Professional Documents
Culture Documents
ALVIANA RAMADZANTI
ABSTRAK
ALVIANA RAMADZANTI. Aktivitas Protease dan Kandungan Asam Laktat
pada Yoghurt yang Dimodifikasi dengan Bifidobacterium bifidum. Dibimbing
oleh MANSJUR HAWAB dan TATIK KHUSNIATI.
Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi dari susu murni. Yoghurt
probiotik merupakan salah satu produk pangan fungsional melalui penambahan
bakteri probiotik seperti B. bifidum. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
aktivitas protease dan kandungan asam laktat pada yoghurt yang dibubuhi B.
bifidum.
Parameter yoghurt yang dimodifikasi dengan B. bifidum adalah kadar
asam laktat dan aktivitas protease selama dua puluh lima hari penyimpanan.
Kadar asam laktat diukur dengan metode titrasi asam basa, sedangkan aktivitas
protease diukur dengan metode modifikasi Lowry. Yoghurt diuji tingkat
penerimaannya oleh konsumen dengan uji organoleptik.
Kadar asam laktat yoghurt tercapai antara 0.3-0.6%. Yoghurt dengan
starter Lactobacillus bulgaricus:Streptococcus thermophillus:B. bifidum dengan
perbandingan 1:1:0, 1:1:0.5, 1:1:1, dan 1:1:1.5 v/v menghasilkan kadar asam
laktat yaitu sebesar 0.5235%, 0.5641%, 0.6080%, dan 0.6317%. Hasil uji F dan
uji lanjut Duncan untuk asam laktat selama penyimpanan menunjukkan hasil yang
berbeda nyata. Aktivitas protease pada yoghurt menunjukkan aktivitas terbesar
pada penyimpanan hari ke dua puluh lima. Yoghurt dengan starter L.
bulgaricus:S. thermophillus:B. bifidum dengan perbandingan 1:1:0, 1:1:0.5, 1:1:1,
dan 1:1:1.5 v/v menghasilkan aktivitas protease menunjukkan aktivitas rata-rata
selama penyimpanan sebesar 0.2310, 0.1360, 0.1631, dan 0.0871 M/mL.menit.
Hasil uji F dan uji lanjut Duncan untuk aktivitas protease selama penyimpanan
menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Tingkat kesukaan panelis terhadap
yoghurt yang dimodifikasi dengan B. bifidum tidak berbeda nyata berarti bahwa
perlakuan yang diberikan tidak mengubah yoghurt.
ABSTRACT
ALVIANA RAMADZANTI. Protease Activity and Acid Lactid Content of
Yoghurt Modified with B. bifdum. Under the direction of MANSJUR HAWAB
and TATIK KHUSNIATI.
Yoghurt is fermented drink from pure milk. Probiotic yoghurt is one of
functional food with added probitoic bacteria for example B. bifidum. The
research was aimed to determinan protease activity and acid lactid content of
yoghurt modified with B. bifidum.
Parameters of yoghurt that modified by B. bifidum are lactid acid content
and protease activity for twenty five day for storage. Acid lactid content was
measured to determine by using acid base titration principle but protease activity
was measured with modification of Lowry method. The panelist preverence was
observed by organoleptic testing to yoghurt.
Acid lactid content in yoghurt between 0.3-0.6%. Yoghurt with starter
Lactobacillus bulgaricus:Streptococcus thermophillus:B. bifidum 1:1:0, 1:1:0.5,
1:1:1, and 1:1:1.5 v/v showed lactid acid content is 0.5235%, 0.5641%, 0.6080%,
and 0.6317%. The F test and Duncans test showed the result of acid lactid
content in all treatment for storage are significant. Yoghurt with in the most
protease activity is twenty five storage. Yoghurt with Yoghurt dengan starter L.
bulgaricus:S. thermophillus:B. bifidum 1:1:0, 1:1:0.5, 1:1:1, and 1:1:1.5 v/v
showed in the average protease activity for storage is 0.2310, 0.1360, 0.1631, dan
0.0871 M/mL.menit. The F test and Duncans test showed the result of protease
activity in all treatment for storage are significant. The panelist preverency to
yoghurt modified B. Bifidum in treatment are significant too that means tratment
not modified in yoghurt.
ALVIANA RAMADZANTI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biokimia
Judul Skripsi : Aktivitas Protease dan Kandungan Asam Laktat pada Yoghurt
yang Dimodifikasi Bifidobacterium bifidum
Nama
: Alviana Ramadzanti
NIM
: G44102026
Disetujui
Komisi Pembimbing
Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan sehingga usulan
penelitian ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah
Aktivitas Protease dan Kandungan Asam Laktat pada Yoghurt yang Dimodifikasi
Bifidobacterium bifidum. Penelitian tersebut dilaksanakan dari bulan Januari
sampai Juni 2006 yang bertempat di Laboratorium Bidang Mikrobiologi, Pusat
Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. drh. H. Mansjur Hawab,
MS selaku pembimbing utama dan Ir. Tatik Khusniati, M.App.Sc selaku
pembimbing kedua atas bimbingan, arahan serta semangat selama praktik
lapangan dan penyusunan laporan ini. Selain itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada Akmar dan teh Neng atas kebersamaannya, Anang, Fauzi, dan Yayu
atas bantuannya, keluarga besar SAS atas kekeluargaannya serta teman-teman
Biokimia 39 atas semangatnya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
bapak, ibu, adik-adikku dan seluruh keluarga besar di Klaten yang telah
memberikan bantuan materi, doa, dan restu serta kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Alviana Ramadzanti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Klaten pada tanggal 3 Juni 1984 dari ayah Sungkono dan
ibu Saptoti Wardani, S.Pd. Penulis merupakan putri pertama dari empat
bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Klaten dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis
memilih Program Studi Biokimia, Departemen Biokimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah
Kimia Organik 1 pada tahun ajaran 2005/2006, Kimia Organik D3 pada tahun
ajaran 2006/2007, serta Bina Baca Quran (BBQ) D3 pada tahun ajaran 2006/2007.
Penulis juga aktif sebagai pengurus DKM Al Ghifari pada Biro Sosial pada tahun
2004/2005 dan Departemen Olahraga dan Seni pada tahun 2005/2006. Pada tahun
2005, penulis juga pernah menjadi staf pengajar di Bimbingan Belajar Nurul Ilmi.
