You are on page 1of 39

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

MENGANALISA SIFAT KOLIGATIF PADA MINUMAN ISOTONIK DAN


LARUTAN NaCl
Tanggal praktikum : Selasa, 18 Oktober 2016
Tanggal laporan : Selasa, 01 November 2016

DISUSUN OLEH :
AFINA FIRDIANA N. (1147040002)

CEPI FIRMANSYAH M. (114704001 )

AI LISDAYANTI (11470400 )

FITRIYANI NURUL H. (1147040027)

ANGGI YULIAN S. (1147040009)


ANGGRAENI W. (1147040010)

GALIH LENGGANA (1147040029)


GEYS AMADDADIEN (114704002 )

ANITA HALIMAH (1147040012)

KIMIA 5.A KELOMPOK1


SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016

PERCOBAAN KE-5
MENGANALISA SIFAT KOLIGATIF PADA MINUMAN ISOTONIK DAN
LARUTAN NaCl DENGAN VARIASI KONSENTRASI

TUJUAN
Mengidentifikasi tekanan osmosis dari laritan NaCl dengan variasi

konsentrasi
Menentukan penurunan titik beku dari larutan NaCl dengan variasi

konsentrasi berdasarkan percobaan


Menentukan massa jenis larutan NaCl berbagai konsentrasi dan massa

jenis minuman isotonik


Menentukan tekanan osmosis dari larutan isotonik (coolant)
Menentukan perubahan volum spuit ( V terhadap berbagai

konsentrasi NaCl dan pada larutan isotonik


Menentukan persamaan regresi dari larutan isotonik (coolant)

II

TEORI DASAR
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis
zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan
sifat koligatif larutan nonelektrolit (Anonim, 2013). Kenaikan titik didih adalah
bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik didih peralut murninya. Titik
didih larutan adalah suhu di mana tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap
pelarut murni (Anonim, 2012). Penurunan titik beku adalah berkurangnya titik
beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya. Titik beku larutan
adalah suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni
padat (Anonim, 2012). Penurunan tekanan uap adalah berkurangnya tekanan uap
dalam suatu larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya. Tekanan uap
adalah tekanan gas yang berada di atas zat cair dalam tempat tertutup, di mana gas
dan zat cair berada dalam kesetimbangan dinamis (Anonim, 2012). Tekanan
osmosis adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk
menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi
permeabel. Atau tekanan osmosis adalah tekanan luar yang diberikan pada larutan

untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi
permeabel (Anonim, 2012).
Faktor faktor yang mempengaruhi titik beku larutan adalah pertama
konsentrasi larutan, semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan,
maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi
zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi ,
kedua keelektrolitan Larutan, larutan elektrolit akan semakin sukar membeku
(titik beku lebih rendah) daripada larutan non elektrolit, ketiga jumlah partikel,
semakin banyak jumlah partikel zat terlarut, titik didih semakin rendah, dan
semakin sedikit jumlah partikel maka titik didih semakin tinggi (Pramana, 2011).
Aplikasi dalam bidang pangan untuk penurunan titik beku adalah dalam
pembuatan eskrim yang ditambah garam, untuk kenaikan titik didih adalah dalam
proses penggorengan yang menggunakan vacuum trying, untuk tekanan osmotik
dipergunakan dalam pembuatan asinan.
Rumus-rumus koligatif :
a

Menghitung nilai h pada Tf


RT soln berat solnsolt
h=
h
KF solv
berat soln

Menghitung nilai

soln berat solnsolt


Tf
solv
berat soln
T=

Menghitung nilai ln v terhadap terhadap Tf

ln v=m

=M R T i

soln berat solnsolt


Tf
solv
berat soln

soln berat solv


Tf
solv berat soln

Menghitung tekanan osmotik pada larutan isotonik (coolant)


gram
M = mol

Menghitung tekanan osmotik larutan NaCl pada berbagai konsentrasi


gram 1000
M=
Mr vol(mL)

=M R T i

NO

Nilai h

pada Tf

dengan faktor koreksi

ALAT

UKURAN

JUMLAH

Jarum Suntik

7 buah

Tabung Reaksi

Kecil

7 buah

Rak

1 buah

reaksi
Botol Semprot

250 mL

1 buah

Erlenmeyer

250 mL

1 buah

Penangas Air

1 buah

Termometer

1 buah

Batang

1 buah

Pengaduk
Piknometer

25 mL

1 buah

10

Gelas Kimia

100 mL

1 buah

11

Spuit

6 mL

1 buah

tabung

h=

RT soln berat solnsolt


h + C
KF solv
berat soln

Menghitung nilai ln v terhadap terhadap Tf


ln v=m

III

ALAT DAN BAHAN

soln berat solv


Tf
solv berat soln

+C

dengan faktor koreksi

No
1
2

BAHAN
Padatan NaCl
Minuman
Isotonik

JUMLAH
94,45 gr
50 mL

3
4

Coolant
Kentang
Aquades

1 buah
secukupny
a

IV

PROSEDUR
4.1 Fenomena tekanan osmosis
Pertama pembuatan larutan NaCl dengan konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, 18
%b /b dengan massa 3, 6, 9, 12, 15, 18 gram. Masing-masing massa ditimbang
lalu dimasukan dalam gelas kimia 150 mL, dilarutkan dalam 97, 94, 91, 88, 82 mL
air. Kemudian memasukan 2 mL larutan NaCl dalam spuit dan larutan isotonik
dalam spuit lalu

