You are on page 1of 15

.

Arteriografi Femoralis
A. Pengertian
Arteriografi femoralis yaitu pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan pembuluharteri pada
ekstremitas bawah dengan memasukkan kontras media positif.
( Glenda J. Bryan ).
B. Anatomi dan Fisiologi
Pembuluh darah merupakan salah satu sistem peredaran didalam tubuh manusia.Pembuluh darah
terdiri atas tiga bagian yaitu pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Pembuluhdarah arteri
berfungsi membawa darah yang kaya oksigen dan zat makanan ke seluruh tubuh.Dinding
pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang disebut tunikaadvensia. Terdiri
atas jaringan yang fibrus, lapisan tengah yang berotot elastis yang disebuttunika media, dan
lapisan paling dalam yang endothelial disebut tunika intima.Arteri femoralis merupkan arteri
utama yang menyuplai darah ke ekstremitas bawah.Arteri ini dimulai dari arteri iliaka eksterna
yang merupakan cabang dari arteri iliaka komunis.Arteri femoralis berjalan dari ligamen inguinal
inferior kemudian turun ke bagian anterior pahamelalui celah pada otot adductor magnus. Pada
daerah lipat paha terdiri dari arteri iliakacircumflex superficial, arteri epigastrik inferior
superficial, dan arteri genetal externa superficial.Pada daerah sepertiga os femur, kira-kira 3-5
cm dibawah ligamen inguinal terdapat cabangarteri yang disebut arteri femoralis profunda yang
banyak memberikan percabangannya padaotot-otot paha.
Arteri poplitea adalah lanjutan dari arteri femoralis pada adductor hiatus yang berjalan melalui
rongga popliteal dibelakang sendi lutut dan berakhir pad abatas bawah
muskulus popliteal. Arteri ini berada pada fossa popliteal dan nervus medial popliteal. Arteri pop
litealmengeluarkan cabang-cabangnya pada otot, sendi lutut, dan bercabang menjadi arteri
tibiaanterior dan arteri tibia posterior.
Arteri tibia anterior timbul pada bifurcatio arteri popliteal. Arteri tibia anteriormengalir ke arah
anterior antara dua caput tibia posterior di atas bagian depan tungkai. Arteri inikemudian muncul
ke permukaan (superficial) pada bagian atas kaki antara tendon extensorhallucis longi dan tibia
anterior. Aliran arteri tibia anterior dapat ditunjukkan denganmenggambarkan pada garis bagian
depan caput fibula ketitik tengah antara dua maleolus.
Arteri tibia posterior adalah cabang arteri popliteal yang berjalan ke bawah pada bagian
posterior tungkai kedalam gastro enemius dan otot-otot solei. Di bawah mata kaki, arteritibia
posterior kira-kira 2,5 cm dibawah otot popliteal distal. Arteri ini berjalan ke bawahsepanjang
crista medial os fibula sampai bagian anterior tungkai.Arteria dorsalis pedis adalah lanjutan dari
arteri tibia posterior. Arteri ini berjalansepanjang daerah medial kaki ke dasar os metatarsal satu
dan dua untuk bergabung dengan arcus plantar, sebelum meninggalkan dorsal, arteri
ini bercabang menjadi arteri arcuata yang cabang-cabangnya memperdarahi jari kedua sampai
kelima.Arteri plantar merupakan medial cabang dari arteri tibia posterior. Arteri ini
berjalansepanjang telapak kaki medial dan bercabang kejari utama dan jari keempat. Arteri
plantar lateraladalah cabang arteri tibia posterior.
C. Indikasi Pemeriksaan

Arterosklerosis ObliteransDisebabkan oleh oklusi kronis pada arteri. Penimbunan lemak dan
jaringan fibrosadalam arteri secara progresif mempersempit lumen arteri sehingga jumlah darah
yang mengalirke jaringan yang terletak diluar lesi berkurang.

AneurismaPelebaran pembuluh arteri. Aneurisma dapat terjadi pada aorta atau cabang
arteri perifer.