Selain itu, penulis memperoleh beasiswa Persatuan Orangtua Mahasiswa (POM)
pada tahun 2002-2006. Bulan Juli-Agustus 2005 penulis melaksanakan Praktik
lapangan di Pusat Penelitian Mikrobiologi-LIPI Bogor dengan judul Karakteristik
Yoghurt dengan Starter Padat Menggunakan Uji Organoleptik, Fisik, dan Asam
Laktat.
DAFTAR ISI
Halaman
TINJAUAN PUSTAKA
Yoghurt ................................................................................................
Fermentasi Yoghurt ..............................................................................
Manfaat Yoghurt ..................................................................................
Kultur Starter ........................................................................................
Kerusakan pada Yoghurt ......................................................................
Protease ................................................................................................
1
2
2
2
4
4
4
5
7
7
8
9
10
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Warna yoghurt selama penyimpanan .......................................................... 10
2 Aroma yoghurt selama penyimpanan .......................................................... 11
3 Homogenitas yoghurt selama penyimpanan ............................................... 11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Lactobacillus bulgaricus ............................................................................. 3
2 Streptococcus thermophillus ....................................................................... 3
3 Bifidobacterium bifidum ............................................................................. 4
4 Contoh kertas nilai uji organoleptik ............................................................ 6
5 Persentase asam laktat selama penyimpanan .............................................. 8
6 Uji aktivitas protease ................................................................................... 9
7 Uji organoleptik rasa yoghurt ..................................................................... 10
8 Uji organoleptik warna yoghurt .................................................................. 10
9 Uji organoleptik aroma yoghurt .................................................................. 10
10 Uji organoleptik homogenitas yoghurt ................................................... ... 10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Tahapan penelitian ...................................................................................... 14
2 Pembuatan starter Streptococcus thermophilus .......................................... 15
3 Pembuatan Lactobacillus bulgaricus dan Bifidobacterium bifidum ........... 16
4 Pembuatan yoghurt ..................................................................................... 17
4 Penentuan kadar asam laktat yoghurt ........................................................... 17
5 Penentuan aktivitas protease yoghurt .......................................................... 22
6 Uji organoleptik yoghurt ............................................................................. 26
PENDAHULUAN
Susu sebagai bahan pangan telah dikenal
manusia selama berabad-abad lamanya.
Pengolahan susu dengan bantuan mikroba
dikenal dengan istilah fermentasi susu. Salah
satu contoh produk hasil fermentasi susu
adalah yoghurt. Yoghurt merupakan minuman
hasil fermentasi dari susu murni (Surajudin,
Fauzi, & Purnomo 2005).
Yoghurt merupakan konsumsi pangan
yang dewasa ini termasuk pangan fungsional,
yaitu salah satu pangan yang tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan tetapi memiliki
fungsi untuk kesehatan tubuh. Salah satu
produk pangan fungsional yang sedang
dikembangkan oleh para ahli pangan adalah
susu fermentasi probiotik misalnya yoghurt
probiotik. Yoghurt merupakan bahan pangan
produk fermentasi susu oleh bakteri asam
laktat yang mempunyai aroma khas, tekstur
semi padat dan halus, kompak serta rasa asam
yang segar (Campbell & Marshall 1975).
Selain bermanfaat bagi kesehatan
pencernaan
yoghurt
juga
membantu
penyembuhan infeksi saluran kencing. Sebuah
penelitian di Finlandia, menemukan bahwa
minum susu fermentasi seperti yoghurt
minimal tiga kali dalam seminggu dapat
membantu menghindari resiko terkena infeksi
saluran kencing sebanyak 80% dibandingkan
mereka yang tidak minum. Selain itu yoghurt
berfungsi sebagai antimikrob, antikolesterol,
antikanker,
meningkatkan
kemampuan
penyerapan mineral oleh tubuh dan
meningkatkan sistem imunologi (Salji 1991).
Yoghurt merupakan salah satu hasil
produk fermentasi yang banyak mengandung
zat gizi. Proses fermentasi yang terjadi pada
yoghurt akan menambah kandungan gizinya
(Surajudin, Fauzi, & Purnomo, 2005).
Kandungan gizi pada yoghurt lebih tinggi
dibandingkan susu murni karena adanya
penambahan zat-zat gizi hasil sintesa mikroba
dan kandungan gizi dari mikroba itu sendiri.
Yoghurt menjadi lebih kaya protein, vitamin,
asam folat, riboflavin, kalsium serta fosfor
(Davis 1995).
Kultur bakteri yang umum digunakan
pada pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Modifikasi kultur bakteri dengan suatu jenis
bakteri probiotik yaitu Bifidobacterium
bifidum akan meningkatkan mutu yoghurt.
Diversifikasi kultur juga dapat dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
Yoghurt
Yoghurt merupakan salah satu jenis
produk susu fermentasi tipe asam yang
terkenal. Berbagai jenis susu dapat digunakan
untuk membuat yoghurt, seperti susu segar,
susu krim, susu yang telah dihilangkan
sebagian lemaknya dan susu skim (susu tanpa
lemak), baik digunakan sendiri-sendiri atau
kombinasinya. Pembuatan yoghurt merupakan
salah satu metode yang tertua dalam sejarah
pengawetan susu. Dewasa ini yoghurt telah
mengalami perkembangan dalam proses
pembuatannya
sehingga
menghasilkan
yoghurt dengan cita rasa dan flavor yang
semakin baik dan bervariasi. Yoghurt berasal
dari bahasa Turki yaitu jugurt yang berarti
susu asam. Menurut SNI 01.2981.1992,
yoghurt adalah produk yang diperoleh dari
susu
yang
dipasteurisasi
kemudian
difermentasi dengan menggunakan bakteri
tertentu sampai diperoleh bau dan rasa yang
khas dengan atau tanpa penambahan bahan
lain yang diizinkan.
Yoghurt yang beredar saat ini dapat kita
jumpai dalam berbagai bentuk dan aneka rasa.
Tamime
dan
Robinson
(1989),
mengklasifikasikan yoghurt komersial ke
dalam tiga kelompok yaitu plain atau natural
yoghurt, fruit yoghurt, dan flavoured yoghurt.
