Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Latar Belakang : Aktivitas fisik yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya stres
oksidatif pada manusia dan pada mencit. Stres oksidatif adalah suatu keadaan dimana
produksi radikal bebas melebihi produksi antioksidan. Antioksidan merupakan seperangkat
sistem pertahanan yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan oleh radikal bebas.
Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas antioksidan rebusan daun sambang getih secara in
vivo dengan mengukur kadar MDA plasma mencit yang diberi perlakuan dengan cara
pemberian rebusan daun sambang getih selama 7 hari dan perenangan selama 55 menit
pada hari ke-7.
Metode : Pengujian aktivitas antioksidan secara in vivo dengan mengukur kadar MDA
plasma dilakukan dengan cara pembagian 30 ekor mencit menjadi 6 kelompok yaitu
kelompok normal, kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif vitamin C dosis 6,5
mg/kgBB, kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgBB, kelompok perlakuan dosis 3,9
g/kgBB, kelompok perlakuan dosis 7,8 g/kgBB, selama 7 hari dan dan perenangan selama
55 menit pada hari ke-7.
Hasil : Pengukuran aktivitas antioksidan secara in vivo didapat kadar MDA plasma
kelompok normal sebesar 1,660,50 nmol/mL, kelompok kontrol negatif sebesar
5,670,30 nmol/mL, kelompok kontrol positif vitamin C dosis 6,5 mg/kgBB sebesar
1,450,58 nmol/mL, kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgBB sebesar 1,990,21 nmol/mL,
kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgBB sebesar 1,460,18 nmol/mL dan kelompok
perlakuan dosis 7,8 g/kgBB sebesar 0,850,19 nmol/mL. Kadar MDA plasma kelompok
perlakuan dosis 3,9 g/kgBB tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif
vitamin C dosis 6,5 mg/kgBB.
Kesimpulan : Uji aktivitas antioksidan rebusan daun sambang getih menunjukkan bahwa
kadar MDA plasma pada ketiga kelompok perlakuan dosis tidak berbeda bermakna dengan
kelompok kontrol positif vitamin C dosis 6,5 mg/kgBB.
Kata kunci : Antioksidan, sambang getih, MDA
Nama
: Dra. Lestari Rahayu, MS.,Apt
Institusi : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Alamat : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa,
Selatan
Email
: tari2006@yahoo.com
HP
: 081386583899
Fax
: 021-7864723
Jakarta
Hal. 1
PENDAHULUAN
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak
berpasangan pada lintasan paling luar. Radikal bebas memiliki sifat yang reaktif sehingga dapat
bereaksi dengan berbagai molekul lain seperti protein, lipid dan DNA (1). Dalam keadaan normal
radikal bebas yang diproduksi di dalam tubuh tidak berbahaya dan penting untuk fungsi biologis
seperti pengaturan pertumbuhan sel. Namun ketika diproduksi dalam jumlah yang berlebihan oleh
sel, radikal bebas dapat menjadi berbahaya karena saat masuk ke dalam tubuh radikal bebas ini
akan mencari pasangan elektron lain dengan mengambil elektron dari sel tubuh sehingga
membentuk reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru (2). Beberapa sumber radikal
bebas antara lain: polusi lingkungan (asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik), sinar ultra violet
matahari, radiasi, obat-obatan dan aktivitas fisik yang berlebih (3).
Aktivitas fisik yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif pada manusia dan
pada mencit (4). Stres oksidatif adalah suatu keadaan dimana produksi radikal bebas melebihi
produksi antioksidan (3). Peningkatan radikal bebas pada mencit dapat dilakukan dengan cara
perenangan, karena ketika dimasukkan ke dalam bak renang, mencit akan mengalami stres dan
berusaha untuk bertahan hidup dengan cara berenang sekuat tenaga (5). Dalam keadaan stres
oksidatif akan menyebabkan perubahan pada berbagai senyawa antara lain protein dan lipid. Pada
rantai asam lemak tak jenuh lapisan fosfolipid membran akan diserang oleh radikal hidroksil
menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Produk hasil peroksidasi lipid dalam tubuh yang terdapat
dalam bentuk bebas atau terkompleks dengan jaringan di dalam tubuh disebut malondialdehid
(MDA). Keberadaan malondialdehid (MDA) ini bersifat toksik terhadap sel (6).
