhan Jumlah urine 24 jam sekitar 2500 cc warna kuning jernih. Intake cairan dari minum 2000 cc/hari,
Infus 1000 cc/24 jam dan dari makanan sekitar 500 cc.

(5)

Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)

Mulut dan tenggorokan normal, hati dan lien tidak teraba, bising usus normal, tidak kembung, BAB tanpa keluhan
sehari 1 kali dengan konsistensi faeses lembek berbentuk,
Diet Nasi TKTP porsi yang disediakan habis dimakan.

(6)

Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai bebas (tidak terbatas)
mitas
: Tidak ada kelainan
g Belakang
: Tidak ada kelainan.
kulit
: kecoklatan.
: Hangat.
:Baik kembali < 1 detik.
membran mukosa
: basah
terdapat kontraktur maupun dikubitus.
Pola istirahat dan tidur

Klien tidur siang sekitar 1- 2 jam dan malam sekitar 3-4 jam tanpa masalah dengan tidurnya dan
sudah terbiasa dengan pola tidurnya.

Psikososial spiritual
Klien bertanya keadaan penyakitnya, penyebab dan bagaimana mengatasinya/menghindari penyebab dari batuk dan
sesak nafas nanti bila dirumah. Klien tidak cemas dengan keadaan sakitnya dan merasa sakit merupakan cobaan
bagi dirinya.

DIAGNOSTIC TEST/PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil pemeriksaan Laboratorium.
Darah lengkap tanggal : 30 September 2003.
Hb
: 13,4 mg/dl (L 13,5 18,0 P 11,5 16,0 mg/dl).
Leukosit
: 5.800
(4000 11.000)
Trombosit
: 257.000/cmm (150.000 450.000/cmm).
Hematokrit/PCV
: 0,54 %
(L : 40 54 %
P : 37 47 %)
GDA
: 102 mg/dl
( <200 )
Analisa gas darah
Ph
: 7,436
(7,35 7,45)
PCO2
: 38,9 mmHg
(35 45)
PO2
: 77,3 mmHg
(80 104 )
HCO3
: 25,5 mmol / L ( 21 25 )
Rontgen Thorak (30 September 2003)
Kesimpulan : Emfisematous Lung

1.
2.
3.
4.
5.

TERAPI : (2-10-2003)
Infus D5 % : RL ( 1: 1) 14 tts/ mt.
aminophilin dirf stop.
Fluimocil 3 x 1 tab.
Cefatoxime injeksi 1 gr/8 jam
Nebulizer : Atropent 0,025 % + Ventolin 2,5 mg

6.

Diet TKTP

ANALISA DAN SINTESA DATA


NO
1.

DATA
KEMUNGKINAN ETIOLOGI
S:
PPOK

Keluhan batuk masih dengan


dahak yang kental
Bronkokontriksi
O:
Hipersekresi mucus

Klien terlihat batuk


produktif tapi
kemampuan batuk secara
efektif masih belum
optimal. Sputum yang
keluar kental warna putih
kehijauan.
Klien terlihat tidak sesak
dan tidak menggunakan
otoy Bantu nafas.
Terdengar bunyi Ronkhi
pada area paru kanan.

MASALAH
Ketidak efektifan bersihan
jalan nafas

Penurunan elastisitas
alveoli

Akumulasi/perlengketan
mucus pada jalan nafas

Kemampuan batuk tidak


efektif

Ketidak efektifan bersihan


jalan nafas

Suhu : 37,2 0C, Nadi : 80


X/menit teratur, Respirasi 22
kali permenit teratur/regular.
TD 100/80 mmHg
3.

S : Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang kondisi penyakit,
sifat penyakit,
pemeriksaan diagnostik,
tujuan tindakan
perawatan maupun
pengobatan yang
diprogramkan. serta
kurangnya pengetahuan
tentang cara perawatan
dirumah.
Bagaimana kondisi
penyakit saya ?
Bagaimana cara
Perawatan untuk
mengeluarkan dahak bila
sudah pulang kerumah ?
O : Klien dan keluarga
nampak serius memberikan
pertanyaan

PPOK

Kebutuhan informasi
mengenai kondisi,
Kebutuhan informasi
cara perawatan selama di
rumah

Kurang informasi,
salah persepsi

kurangnya pengetahuan

Kurang pengetahuan
tentang kondisi,prognosis
dan Kebutuhan informasi
cara perawatan selama di
rumah

1.
2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Akumulasi/perlengketan mucus pada jalan nafas dan
Kemampuan batuk tidak efektif
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan Kebutuhan informasi cara perawatan selama di rumah
berhubungan dengan kurangnya informasi, salah persepsi.