Natural atau plain yoghurt merupakan tipe
tradisional dengan bau tajam dan rasa asam,
sedangkan fruit yoghurt dibuat dengan
penambahan buah-buahan dan pemanis pada
plain yogurt dan flavoured yoghurt dibuat
dengan penggunaan aroma buah dan senyawa
membantu
mempermudah
penyerapan
kalsium serta fosfor dari produk susu.
Bakteri asam laktat juga memproduksi
asam format, asetat, propionat, kaproat,
kaprilat, kaprat, butirat, dan isovalerat dari
metabolisme fermentasi dan transformasi
enzimatik asam amino. Senyawa ini sangat
berperan dalam menghasilkan aroma produk
susu terfermentasi (Oberman 1985).
Manfaat Yoghurt
Manfaat yoghurt bagi kesehatan tubuh
telah banyak dibuktikan oleh para peneliti di
dunia, karena kandungan nilai gizi yang baik
dan mudah dicerna oleh tubuh. Selain untuk
tujuan kesehatan, yoghurt juga sering
dikonsumsi untuk tujuan diet. Yoghurt yang
dikonsumsi
secara
teratur
dapat
menyeimbangkan mikroflora usus sehingga
bakteri-bakteri yang merugikan dapat ditekan
jumlahnya dan sebaliknya usus akan
didominasi oleh bakteri yang menguntungkan
(Silvia 2002).
Yoghurt pada umumnya digunakan
sebagai bahan pencegah penyakit saluran
pencernaan sepeti diare. Khususnya pada bayi
yang
mengalami
lactose
intolerance,
gastroenteritis, dan pengobatan konstipasi.
Bagi penderita lactose intolerance, yoghurt
sangat bermanfaat karena bakteri asam laktat
akan mengubah laktosa menjadi asam laktat
(Deeth & Tamime 1981). Begitu pula
penderita
lactose
maldigestion
dapat
mengkonsumsi yoghurt dengan aman (Gillian
& Kim 1984). Menurut Salji (1991), yoghurt
dapat memiliki fungsi sebagai antimikrob,
antikanker, dan meningkatkan sistem imunitas
atau ketahanan tubuh.
Kultur Starter
Susu merupakan media yang cocok untuk
pertumbuhan kultur bakteri. Kultur starter
memegang peranan penting dalam pembuatan
yoghurt. Beberapa aspek penting pada kultur
yaitu bebas dari kontaminasi, menghasilkan
flavor yang khas serta tekstur dan bentuk yang
bagus. Perbandingan yang sesuai pada kultur
bakteri sangat diperlukan dalam pembantukan
flavor dan tekstur yoghurt (Rahman 1992).
Kultur starter yoghurt pada umumnya
terdiri dari bakteri asam laktat Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus
yang merupakan pasangan bakteri utama
dalam pembuatan yoghurt. Bergabungnya
Gambar 1 L. bulgaricus.
Streptococcus thermophillus
Menurut Buchanan (1975), taksonomi S.
thermophillus sama seperti l. bulgaricus
sampai ordo. S. termophillus termasuk ke
dalam dunia Prokariota, divisi Bacteria, filum
Firmicutes,
kelas
Bacilli
dan
ordo
Lactobacilles. Famili bakteri ini adalah
Streptococcaceae, genus Streptococcus, dan
spesies S. thermophillus.
Bakteri S. thermophillus yang terlihat
pada Gambar 2 berbentuk bulat atau bulat
telur (coccus) dengan diameter 0.7-0.9m,
berpasang-pasangan atau membentuk rantai
panjang, gram positif, tidak toleran terhadap
konsentrasi garam lebih besar dari 6.5%, tidak
berspora,
bersifat
termodinamik,
dan
menyukai suasana mendekati netral dengan
pH optimal untuk pertumbuhannya adalah 6.5.
Bakteri S. thermophillus dapat membentuk
asam sehingga menurunkan pH dan
mensintesis asam format yang dapat
menstimulasi pertumbuhan L. bulgaricus
(Helferich & Westhoff 1980). Spesies S.
thermophillus yang merupakan bakteri
penghasil asam laktat dapat ditumbuhkan pada
medium umum yang sama seperti L.
bulgaricus (Helferich & Westhoff 1980).
S.
Suhu
optimum
pertumbuhan
thermophillus antara 40-45 oC tetapi tidak
dapat tumbuh pada suhu 53 oC dan di bawah
suhu 20 oC serta mempunyai toleransi panas
pada suhu 65 oC selama 30 menit (Deibel &
Seeley 1974). S. thermophillus bersifat
homofermentatif, memfermentasi laktosa,
sukrosa, glukosa, fruktosa, dan produksi
utamanya adalah L (+)-asam laktat (Tamime
& Deeth 1980).
Gambar 2 S. thermophillus.
Bifidobacterium bifidum
Menurut Buchanan (1975), B. bifidum
dikelompokkan ke dalam dunia Prokariota,
divisi Bacteria, dan. filum Actinobacteria.
Kelas B. bifidum adalah Actinobacteria, ordo
Bifidobacteriales, famili Bifidobacteriacea,
genus Bifidobacterium dan spesies B. bifidum.
Spesies B. bifidum seperti yang
terlihat pada Gambar 3 awalnya dikenal
dengan nama Bacillus bifidus kemudian
menjadi Lactobacillus bifidus dan akhirnya
menjadi B.
bifidum (Ballongue 1993).
Karakteristik B. bifidum adalah gram positif,
dapat tumbuh pada suhu 43-45oC, bersifat
heterofermentatif yang rasio asam asetat dan
asam laktat yang dihasilkannya adalah 1.5:1,
dan katalase negatif (Nakazawa & Hosono
1992).
Efek yang menguntungkan dari B bifidum
antara lain menghasilkan antibiotik bifidin
yang stabil pada suhu 100oC selama 30 menit,
dapat melindungi usus dari bakteri atau
khamir patogen, menghasilkan asam asetat
dan asam laktat sehingga menciptakan kondisi
usus yang asam dan tidak dapat dihuni oleh
bakteri berbahaya, meningkatkan metabolisme
protein, dan membantu fungsi hati dalam
proses pencernaan makanan. Bifidin bereaksi
positif terhadap uji ninhidrin. Komponen
utama bifidin adalah asam glutamat dan fenil
alanin.
