You are on page 1of 2

PELAKSANAAN BIAS CAMPAK

I. Latar Belakang
Secara global, kematian karena campak di dunia yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak
777.000 dan dari jumlah itu, 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15% kematian
karena campak tersebut berasal dari Indonesia.
Di Indonesia, saat ini, dalam setahun diperkirakan ada 1,7 juta kematian pada anak atau 5%
pada anak balita adalah akibat PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi), yaitu
campak, polio, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, dan tuberkulosis. Khusus untuk campak,
setiap 20 menit satu anak Indonesia meninggal akibat komplikasi campak. Anak penderita
penyakit campak umumnya meninggal karena komplikasi di paru dalam wujud pneumonia atau
komplikasi di pencernaan yang menyebabkan diare. Imunisasi campak tambahan pada tahun 20052007 di Indonesia masih menyisakan 30-40% anak berisiko terkena campak. Indonesia termasuk
satu dari 47 negara yang mendapat pengawasan WHO dan UNICEF akibat tingginya kasus
campak.
Menurut Hadinegoro (dalam Ranuh, dkk., 2008) kendati di usia bayi imunisasinya sudah
lengkap, bukan berarti di usia ini anak sudah aman dari ancaman penyakit. Imunisasi akan
memberikan antibodi bagi anak. Setelah diimunisasi, antibodi anak akan naik. Tapi suatu saat,
antibodi itu akan turun lagi. Pada saat antibodi turun atau hampir habis, harus diberikan imunisasi
lagi agar antibodi yang turun itu bisa kembali baik.
Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999
untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di
negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun). BIAS adalah
salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang
dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah
Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia.

II. Tujuan
Tujuan umum dari BIAS adalah memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap
penyakit Campak, Difteri, dan Tetanus. Sedangkan tujuan khusus adalah diperolehnya perlindungan
bagi anak terhadap penyakit Campak seumur hidup, diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap
penyakit difteri selama 10 tahun, dan diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit tetanus
selama 25 tahun.
III. Kegiatan dan Rincian Kegiatan

No

1.

Kode
Rekening
5.2.2.32.01

Uraian
Biaya perjalanan dinas dalam
daerah PNS
Dalam rangka Pelaksanaan Bulan

Jumlah
Rp.1.485.000
,-

Imunisasi Sekolah (BIAS) Campak.

2.

5.2.2.32.01

Biaya perjalanan dinas dalam


daerah PNS
Dalam rangka Pelaksanaan Sweeping
Bulan Imunisasi Sekolah (BIAS)

Rp.
450.000,-

Campak.

Jumlah

Rp.1.935.0
00,-

IV. Cara Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada 11 sekolah SDN/ MI/ LL pada murid kelas 1 selama 11 hari
oleh 3 orang petugas setiap pelaksanaan dengan biaya perjananan dinas dalam daerah PNS Rp.
45.000,-/ orang atau dengan jumlah biaya Rp. 1.485.000,-. Kemudian selesai jadwal pelaksanaan,
sekolah-sekolah dengan jumlah cakupan yang masih kurang akan di sweeping oleh 2 orang petugas
masing-masing sekolah sebanyak 5 sekolah.

V. Evaluasi dan Tindak Lanjut


1. Membuat laporan pelaksanaan disetiap sekolah.
2. Menghitung cakupan masing-masing sekolah.
3. Melakukan sweeping pada sekolah yang cakupannnya masih kurang dari 90%.
4. Mengevaluasi dan menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan BIAS
campak.
5. Menindak lanjuti masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan BIAS campak.
Mengetahui,
Kuasa Pengguna Anggaran

Banjarmasin, April 2016


Pejabat pelaksana Teknis Kegiatan

Dr. Hj. Dellis JF


NIP. 19630816 199703 2 001

Zainal Syachrial SKM


NIP. 19691115 199003 1 007

You might also like