Professional Documents
Culture Documents
Serangan berulang pada sendi dan peradangan di sekitar sendi (artritis gout )
Akumulasi kristal pada sendi, tulang, jaringan lunak dan rawan sendi yang merusak
tulang (tofi).
Batu asam urat pada saluran kencing dan ginjal yang menimbulkan gangguan fungsi
ginjal ( gout nefropati )
Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout adalah hiperurikemia yang
didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7.0 ml/dl ( pria ) dan 6.0mg/dl
(wanita).
Epidemiologi
Gout merupakan penyakit dominan pria dewasa. Gout jarang pada pria sebelum masa
remaja sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause.
Patogenesis
Keradangan atau inflamasi merupakan reaksi penting pada gout utamanya gout akut.
Reaksi ini merupakan reaksi pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari kerusakan
jarinagan akibat agen penyebab. Tujuan dari proses inflamasi adalah:
Keradangan pada artritis gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu
kristal monosodium urat pada sendi. Mekanisme keradangan ini belum diketahui secara pasti.
Hal ini diduga oleh peranan mediator kimia dan selular. Pengeluaran berbagai mediator
keradangan akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas komplemen C dan
selular.
1. Aktivasi komplemen
Kristal urat dapat mengaktifkan system komplemen melalui jalur klasik dan jalur
alternatif.
Melalui
jalur
klasik,
terjadi
aktivasi
komplemen
C1
tanpa
peranan
immunoglobulin. Pada kadar MSU tinggi, aktivasi system komplemen melalui jalur
alternative apabila jalur klasik terhambat. Aktivasi C1q melalui jalur klasik menyebabkan
aktivasi kolikrein dan berlanjut dengan mengaktifkan Hageman factor (factor XII) yang
penting dalam reaksi kaskade koagulasi. Ikatan partikel dengan C3 aktif (C3a) merupakan
proses opsonisasi. Proses opsonisasi partikel mempunyai peranan penting agar partikel
tersebut mudah dikenal, yang kemudian difagositosis dan dihancurkan oleh neutrofil,
monosit, atau makrofag. Aktivasi komplemen C5 (C5a) menyebabkan peningkatan aktivitas
proses kemotaksis sel neutrofil, vasodilatasi serta pengeluaran sitokin IL-1 dan TNF.
Aktivitas C3a dan C5a menyebabkan pembentukan membrane attack complex (MAC). MAC
merupakan komponen akhir proses aktivasi komplemen yang berperan dalam ion channel
yang sititoksis pada sel pathogen maupun sel host. Hal ini membuktikan bahwa melalui jalur
aktivasi complement cascade , kristal urat menyebabkan proses keradangan melalui
mediator IL-1 dan TNF serta sel radang neutrofil dan makrofag.
2. Aspek Selular
Pada artritis gout, berbagai sel dapat berperan dalam proses keradangan, antara lain
sel makrofag neutrofil sel sinovial dan sel radang lainnnya. MAkrofag pada sinovial
merupakan sel utama dalam proses keradangan yang dapat menghasilkan berbagai mediator
kimiawi antara lainnya IL-1, TNF, IL-6 dan GM-CSF (Granulocyte-macrophage ColonyStimulating Factor). Mediator ini menyebabkan kerusakan jaringan dan mengaktivasi
berbagai sel radang. Kristal urat mengaktivasi sel radang dengan berbagai cara sehhingga
menimbulkan proses respons fungsional sel dan gene expression. Respons fungsional sel
radang tersebut antara lain berupa degranulasi, aktivasi NADPH oksidase gene expression sel
radang melalui jalur signal transduction pathway dan berakhir dengan aktivasi transcription
factor yang menyebabkan gen berekspresi dengan mengeluarkan berbagai sitokin dan
mediator kimiawi lain. Signal transduction pathway melalui 2 cara yaitu, dengan
dan serangan berikutnya umumnya lebih dari satu tahun. Selanjutnya serangan akan
bertambah sering dan nyerinya berlangsung lebih lama, serta melibatkan banyak sendi.
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi puri,
kelelahan fisik, stres, tindakan opersai, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan
peningkatan asam urat. Penurunan asam urat darah secara mendadak dengan allopurinol
atau obat urokosurik dapat menimbulkan kekambuhan.
3. Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan keterlanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik
asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda radang akut, namun
pada aspirasi sendi dapat ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses
keradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Keadaan ini dapat terjadi satu atau
beberapa kali pertahun, atau dapat sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Apabila tanpa
penangganan yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat timbul
serangan akut yang lebih sering yang dapat mengenai beberapa sendi dan bisanya lebih
berat. Manajemen yang tidak baik, maka keadaan interkritik akan berlanjut menjadi
stadium menahun dengan pembentukan tofi.
4. Stadium artritis gout menahun ( Gout tofaseus kronik )
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri (self medication) sehingga
dalam waktu lama tidak berobat secara teratur dengan dokter. Biasanya stadium ini terjadi
setelah 12 tahun sejak serangan gout akut pertama. Artritis gout menahun biasanya
disertai tofi yang banyak dan terdapat poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh
dengan obat, dan kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Pada tofus yang besar
dapat dilakukan eksterpasi, namun hasilnya kurang memuaskan. Lokalisasi tofi yang
paling sering pada cuping telinga, MTP-1, olekranon, tendon Achilles dan jari tangan.
Komplikasi tofi antara lain nyeri dan destruksi sendi serta kompresi pada serabut saraf.
Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal
menahun.
Diagnosis
Serangan monoartritis
Kemerahan sendi
Hiperurisemia
Laboratorium
Radiografi
Pada awalnya normal atau non psesifik, selanjutnya dapat dijumpai erosi punched-out
dengan lesi seperti gigitan tikus (rat bite lesion) pada tepi tulang.
Penatalaksanaan
Tujuan terapi: menghilangkan rasa nyeri, mencegah serangan baru dan mencegah
terbentuknya tofi, batu ginjal maupun kerusakan sendi.
1. Non farmakologik
Edukasi
Istirehat sendi : Pada serangan akut, daerah yang nyeri di istirehatkan dan dikompres
dengan air dingin.
Mengurangi berat badan dapat membantu mengurangi asam urat dalam serum
Alkohol juga dihindari karena selain menigkatkan produksi juga menggangu ekskresi
asam urat.
Dehidrasi dan trauma berulang juga dielakkan karena dapat menginduksi serangan
gout.
2. Farmakologik
Jika penderita datang dalam 12-24 jam pertama serangan, maka cukup dengan
Colchicne 0.5 1mg/ 1-2 jam sampai nyeri hilang dengan dosis maksimal
6mg/hari. Di lanjutkan 1 x 0.5 mg/hari sampai 2-4 minggu.
NSAID : lebih diutamakan yang onsetnya cepat seperti Indometasin :25100mg/hari selama 1 minggu, Diclofenac sodium 3 x 50 mg selama 5 hari.
Namun demikian yang long acting pun dapat digunakan seperti Tenoxicam dosis
awal 40mg dilanjutkan 20mg selama 5 hari. Celecoxib 2 x 200mg selama 7 hari.
Jika serangan akut lebih dari 3x/tahun atau ada batu urat pada ginjal atau ada
tophus, maka urate lowering agents harus dimakan secara sinambung untuk
mengendalikan kadar asam urat agar selalu dibawah 5mg/dl.
Komplikasi
a. Gout kronik bertofus
b. Nefropati gout kronik
c. Nefrolitiasi asam urat