Bifidin
mempunyai
aktivitas
antibakteri terhadap Micrococcus flavus dan
Staphylococcus aureus. Dinding sel
B.
bifidum yang mengandung peptidoglikan
dengan lisozim akan meningkatkan kekebalan
(Chaitow & Trenev 1990).
Kluyveromycetes
fragillis,
Kluyveromycetes lactis, dan Saccharomyces
cerevisiae merupakan jenis khamir yang
sering mengkontaminasi yoghurt. Selain itu,
dari jenis bakteri yang merusak yoghurt
adalah
Pseudomonas
fluorescens.
Pertumbuhannya
diindikasikan
dengan
timbulnya gas dan bau alkohol (Veronica
2003).
Protease
Protease
merupakan
enzim
yang
mendegradasi protein. Protease tergolong
enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi
degradasi substrat dengan pengolahan air.
Pengertian protease menurut Winarno (1985)
ada dua yaitu proteinase yang mengkatalisis
reaksi hidrolisis molekul protein menjadi
fragmen besar polipeptida, dan peptidase yang
menghidrolisis fragmen besar polipeptida
menjadi asam amino. Enzim yang merusak
protein sering disebut enzim proteolitik.
Enzim proteolitik merupakan faktor utama
perusak rasa selama penyimpanan (Janzen et
al. 1982).
Protease merupakan enzim yang paling
resisten terhadap panas. Protease dapat
dihasilkan oleh berbagai jenis bakteri antara
lain Psedomonas, Bacillus circulans, Bacillus
pumilus, Proteus, Clostridium, dan Serratia.
Protease juga dihasilkan oleh sejenis kapang
seperti Aspergillus oryzae, Penicilium,
Aspergillus niger, dan Mucor miehei.
Metode Penelitian
Starter yoghurt berasal dari bakteri S.
thermophillus, L. bulgaricus, dan B. bifidum
yang menggunakan media susu bubuk skim.
Susu skim adalah susu yang tidak atau sedikit
mengandung lemak (Buckle et al. 1985). Susu
skim dikenal juga dengan sebutan susu tanpa
lemak. Pada proses pembuatan yoghurt ini
digunakan susu berlemak. Susu berlemak
merupakan susu yang kaya akan lemak. Susu
skim dikenal juga dengan sebutan susu tanpa
lemak.
Pembuatan Starter
Penyiapan
Media
Tumbuh
S.
thermophillus, L. bulgaricus, dan B. bifidum
(The oxoid 1980). Sebanyak 1.3514 gram
bacto agar, 4.6982 gram MRS broth
dimasukkan ke dalam 90 mL akuades dalam
erlenmeyer dan ditutup sumbat kapas. Media
ini disterilisasi dengan autoklaf 121 oC selama
15 menit kemudian dituangkan ke dalam 15
buah tabung reaksi kecil masing-masing 5 mL
dan disterilisasi di dalam autoklaf. Setelah itu
disimpan pada cetakan papan miring selama 1
malam (disebut sebagai media miring) sampai
memadat.
Peremajaan
Kultur
Bakteri
S.
thermophillus, L. bulgaricus, dan B. bifidum
(The oxoid 1980). Kultur bakteri S.
thermophillus, L. bulgaricus, dan B. bifidum
dipindahkan dari kultur murninya ke dalam
media pepton 0.1% pada erlenmeyer yang
berbeda masing-masing sebanyak satu ose.
Erlenmeyer-erlenmeyer tersebut kemudian
dikocok selama dua malam agar bakteri
tersebut menyatu dengan media yang
digunakan. Setelah dua hari, bakteri-bakteri
tersebut siap digunakan.
Pengukuran
Optical
Density/OD
(Wardhani 2004). Kultur biakan murni yang
telah tumbuh dalam media agar miring
diinokulasikan ke dalam larutan pepton 0.1%
dan dibiarkan beberapa hari sampai terjadi
perubahan warna pada larutan pepton. Setelah
itu dilakukan pengukuran OD masing-masing
bakteri menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 600 nm sampai diperoleh
nilai absorbannya 0.500.
Pembuatan Starter S. thermophillus
(Koroleva 1991). Proses pembuatan starter S.
thermophillus merujuk Lampiran 2, sebanyak
8.5% susu bubuk skim, 10% sukrosa, ekstrak
ragi 0.1%, dan akuades steril diautoklaf untuk
Parameter Uji
Uji Asam Laktat (AOAC 1995).
Yoghurt dengan penambahan B. bifidum pada
konsentrasi yang berbeda-beda masingmasing sebanyak 30 mL dalam tabung reaksi
besar disimpan selama 25 hari. Setiap 5 hari
sekali dilakukan pengukuran asam laktat
dengan cara sebagai berikut, masing-masing
yoghurt diambil 10 mL dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer untuk dititrasi dengan
NaOH 0.1 N. Indikator yang digunakan adalah
fenolptalein dengan perubahan warna dari tak
berwarna menjadi merah muda. NaOH 0.1 N
yang digunakan, distandarisasi terlebih dahulu
dengan asam oksalat ((COOH)2) 0.1 N.
Indikator yang digunakan adalah fenolftalein.
% asam laktat = AxBx 90 x 100 %
Cx 100
Keterangan:
A = Volume NaOH terpakai (mL)
B = Konsentrasi NaOH (N)
C = Volume sampel yang dianalisis (mL)
90 = BE asam laktat (90 g/ekivalen)
Penentuan
Aktivitas
Protease
(modifikasi Lowry dalam Wardhani 2004).
Setiap 10 mL kultur starter yang telah
mendapat
perlakuan
disentrifus
pada
kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit pada
suhu 4 oC. Kemudian supernatan dimasukkan
ke dalam botol film dan disimpan pada suhu 20 oC. Sebanyak 0.5 mL bufer tris-HCL pH 7
dan 0.5 mL enzim dalam tabung reaksi
divorteks dan diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 5 menit. Kemudian ditambahkan 0.5
mL substrat (2% kasein dalam 0.05 M bufer
fosfat pH 7) dan diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 30 menit (perhitungan waktu tepat
pada saat penambahan substrat). Setelah 30
menit, reaksi dihentikan dengan penambahan
1 ml TCA 0.4 M. Larutan divorteks dan
disaring. Selanjutnya 0.5 mL filtrat
ditambahkan 2.5 mL Na2CO3 0.5 M dan
divorteks serta diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 5 menit. Setelah diinkubasi, filtrat
ditambahkan dengan 0.5 mL pereaksi folin
ciocalteau, divorteks serta diinkubasi kembali
pada suhu 37 oC selama 30 menit. Setelah 30
menit,
nilai
absorbans
ditentukan
menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 660 nm. Setiap pengujian
diperlukan kontrol. Penambahan TCA 0.4 M
pada kontrol dilakukan sebelum penambahan
substrat kasein.