Salah satu upaya untuk mengatasi bahaya potensial dari radikal bebas, tubuh dilengkapi oleh
seperangkat sistem pertahanan yang dapat membatasi kerusakan yang diakibatkan oleh radikal
bebas yang disebut sebagai antioksidan (7). Sistem pertahanan antioksidan ini terbagi menjadi
antioksidan enzimatik dan antioksidan nonenzimatik. Antioksidan enzimatik antara lain superoksida
dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) dan katalase, sedangkan antioksidan non enzimatik
diantaranya adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, albumin, glutation dan selenium (8).
Golongan antioksidan lain yang terkenal adalah antioksidan dari senyawa polifenol dan yang paling
banyak diteliti adalah golongan flavonoid (9). Senyawa tersebut banyak terdapat di dalam tumbuhtumbuhan salah satunya adalah sambang getih (Hemigraphis bicolor Boerl.). Sambang getih
merupakan tanaman asli Indonesia dan pada umumnya ditemukan tumbuh liar atau di tanam di
halaman dan taman sebagai tanaman hias. Senyawa kimia yang terdapat dalam daun sambang getih
Hal. 2
adalah flavonoid, polifenol dan tanin (10). Dibeberapa penelitian menyebutkan tanaman yang
mengandung flavonoid, polifenol dan tanin dapat memiliki aktivitas antioksidan (7,9).
Pada penelitian ini ingin dilihat aktivitas antioksidan pada rebusan daun sambang getih secara
in vivo dengan mengukur kadar malondialdehid (MDA). Pengujian aktivitas antioksidan secara in
vivo dilakukan dengan mengukur kadar MDA dalam material biologi. Analisis MDA merupakan
analisis radikal bebas secara tidak langsung dan mudah dalam menentukan jumlah radikal bebas
yang terbentuk, analisis radikal bebas secara langsung sulit dilakukan karena senyawa radikal
sangat tidak stabil dan reaksinya pun berjalan sangat cepat. Pengukuran kadar MDA dapat
dilakukan dengan pereaksi thiobarbituric acid (TBA) membentuk senyawa MDA-TBA, senyawa
ini berwarna merah muda yang dapat diukur intensitasnya dengan menggunakan spektrofotometer
UV-VIS. Pengukuran kadar MDA telah digunakan secara luas sebagai indikator dari kerusakan
oksidatif pada lemak tak jenuh sekaligus merupakan indikator keberadaan radikal bebas (6).
ALAT
Sonde oral, alat sentrifuge, alat-alat bedah, bak renang, tabung reaksi, rak tabung, labu tentukur,
kertas saring, pipet volume, pipet filler, alumunium foil, timbangan hewan, mikropipet, penangas
air, lemari pendingin, tabung effendrof, timbangan analitik (AND GR 200), spektrofotometer
Genesys 10UV.
METODE PENELITIAN
1. Persiapan tanaman yang akan diuji
a.
Pengumpulan tanaman yang didapat dari Balai Penelitian Obat dan Aromatik
(BALITRO).
b.
Determinasi tanaman untuk memastikan kebenaran simplisia dari tanaman yang akan
digunakan dalam penelitian.
Hal. 3
2. Pengukuran aktivitas antioksidan secara in vivo dengan mengukur kadar MDA plasma.
a.
b.
Kelompok II
Kelompok III
perenangan
Kelompok V
Kelompok VI :
c.
Hal. 4
d.
TAHAP PENELITIAN
1.
2.
3.
Pengujian aktivitas antioksidan secara in vivo dengan mengukur kadar MDA plasma.
Hal. 5
No
II
III
IV
VI
2,2540
5,4050
0,7715
1,9508
1,2433
0,9737
1,3950
5,3700
1,0580
1,7823
1,3780
0,8726
1,9675
6,0445
1,3445
1,8497
1,7318
1,0580
1,7150
5,6065
2,2035
2,0856
1,5128
0,8053
0,9570
5,9095
1,8665
2,3214
1,4286
0,5526
8,2885
28,3355
7,2440
9,9898
7,2945
4,2622
Rata-rata
1,6577
5,6671
1,4488
1,9980
1,4589
0,8524
SD
0,5037
0,3008
0,5845
0,2139
0,1812
0,1933
Hal. 6
II
III
IV
VI
Kelompok
Median
II
III
IV
0,8289
II
2,8336
III
0,7244
IV
0,9990
0,7295
VI
0,4262
VI
Hal. 7
Hal. 8
dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh (12), karena ketika mencit dimasukkan ke
dalam bak renang, mencit akan mengalami stres dan berusaha untuk bertahan hidup dengan
cara berenang sekuat tenaga (5).