mengupas serta memotong kentang menjadi 3 bagian dan

menusukan jarum spuit pada kentang. Spuit tersebut dimasukan dalam tabung
reaksi yang berisi air. Kemudian didiamkan selama satu hari. Setelah sehari diukur
volume pada spuit (perubahan volum spuit).
4.2 Penurunan titik beku
Pertama pembuatan larutan NaCl dengan konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, 18
%b /b dengan massa 3, 6, 9, 12, 15, 18 gram. Masing-masing massa ditimbang
lalu dimasukan dalam gelas kimia 100 mL, dilarutkan dalam 47, 44, 41, 38, 32 mL
air. Kemudian memasukan larutan NaCl 50 mL dan larutan isotonik 50 mL dalam

plastik es, lalu memasukan dalam freezer hingga beku (dalam sehari). Kemudian
larutan NaCl dan isotonik beku diangkat dan diukur suhu awalnya, lalu diukur
suhu pada masing-masing larutan NaCl beku dan isotonik diukur suhu setiap satu
menit sekali hingga leleh terakhir.
V

SIFAT FISIKA DAN KIMIA


BAHAN

SIFAT FISIKA

SIFAT KIMIA

PENANGANA

NaCl

Wujud: Padatan

Sifat : Garam

N
Hindari

Kristal putih ;

netral

: 2,165 g/cm3
; Mr: 58,44 g/mol

kontak

Stabil

langsung

Irritant

dengan
kulit

; TD: 1413C ; TL
Aquade

: 801C
Wujud: Larutan

Pelarut

tidak

Tidak

Universal

ada

penangan

berwarna ;

an khusus

:0,99

g/cm3 ; Mr: 18
g/mol ; TD:
100C ; TL :
0C
VI

HASIL PENGAMATAN
Titik Beku Larutan Isotonik Dan NaCl Dalam Berbagai
Konsentrasi

Menit

Ke

Tf (3%

Tf (6%

Tf

(9%

b/b)

b/b)

b/b)

Tf (12%

Tf (15%

Tf (18%

Tf

b/b)

b/b)

b/b)

(isotoni
k)

T awal
1
2
3
4
5

18C
9C
10C
10C
9C
11C

13C
10C
12C
12C
10C
9C

11C
6C
16C
17C
19C
19C

10C
12C
12C -7,5C
14C
8C
14C
10C
15C
13C
15C
14C

1C
8C
8C
9C

16C
12C
10C
10C
10C
11C

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

VII

11C
12C
12C
12C
12C
14C
13C
13C
14C
8C
7C
7C
10C
12C
14C
14C
16C
17C
18C
19C
19C
20C
21C
21C
22C
-

9C
9C
8C
10C
9C
9C
8C
9C
10C
10C
9C
10C
10C
11C
10C
11C
11C
12C
12C
13C

21C
22C

14C
16C
15C
17C
16C
11C
19C
18C
8C
8C
8C
11C
19C
18C
8C
8C
8C
11C
12C
13C
14C
15C
16C
17C
18C
19C
20C
21C
22C
21C

16C
16C
16C

14C
14C
16C
16C
15C
15C
15C
16C
14C
12C
12C
10C
10C
9C
10C
10C
10C
10C
11C
12C
12C
13C
14C
14C
14C
13C
15C
16C
16C
15C

PERHITUNGAN

A. NaCl berbagai konsentrasi dalam 100 mL pelarut

NaCl 3% b/b
massa
% = m pelarut
100%
3
100 =

gram NaCl + 97 gram

massa
100 gram

Massa = 3

pelarut
x

NaCl 6% b/b
massa
% = m pelarut

100%
100%

6
100 =

massa
100 gr am

x 100%

15
100 =

massa
100 gram

100%

Massa = 6

Massa = 15

gram NaCl + 94 gram

gram NaCl + 85 gram

pelarut

pelarut

NaCl 9% b/b
massa
% = m pelarut

100%
9
100 =

NaCl 18 % b/b
massa
% = m pelarut

100%
18
100 =

massa
100 gram

100%

Massa =

Massa = 18

pelarut

pelarut

NaCl12% b/b
massa
% = m pelarut
100%
12
100 =

50 mL pelarut

ma ssa
100 gram

NaCl 3% b/b
1,5 gram dalam 50

mL air
Air = 50 gram 1,5

Massa = 12

gram = 48,5 gram

gram NaCl + 88 gram


pelarut

NaCl15 % b/b
massa
% = m pelarut
100%

NaCl berbagai
konsentrasi dalam

100%

100%

gram NaCl + 82 gram

massa
100 gram

9gram NaCl + 91 gram

48,5 mL

NaCl 6% b/b
3 gram dalam 50 mL
air

Air = 50 gram 3
gram = 47 gram
47 mL

NaCl 9% b/b
4,5 gram dalam 50

mL air
Air = 50 gram 7,5

air
Air = 50 gram 6

mL air
Air = 50 gram 7,5

42,5 mL

45,5 mL

NaCl12% b/b
6 gram dalam 50 mL

NaCl15 % b/b
7,5 gram dalam 50

gram = 42,5 gram

gram = 45,5 gram

NaCl 18 % b/b
9 gram dalam 50 mL

air
Air = 50 gram 9
gram = 41 gram
41 mL

gram = 44 gram
44 mL

B. Perhitungan massa jenis larutan

( w pikno+larutan ) w piknokosong
V pikno

Vpikno =

massa p ikno+akuades
air

Vpikno =

NaCl 9 b/ b

d.