Trauma ArteriBiasanya disebabkan oleh luka yang cukup luas pada jaringan lunak, fraktur,dll.

Arteriovenosus MalformasiPenyakit ini biasanya ditandai dengan pembesaran pada tungkai.


Malformasi terdiriatas tiga jenis yaitu hubungan langsung antara arteri dan vena pada arteriola,
malformasi yangtimbul pada kapiler dan malformasi pada vena
ArtritisPeradangan yang terjadi pada pembuluh darah arteri.

NeoplasmaPertumbuhan jaringan baru yang abnormal, seperti tumor.


D. Alat dan Bahan yang Digunakan
Bahan Steril Jarum arteriogram
Adaptor Spuit 50 ml sebanyak 2 buah Spuit 10 ml sebanyak 1 buah Spuit 2 ml sebanyak 1 bua
h Drawing up canula Kateter Sponge forceps Mangkuk pelembab 2 buah Gallipot Kasa
Handuk Baju pasienBahan Unsteril Pembersih kulit Ampuls Kontras Media
Saline Jarum Disposable Pembuka Ampuls Lokal Anestesi ( Omnopone atau Scopolamine )
E. Teknik Pemeriksaan
Pemeriksaan Arteriografi Femoralis dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :Persiapan
Pasien Pasien puasa kurang lebih 5 jam sebelum dimulainya pemeriksaan. Mencukur rambut pa
da daerah yang akan dilakukan punksi ( pada daerah inguinal ataulipatan paha dan
pubis ). Pasien diwajibkan mixie sebelum pemeriksaan dimulai
remedikasiPemasukan bahan kontras ke dalam pembuluh darah akan menyebabkan rasa
sakitselama pemeriksaan dilakukan, sehingga diperlukan premedikasi untuk mengurangi rasa
sakittersebut. Jika dilakukan anastesi lokal maka harus diberikan omnopon dan
scopolamine.Posisi Pasien Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan jarijari kaki diputar 30 kedalam. Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah untuk diputar. Variasi
posisi pasien juga dapat dilakukan untuk mendukung penglihatan yang lebih baik pada daerah
poplitea dan cabang-cabangnya.Metode Pemasukan Bahan
Kontras Penyuntikan secara langsung (direct puncture)
Common femoral artery
kanan merupakan arteri yang paling sering dijadikan
akses puncture oleh karena lumen yang cukup besar, pulsasi yang teraba lebih superficial, terdap
atcaput femoris di bagian profunda sehingga mudah dilakukan penekanan arteri untuk

menghindarihematoma dan komplikasi lebih lanjut. Kateterisasi teknik seldingerPada


pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah anestesi lokal padadaerah lipat paha
(inguinal) dengan jarum no.18. Bila canul telah berada di dalam lumen arteri,maka dimasukkan
guide wire melalui jarum seldinger ke dalam lumen arteri. Pemasukkan guidewire dilakukan di
bawah kontrol fluoroskopi dan diarahkan ke bifurkartio aorta abdominalis (lumbal dua atau
lumbal tiga ). Kemudian jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan danhati-hati agar guide
wire tidak tercabut. Daerah punksi ditekan agar tidak terjadi hematom.Kateter dimasukkan
melalui guide wire sampai ke daerah pembuluh yang dikehendaki dibawahkontrol fluoroskopi.
Guide wire dicabut selanjutnya dimasukkan bahan kontras (tes kontras) kedalam kateter untuk
melihat apakah kateter sudah berada didalam pembuluh darah yangdiinginkan.
F. Teknik Pengambilan Gambar
Pengambilan gambar dapat dilakukan dengan teknik single film atau dengan serial film.Setiap
teknik yang digunakan dibutuhkan teknik khusus tertentu, yaitu :
a. Single Film Technique

Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x 43 cm.

Membutuhkan dua kali penyuntikan kontras yang masing-masing


digunakan untukmenggambarkan arteri femoralis dan arteri tibia sampai dorsalia. b. Serial Film
Technique

Menggunakan film ukuran 35 cm x 35 cm.