Kelompok yang diberikan antioksidan rebusan daun sambang getih dan vitamin C
menunjukkan terjadinya pencegahan oksidasi lemak tak jenuh. Daun sambang getih
mengandung senyawa flavonoid dan polifenol (10). Vitamin C, flavonoid dan polifenol
merupakan antioksidan eksogen dimana senyawa tersebut memiliki kemampuan untuk
menangkal radikal bebas seperti superoksida dan radikal hidroksil, menghambat peroksidasi
lipid dan menekan kerusakan jaringan oleh radikal bebas (13).
Pencegahan oksidasi lemak tak jenuh pada kelompok yang diberikan rebusan daun
sambang getih sama dengan pencegahan oksidasi lemak tak jenuh pada kelompok yang
diberikan vitamin C. hal ini menunjukkan bahwa rebusan daun sambang getih memiliki
kemampuan sama dengan vitamin C yang telah terbukti efektif sebagai antioksidan.
SIMPULAN
Uji aktivitas antioksidan rebusan daun sambang getih yang diuji secara in vivo dengan mengukur
kadar MDA plasma menunjukkan bahwa kadar MDA plasma pada kelompok perlakuan dosis tidak
berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif vitamin C.
DAFTAR PUSTAKA
1.
oksidatif
pada
2.
Agus Zainal AN. Stress oksidatif dan penyakit degenerative: Suatu tinjauan biokimia. Jurnal
Kedokteran Yarsi.2002;10(3):69
3.
Sugianto NL. Pemberian jus delima merah (punica granatum) dapat meningkatkan kadar
glutation peroksidase darah pada mencit (Mus musculus) dengan aktivitas fisik maksimal
(tesis). Denpasar: Program Pascasarjana;2011.h.3&5.
4.
Senturk UK, Gunduz F, Kuru O, Aktekin MR, Kipmen D, Yalcin O, et al. Exercise induced
oxidative stress affects erythrocytes in sedentary rats but not exercise-trained rats. J Appl
Physiol;2001; 91.
latihan
olahraga.
Jurnal
Kedokteran
Hal. 9
5.
Kurnianingsih. Uji efek tonikum suspensi ekstrak batang brotowali (Tinospora crispa (L.)
Miers. Ex Hook.f. & Thoms) terhadap ketahanan berenang mencit (Mus musculus L.) jantan
galur DDY (skripsi). Depok: FMIPA Departemen Biologi Universitas Indonesia; 2006.h.34.
6.
7.
Ahmad A, Patong Rauf. Aktivitas antikanker senyawa bahan alam kurkumin dan analognya
pada tingkat molekuler. Jurnal Kedokteran Yarsi.2006;14(2):159
8.
Nisma F, Situmorang A, Fajar M. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) berdasarkan aktivitas SOD (superoxyd dismutase dan kadar MDA
pada sel darah merah domba yang mengalami stress oksidatif secara in vitro (Skripsi). Jakarta:
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka; 2011.h.2.
9.
Nurhasana F, Syamsudin. Efek antioksidan dari ekstrak biji petai cina (Leucaena leucocephala
L) Pada Tikus Putih. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.2004;3(1):1-3.
10. Syamsuhidayat SS, Hutapea JR. Inventaris tanaman indonesia. Jilid I. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI; 1991.h.286-287.
11. Winarsi H. Antioksidan alami dan radikal bebas potensi dan aplikasinya dalam kesehatan.
Yogyakarta: Kanisius; 2007. 12,14&16.
12. Jawi IM, Ngurah IB, Sutirtayasa IWP, RaiManuaba IB. aktivitas fisik maksimal akut dapat
meningkatkan kadar SGOT SGPT dan menimbulkan degenerasi sel hati mencit. Jurnal
Kedokteran Yarsi.2006;14 (3):204.
13. Yuhernita. Analisis senyawa metabolit sekunder dari ekstrak metanol daun surian yang
berpotensi sebagai antioksidan. Makara, sains 2011;15(1):50-51.
Hal. 10
Hal. 11