26,3570 gram
=26,3570 mL
o , 99 g /mL

( 47,5934 gram )19,1980 gram


26,3570 mL

a.

NaCl 3 b/ b

= 1,0773 g/mL
e.

NaCl 12 b /b
=

( 45,8411 gram ) 19,1980 gram


26,3570 mL

( 48,2275 gram )19,1980 gram


26,3570 mL

1,0112 g/mL
b.

NaCl 3 b/ b

f.

( 46, 4275 gram ) 19,1980 gram


26,3570 mL

c.

1,1014 g/mL

NaCl 15 b/b

= 1,0331 g/mL
NaCl 6 b/ b

( 48,8385 gram )19,1980 gram


26,3570 mL

= 1,1246 g/mL

( 47,0284 gram )19,1980 gram


26,3570 mL
= 1,0559 g/mL

g.

NaCl 18 b/b

( 46,1297 gram ) 19,1980 gram


26,3570mL
= 1,0218 g/m

C.

Perhitungan

Tf Tiap Larutan

Tf = Tf - Tf

Tf = 0C - 12C =

Tf = 0C - 9C =

Tf = 0C - 19C =
-19C

NaCl 9%

Tf = 0C - 16C =
-16C

Massa Larutan =

Massa

Pelarut

mlar = 1,0112 g/mol


x 50 ml = 50,560 g

Tf = 0C - 8C =

NaCl 15%

Pelarut

NaCl 3%

-8C

Massa

mlarutan - mNaCl

NaCl 12%

Larutan

xv

-9C

Massa

(NaCl)

NaCl 6%

D.
dan

-12C

Tf = 0C - 8C =
-8C

NaCl 3%

NaCl 18%

mpel = 50,56 g 1,5


g = 49,06 g

NaCl 6%

mlar= 1,0331 g/mol


x 50 ml = 51,655 g

mpel = 51,655 g 3 g

= 48,655 g

NaCl 15%

NaCl 9%

50 ml = 55,070 g

mlar= 1,0559 g/mol x

50 ml = 52,795 g

mpel = 52,795 g 4,5

NaCl 18%

NaCl 12%

mlar= 1,1246 g/mol


x 50 ml = 56,230 g

mlar= 1,0773 g/mol x

50 ml = 53,865 g

mpel = 55,070 g 7,5


g = 47,570 g

g = 48,295 g

mlar= 1,1014 g/mol x

mpel = 56,230 g 9
g = 47,230 g

mpel = 53,865 g 6
g = 47,865 g

E. Menentukan

molalitas NaCl pada

6 gram
1000
x
58,5 gr /mol 94 gram

variasi larutan

3% =

gr
1000
x
Mr Massa pelarut ( gr )

9% =

=
3 gram
1000
x
58,5 gr /mol 97 gram

=
9 gram
1000
x
58,5 gr /mol 91 gram

= 0,5285mol

gr
1000
x
Mr Massa pelarut ( gr )

= 1,0911mol

gr
1000
x
Mr Massa pelarut ( gr )

6% =

12% =

= 1,6906mol

gr
1000
x
Mr Massa pelarut ( gr )

NaCl berbagai

12 gram
1000
x
58,5 gr /mol 88 gram

15% =

= 2,331mol

gr
1000
x
Mr Massa pelarut ( gr )

= 3,0165mol

gr
1000
x
Mr Massa pelarut ( gr )

=
15 gram
1000
x
58,5 gr /mol 85 gram

18% =

18 gram
1000
x
58,5 gr /mol 82 gram

= 3,7523mol
F. Menentukan Tf

konsentrasi
(kf = 1,86C/mol ; I NaCl

= 2)
Tf 3% = m.kf.i

= 0,5285 mol.
1,86C/mol.2

= 1,9663C
Tf 6% = m.kf.i

= 1,0911 mol.
1,86C/mol.2

= 4,0588C
Tf 9% = m.kf.i

= 1,6906 mol.
1,86C/mol.2

= 6,289C
Tf 12% = m.kf.i

= 2,331 mol.
1,86C/mol.2

= 8,6713C
Tf 15% = m.kf.i

= 3,0165 mol.
1,86C/mol.2

= 11,2213C
Tf 18% = m.kf.i

= 3,7523 mol.

