Professional Documents
Culture Documents
Keywords
Kata Kunci : gel perasan umbi kentang, luka bakar, vitamin c, zat besi
PENDAHULUAN
Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh kontak langsung dengan suhu
tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi. Luka bakar akan mengakibatkan
tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga mempengaruhi seluruh sistem tubuh pasien. Pada
ii
pasien dengan luka bakar luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi
sehingga timbul berbagai macam komplikasi yang memerlukan penanganan khusus
(Moenadjat, 2009).
Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi dan
memberi kesempatan sisa-sisa epitel untuk berpoliferasi dan menutup permukaan luka, dalam
proses penyembuhan luka dibutuhkan senyawa yang dapat memacu pembentukan kolagen
yaitu saponin maupun vitamin C yang mekanisme kerjanya serupa dengan saponin. Vitamin
C adalah salah satu senyawa yang dapat memproduksi kolagen pada tubuh sehingga sangat
berperan aktif menjaga kekencangan kulit dan menjaganya agar tidak mudah keriput.
Penelitian tentang luka bakar yang telah dilakukan oleh Inriani Marlin M.R, dkk
(2012), dengan judul penelitian FORMULASI DAN UJI KRIM EKSTRAK UMBI
SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP LUKA BAKAR PADA KELINCI dengan
kandungan karbohidrat, fosfor, vitamin C, vitamin B1 dan protein yang menunjukkan bahwa
pada konsentrasi krim ekstrak singkong 2% telah memberikan efek penyembuhan dan
semakin meningkat konsentrasi yakni 4% dan 8% yang terkandung menunjukan semakin
efektif dan mempercepat proses penyembuhan.
Tanaman yang secara empiris digunakan sebagai pengobatan luka bakar adalah umbi
kentang (Solanum tuberosum L.) yang memiliki kandungan kimia yang sama dengan umbi
singkong, yaitu flavonoid, Vitamin C, mineral, Vitamin B kompleks, zat besi, karbohidrat
dan serat. Pada kasus ini, zat aktif yang diduga berperan aktif sebagai penyembuhan luka
bakar adalah flavonoid, vitamin C, dan zat besi.
Sediaan gel perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) mempunyai efek
menyembuhkan luka bakar pada kulit punggung kelinci (Oryctolagus cuniculus) jantan yang
diinduksi logam panas. Pada konsentrasi tertentu perasan umbi kentang (Solanum tuberosum
L.) yang memiliki efek penyembuhan luka bakar yang berbeda tidak signifikan dengan
pemberian Bioplacenton pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) jantan.
BAHAN & CARA PENELITIAN
Alat
Juicer, beaker glass, gelas ukur, mortir dan stamper, penangas air, timbangan analitik,
thermometer, cawan porselen, batang pengaduk, tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, pH
universal, lempeng kaca, gunting cukur, Besi bulat diameter 2cm, kassa steril.
iii
Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi kentang,
propilengilkol, CMC Na, TEA, Aquadest, bioplacenton sebagai kontrol positif dan kelinci
jantan sebanyak 15 ekor yang berumur 3-4 bulan dengan berat 1,8-2 kg.
Cara Penelitian
1. Determinasi
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro (UNDIP).
2. Pembuatan Perasan Umbi Kentang
Penyiapan bahan baku perasan umbi kentang terlebih dahulu cuci umbi kentang,
kemudian timbang sebanyak 100 g lalu kupas kulit luar dari umbi kentang, setelah itu
cuci kembali umbi kentang untuk kemudian dicelupkan dulu pada perasan jeruk nipis dan
kemudian juicer umbi kentang tersebut untuk kemudian ditampung sari umbi kentang.
3. Uji Identifikasi Kandungan Perasan Umbi kentang
a) Vitamin C
Uji identifikasi Vitamin C dilakukan dengan cara menampung 5ml perasan
umbi kentang yang kemudian diberi tetesan iodium hingga ada perubahan warna
bening pada perasan umbi kentang tersebut.
b) Zat Besi (Ferro)
Uji identifikasi zat besi dilakukan dengan cara menampung 5 ml perasan umbi
kentang untuk kemudian masing-masing diberi tetesan NaOH hingga terjadi endapan
hijau kotor yang kemudian dipanaskan hingga berubah warna menjadi coklat (ferro).