Membutuhkan peralatan yang mempunyai variasi kecepatan pergantian film, termasuk rolfilm,
cut film, dan kaset charger yang berkemampuan dua eksposi dalam satu menit.

Hanya memerlukan satu kali penyuntikan bahan kontras

ARTERIOGRAFI FEMORALIS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem peredaran darah di dalam tubuh manusia secara garis besar terbagi
menjadi tiga yaitu jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe. Pembuluh darah
terbagi atas tiga bagian yaitu pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Pembuluh
darah berfungsi sebagai sistem transportasi darah di dalam tubuh yang membawa
darah dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung. Oleh karena itu,
kelainan- kelainan (penyumbatan, penyempitan, dan kelainan bawaan) yang terjadi
akibat yang fatal.
Radiologi sebagai cabang ilmu kedokteran yang berperan sebagai
penunjang diagnosa dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan
pembuluh darah menggunakan teknik angiografi. Angiografi adalah pemeriksaan
radiologi sistem pembuluh darah dengan menggunakan bahan kontras positif.
Pemeriksaan angiografi pertama kali dilakukan oleh dua orang peneliti, yaitu
Hascheck dan Lindenthal yang menyuntikkan emulsi kapur Teichmans mixture ke
dalam pembuluh darah seseorang yang mengalami amputasi tangan. Tetapi
penemuan ini kurang berkembang karena memiliki resiko yang tinggi. Pada tahun
1920 para peneliti menggunakan sodium iodide sebagai bahan kontras untuk
ekstremitas bawah.
Pemeriksaan angiografi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu
arteriografi dan venografi. Pemeriksaan arteriografi femoralis merupakan salah satu
pemeriksaan arteriografi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat anatomi dan
fisiologi pembuluh arteri ekstremitas bawah. Teknik pemeriksaan Arteriografi
Femoralis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu punksi langsung dan punksi tidak
langsung. Mengingat tingkat kesulitan dan resiko yang sangat besar pada teknik
punksi langsung maka teknik punksi tidak langsung banyak diterapkan pada
pemeriksaan Angiografi Femoralis. Teknik ini dikenal dengan teknik Kateterisasi
Seldinger dengan menggunakan baja penuntun (guide wire) sebagai perantara yang
dimasukkan melalui Arteri Femoralis, lalu dimasukkan kateter yang tipis, kuat, dan
lentur. Teknik inilah yang banyak dilakukan dalam pemeriksaan Angiografi
Femoralis.

2. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Arteriografi Femoralis dengan benar
Untuk menambah wawasan yang lebih luas tentang Arteriografi Femoralis

3. Ruang Lingkup
Pengertian
Tujuan
Anatomi dan Fisiologi
Indikasi pemeriksaan
Alat- alat yang digunakan
Teknik pemeriksaan
Teknik Pengambilan gambar

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Arteriografi femoralis yaitu pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan
pembuluh arteri pada ekstremitas bawah dengan memasukkan kontras media
positif. ( Glenda J. Bryan ).

2. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan anatomi dan
patologi dari hip joint sampai dengan kaki.

3. Anatomi dan Fisiologi


Pembuluh darah merupakan salah satu sistem peredaran didalam tubuh
manusia. Pembuluh darah terdiri atas tiga bagian yaitu pembuluh darah arteri,
vena, dan kapiler. Pembuluh darah arteri berfungsi membawa darah yang kaya
oksigen dan zat makanan ke seluruh tubuh. Dinding pembuluh darah terdiri dari
tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang disebut tunika advensia. Terdiri atas jaringan
yang fibrus, lapisan tengah yang berotot elastis yang disebut tunika media, dan
lapisan paling dalam yang endothelial disebut tunika intima.