teoritis pada larutan

1,86C/mol.2
= 13,9585C


G. Menghitung Nilai H pada Tf Teoritis

H =

4,0589C = 5,3150 kJ

H =

8,314 J / Kmol300 K 1,0559 g /mL 48,295 g


1,86 C /m
0,9965 g/mL 52,795 g

6,2890C = 8,1744 kJ

H =

8,314 J / Kmol300 K 1,0773 g /mL 47,865 g


1,86 C /m
0,9965 g/mL 53,865 g

8,6713C = 11,1705 kJ

H =

8,314 J / Kmol300 K 1,1014 g/mL 47,57 g


1,86 C /m
0,9965 g/mL 55,07 g

11,2218C = 14,3664 kJ

8,314 J / Kmol300 K 1,1246 g/mL 47,23 g


1,86 C /m
0,9965 g/mL 56,23 g

13,9586C = 17,7432 kJ

NaCl 18%

H =

H. Menghitung

8,314 J / Kmol300 K 1,0331 g /mL 48,655 g


1,86 C /m
0,9965 g/mL 51,655 g

NaCl 15%

1,966C = 2,5969 kJ

NaCl 12%

8,314 J / K mol 300 K 1,0112 g /mL 49,06 g


1,86 C /m
0,9965 g/mL 50,56 g

NaCl 9%

H =

NaCl 6%

Tf teoritis

NaCl 3%

RT soln berat solnberat solt


Kf solv
berat soln

H =

nilai berat solnberat solt


berat soln

Tf teoritis

NaCl 3% =

50,56 g1,5 g
50,56 g

NaCl 6% =

51,655 g3 g
4,0588C = 3,8231
51,655 g

NaCl 9% =

52,795 g4,5 g
6,289C = 5,7530
52,795 g

NaCl 12% =

53,865 g6 g
53,865 g

1,9663C = 1,900

8,6713C = 7,7054

NaCl 15% =

55,07 g7,5 g
11,243C = 19,7118
55,07 g

NaCl 18% =

56,23 g9 g
13,9585C = 11,7243
56,23 g

I. Menghitung h pada Tf Percobaan

RT soln Berat solnberat solt


Tf Percobaan
h = Kf solv
Berat soln

a) h NaCl 3% b/b

J
.300 K
Kmol
1,0112 g /mL 50,56 g1,5 g

(-12C)
0
0,9965 g/mL
50,56 g
1,86 C /m

8,314

=-15,845 kJ
b) h NaCl 6% b/b

J
.300 K
Kmol
1,0331 g/mL 51,655 g3 g

(-9C)
0
0,9965 g/mL
51,655 g
1,86 C /m

8,314

=-11,744 kJ
c) h NaCl 9% b/b

J
.300 K
Kmol
1,055 g/mL 52,795 g4,5 g

(-19C)
0
0,9965 g/mL
52,795 g
1,86 C /m

8,314

=-24,696 kJ
d) h NaCl 12% b/b

J
.300 K
Kmol
1,0773 g/mL 53,865 g6 g

(-8C)
0
0,9965 g/mL
53,865 g
1,86 C /m

8,314

= -10,306 kJ
e) h NaCl 15% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,1014 g /mL 55,079 g7,5 g
h
=

(-16C)
0
0,9965 g/mL
55,079 g
1,86 C /m

= -20,484 kJ
f) h NaCl 18% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,1246 g/mL 56,23 g9 g
h
=

(-8C)
0
0,9965 g/mL
55,079 g
1,86 C /m

= -10,169 Kj

J. Menghitung nilai

Berat solnberat solt


pada Tf Percobaan
Berat soln

NaCl 3% =

50,56 g1,5 g
50,56 g

(-12C) = -11,6438C

NaCl 6% =

51,655 g3 g
51,655 g

(-9 C) = -8,4773C

NaCl 9% =

52,795 g4,5 g
(-19C) = -17,3821 C
52,795 g

NaCl 12% =

53,865 g6 g
53,865 g

NaCl 15% =

55,07 g7,5 g
(-16C) = -13,8109 C
55,07 g

NaCl 18% =

56,23 g9 g
.(-8C) = -6,7195 C
56,23 g

(-8C) = -7,1089 C

K. Menghitung nilai ln v terhadap Tf Teoritis


soln Berat solv
ln v = m solv Berat soln Tf Teoritis

a) ln vNaCl 3% b/b

1,0112 g/mL 49,06 g


ln v = 0,5285 molal 0,9965 g /mL 50,56 g 1,9963 C
= 1,0299 kJ

b) ln v NaCl 6% b/b

1,0331 g /mL 48,655 g


ln v = 1,0911 molal 0,9965 g /mL 51,655 g 4,0588C

c) ln v NaCl 9% b/b

= 4,3523 kJ

1,055 g /mL 48,295 g


ln v = 1,6906 molal 0,9965 g /mL 52,795 g 6,289C

= 10,4725kJ
d) ln v NaCl 12% b/b

1,0773 g /mL 47,865 g


ln v = 2,331 molal 0,9965 g /mL 53,865 g 8,6713C

= 19,5452kJ
e) ln v NaCl 15% b/b
1,014 g /mL 47,57 g
ln v = 3,0165 molal 0,9965 g /mL 55,07 g 11,2213C

= 32,5293kJ
f) ln v NaCl 18% b/b
1,1246 g /mL 47,23 g
ln v = 3,7523 molal 0,9965 g /mL 56,23 g 13,9586C
= 49,9746kJ

L. Menghitung nilai ln v terhadap Tf Percobaan

soln Berat solv


ln v = m solv Berat soln Tf Percobaan

a) ln vNaCl 3% b/b

1,0112 g/mL 49,06 g


ln v = 0,5285 molal 0,9965 g /mL 50,56 g (-12C)
= -6,2453 kJ

b) ln v NaCl 6% b/b

1,0331 g /mL 48,655 g


ln v = 1,0911 molal 0,9965 g /mL 51,655 g (-9C)

c) ln v NaCl 9% b/b

= -9,5893kJ

1,055 g /mL 48,295 g


ln v = 1,6906 molal 0,9965 g /mL 52,795 g (-19C)