Kontrol yang digunakan dalam penentuan
aktivitas protease adalah standar tirosin.
Standar tirosin yang dilarutkan dalam HCl 0.1
Keterangan:
C = Konsentrasi contoh (mM)
T = Waktu inkubasi (menit)
1000 = faktor konversi mM ke M
V = Volume enzim (mL)
Uji Organoleptik (Ellis 1966). Uji
organoleptik yoghurt pada starter dengan
penambahan B. bifidum dilakukan dengan
taste panel kepada 18 panelis. Uji ini meliputi
rasa, aroma, warna, dan homogenitas.
Sampel yoghurt berlemak dan tanpa
lemak dengan penambahan B. bifidum
disediakan dalam botol film dan diberi label
A-M. Panelis diberikan kertas nilai seperti
yang terlihat pada Gambar 4.
Kode
Tanggapan
Keterangan:
skor 1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = biasa/netral
4 =suka
5 = sangat suka
Gambar 4 Contoh formulir pengujian
rasa organoleptik.
= rataan umum
= pengaruh faktor I taraf ke-i
i
j
= pengaruh faktor II taraf ke-j
()ij = pengaruh interaksi antara
faktor I taraf ke-i dan faktor
II taraf-j
= galat atau komponen acak
ijk
Aktivitas Protease
0.7000
% asam laktat
0.6000
0.5000
0.4000
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000
0
10
15
20
25
30
Hari penyimpanan
kontrol
starter 1:1:0.5
starter 1:1:1
starter 1:1:1.5
1.2000
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0
10
15
20
Hari Penyimpanan
kontrol
starter 1:1:1
25
30
starter 1:1:0.5
starter 1:1:1.5
Uji Organoleptik
Pengujian rasa dilakukan dengan taste
panel yaitu suatu cara pengujian subyektif dari
suatu bahan makanan yang didasarkan atas
perasaan cita rasa yang menggunakan lidah
sebagai
alat
perasa.
Rasa
yoghurt
mempengaruhi mutu suatu produk. Melalui
rasanya dapat diketahui bahwa produk masih
dapat diterima atau tidak oleh konsumen.
Panelis mencoba yoghurt dengan konsentrasi
starter masing-masing L. bulgaricus:S.
thermophillus:B. bifidum 1:1:0, 1:1:0.5, 1:1:1,
dan 1:1:1.5 v/v.
Uji organoleptik rasa yoghurt dilakukan
kepada 18 panelis. Data hasil uji rasa dapat
dilihat pada Gambar 7. Yoghurt dengan
perbandingan starter 1:1:1 dan 1:1:1.5 v/v
merupakan yoghurt yang disukai dengan nilai
rata-rata yang sama tinggi yaitu 3.5556.
Pengujian statistik dengan uji keragaman
faktorial menunjukkan bahwa setiap perlakuan
menghasilkan rasa yang tidak berbeda nyata
yang ditunjukkan oleh nilai p>0.05 (Lampiran
7). Uji lebih lanjut menyatakan bahwa rasa
10
5
4.5
Uji Fisik
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0
0.5
1.5
Konsentrasi
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0
0.5
1.5
Konsentrasi
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0
0.5
1.5
Konsentrasi
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0
0.5
1.5
Konsentrasi
Hari
penyim
pa
nan
0
5
10
15
20
25
Warna yoghurt
penyimpanan
selama
hari
P
Pk
Pk
Pk
Pk
Pk
Keterangan: P = putih
Pk = putih kekuningan
P
Pk
Pk
Pk
Pk
Pk
P
Pk
Pk
Pk
Pk
Pk
11
Starter
L.
bulgaricus:S.
thermophillus:B. bifidum 1:1:... v/v
0
0.5
1
1.5
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
Keterangan: H = homogen
tH = tidak homogen
Tabel
Aroma yoghurt
penyimpanan
Hari
penyim
pa
nan
0
5
10
susu
susu
susu
15
susu
20
Susu
asam
(+)
Susu
asam
(++)
25
selama
hari
susu
Susu
Susu
asam
(+)
Susu
asam
(++)
Susu
basi (+)
susu
Susu
Susu
asam
(+)
Susu
asam
(++)
Susu
basi (+)
Susu
basi
(++)
Susu
basi
(+++)
Susu
basi
(++++)
Saran
Analisis lebih lanjut perlu dilakukan baik
secara mikrobiologi maupun secara kimiawi
dengan mencampurkan dan menginkubasi
bakteri starter terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam campuran susu, menguji
bakteri starter dengan jenis bakteri probiotik
selain B. bifidum, perlakuan starter untuk
mendapatkan bentuk spray dryer, nutrisi
(kandungan laktosa, lemak, protein, dan
vitamin), dan jumlah total bakteri untuk
mengetahui mutu serta rasa yoghurt yang
dapat ditingkatkan dengan penambahan aroma
seperti pemanis gula, coklat, atau buahbuahan.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1995. Official Methods of analysis of
the association of official agricultural
chemist. Washington: AOAC Int.
Ballongue J. 1993. Bifidobacteria and
Prebiotic Action. Di dalam: Salminen S,
Wright AV, editor. Lactid Acid Bacteria.
New York: Marcel Dekker.
Buchanan RE, Gibbons. 1975.
Bergeys
Manual of Determinative Bacteriology.
8th edition. Baltimore, USA : Woverly.
Buckle KA, et al. 1997. Food Science.
Jakarta: UI Press.