RENCANA TINDAKAN

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan
produksi mukus/peningkatan
sekresi lendir

TUJUAN

RENCANA TINDAKAN

Tujuan :
Dalam 3 x 24 jam Klien dapat
meningkatkan bersihan jalan nafas
kembali efektif.
Kriteria hasil
Tidak ada keluhan sesak nafas dengan
RR 16 20 kali/menit
Bunyi nafas bersih/Vesikuler
Keluhan Batuk berkurang
Mampu mendemonstrasikan batuk
secara efektif / terkontrol.
Intake cairan adekuat

Lakukan fisioterapi dada dengan metode Clupping p


area yang diduga terkumpulnya secret dengan posisi
klien duduk

Ajarkan metode batuk efektif / terkontrol

Anjurkan minum kurang lebih 2 liter per hari

Secara rutin tiap 8 jam lakukan auskultasi dada untuk


mengetahui kualitas suara nafas dan kemajuannya.

Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian:


Nebulizer : Atropent + Ventolin 2 x sehari

Fluimocil capsul 3 x sehari


Cefotaxime 3 x 1 gr

Kurang pengetahuan tentang


kondisi, prognosis dan Kebutuhan
informasi cara perawatan selama
di rumah berhubungan dengan
kurangnya informasi, salah
persepsi.

Tujuan :
Dalam watu 3 jam setelah dilakukan
tindakan kebutuhan akan informasi
dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :
Secara subjektif klien mengatakan
sudah mengerti dari apa yang diinginkan
klien untuk diketahui
Secara subjektif klien mengatakan tidak
ada pertanyaan lagi/tidak ada yang ingin
ditanyakan
Klien dan keluarga mampu secara
mandiri melakukan perawatan untuk
mengeluarkan sekret

Lakukan kolaborasi dengan dokter yang merawat un


penjelasan mengenai kondisi dan penyebab penyakit

Beri kesempatan pada klien untuk bertanya pada do


yang merawat.

Berikan penjelasan dan demonstrasi secara ringkas


mudah dimengerti klien dan keluarga tentang perawa
dirumah mengenai cara mengeluarkan secret pada ja
nafas :
Cara melakukan fisioterafi dada
Cara batuk efektif
Inhalasi dengan uap hangat
Pemenuhan cairan via oral
Berikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk
mendemonstrasikan secara mandiri apa yang telah
dijelaskan
Evaluasi / tanyakan kembali pendapat secara subjek

dari klien terhadap pemenuhan kebutuhan informasi


yang telah diberikan
.

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI (SOAP)


TGL JAM
NO. IMPLEMENTASI
DX
2-102003

07.45

Melakukan pemeriksaan fisik, observasi vital


sign : TD 100/80 mmHg, T 37,2 0C, RR 22
x/mnt dan nadi 80 x/mnt

08.45

Berkolaborasi pemberian Inj. Cefotaxime 1 gr


via intra vena

08.50

Menganjurkan klien minum 2000 cc/hari

09.00

Melakukan kolaborasi dengan dokter yang


merawat untuk penjelasan mengenai kondisi
dan penyebab penyakit pada klien

09.10

Memberikan kesempatan pada klien untuk


bertanya pada dokter yang merawat.

09.30

Melakukan fisioterafi dada dengan metode


Clupping pada dada kanan

09.40

09.45

10.00

10.20

10.30

13.00

Mengajarkan cara batuk efektif / terkontrol


Memberikan minum segelas pada klien haus
Mengobservasi keadaan suara nafas :
wheezing pada paru kanan hilang dan ronkhi
pada paru kanan berkurang
Observasi TD 100/80 mmHg, T 37,2 0C, RR 18
x/mnt dan nadi 80 x/mnt
Memberikan penjelasan dan demonstrasi
secara ringkas dan mudah dimengerti klien
dan keluarga tentang perawatan dirumah
mengenai cara mengeluarkan secret pada
jalan nafas :
Cara melakukan fisioterafi dada
Cara batuk efektif
Inhalasi dengan uap hangat
Pemenuhan cairan via oral

Memberikan kesempatan pada klien dan


keluarga untuk mendemonstrasikan secara
mandiri apa yang telah dijelaskan

Evaluasi / tanyakan kembali pendapat secara


subjektif dari klien terhadap pemenuhan
kebutuhan informasi yang telah diberikan

EVALUASI
(SOAP)

13.10

Mengobservasi keadaan suara nafas : ronkhi


pada paru kanan masih ada
Observasi TD 110/80 mmHg, T 37,6

You might also like