= -31,2530 kJ
d) ln v NaCl 12% b/b
1,0773 g /mL 47,865 g
ln v = 2,331 molal 0,9965 g /mL 53,865 g (-8C)

= -17,9144kJ
e) ln v NaCl 15% b/b
1,014 g /mL 47,57 g
ln v = 3,0165 molal 0,9965 g /mL 55,07 g (-16C)

= -46,0796 kJ

f) ln v NaCl 18% b/b

1,1246 g /mL 47,23 g


ln v = 3,7523 molal 0,9965 g /mL 56,23 g (-8C)
= -28,4549kJ

M. Menghitung Tekanan Osmotik larutan Isotonik Coolant

Dik

: komposisi Na+ = 200 mg= 0,2 g

Komposisi K+ = 200 mg= 0,2 g

Komposisi Mg2+ = 2 mg= 0,002 g


a) Natrium
X (gram)

= 0,0248 M

= 0,0248 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 1

= 0,6108 atm

0,2 g
1000
= 23 g /mol 350 mL

= M.R.T.i

b) Kalium
X (gram)

= 0,2 g
Massa 1000

Mr
V

= 0,2 g
Massa 1000

Mr
V
0,2 g
1000
= 39,10 g/mol 350 mL

= 0,0146 M

= M.R.T.i

= 0,0146 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 1

= 0,3596 atm
c) Magnesium
X (gram)
= 0,002 g

Massa 1000

Mr
V
0,002 g
1000
= 24,31 g/mol 350 mL

= 0,0002 M

= M.R.T.i

= 0,0002 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 1

= 0,099 atm

N. Menghitung Tekanan Osmotik larutan NaCl tiap konsentrasi

= M.R.T.i

a) NaCl 3% b/b

= 1,0256 M

=50,52 atm

c) NaCl 9% b/b

3g
1000

58,5 g/mol
50

= 1,0256 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 2

= 0,5128 M

=25,26 atm

b) NaCl 6% b/b

1,5 g
1000

58,5 g/mol
50

= 0,5128 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 2

Massa 1000

Mr
V

4,5 g
1000

58,5 g/mol
50

= 1,5385 M

= 1,5385 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 2

= 75,79 atm

d) NaCl 12% b/b

=101,05 atm

e) NaCl 15% b/b

= 2,5641 M

=126,31 atm

f) NaCl 18% b/b

7,5 g
1000

58,5 g/mol
50

= 2,5641 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 2

= 2,0513 M

= 2,05133 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 2

6g
1000

58,5 g/mol
50

9g
1000

58,5 g/mol
50

= 3,0769 M

= 3,0769 M 0,0821 L.atm/mol K 300 K 2

=151,57 atm

O. Grafik terhadap larutan NaCl

Grafik penurunan titik beku NaCl tiap konsentrasi terhadap waktu (menit)

NaCl 3% (b/b)
20
suhu (C)

10

f(x) = - 0.02x + 12.66


Linear ()
R = 0.01

0
0

10 20 30 40
t (menit)

NaCl 6% (b/b)
20
suhu (C)

10
0

f(x) = - 0.1x + 13.41


R = 0.09

Linear ()

0 5 10 15 20 25 30
t (menit)

NaCl 9% (b/b)
20
suhu (C)

10

f(x) = 0.54x + 9.43


suhu
R = 0.41
Linear (suhu)

012345678

t (menit)

NaCl 12% (b/b)


20
suhu (C)

10

f(x) = 0.04x + 11.94


R = 0.04

0
0

10 20 30 40
t (menit)

Linear ()

NaCl 15% (b/b)


20
suhu (C)

f(x) = - 0.88x + 16.8


R = 0.15
Linear ()
2 4 6 8 10 12 14

-20
t (menit)

NaCl 18% (b/b)


f(x) = 0.5x + 7.33
R = 0.75
Linear ()

suhu (C)
0

t (menit)

Tabel hubungan h dengan

berat solnsolt
Tf
berat soln

teoritis

kon

sentrasi

berat solnsolt
Tf
berat soln

teoritis
(%

b/b)
K)
3%
2

b/b

,5963

1,9080

6%

(C)

b/b

,3149
9

3,8231
8

% b/b

12

,1744

5,7530

hubungan

% b/b
15

1,1705

% b/b
18

4,3664

% b/b

7,7430

7,7054
1

9,7118
1

11,7243
berat solnsolt
Tf
berat soln

h dengan

percobaan

kon

sentrasi

b/b)

berat solnsolt
Tf perco
berat soln
baan
(

(%
kJ)

(C)

-11,6439

15,843

-8,4773

11,744

% b/b

12

24,696

-17,3821

% b/b

% b/b

Tabel

% b/b

15

10,306

-7,1089

% b/b

18

20,483

-13,8209

10,168

-6,7195

% b/b

grafik h dengan berat soln-berat solt/berat soln . Tf (percobaan)


0
-5
berat soln-berat solt/ berat soln. Tf -10f(x) = 0.7x + 0.04
R = 0.99Linear ()
-15
-20
h(Kj)

Tabel hubungan V terhadap ln V pada Tf teoritis


kon

sentrasi

(%

b/b)
3%

ln V pada Tf teoritis
(

mL )

b/b

(kJ)
0

,1
6%

% b/b
12

% b/b
15

b/b

% b/b

1,0299
0

,2

4,3527
0

,1

10,3741
0

,3

19,5453
0

,4

32,5282

18

% b/b

,2

49,9719

grafik hubungan v terhadap ln v (teoritis)


