Professional Documents
Culture Documents
NEUROBEHAVIOR
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
STROKE(CVA)
Disusun Oleh
1. Dewi Agus
2. Dewi Zulia S
3. Ida Marhaeni
4. Irwan Hamam
5. Truna Adi S
6. Vera
BAB I
PEMBAHASAN
A.Definisi CVA (Stroke)
Stroke atau gangguan peredaran darah otak(GPDO) merupakan penyakit
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.Stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja.Menurut WHO stroke adalah adanya tand-tand klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa
kelumpuhan anggota gerak,gangguan bicara,proses berpikir daya ingat,dan bentuk-bentuk
kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak
Stroke adalah gangguan peredaran darah pada otak baik,penyumbatan,tombosis
atau yang lainya yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada saraf motorik klien yang
mengalami gangguan penyakit ini.
B.Penyebab
Ada 4 penyebab terjadinya stroke yaitu:
1. Trombosis Serebral
Trombosis ini terjadi peda pembulu darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya.Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktifitas simpatis dan penurunan tekanan
darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis sering kali
memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan trombosis otak:
Aterosklerosis
Hiperkoagulasi
Arteritis
Emboli
2. Hemoragi
Perdarahan intrakranial atau intra serebral termasuk pendarahan dalam ruang
subaraknoid atau kedalam jaringan otak sendiri.Perdarahan ini dapat terjadi karena
aterosklerosis dan hipertensi.Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan
darah
ke
dalam
parenkrim
otak
yang
dapat
mengakibatkan
4. Hipoksia Setempet
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah :
C.Faktor-Faktor Resiko
Beberapa faktor penyebab CVA antara lain
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit.
D.Klasifikasi
1. stroke hemoragi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subraknoid,disebabkan
oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area otak tertentu.Biasanya kejadian saat
melakukan aktivitas atau saat aktifi.,namun bisa juga terjadi saat istirahat.Kesadaran klien
umumnya menurun,perdarahan otak dibagi mrnjadi 2 yaitu:
a.perdarahan intraserebral.
Pecahnya pembulu darah terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke
dalam jaringan otak,membentuk masa yang menekan otak,dan menimbulkan edema
otak.Penigkatan TIK yang terjadi cepat,dapat mengakibatkan kematian mendadak karena
herniasi otak.Perdarahan intra serebral yang disebabkan karena hipertensi sering di
jumpai di daerah putamen,talamus,pons,dan serebelum.
b.perdarahan subaraknoid
perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurema berry aatau AVM.Aneurisma yang pecah
ini berasal dari pembuluh darah yang sirkulasi willis dan cabang cabangnya yang terdapat
di luar parenkrim otak.Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruangnya ke ruang subaraknoid
menyebabkan
TIK
menignkat
mendadak,meregangnya
struktur
peka
nyeri,dan
E.Patofisiologi
Dibawah ini bagan patofisiologis dari penyakit CVA:
Aterosklerosis,hiperko
agilasi,artesis
Aneurisma,malformasi,a
rteriovenus
Trombosis serebral
Perdarahan intraserebral
Emboli serebral
Stroke
(cerebro vaskuler accident)
Perembesan darah ke
dalam parenkrim otak
Infark otak,edema,dan
herniasi otak.
Defisit neurologis
Infark serebral
2.penuruna
perfusi
jaringan
serebra.
Hemiplegi dan
hemiparesis
1.resiko pen
ingkatanTIK
Herniasi falk
serebri dan ke
foramen magrum
Kompresi batang
otak
Kerusakan
fungsi kognitif
dan efek
psikologis
Disfungsi bahasa
dan komunikasi
Disartria,afasia
,apraksia
2.kerusakan
mobilitas fisik
Koma
Herniasi falk
serebri dan ke
foramen magrum
Kompresi
Depresi saraf
kardiovaskuler
dan pernapasan
Intake nutrisi
tidak adekuat
Kelemahan
fisik umum
Kegagalan
kardiovaskuler
dan pernapasan
5.perubahan
pemenuhan
hutrisi
Kelemahan
fisik umum
kematian
Disfungsi
persepsi
8.risiko trauma
12.perubahan
Persepsi
sensori
14.gangguan psikologis
15.perubahan peran
Keluarga
16.kecemasan klien
Dan keluarga
17.risiko penurunan
Pelaksanaan ibada
Penekanan
jaringan
setempat
9.kerusakan
Komunikasi
verbal
10.koping individu
Tidak efektif
11.perubahan proSes berpikir
12.penurunan gaiRah seksual
13.resiko ketidak
Patuhan terhadpenatalaksanaan
Kemampuan
batuk menurun,kurang mobilitas menurun
3.risiko ketidak
Bersihan jalan
Jalan napas
Disfungsi
kandung kemih
dan GI track
F.Anamnesis
1.Identitas Klien
Identitas klien mencakup:
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
Agama
Suku Bangsa
Tanggal/Jam MRS
Nomer Register
Diagnosis Medis
2.keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
kelemahan anggota gerak sebelah badan,bicara pelo,tidak dapat berkomunikasi,dan
penurunan tingkat kesadaran.