Arteri femoralis merupkan arteri utama yang menyuplai darah ke


ekstremitas bawah. Arteri ini dimulai dari arteri iliaka eksterna yang merupakan
cabang dari arteri iliaka komunis. Arteri femoralis berjalan dari ligamen inguinal
inferior kemudian turun ke bagian anterior paha melalui celah pada otot adductor
magnus. Pada daerah lipat paha terdiri dari arteri iliaka circumflex superficial, arteri
epigastrik inferior superficial, dan arteri genetal externa superficial. Pada daerah
sepertiga os femur, kira-kira 3-5 cm dibawah ligamen inguinal terdapat cabang
arteri yang disebut arteri femoralis profunda yang banyak memberikan
percabangannya pada otot-otot paha.

Arteri poplitea adalah lanjutan dari arteri femoralis pada adductor hiatus yang
berjalan melalui rongga popliteal dibelakang sendi lutut dan berakhir pad abatas
bawah muskulus popliteal. Arteri ini berada pada fossa popliteal dan nervus medial
popliteal. Arteri popliteal mengeluarkan cabang-cabangnya pada otot, sendi lutut,
dan bercabang menjadi arteri tibia anterior dan arteri tibia posterior.
Arteri tibia anterior timbul pada bifurcatio arteri popliteal. Arteri tibia anterior
mengalir ke arah anterior antara dua caput tibia posterior di atas bagian depan
tungkai. Arteri ini kemudian muncul ke permukaan (superficial) pada bagian atas
kaki antara tendon extensor hallucis longi dan tibia anterior. Aliran arteri tibia
anterior dapat ditunjukkan dengan menggambarkan pada garis bagian depan caput
fibula ketitik tengah antara dua maleolus.
Arteri tibia posterior adalah cabang arteri popliteal yang berjalan ke bawah
pada bagian posterior tungkai kedalam gastro enemius dan otot-otot solei. Di
bawah mata kaki, arteri tibia posterior kira-kira 2,5 cm dibawah otot popliteal distal.
Arteri ini berjalan ke bawah sepanjang crista medial os fibula sampai bagian
anterior tungkai.
Arteria dorsalis pedis adalah lanjutan dari arteri tibia posterior. Arteri ini
berjalan sepanjang daerah medial kaki ke dasar os metatarsal satu dan dua untuk
bergabung dengan arcus plantar, sebelum meninggalkan dorsal, arteri ini
bercabang menjadi arteri arcuata yang cabang-cabangnya memperdarahi jari kedua
sampai kelima.
Arteri plantar merupakan medial cabang dari arteri tibia posterior. Arteri ini
berjalan sepanjang telapak kaki medial dan bercabang kejari utama dan jari
keempat. Arteri plantar lateral adalah cabang arteri tibia posterior.

4. Indikasi Pemeriksaan
Arterosklerosis Obliterans

Disebabkan oleh oklusi kronis pada arteri. Penimbunan lemak dan jaringan
fibrosa dalam arteri secara progresif mempersempit lumen arteri sehingga jumlah
darah yang mengalir ke jaringan yang terletak diluar lesi berkurang.
Aneurisma
Pelebaran pembuluh arteri. Aneurisma dapat terjadi pada aorta atau cabang arteri
perifer.
Trauma Arteri
Biasanya disebabkan oleh luka yang cukup luas pada jaringan lunak, fraktur,
dll.
Arteriovenosus Malformasi
Penyakit ini biasanya ditandai dengan pembesaran pada tungkai. Malformasi
terdiri atas tiga jenis yaitu hubungan langsung antara arteri dan vena pada
arteriola, malformasi yang timbul pada kapiler dan malformasi pada vena.
Artritis
Peradangan yang terjadi pada pembuluh darah arteri.
Neoplasma
Pertumbuhan jaringan baru yang abnormal, seperti tumor.

5. Kontra Indikasi
Alergi terhadap kontras media
Kelainan jantung
6. Kontras Media
Conray 280 ( Glenda J. Bryan )
Kontras media yang digunakan berjenis water soluble organik iodine compounds
dengan konsentrasi bahan antara 50% sampai 76%. Jumlah kontras media yang
dipunksi sebanyak 20 ml sampai 30 ml untuk satu proyeksi arteriografi femoralis
dengan kecepatan penyuntikan 8 sampai ml/s dan 40 ml- 60 ml untuk proyeksi
bilateral dengan kecepatan penyuntikan mencapai 10 sampai 15 ml/s.