60
40
ln v

20

f(x) = - 5.58x + 21.68


R = 0.01

Linear ()

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2


v

Tabel hubungan V terhadap ln V pada Tf percobaan


kon

sentrasi

(%

b/b)
3%

mL )

(kJ)
0

,1

6%

% b/b
12

% b/b
15

% b/b
18

b/b

% b/b

ln V pada Tf teoritis
(

b/b

-6, 2453
0

,2

-9,5893
0

,1

-31,1350
0

,3

-17,9144
0

,4

-46,0796
0

,2

-28,4549

grafik hubungan v terhadap ln v


40
20
0
ln v
-20 0
-40
-60

Linear ()
0.2 = -0.4
f(x)
27.08x0.6
- 7.340.8
R = 0.15

1.2

Tabel hubungan

NaCl terhadap molaritas NaCl

kon

sentrasi

olaritas
(%

3%

6%

,5128

b/b

% b/b

15
% b/b

18
% b/b

,0513

101,05
2

,5641

126,31
3

,0769

75,79

50,52

,5385

25,26

,0256

% b/b

12

M)

b/b

Tekanan osmosik
(

b/b)

151,57

grafik hubungan tekanan osmotik NaCl terhadap molaritas NaCl


200
molaritas (M)

f(x) = 49.26x - 0
R = 1

100

Linear ()

0
0

tekanan osmotik ()

P.

Grafik

hubungan

larutan isotonik (titik leleh terhadap waktu)

larutan isotonik
suhu (C)

suhu
f(x) = 0.04x + 11.94
Linear (suhu)
R = 0.04
0 10 20 30 40
t (menit)

Q.

Menghitung Nilai h pada Tf Teoritis dengan Faktor

Koreksi

h =

RT soln Berat solnberat solt

Tf Teoritis + C
Kf solv
Berat soln

a) h NaCl 3% b/b

J
. 300 K
Kmo l
1,0112 g /mL 50,56 g1,5 g

1,86 C /m
0,9965 g/mL
50,56 g

8,314

1,966C + (-0,018)

=2,5783 kJ
b) h NaCl 6% b/b

4,0589C + (-0,096)

=5,3149 kJ
c) h NaCl 9% b/b

J
.300 K
Kmol
1,0331 g/mL 51,655 g3 g

1,86 C /m
0,9965 g/mL
51,655 g

8,314

J
.300 K
Kmol
1,055 g/mL 52,795 g4,5 g

1,86 C /m
0,9965 g/mL
52,795 g

8,314

6,2890C + 0,535

=8,1749 kJ
d) h NaCl 12% b/b

J
.300 K
Kmol
1,0773 g/mL 53,865 g6 g

8,6713
1,86 C /m
0,9965 g/mL
53,865 g

8,314

C + 0,044

= 11,2865 kJ
e) h NaCl 15% b/b

J
.300 K
Kmol
1,1014 g /mL 55,079 g7,5 g

1,86 C /m
0,9965 g/mL
55,079 g

8,314

11,2218 C + (-0,878)

=14,3661 kJ
f) h NaCl 18% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,1246 g/mL 56,23 g9 g
h
=

13,9586
1,86 C /m
0,9965 g/mL
55,079 g

C + 0,5
= 17,7437 kJ

R. Menghitung Nilai h pada Tf Percobaan dengan Faktor

Koreksi

h =

RT soln Berat solnberat solt

Tf Percobaan + C
Kf solv
Berat soln

a) h NaCl 3% b/b

J
.300 K
Kmol
1,0112 g /mL 50,56 g1,5 g

(-12C)
1,86 C /m
0,9965 g/mL
50,56 g

8,314

+ (-0,018)

=-15,8445 kJ
b) h NaCl 6% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,0331 g /m L 51,655 g3 g
h
=

(-9C)+
1,86 C /m
0,9965 g /mL
51,655 g
(-0,096)

= -12,3567 kJ
c) h NaCl 9% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,055 g/mL 52,795 g4,5 g
h
=

(-19C)
1,86 C /m
0,9965 g/mL
52,795 g
+ 0,535

= -24,6955 kJ
d) h NaCl 12% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,0773 g/mL 53,865 g6 g
h
=

(-8C) +
1,86 C /m
0,9965 g/mL
53,865 g
0,044

= -10,3057 kJ
e) h NaCl 15% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,1014 g /mL 55,079 g7,5 g
h
=

(-16C)
1,86 C /m
0,9965 g/mL
55,079 g
+ (-0,878)

= -20,4836 kJ
f) h NaCl 18% b/b
J
8,314
.300 K
Kmol
1,1246 g/mL 56,23 g9 g
h
=

(-8C) +
1,86 C /m
0,9965 g/mL
55,079 g
0,5

= -10,1685 kJ

S. Menghitung nilai ln v terhadap Tf Teoritis Dengan

Faktor Koreksi

so ln Berat solv

Tf Teoritis + C
ln v = m
solv Berat soln

a) ln vNaCl 3% b/b

1,0112 g/mL 49,06 g


ln v = 0,5285 molal 0,9965 g /mL 50,56 g 1,9963 C + (-0,018)
= 1,0119 kJ

b) ln v NaCl 6% b/b

1,0331 g /mL 48,655 g


ln v = 1,0911 molal 0,9965 g /mL 51,655 g 4,0588C + (-

0,096)