3.riwayat penyakit sekatang
Serangan strok hemoragi sering kali berlangsung sangat mendadak,pada saat klien
sedang melakukan aktivitas.Biasanya terjadi nyeri kepala,mual,muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar,selai gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak
yang lain.
4.riwayat penyakit dahulu
Adanya
riwayat
hipertensi,stroke
sebelumnya,diabetes
militus
,penyakit
penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk
memberikan tindakan selanjutnya.
5.riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,DM,atau penyakit
stroke dari generasi terdahulu.
6.pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian psikologis klen stroke meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan
perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi,kognitif,dan
perilaku klien.Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk
menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritsnys dsn perubahan peran klien
dalam keluarganya,serta respon atau pengaruhnya dalam masyarakat dan dalam
kehidupan sehari-hari.Apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu timbul seperti
ketakutan akan kecacatan,rasa cemac,rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas
secara optimal,dan pandangan terhadap dirinya yang salah
G.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
umumnya mengalami penurunan kesadaran,kadang mengalami gangguan bicara yaitu
sulit dimengerti,kadang tidak bisa bicara dan pada tanda-tanda vital;tekanan darah
meningkat,dan denyut nadi bervariasi.
B1(BREATHING)
Pada inspeksi didapat klien batuk,peningkatan produksi sputum,sesak napas dan
penignkatan frekuensi pernapasan.Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada
klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk menurun yang dsering
didapatkan pada klien stroke dengan penurunan tingkat kesadaran koma.
Pada klien dengan tingkat kesadaran compos meentis,pengkajian isnpeksi
pernapasan tidak ada kelainan.Palpasi torak didapatkan taktil premitus seimbang kanan
dan kiri.Auskultasi tidak didapat bunyi napas tambahan.
B2(BLOOD)
mendasar
dan
parameter
yang
paling
penting
yang
membutuhkan
fungsi
serebral.pengkajian
ini
meliputi
status
mental,fungsi
V.pada
beberapa
keadaan
stroke
mengakibatkan
paralis
saraf
9. saraf XII.lidah simetris,terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi,serta indra
pengecapan normal.
Pengkajian sistem motorik.stroke adalah penyakit UMN dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik.oleh karena UMN bersilangan,gangguan
motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan pada UMN di sisi
yang berlawanan dari otak.
pada
salah
satu
sisi)karena
lesi
pada
sisi
otak
H.Pemeriksaan Diagnostik
Ada 6 pemerikasaan diagnostik yang digunakan untuk mengetahui atau
mendiagnosa penyakit stroke yaitu:
angiografi serebral
lumbal fungsi
CT scan
MRI
USG doplpler
EEG
I.Pemeriksaan Laboratorium
1. Lumbal pungsi:Pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan
yang masif,sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih
normal(xantokhrom)sewaktu hari pertama.
2. pemeriksaan darah rutin
J.Diagnosis Keperawatan
Ada 18 diagnosa keperawatan yang muncul pada klien stroke yaiut;
1. risiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan menigkatya volume
intrakranial,penekanan jaringan otak,dan edema serebral.
2. perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intra
serebral,oklusi otak,vasopasme,dan edema otak.
3. ketidak efektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan akumulasi
sekret,kemampuan batuk menurun,penurunan mobilitas fisik sekunder,dan
perubahan tingkat kesadaran.
4. hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengn hemiparase,kelemahan
neuromuskuler pada ekstremitas.
5. risiko tinggi terhadap terjadinya cedera yang berhubungan dengan penurunan
luas lapangpandang,penurunan sensasi rasa.
6. risiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan tirah baring lama.
7. defisit
perawatan
diri
yang
berhubungan
dengan
kelemahan
13. gangguan
persepsi
sensori
yang
berhubungan
dengan
penurunan
sensori,penurunan penglihatan.
14. gangguan eliminasi alviyang berhubungan dengan imobilitasi,asupan cairan yang
tidak adekuat.
15. gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan lesi pada UMN.
16. risiko penurunan pelaksanaan ibadah spiritual yang berhubungan dengan
kelemahan neuromuskuler pada ekstremitas.
17. perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan perubahan status
sosial,ekonomi,dan harapan hidup.
18. kecemasan klien dan keluarga yang berhubungan dengan prognosis penyakit
yang tidak menentu.
K.Intervensi
Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan peningkatan volume
intrakranial,penekanan jaringan otak,dan edema serebral
Tujuan:dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi penignkatan TIK pada klien.
Kriteria:klien tidak gelisah,klien tidak mengeluh nyeri kepala,mual-mual dan muntah,GCS:4,5,6
tidak terdapat papiledema.TTV dalam keadaan normal.
Intervensi
Rasionalisasi
dini
dan
kemungkinan
peningkatan TIK.