6. Alat dan Bahan yang Digunakan

6.1. Bahan Steril


Jarum arteriogram
Adaptor
Spuit 50 ml sebanyak 2 buah
Spuit 10 ml sebanyak 1 buah
Spuit 2 ml sebanyak 1 buah
Drawing up canula
Kateter
Sponge forceps
Mangkuk pelembab 2 buah
Gallipot
Kasa
Handuk
Baju pasien

6.2 Bahan Unsteril

Pembersih kulit

Ampuls Kontras Media

Saline

Jarum Disposable

Pembuka Ampuls

Lokal Anestesi ( Omnopone atau Scopolamine )

7. Teknik Pemeriksaan
Pemeriksaan Arteriografi Femoralis dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
7.1. Persiapan Pasien

Pasien puasa kurang lebih 5 jam sebelum dimulainya pemeriksaan.

Mencukur rambut pada daerah yang akan dilakukan punksi ( pada daerah
inguinal atau lipatan paha dan pubis ).

Pasien diwajibkan mixie sebelum pemeriksaan dimulai.

7.2.

Premedikasi

Pemasukan bahan kontras ke dalam pembuluh darah akan menyebabkan


rasa sakit selama pemeriksaan dilakukan, sehingga diperlukan premedikasi untuk
mengurangi rasa sakit tersebut. Jika dilakukan anastesi lokal maka harus diberikan
omnopon dan scopolamine.
7.3.

Posisi Pasien

Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan jari-jari kaki


diputar 30 ke dalam.

Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah untuk diputar.

Variasi posisi pasien juga dapat dilakukan untuk mendukung penglihatan


yang lebih baik pada daerah poplitea dan cabang-cabangnya.
7.4. Metode Pemasukan Bahan Kontras
Penyuntikan secara langsung (direct puncture)
Common femoral artery kanan merupakan arteri yang paling sering dijadikan akses
puncture oleh karena lumen yang cukup besar, pulsasi yang teraba lebih superficial,
terdapat caput femoris di bagian profunda sehingga mudah dilakukan penekanan
arteri untuk menghindari hematoma dan komplikasi lebih lanjut.
Kateterisasi teknik seldinger
Pada pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah anestesi
lokal pada daerah lipat paha (inguinal) dengan jarum no.18. Bila canul telah berada
di dalam lumen arteri, maka dimasukkan guide wire melalui jarum seldinger ke
dalam lumen arteri. Pemasukkan guide wire dilakukan di bawah kontrol fluoroskopi
dan diarahkan ke bifurkartio aorta abdominalis ( lumbal dua atau lumbal tiga ).
Kemudian jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan dan hati-hati agar guide
wire tidak tercabut. Daerah punksi ditekan agar tidak terjadi hematom. Kateter
dimasukkan melalui guide wire sampai ke daerah pembuluh yang dikehendaki
dibawah kontrol fluoroskopi. Guide wire dicabut selanjutnya dimasukkan bahan
kontras (tes kontras) ke dalam kateter untuk melihat apakah kateter sudah berada
didalam pembuluh darah yang diinginkan.
7.5. Perawatan Pasien

Pada akhir pemeriksaan kateter dan introduccer sheet dicabut.


Tekan bekas suntikan sampai pendarahan berhenti.
Setelah terjadi pendarahan, bekas punksi diberi plester.

Pasien bed rest selama 24 jam dan harus tetap dikontrol tekanan darah dan
nadi selam 15 menit selama 4 jam pertama dan setelahnya dilakukan 4 jam sekali
selama 24 jam.

Suhu tubu dan denyut nadi dicatat tiap 4 jam sekali selama 24 jam setelah
pemeriksaan arteriografi femoralis.

Setelah 24 jam, plester pada daerah bekas punksi bisa dilepas.

8. Teknik Pengambilan Gambar


Pengambilan gambar dapat dilakukan dengan teknik single film atau dengan
serial film. Setiap teknik yang digunakan dibutuhkan teknik khusus tertentu, yaitu :
a.