= 3,3929kJ
c) ln v NaCl 9% b/b

ln v =

1,6906

1,055 g /mL 48,295 g


molal 0,9965 g /mL 52,795 g 6,289C

0,535

= 10,8445 kJ
d) ln v NaCl 12% b/b

ln v =

2,331

1,0773 g /mL 47,865 g


molal 0,9965 g /mL 53,865 g 8,6713C

0,044 +

= 19,5982kJ
e) ln v NaCl 15% b/b

1,014 g /mL 47,57 g


ln v = 3,0165 molal 0,9965 g /mL 55,07 g 11,2213C + (-

0,878)

= 33,4073kJ
f) ln v NaCl 18% b/b

1,1246 g /mL 47,23 g


ln v = 3,7523 molal 0,9965 g /mL 56,23 g 13,9586C + 0,5
= 50,4746 kJ

T. Menghitung nilai ln v terhadap Tf Percobaan

soln Berat solv


ln v = m solv Berat soln Tf Percobaan + C

a) ln vNaCl 3% b/b

1,0112 g/mL 49,06 g


ln v = 0,5285 molal 0,9965 g /mL 50,56 g (-12C) + (-0,018)
= -5,8814 kJ

b) ln v NaCl 6% b/b

ln v =

1,0911

1,0331 g /mL 48,655 g


molal 0,9965 g /mL 51,655 g (-9C)

(-

0,096)

= -9,6862kJ
c) ln v NaCl 9% b/b

1,055 g /mL 48,295 g


ln v = 1,6906 molal 0,9965 g /mL 52,795 g (-19C) + 0,535

= -30,6kJ
d) ln v NaCl 12% b/b

1,0773 g /mL 47,865 g


ln v = 2,331 molal 0,9965 g /mL 53,865 g (-8C) + 0,044

= -17,8708kJ
e) ln v NaCl 15% b/b

1,014 g /mL 47,57 g


ln v = 3,0165 molal 0,9965 g /mL 55,07 g (-16C) +

(-

0,878)

= -46,4576kJ
f) ln v NaCl 18% b/b
1,1246 g /mL 47,23 g
ln v = 3,7523 molal 0,9965 g /mL 56,23 g (-8C) + 0,5

= -27,9549kJ

U. Tabel hubungan faktor koreksi dengan

berat solnsolt
Tf
be rat soln

teoritis

kon

sentrasi

Faktor

koreksi

berat solnsolt
Tf
berat soln

teoritis

(%

b/b)
3%

(C)

2,5783

b/b

1,9080
6%

5,2189

b/b

3,8231

8,7094

% b/b
12

11,2145

% b/b
15

13,4884

% b/b
18

18,2430

% b/b

5,7530

7,7054
9,7118
11,7243

grafik hubung an h dengan faktor koreksi terhadap berat s oln-berat s olt / berat soln . Tf

b erat soln-berat solt/berat soln . Tf

h (faktor koreksi)

Linear ()

V. Tabel hubungan

faktor koreksi dengan

kon

sentrasi

berat solnsolt
Tf
berat soln
Faktor

percobaan

koreksi

berat solnsolt
Tf
berat soln

teoritis

-15,861

6%

-11,84

-24,16

% b/b
12

-10,262

(%

b/b)
3%

(C)

b/b

-11,6439

b/b

-8,4773

% b/b

15
% b/b

18
% b/b

-17,3821

-7,1089

-21,361

-13,8209

-96,68

-6,7195

grafik hubungan h dengan faktor kore ks i terhadap berat s oln-berat solt/bera t s oln . Tf

berat soln-berat solt/b erat soln .Tf

h (f aktor koreksi)

Linear ()

W. Tabel hubungan h

dengan ln h pada Tf teoritis


kon

sentrasi

(%

b/b)
3%

soln brt soln


Tf
soln brt solt

6%

0,1

0,2

0,1

1,0043

4,2567

b/b

teoritis

(mL)

b/b

% b/b

12

10,9091

0,3

% b/b
15

0,4

% b/b
18

0,2

19,5893
31,6503

% b/b

50,4719

grafik hubungan v terhadap ln v dengan faktor koreksi pada Tf


60
40
ln v (faktor koreksi) 20

f(x) = - 5.12x +Linear


21.52()
0 R = 0.01
0 1 2
v

X. Tabel hubungan v

dengan ln v dengan faktor koreksi pada Tf percobaan


kon

sentrasi

(%

b/b)
3%

soln brt soln


Tf
soln brt solt

teoritis

(mL)
0,1

b/b

-6,263
6%

0,2

b/b

-9,6853
9

0,1

% b/b

12

0,3

% b/b
15

0,4

% b/b
18

0,2

% b/b

-30,6
-17,8704
-46,9576

grafik hubungan v terhadap ln v dengan faktor koreksi pada Tf


0
-10 0 0.5 1 1.5
ln v (faktor koreksi)

-20
-30

f(x) = - 22.14x - 15.1


Linear ()
R = 0.23

-40
-50
v

-27,9549

Nama : Anggi Yulian Silviyanadewi

Nim

Pembahasan

: 1147040009

Fenomena tekanan osmosis ditentukan tekanan osmosis dengan variasi

konsentrasi larutan NaCl 3, 6, 9, 12, 15, 18 % b/b. Osmosis merupakan difusi air melalui
selaput semipermeabel. Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi
larutan rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Proses osmosis ini
terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan hidrostatik yang terdapat suatu larutan
NaCl pada keseimbangan osmosis.Tekanan yang diberikan pada suatu larutan akan
meningkatkan energi bebas ,sehingga potensial air meningkat dan juga meningkatkan
kemampuan difusi dalam larutan.Tekanan yang diberikan disebut tekanan turgor.