Monitor TTV tiap 4 jam
untuk
status
memprioritaskan
neuurologi/tanda-tand
Evaluasi pupil
otak
terkoyak.Keseimbangan
saraf
temperatur
dan
pengaturan
lingkungan.
dari
periode
istirahat
TIK
oleh
efek
dapat
rangsangan
kumulatif
Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa Memberikan suasana yang dapat mengurangi
nyaman seperti massase punggung,lingkungan respon psikologis dan memberikan istirahat
yang tenang,sentuhan yang ramah dan suasana untuk mempertahankan TIKyang rendah
yang tidak gaduh.
Cegah terjadinya valsava manuver
mengurangi
intraabdominal
tekanan
intrakranial
sehingga
dan
meghindari
peningkatan tik.
aktivitas ini dapat meningkatkan intratorakdan
tekanan dalam abdomen dimana aktivitas ini
Kolaborasi:
yang diindikasikan
monitol furosid.
Berikan
steroid,contohnya
Berikan
analgesik
narkotik.contohnya
menurunkan
inflamasi
dan
deksamenthason,metil prednisolone,
Untuk
Mungkin
diindikasi
kan
untuk
codein
Berikan
sedatif,contohnya
diazepin
,benadril
Berikan
antipiretik,contohnya
Antihipertensi
Periperal
aseptaminopen.
vasodilator
seperti
Digunakan
untuk
meningkatkan
cydlandilate,papverin,isoxsuprin
vasopasme.
acid
Membantu
memberikan
informasi
Intervensi
Rasionalisasi
Bantu
pasien
untuk
membatasi
muntah,batuk.
Anjurkan klien untuk menghindari batuk
dan mengejan berlebihan
Ciptakan lingkungan yang tenang dan
batasi pengunjung
Kolaborasi:
Berikan cairan perinfus dengan perhatian
yang ketat.
Monitor AGD bila diperlukan pemberian
oksigen
Berikan terapi sesuai instruksi dokter
sperti:steroid,aminofil,antibiotika.
Bersiahan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan jalan napas
buatan pada trakhea,peningkatan sekresi sekret,dan ketidak mampuan batuk
efektif sekunder dengan akibat nyeri dan keletihan.
Tujuan ;dalam waktu 2x24 jam klien mampu meningkatkan dan memperthanankan keefektifan jalan
napas agar tetap bersih dan mencegah aspirasi.
Kriteria hasil: bunyi napas terdengar bersih.ronkhi tidak terdengartrakhea tube bebas
Mengatur
ventilasi
pengeluaran sekret.
segment
paru-paru
dan
Defisit
perawatan
diri
yang
berhubungan
dengan
kelemahan
neuromuskuler,menurunya kekuatan dan kesadaran,kehilangan kontrol
otot/kordinasi.
Tujuan :dalam waktu 3x 24 jam terjadi peningkatan perilaku dalam perawatan diri.
Kriteria hasil;klien dapat menunjukan perubahan gaya hidup untuk lebutuhan merawat diri,klien
mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan mengidentifikasi
personal yang dapat membantu.
Intevensi
Rasionalisasi
Kaji kemampuan dan tingkat penurunan Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan
dalam skala0-4 untuk melakukan ADL
pertemuan kebutuhan individual.
Hindari apa yang tidak bisa dilakukan klien Klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini
dan bantu klien bila perlu.
dilakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri
klien.
Menyadarkan tingkah laku/sugestitindakan Klien
memerlukan
empati,tetapi
memerlukan
pada perlindungan kelemahan.
perawatan yang konsistem dalam menanggani klien.
Rencanakan tindakan untuk defisit Klien akan mampu melihat dan memakan
penglihatan seperti tempatkan makanan makanan,akan mampu melihat keluar masuknya orang
dan peralatan dalam suatu tempat,dekatkan ke ruangan.
tempat tidur ke dinding
Tempatkan perabotan kedinding dan Menjaga keamanan klien bergerak di sekitar tempat
jauhkan dari jalan.
tidur dan menurunkan risiko tertimpa perabotan.
Berikan kesempatan untuk menolong diri Menguranggi ketergantungan.
seperti menggunakan kombinasi pisau
garpu,sikat dengan pegangan panjang,kursi
untuk mandi.
Kaji kemampuan komunikasi untuk Ketidak mampuan berkomunikasi dengan perawat
BAK.kemampuan untuk mengunakan dapat menimbulkan masalah pengosongan kandung
urinal,pispot.antarkan ke kamar mandi jika kemih oleh karena gangguan neurogenik.
kondisi memungkinkan
Identifiasi kebiasaan BAK .anjurkan Meningkatkan latihan dan mencegah konstipasi.
minum dan meningkatkan aktivitas.
Kolaborasi:pemberian supositorial dan Pertolongan utama terhadap fungsi usus atau defekasi.
pelumas feses.
Konsul kedokter terapi okupasi.
Untuk mengembangkan terapi dan melengkapi
kebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997