Single Film Technique

Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x 43 cm.

Membutuhkan dua kali penyuntikan kontras yang masing-masing digunakan


untuk menggambarkan arteri femoralis dan arteri tibia sampai dorsalia.
b. Serial Film Technique

Menggunakan film ukuran 35 cm x 35 cm.

Membutuhkan peralatan yang mempunyai variasi kecepatan pergantian film,


termasuk rol film, cut film, dan kaset charger yang berkemampuan dua eksposi
dalam satu menit.

Hanya memerlukan satu kali penyuntikan bahan kontra

Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung.
Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.

Pengrtian Arteriografi femoralis


merupakan salah satu pemeriksaan arteriografi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat anatomi dan
fisiologi pembuluh arteri ekstremitas bawah.

pemeriksaan Arteriografi Femoralis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu


1. punksi langsung dan
2. punksi tidak langsung

Tingkat kesulitan dan resiko yang sangat besar pada teknik punksi langsung maka teknik punksi tidak
langsung banyak diterapkan pada pemeriksaan Angiografi Femoralis.
Teknik ini dikenal dengan teknik Kateterisasi Seldinger dengan menggunakan baja penuntun (guide wire)
sebagai perantara yang dimasukkan melalui Arteri Femoralis, lalu dimasukkan kateter yang tipis, kuat,
dan lentur. Teknik inilah yang banyak dilakukan dalam pemeriksaan Angiografi Femoralis.

Indikasi Pemeriksaan

Arterosklerosis Obliterans (penyempitan)

Aneurisma ( pelebaran)

Trauma Arteri (luka karena fraktur atau tekanan mekanik)

Arteriovenosus Malformasi (pembesaran pada tungkai kaki akibat hubungan langsung antara
arteri dan vena)

Artritis ( Peradangan)

Neoplasma (Pertumbuhan jaringan baru yang abnormal, seperti tumor.)

Kontra Indikasi
1. Alergi terhadap kontras media
2. Kelainan jantung
3. DLL

Alat dan Bahan yang Digunakan


Bahan Steril
1. Jarum arteriogram
2. Adaptor
3. Spuit 50 ml sebanyak 2 buah
4. Spuit 10 ml sebanyak 1 buah
5. Spuit 2 ml sebanyak 1 buah
6. Drawing up canula
7. Kateter
8. Sponge forceps
9. Mangkuk pelembab 2 buah
10. Gallipot
11. Kasa
12. Handuk

Bahan Unsteril
1. Pembersih kulit
2. Ampuls Kontras Media
3. Saline

4. Jarum Disposable
5. Pembuka Ampuls
6. Lokal Anestesi ( Omnopone atau Scopolamine )

Teknik Pemeriksaan
1. Persiapan Pasien

Pasien puasa kurang lebih 5 jam sebelum dimulainya pemeriksaan.

Mencukur rambut pada daerah yang akan dilakukan punksi ( pada daerah inguinal atau lipatan
paha dan pubis )

Pasien diwajibkan mixie sebelum pemeriksaan dimulai.

2. Premedikasi
Pemasukan bahan kontras ke dalam pembuluh darah akan menyebabkan rasa sakit selama pemeriksaan
dilakukan, sehingga diperlukan premedikasi untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Jika dilakukan
anastesi lokal maka harus diberikan omnopon dan scopolamine

3. Posisi Pasien:

Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan jari-jari kaki diputar 30 ke dalam.

Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah untuk diputar.

Variasi posisi pasien juga dapat dilakukan untuk mendukung penglihatan yang lebih baik pada
daerah poplitea dan cabang-cabangny

Kontras media
Conray 280 ( Glenda J. Bryan )
Kontras media yang digunakan berjenis water soluble organik iodine compounds dengan konsentrasi
bahan antara 50% sampai 76%. Jumlah kontras media yang dipunksi sebanyak 20 ml sampai 30 ml
untuk satu proyeksi arteriografi femoralis dengan kecepatan penyuntikan 8 sampai ml/s dan 40 ml- 60 ml
untuk proyeksi bilateral dengan kecepatan penyuntikan mencapai 10 sampai 15 ml/s.