Simpulan
Kadar asam laktat semakin meningkat
selama penyimpanan dan kadar yang tercapai
sekitar 0.3-0.6%. Yoghurt dengan starter L.
bulgaricus:S. thermophillus:B. bifidum 1:1:0,
1:1:0.5, 1:1:1, dan 1:1:1.5 v/v mempunyai
kadar asam laktat selama penyimpanan
sebesar 0.5235%, 0.5641%, 0.6080%, dan
0.6317%. Kadar asam laktat akan semakin
meningkat dengan meningkatnya aktivitas
protease. Aktivitas protease pada semua
yoghurt menunjukkan aktivitas terbesar pada
penyimpanan hari ke-25. Yoghurt dengan
starter L. bulgaricus:S. thermophillus:B.
bifidum 1:1:0, 1:1:0.5, 1:1:1, dan 1:1:1.5 v/v
menunjukkan aktivitas rata-rata selama
penyimpanan sebesar 0.2310, 0.1360, 0.1631,
dan 0.0871 M/mL.menit. Nilai organoleptik
semua yoghurt meliputi rasa, warna, aroma
dan homogenitas dapat diterima oleh
konsumen.
12
01-2981-1982.
Nasional. Jakarta.
Badan
Standarisasi
13
LAMPIRAN
14
Kultur Stok
S. thermophillus. L. bulgaricus, B. bifidum
Peremajaan S. thermophillus. L.
bulgaricus, B. bifidum
Uji organoleptik
Rasa, warna,
aroma,
homogenitas
Analisis protease
(modifikasi Lowry)
Analisis asam
laktat (titrasi)
% asam laktat
15
Kultur induk
3% kultur induk + media tumbuh baru (A) 97 ml
Inkubasi 6 jam, 37 oC
Feed starter
3% feed starter + media tumbuh baru (A) 97 ml
Inkubasi 8 jam, 37 oC
Bulk starter
16
Kultur induk
3% kultur induk + media tumbuh baru (B) 97 ml
Inkubasi 29 jam, 37 oC
Feed starter
3% feed starter + media tumbuh baru (B) 97 ml
Inkubasi 9 jam, 37 oC
Bulk starter
17
Ulangan
0
5
10
15
20
25
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Awal (mL)
10.75
0.45
0.30
0.25
0.25
10.50
0.00
0.00
9.25
3.60
12.45
13.35
0.20
10.30
10.75
0.15
1.25
10.00
VNaOH
Akhir (mL)
21.10
10.70
10.55
10.10
10.45
20.10
9.05
9.25
18.05
13.35
23.00
22.75
10.25
20.65
20.80
9.10
10.00
18.95
Konsentrasi
NaOH (N)
0.0966
0.0976
0.0976
0.1015
0.0980
0.1042
0.1105
0.1081
0.1136
0.1026
0.0948
0.1064
0.0995
0.0966
0.0995
0.1117
0.1143
0.1117
(VN ) AsamOksalat
VNaOH
Keterangan: VNaOH
= Volume NaOH (ml)
Vasam oksalat = Volume asam oksalat (ml)
N NaOH
= Konsentrasi NaOH (N)
Nasam oksalat = Konsentrasi asam oksalat (N)
Konsentrasi rata-rata
NaOH (N)
0.0972
0.1022
0.1107
0.1013
0.0985
0.1126
18
Lanjutan
Uji total asam laktat 1:1:0 selama penyimpanan
Hari
0
5
10
15
20
25
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Awal (mL)
13.45
17.25
20.90
0.25
4.25
4.75
9.05
13.05
17.10
0.05
4.35
9.00
0.05
19.70
0.10
0.00
9.15
14.60
VNaOH
Akhir (mL)
17.10
20.90
24.65
4.25
8.40
8.75
13.05
17.10
21.10
4.35
9.00
13.55
5.20
24.75
5.10
5.05
14.60
19.60
% asam laktat
0.3193
0.3193
0.3281
0.3679
0.3817
0.3679
0.3985
0.4035
0.3985
0.3920
0.4239
0.4148
0.4565
0.4477
0.4433
0.5117
0.5522
0.5066
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Awal (mL)
11.40
15.55
19.75
0.10
5.35
13.20
5.00
10.20
14.40
6.05
11.50
17.00
5.10
11.00
16.45
5.05
10.75
16.30
VNaOH
Akhir (mL)
15.55
19.75
23.85
5.35
10.95
19.00
10.20
15.55
19.95
11.50
17.00
22.25
11.00
16.45
21.95
10.75
16.30
21.75
% asam laktat
0.3630
0.3674
0.3587
0.4829
0.5151
0.5335
0.5181
0.5330
0.5529
0.4969
0.5014
0.4786
0.5230
0.4831
0.4876
0.5776
0.5624
0.5523
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Awal (mL)
9.05
12.80
16.55
0.25
5.35
5.55
0.20
4.80
9.65
0.10
5.85
14.90
1.45
10.45
15.95
0.30
6.10
12.20
VNaOH
Akhir (mL)
12.80
16.55
20.30
5.35
10.70
10.35
4.80
9.65
14.40
5.85
11.80
20.55
6.65
15.95
21.15
6.10
12.20
18.30
% asam laktat
0.3281
0.3281
0.3281
0.4691
0.4921
0.4415
0.4583
0.4832
0.4732
0.5242
0.5425
0.5151
0.4610
0.4876
0.4610
0.5878
0.6182
0.6182
19
Lanjutan
Uji total asam laktat 1:1:1.5 selama penyimpanan
Hari
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
5
10
15
20
25
VNaOH
Awal (mL)
0.70
4.30
7.95
0.20
5.60
11.20
0.10
9.80
14.90
0.30
11.85
17.50
6.65
11.85
16.25
0.05
6.10
18.30
% asam laktat
Akhir (mL)
4.30
7.95
11.55
5.60
11.20
16.65
5.05
14.90
19.80
6.05
17.50
23.45
11.80
16.75
21.85
6.10
12.30
24.75
0.3149
0.3193
0.3149
0.4967
0.5151
0.5013
0.4932
0.5081
0.4882
0.5242
0.5151
0.5425
0.4565
0.4344
0.4964
0.6131
0.6283
0.6536
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
0
0.3193
0.3193
0.3281
0.3630
0.3674
0.3587
0.3281
0.3281
0.3281
0.3149
0.3193
0.3149
25
0.5117
0.5522
0.5066
0.5776
0.5624
0.5523
0.5878
0.6182
0.6182
0.6131
0.6283
0.6536
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
Rataan
0
0.3222
5
0.3725
Hari penyimpanan
10
15
0.4002
0.4103
