- Masyarakat Jawa Barat menentang keras rencana pengadaan
mobil dinas Toyota Fortuner untuk 100 anggota DPRD. Warga menaruh harapan besar agar Gubernur Jabar Ahmad Heryawan lebih memprioritaskan penganggaran perbaikan infrastruktur di Jabar. Hal itu terlihat dari hasil jajak pendapat sementara PR di laman situs www.pikiranrakyat.com, mengenai rencana tersebut. Redaksi memberikan soal berdasarkan berita sebelumnya, bahwa 100 mobil dinas baru bernilai sekitar Rp 50 miliar. Pengguna internet pun ditanyai mengenai uang sebesar itu sebaiknya digunakan untuk apa? Tiga jawaban ditampilkan untuk dipilih. Sampai pukul 17.00 WIB, 82% responden memilih uang tersebut baiknya digunakan untuk perbaikan infrastruktur. Sebanyak 13% lainnya meminta agar dibagikan ke masyarakat, sementara ada 4% yang setuju dengan pembelian 100 Fortuner untuk anggota DPRD Jabar. Pengguna media sosial Facebook pun menyampaikan pendapatnya melalui akun Pikiran Rakyat (www.facebook.com/PikiranRakyatJabar). Seperti warga Bandung dengan akun Dadang Anshori yang berkomentar singkat. Perbaikan infrastruktur lebih penting lihat jalan banyak yang rusak, tulisnya. Senada dengan komentar pengguna Slamet Arip Ariyanto. Perbaikan infrastruktur yang lebih penting daripada buat beli mobil anggota dewan, kata pria yang diketahui bekerja sebagai pemandu wisata itu. Seorang pengguna dengan identitas domisili Tangerang menyesalkan jika rencana anggaran itu disahkan. Ia menyinggung terkait buruknya infrastruktur menghambat kepentingan warga, terutama dalam transportasi. Warga yang terkena Waduk Jatigede enggak diperhatikan. Terutama Jalan Lingkar Darmaraja Wado, kalau lebaran belum jadi, akan jadi bencana nasional. Tiap lebaran Nagrek macet, pasti diarahkan ke Sumedang Wado Malangbong. Kalau belum jadi mau kemane? Hmmmm deudeuh teuing nuju nyepeng amanah, kata Iyos Sastranegara, warga tersebut. Namun demikian, sebuah suara setuju hadir di tengah komentar penolakan. Ialah Dudi Permana warga Bogor. Seorang pejabat publik termasuk anggota Dewan tentu sangat memerlukan sarana penunjang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya termasuk sarana mobilitas kendaraan yang layak untuk dimiliki. Untuk nendapatkan itu semua diperlukan anggaran yang cukup besar. Namun untuk urusan pembelian sarana kendaraan dinas tersebut selama anggaran bisa mencukupi ya sah-sah saja dan setuju. Dengan catatan harus melalui proses sesuai ketentuan yang berlaku saat ini. Mantap, ujar Dudi yang juga purnabakti PNS itu. Komentar pemberitaan PR tentang pengadaan mobil dinas baru pun datang dari para pengguna Twitter. Akun @nurwendi menulis, hebat, di saat daya beli
masyarakat kurang, musibah banjir terus menghantui warga, ini malah ngebahas mobil, rek parkir di mana?
Nono Sumarno melalui @monos1963 menulis, penanganan infrastruktur yang
penting, jalan , banjir, sekolah rusak, pokoknya banyak yang lebih penting. Seorang warga Garut mengritik belum diperhatikannya ruas jalan provinsi di Garut. Sae eta teh bagean tina kinerja DPRD Jabar, ari Jalan Bungbulang Garut mah mani teu aya nu malire cenah jalan propinsi, katanya dengan akun @UJenal.
Warga lainnya melalui @nendy_suhendy menulis, aden dewan bukan kerennya
bermobil tapi harus keren berilmu, bermoral, berfikirnya. cuma kemewahan melulu.
Endro Prasetyo mengomentari bagian berita yang menyatakan anggota Dewan
ingin ganti mobil dinas, karena yang lama (Toyota Rush 2011) sering mogok. Ambuing ambuing mobil tahun 2011 dibilang tidak layak jalan kumaha maintenance-nya? Mungkin anggota dewan yang sudah ga laik duduk, tulis @endropra2010.(Gita Pratiwi)***