Metode Pemasukan Bahan Kontra


1. Pada pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah anestesi lokal pada daerah
lipat paha (inguinal) dengan jarum no.18.

2. Bila canul telah berada di dalam lumen arteri,


3. maka dimasukkan guide wire melalui jarum seldinger ke dalam lumen arteri.
4.

Pemasukkan guide wire dilakukan di 7bawah kontrol fluoroskopi dan diarahkan ke bifurkartio
aorta abdominalis ( lumbal dua atau lumbal tiga ).

5.

Kemudian jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan dan hati-hati agar guide wire tidak
tercabut.

6.

Daerah punksi ditekan agar tidak terjadi hematom.

7.

Kateter dimasukkan melalui guide wire sampai ke daerah pembuluh yang dikehendaki dibawah
kontrol fluoroskopi.

8. Guide wire dicabut


9. selanjutnya dimasukkan bahan kontras (tes kontras) ke dalam kateter untuk melihat apakah
kateter sudah berada didalam pembuluh darah yang diinginkan.

Teknik Pengambilan Gambar


Pengambilan gambar dapat dilakukan dengan teknik single film atau dengan serial film. Setiap teknik
yang digunakan dibutuhkan teknik khusus tertentu, yaitu :

a. Single Film Technique

Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x 43 cm.

Membutuhkan dua kali penyuntikan kontras yang masing-masing


menggambarkan arteri femoralis dan arteri tibia sampai dorsalia.

digunakan

untuk

b. Serial Film Technique

Menggunakan film ukuran 35 cm x 35 cm.

Membutuhkan peralatan yang mempunyai variasi kecepatan pergantian film, termasuk rol film,
cut film, dan kaset charger yang berkemampuan dua eksposi dalam satu menit. Hanya

memerlukan satu kali penyuntikan bahan kontras


Teknik Pengambilan Gambar
Dengan Single Film Technique

Pengambilan plan foto terlebih dahulu dari (femur,genu dan cruris) dengan posisi AP dan Lateral baik
dextra maupun sinistra.

Jika kontras sudah dimasukan maka barulah dilakukan foto lagi dari

(femur,genu dan cruris) dengan posisi AP dan Lateral baik dextra maupun sinistra.

Untuk posisi pasien

Batas atas bawah di setiap foto kontras baik Femur,genu dan cruris sama saja seperti foto tanpa kontras
biasa.
CR: tegak lurus menembus opjek.
CP: sama seperti foto Femur,genu dan cruris biasa.

\\Penyuntikan secara langsung (direct puncture)


Common
femoral
a r t e r y kanan merupakan arteri yang paling sering dijadikan
akses puncture oleh karena lumen yang cukup besar, pulsasi yang teraba lebih superficial, terdapatcaput
femoris di bagian profunda sehingga mudah dilakukan penekanan arteri untuk menghindarihematoma dan
komplikasi lebih lanjut.
Kateterisasi teknik seldinger
Pada pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah anestesi lokal padadaerah lipat paha
(inguinal) dengan jarum no.18. Bila canul telah berada di dalam lumen arteri,maka dimasukkan guide
wire melalui jarum seldinger ke dalam lumen arteri. Pemasukkan guidewire dilakukan di bawah kontrol
fluoroskopi dan diarahkan ke bifurkartio aorta abdominalis (lumbal dua atau lumbal tiga ). Kemudian
jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan danhati-hati agar guide wire tidak tercabut. Daerah punksi
ditekan agar tidak terjadi hematom.Kateter dimasukkan melalui guide wire sampai ke daerah pembuluh
yang dikehendaki dibawahkontrol fluoroskopi. Guide wire dicabut selanjutnya dimasukkan bahan kontras
(tes kontras) kedalam kateter untuk melihat apakah kateter sudah berada didalam pembuluh darah
yangdiinginkan

You might also like