20
0.4492
25
0.5235
0.9667
0.3630
1.1176
0.5105
1.2005
0.5347
1.2308
0.4923
1.3475
0.4979
1.5705
0.5641
1.0891
0.3281
1.5315
0.4676
1.6040
0.4716
1.4770
0.5273
1.4938
0.4698
1.6924
0.6080
0.4787
0.9842
0.3164
1.4027
0.5044
1.4147
0.4965
1.5818
0.5273
1.4095
0.4625
1.8241
0.6317
0.4898
0.9492
0.3324
1.5131
0.4638
1.4895
0.4758
1.5818
0.4893
1.3874
0.4699
1.8951
0.5818
0.4688
Rataan
0.4130
0.4938
20
Lanjutan
Perhitungan statistik
FK = 0.46882 x 72 = 15.8237
JKT = (0.31932 + 0.36792 + ... + 0.65362) FK
= 16.3400 15.8237
= 0.5163
JKP = 3 x (0.32222 + 0.37252 + ... + 0.63172) FK
= 16.3284 15.8237
= 0.5047
JKH = 12 x (0.33242 + 0.46382 + 0.47582 + 0.48932 + 0.46992 + 0.58182) - FK
= 16.2084 15.8237
= 0.3847
JKS = 18 x (0.41302 + 0.49382 + 0.47872 + 0.48982) - FK
= 15.9024 15.8237
= 0.0787
JK(S*H) = JKP JKS JKH
= 0.5047 0.3847 0.0787
= 0.0413
JKG = JKT JKP
= 0.5163 0.5047
= 0.0116
Uji anova
SK
Perlakuan
Starter
Hari
Starter*Hari
Galat
Total
db
23
3
5
15
48
71
JK
0.5047
0.0787
0.3847
0.0413
0.0116
0.5163
KT
0.0219
0.0157
0.1282
0.0028
0.0002
Fhit
109.5
78.5
641
14
= 5% = 0.05
Perlakuan F0.05 (23, 48) = 1.760
Hari
F0.05 (5, 48) = 2.410
Starter
F0.05 (3, 48) = 2.880
Hari*Starter F0.05 (15, 48) = 1.882
Simpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai F_hitung < F_tabel untuk semua perlakuan
sumber keragaman. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa starter, hari, starter*hari berbeda
nyata.
Uji Duncan
H0
Subset for alpha = .05
Starter
1:1:1.5
,3164
1:1:0
,3222
1:1:1
1:1:0.5
Sig.
,3222
,3281
,3630
,079
,079
1,000
21
Lanjutan
H5
Taraf nyata = .05
Starter
1:1:0
,3725
1:1:1
1:1:1.5
1:1:0.5
Sig.
,4676
,5044
,5105
1,000
1,000
,704
H10
Taraf nyata = .05
Starter
1:1:0
,4002
1:1:1
1:1:1.5
1:1:0.5
Sig.
,4716
,4965
,5347
1,000
1,000
1,000
H15
Taraf nyata = .05
Starter
1:1:0
,4102
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
Sig.
,4923
,5273
,5273
1,000
1,000
1,000
H20
Taraf nyata = .05
Starter
1:1:0
,4492
1:1:1.5
,4624
,4624
1:1:1
,4699
,4699
1:1:0.5
Sig.
,4979
,278
,081
H25
Taraf nyata = .05
Starter
1:1:0
,5235
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
Sig.
,5641
,6081
,6317
1,000
1,000
,176
1,000
22
Absorbansi
0.0010
0.015
0.0020
0.022
0.0030
0.030
0.0040
0.034
0.0050
0.045
0.0060
0.052
0.0070
0.058
0.0080
0.076
0.0090
0.077
0.0100
0.083
0.0110
0.102
0.120
0.100
A b s o rb a n s i
0.080
y = 8.3364x + 0.004
R2 = 0.9826
0.060
0.040
0.020
0.000
0.000
0.002
0.004
0.006
0.008
Sampel
enzim
Ulangan
Asampel
Ablanko
1:1:0
0.233
0.276
Aterkoreksi
0.000
0.260
0.262
0.000
0.0000
0.246
0.261
0.000
0.0000
0.243
0.253
0.000
0.0000
0.252
0.257
0.000
0.0000
0.259
0.276
0.000
0.0000
0.237
0.222
0.015
0.0880
0.234
0.225
0.009
0.0000
0.239
0.224
0.0880
0.253
0.259
0.015
0.000
0.263
0.270
0.000
0.0000
0.275
0.281
0.000
0.0000
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
0.0000
0.0000
0.010
0.012
23
Lanjutan
Aktivitas protease hari ke-5
Aktivitas
protease
(M/mL.menit)
Sampel
enzim
Ulangan
Asampel
Ablanko
1:1:0
0.255
0.208
0.047
0.0052
0.242
0.192
0.050
0.0055
0.242
0.207
0.035
0.0037
0.248
0.259
0.251
0.257
0.000
0.000
0.0000
0.245
0.252
0.000
0.0000
0.267
0.307
0.000
0.0000
0.249
0.274
0.000
0.0000
0.266
0.289
0.000
0.0000
0.265
0.308
0.000
0.0000
0.254
0.264
0.000
0.0000
0.270
0.273
0.000
0.0000
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
Aterkoreksi
0.0000
Sampel
enzim
Ulangan
Asampel
Ablanko
1:1:0
0.235
0.269
Aterkoreksi
0.000
0.236
0.276
0.000
0.0000
0.266
0.284
0.000
0.0000
0.186
0.239
0.000
0.0000
0.230
0.236
0.000
0.0000
0.235
0.241
0.000
0.0000
0.260
0.267
0.000
0.0000
0.282
0.282
0.000
0.0000
0.267
0.281
0.000
0.0000
0.323
0.333
0.000
0.0000
0.342
0.344
0.000
0.0000
0.331
0.370
0.000
0.0000
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
0.0000
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
Aktivitas
protease
(M/mL.menit)
Ulangan
Asampel
Ablanko
0.261
0.267
Aterkoreksi
0.000
0.270
0.276
0.000
0.0000
0.173
0.269
0.000
0.0000
0.255
0.269
0.000
0.0000
0.252
0.268
0.000
0.0000
0.250
0.270
0.000
0.0000
0.253
0.274
0.000
0.0000
0.225
0.273
0.000
0.0000
0.281
0.281
0.000
0.0000
0.348
0.351
0.000
0.0000
0.337
0.343
0.000
0.0000
0.333
0.349
0.000
0.0000
0.0000
24
Lanjutan
Aktivitas protease hari ke-20
Sampel
enzim
Ulangan
1:1:0
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
Asampel
Ablanko
Aterkoreksi
Aktivitas protease
(M/mL.menit)