Tekanan osmosis yang didapat semakin besar konsentrasi NaCl , maka

semakin besar tekanan osmosiknya. Hal ini menunjukan zat terlarut dapat menyerap
pelarut dengan membran semipermeabel dari kentang. Kentang ditusuk oleh spuit yang
dimasukan dalam air mengalami difusi dimana kandungan air yang ada di luar kentang
lebih besar sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah
(hipotonis). Dimana ketika larutan NaCl dalam spuit dimasukan dalam tabung reaksi isi
aqudes itu terjadi proses osmosis yang menyebabkan terjadinya kenaikan/ perubahan
volum NaCl pada spuit. Lingkungan ini merupakan hipotonis (konsentrasi rendah) spuit

dengan zat terlarut NaCl banyak menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke
dalam spuit.

Dua faktor yang mempengaruhi osmosis :

1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel


2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel

Fenomena penurunan titik beku merupakan Proses pembekuan suatu zat cair

terjadi ketika suhu diturunkan/ es (sampel diangkat) sehingga jarak antarpartikel


sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul
yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses
pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan
jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Titik beku ini juaga merupakan
salah satu sifat koligatif suatu larutan, dari pengertian sifat koligatif yaitu sifat sifat
larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi
partikel terlarutnya. Berdasarkan teori tersebut bahwa semakin besar konsentrasi zat
terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan
semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan
semakin tinggi . Hal ini disebabkan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi,
mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak sehingga lebih sukar untuk membuat
tekanan padatannya sama dengan tekanan uap cairannya. Sehingga titik beku larutan
tersebut lebih rendah atau peristiwa saat larutan tersebut mulai membeku lebih lama.
Tetapi dalam sampel larutan NaCl 3, 6, 9, 12, 15, 18 % b/b tidak demikian, karena
dipengaruhi oleh beberap faktor. Diantaranya konsentrasi zat terlarut dimana zat ini
termasuk zat yang sulit tuk beku atau dibutuhkan waktu yang lama dalam pembekuannya.
Zat terlarut berpengaruh terhadap titik beku karena penurunan titik beku suatu larutan
dipengaruhi oleh konsentrasi dan kemolalan suatu larutan. Titik beku larutan
dibandingkan dengan titik beku pelarut murni lebih rendah dari pada titik beku pelarut
murni hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu baru zat
terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut.

Faktor faktor yang mempengaruhi titik beku larutan adalah,

1. Konsentrasi larutan

Semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik

beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan
maka titik beku larutan akan semakin tinggi

2. Keelektrolitan Larutan

Larutan elektrolit akan semakin sukar membeku (titik beku lebih rendah) daripada

larutan non elektrolit.

3. Jumlah partikel

Semakin banyak jumlah partikel zat terlarut, titik didih semakin rendah, dan semakin

sedikit jumlah partikel maka titik didih semakin tinggi.


Besarnya penurunan titik beku sebanding dengan konsentrasi molal. Jadi,

apabila konsentrasinya besar maka harga penurunan titik bekunya besar juga. Pengaruh
kemolalan NaCl terhadap penurunan titik beku semakin tinggi kemolalan Nacl, Semakin
besar penurunan titik bekunya.Karena selain dipengaruhi kemolalan penurunan titik
bekunya dipengaruhi oleh jenis larutannya.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, raymond. 2004. Kimia dasar konsep-konsep inti jilid 1. Jakarta:


Erlangga.

Chang, raymond. 2004. Kimia dasar konsep-konsep inti jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Fadly, p. 2015/20/02. Tekanan osmosis. http://www.acdemia.edu

Gilang, S. 2014/01/04. Tekanan osmosik. http://www.acdemia.edu

Nanda, R.A. 2014. Penurunan titik beku.slide.net

Suhendar, dede. 2013. Buku panduan praktikum kimia anorganik. Bandung

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapt disimpulkan bahwa :


NaCl 3% = 25,26 atm, NaCl 6% = 50,52 atm, NaCl 9% =

75,79 atm,

NaCl 12% = 101,05 atm,

NaCl 18% = 151,57 atm,

NaCl 15% = 126,31 atm,

Tf

percobaan NaCl 3% = -12C,

-9C, Tf
= -8C,

Tf

Tf

percobaan NaCl 9% = -19C, Tf


percobaan NaCl 15% = -16C,

18% = -8C,
NaCl 3% = 1.0112 g/mL,
9% = 1.0559 g/mL,

percobaan NaCl 6% =
percobaan NaCl 12%
Tf

percobaan NaCl

NaCl 6% = 1.0331 g/mL,

NaCl 12% = 1.0773 g/mL,

NaCl 18% = 1.1246 g/mL


Tekakan osmotik larutan isotonik Na = 0,6108 atm,

NaCl

NaCl 15% =

1.1104 g/mL,

atm, Mg = 0,099 atm,


Tf larutan isotonik sebesar -10C
larutan isotonik sebesar 1,0218 g/mL

K = 0,3596

You might also like