Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
BAB II
Konsep Teoritis Secara Medis
2.1. Pengertian
1
Uretritis adalah infeksi dari uretra, yaitu saluran yang membawa air
kemih dari kandung kemih keluar tubuh. (www.medicastore.com)
Uretritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan
merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria. (Sylvia A. Price, 2006)
Uretritis didefinisikan sebagai peradangan akibat infeksi dari
uretra. Istilah uretritis untuk Penyakit Menular Seksual (PMS). Uretritis
merupakan kondisi peradangan yang dapat menular. Penyebabnya adalah
infeksi uretritis yaitu, karena infeksi dengan Neisseria gonorrhoeae atau
Ngu (yaitu, karena infeksi dengan Chlamydia trachomatis, Ureaplasma
urealyticum,Mycoplasma
hominis, Mycoplasma
genitalium,
bisa
berupa
bakteri,
jamur
atau
virus.
Pada wanita jasad renik tersebut biasanya berasal dari vagina. Pada kebanyakan
kasus, bakteri berasal dari usus besar dan sampai ke vagina melalui anus. Lelaki
lebih jarang menderita uretritis.
Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksual (misalnya Neisseria
gonorrhoeae penyebab gonore), masuk ke vagina atau penis pada saat melakukan
hubungan seksual dengan mitra seksual yang terinfeksi dan bisa menjalar ke
uretra. Uretritis pada pria paling sering disebabkan oleh gonokokus. Klamidia dan
virus herpes simpleks juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual dan bisa
menyebabkan uretritis. Bakteri (Eschericia coli), Jamur dan virus, Infeksi ginjal,
Prostat hipertropi juga bisa menyebabkan uretritis.
1. Gonokokal uretritis. Gonokokal uretritis (80% kasus) disebabkan oleh
gonorrhoae N, yang merupakan gram negatif intraseluler.
kandung kemih sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal
ureter itu dan mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter.
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih
ini terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih
ini mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung
kemih. Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung kemih
dengan organ-organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau
kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum
douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan
bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra
internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat
ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra,
sfingter internal adalah involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali
pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf
2.4. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui
1) Penyebaran endogen yaitu kontak langsung daro tempat terdekat.
2) Hematogen.
3) Limfogen.
4) Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :
Bendungan aliran urine.
1)Anatomi konginetal.
2)Batu saluran kemih.
3)Oklusi ureter (sebagian atau total).
Refluks vesi ke ureter.
4
Gejala lainnya adalah nyeri pada saat berkemih dan penderita sering
mengalami desakan untuk berkemih.
Jika uretritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat, maka pada
akhirnya
akan
terbentuk
penyempitan
uretra
(striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya uretritis pada uretra yang lebih
tinggi dan kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra), yang
juga bisa mengalami infeksi.
Jika abses menyebabkan terjadinya perforasi kulit, maka air kemih bisa
mengalir melalui saluran baru (fistula uretra).
2.6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat berupa
Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits. Peritonitis dan perihepatitis juga
pernah dilaporkan.
2.7. Klasifikasi
1. Uretritis Akut
a. Penyebab
Asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate mengalami infeksi.
Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.
b. Tanda dan Gejala
Mukosa merah udematus
Terdapat cairan eksudat yang purulent
Ada ulserasi pada uretra
Mikroskopis : terlihat infiltrasi leukosit sel sel plasma dan sel sel limfosit
7
Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu morning
sickness
Pada oria : pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok pus
Pada wanita : jarang diketemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita.
c. Diagnosa Diferential
Uretritis GO
Amicrobic pyuhria
Uretritis karena trichomonas
Prostatitis non spesifik
d. Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.
e. Tindakan Pengobatan
Pemberian antibiotika
Bila terjadi striktuka, lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougil
f. KomplikasI
Mungkin prostatitis
Periuretral abses yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau urine
fistula
B. Uretritis Kronis
a. Penyebab
Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut
Prostatitis kronis
Striktura uretra
10
Timbul 3-8 hari setelah infeksi dan kental, kuning serta banyak.
Apusan memperlihatkan sejumlah besar sel sel pus (100%), banyak
mengandung diplokokus gram negative intraseluler yang difagositosis.
e. Perjalanan Penyakit
1. Dapat mengalami resolusi dalam 2-4 minggu, sebagai akibat
pengobatan atau kadang kadang spontan.
2. Menjadi kronik.
f. Penyulit
1. Uretritis posterior, prostatitis, vesikulitis, epididimitis dan sistitis.
2. Abses peri uretral.
3. Penyebaran sistemik arthritis supuratif atau teno sinovitis tidak
jarang ditemukan pada kasus yang terabaikan sementara endokarditis
jarang sekali terjadi. (A.D Thomson,1997)
D. Uretritis Abakterial Penyakit Reiter
a. Klinik
Uretritis yang berkaitan dengan konjunktivitis dan artritis
b. Etiologi
Kemungkinan terdapat organisme dari kelompok chlamydia
c. Hasil
Kemungkinan terdapat pemulihan spontan, tetapi sering kali terdapat riwayat yang
lama, dengan banyak eksaserbasi klinik. Pada kasus yang berat terdapat ulserasi
dari mukosa bukal, kulit kaki, glans penis, uretra dan kandung kemih. Iritis dan
keraitis dapat menjadi penyulit konjunktivitis.
2.7. Pemeriksaan diagnostik
11
Urinalisis
1) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2) Hematuria 5 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
Bakteriologis
1) Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. 102 103
organisme koliform/mL urin plus piuria.
2) Biakan bakteri
3) Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
2.8. Penatalaksanaan
Pengobatan
Jika
tergantung
penyebabnya
adalah
kepada
mikroorganisme
bakteri,
maka
diberikan
penyebabnya.
antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus
(misalnya asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk
membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus
membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra
oleh bakteri faeces.
BAB III
Konsep Teoritis Asuhan Keperawatan
3.1. Pengkajian
Dalam
melakukan
pengkajian
pada
klien
uretritis
menggunakan
2)Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
1)Riwayat infeksi saluran kemih
2)Riwayat pernah menderita batu ginjal
3)Riwayat penyakit DM, jantung.
Pengkajian fisik :
1)Palpasi kandung kemih
2)Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
Riwayat psikososial
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit Mekanisme kopin dan system pendukung
Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
1)Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2)Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis
3.2. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
4.
3.3. Perencanaan
1. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
pasien memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
1)Tanda vital dalam batas normal
2)Nilai kultur urine negatif
3)Urine berwarna bening dan tidak bau
Intervensi :
1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2) Catat karakteristik urine
Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
3) Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :Untuk mencegah stasis urine
4) Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk
menentukan respon terapi.
Rasional :Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan
penderita.
5) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit
setiap kali kemih.
Rasional :Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
6) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
14
Setelah
dilakukan
tindakan
16
keperawatan
klien
tidak
17
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan uretritis adalah,
mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
1. Nyeri yang menetap atau bertambah
2. Perubahan warna urine
3. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan
ingin kencing, menetes setelah berkemih.
BAB IV
Kesimpulan
4.1. Kesimpulan
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra yang disebabkan oleh
kuman gonore atau kuman lain, kadang kadang uretritis terjadi tanpa adanya
bakteri. Meskipun berbagai kondisi klinis dapat menyebabkan iritasi pada uretra
tersebut, istilah uretritis biasanya diperuntukkan untuk menggambarkan
peradangan uretra yang disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS).
18
Daftar Pustaka
19