0.237
0.233
0.004
0.0000
0.279
0.267
0.012
0.0640
0.280
0.271
0.009
0.0000
0.241
0.239
0.002
0.0000
0.248
0.237
0.011
0.0000
0.241
0.237
0.269
0.275
0.004
0.000
0.0000
1
2
0.247
0.261
0.000
0.0000
0.247
0.265
0.000
0.0000
0.271
0.253
0.000
0.1120
0.270
0.279
0.000
0.0000
0.266
0.282
0.000
0.0000
0.0000
Sampel
enzim
Ulangan
Asampel
Ablanko
1:1:0
0.358
0.244
0.114
0.8797
0.408
0.261
0.147
1.1436
0.409
0.266
0.143
1.1116
0.396
0.241
0.155
1.2076
0.358
0.270
0.088
0.6718
0.348
0.273
0.075
0.5678
0.415
0.273
0.142
1.1036
0.382
0.272
0.110
0.8477
0.376
0.271
0.105
0.8077
0.432
0.353
0.079
0.5998
0.387
0.345
0.042
0.3039
0.418
0.345
0.073
0.5518
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
Aterkoreksi
Ulangan
1:1:0
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1:1:0.5
1:1:1
1:1:1.5
25
Lanjutan
Kandungan protease selama penyimpanan
Hari penyimpanan/Aktivitas rata-rata protease (M/mL.menit)
Starter
10
15
20
25
Rataan
1:1:0
0.0000
0.3199
0.0000
0.0000
0.0213
1.0449
0.2310
1:1:0.5
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.8157
0.1360
1:1:1
0.0586
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.9197
0.1631
1:1:1.5
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0373
0.4852
0.0871
0.8164
0.1543
Rataan
0.0147
0.0800
0.0000
0.0000
0.0147
Perhitungan statistik:
FK = 0.15432 x 72 = 1.7142
JKT = (0.00002 + 0.00522 + ... + 0.55182) FK
= 8.9230 1.7142
= 7.2088
JKP = 3 x (0.00002 + 0.00002 + ... + 0.48522) FK
= 8.8383 1.7142
= 7.1241
JKS = 18 x (0.23102 + 0.13602 + 0.16312 + 0.08712) - FK
= 1.9088 1.7142
= 0.1946
JKH = 12 x (0.01472 + 0.08002 + 0.00002 + 0.00002 + 0.01472 + 0.81642) FK
= 8.0801 1.7142
= 6.3659
JK(S*H) = JKP JKS- JKH
= 7.1241 0.1946 6.3659
= 0.5636
JKG = JKT JKP
= 7.2088 7.1241
= 0.0847
Uji anova
SK
Perlakuan
Starter
Hari
Starter*Hari
Galat
Total
db
23
3
5
15
48
71
JK
7.1241
0.1946
6.3659
0.5636
0.0847
7.2088
KT
0.3097
0.0649
1.2732
0.0376
0.0018
Fhit
172.0556
36.05556
707.3333
20.8889
= 5% = 0.05
Perlakuan F0.05 (23, 48) = 1.760
Hari
F0.05 (5, 48) = 2.410
Starter
F0.05 (3, 48) = 2.800
Hari*Starter F0.05 (15, 48) = 1.882
Simpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai F_hitung > F_tabel untuk semua perlakuan
sumber keragaman. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa starter, hari, starter*hari berbeda
nyata.
26
Lanjutan
Uji Duncan
H0
Starter
1:1:0
1:1:0.5
1:1:1.5
1:1:1.5
Sig.
N
3
3
3
3
Starter
1:1:0.5
1:1:1.5
1:1:1.5
1:1:0
Sig.
N
3
3
3
3
N
3
3
3
3
H5
H25
Starter
1:1:1.5
1:1:0.5
1:1:1.5
1:1:0
Sig.
0.5
1.5
3
3.3889
3.4444
3.5556
3.5556
231
234
248
248
27
Lanjutan
ANOVA: rasa dengan konsentrasi
Analisis varian untuk rasa
Sumber
Konsentrasi
Galat
Total
db
3
68
71
JK
0.38
85.61
85.99
KT
0.13
1.26
F
0.10
Peluang
0.960
x2
0
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
0.5
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
5
4
3
4
4
1
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
5
4
4
4
4
1.5
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
5
4
4
4
4
3.5000
225
3.6111
241
3.7222
255
3.6667
248
db
3
68
71
JK
0.486
22.389
22.875
KT
0.162
0.329
F
0.49
Peluang
0.689
28
Lanjutan
Uji organoleptik aroma yoghurt
Konsentrasi (%)/ Panelis
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
0
5
2
4
3
3
4
2
1
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
0.5
5
2
4
2
4
4
2
1
3
5
3
4
4
5
4
3
3
3
1
5
2
4
3
4
4
2
1
3
4
3
4
4
5
3
3
3
3
1.5
3
2
4
2
4
4
2
1
3
4
4
4
4
5
3
3
3
4
3.2222
3.3889
3.3333
3.2778
x2
202
229
218
211
db
3
68
71
JK
0.28
73.00
73.28
KT
0.09
1.07
F
0.09
Peluang
0.967
29
Lanjutan
Uji organoleptik homogenitas
Konsentrasi (%)/ Panelis
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
0
5
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
5
3
3
3
4
0.5
5
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
5
3
3
3
4
1
5
3
4
4
4
4
3
4
3
4
2
4
4
5
3
3
3
4
1.5
5
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3.7222
3.7222
3.6667
3.9444
x2
282
257
252
db
JK
KT
F
3
0.819
0.273
0.62
68
30.167
0.444
71
30.986
Individual 95% CIs For Mean
Based on Pooled StDev
Level
N
Mean StDev ------+---------+---------+---------+
0.0
18 3.7222 0.6691 (------------*-----------)
0.5
18 3.7222 0.6691 (------------*-----------)
1.0
18 3.6667 0.7670 (------------*-----------)
1.5
18 3.9444 0.5393
(------------*-----------)
------+---------+---------+---------+
Pooled StDev = 0.6661
3.50
3.75 4.00 4.25
Peluang
0.607