4. Pembuatan Gel Perasan Umbi Kentang
Tabel I. Formulasi Gel Perasan Umbi Kentang
Komposisi Gel
Perasan Umbi Kentang
CMC Na
TEA
Propilenglikol
Aquadest ad
F1
(2% v/b)
2ml
1,5g
1g
15g
100g
iv
Formulasi
F2
(4% v/b)
4ml
1,5g
1g
15g
100g
F3
(8% v/b)
8ml
1,5g
1g
15g
100g
vi
Bangsa terong-terongan) 1b, 3b, 5b, 6a. Genus 6. Solanum. Species 5 : Solanum
tuberosum L. (Kentang).
2. Identifikasi Kandungan Kimia
a. Identifikasi Vitamin C
Jumlah tetesan larutan iodium yang digunakan untuk membuat perasan umbi kentang
menjadi lebih bening yaitu sebanyak 35 tetes larutan iodium.
b. Identifikasi Zat Besi
Pada identifikasi zat besi, perasan umbi kentang dimasukan ke dalam tabung
reaksi dan diidentifikasi dengan larutan NaOH terjadi endapan hijau kotor kemudian
menjadi coklat (Ferro). Dengan hasil yang didapat adalah pada kentang dengan
penambahan NaOH yang warnanya berubah menjadi coklat muda berarti umbi
kentang mengandung zat besi (ferro).
Konsentrasi
Basis gel
Kadar 2% v/b
Kadar 4% v/b
Kadar 8% v/b
vii
b. Pemeriksaan Organoleptis
Tabel III. Pemeriksaan Organoleptis Gel Perasan Umbi Kentang Hari ke 1&3
Konsentrasi
Bentuk
Warna
Bau krim
Basis gel
padat
Bening
Bau khas
Kadar 2% v/b
padat
Coklat Muda
Bau khas
Kadar 4% v/b
Kadar 8% v/b
padat
padat
Coklat
Coklat Tua
Bau khas
Bau Khas
c. Pemeriksaan pH Gel
Tabel IV. Hasil Uji pH Gel Perasan Umbi Kentang Hari ke 1 & 3
Konsentrasi
Basis gel
Kadar 2% v/b
Kadar 4% v/b
Kadar 8% v/b
Hari Ke 1
7
7
7
7
Hari Ke 3
7
7
7
7
Tanpa
Beban
3.5 cm
Kadar 2%
Kadar 4%
Kadar 8%
1g
5g
10 g
2.8 cm
3.9 cm
2.1 cm
2.5 cm
2.4 cm
3.1 cm
3.3 cm
2.5 cm
2.5 cm
2.6 cm
2.6 cm
2.2 cm
3.1 cm
3.6 cm
3.5 cm
Tanpa Beban
Beban Tekan
5 detik
5 detik
4 detik
4 detik
7 detik
6 detik
5 detik
6 detik
Basis gel
Kadar 2%
Kadar 4%
Kadar 8%
Beban
Penglepasan
7 detik
6 detik
5 detik
6 detik
4. Analisis Data
Tabel VII. Data Hasil Pengamatan Lama Kesembuhan Luka Bakar
Pada Kelinci
Konsentrasi
Basis Gel
Bioplacenton
Kadar 2%
Kadar 4%
Kadar 8%
MeanSD (Hari)
13,200,836
9,000,707
12,200,836
10,000,707
8,200,836
viii
Rata-Rata %
Kesembuhan Hari 3
5%
17%
9%
14%
26%
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Kadar 2%
Kadar 4%
Kadar 8%
Rata-Rata %
Kesembuhan Hari 6
28%
65%
28%
55%
75%
p-value
0,000
Kesimpulan
Berbeda signifikan
0,058
0,000
0,000
0,000
0,058
0,124
0,044
0,000
0,002
PEMBAHASAN
1. Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan untuk memastikan tanaman yang digunakan sesuai
dengan tanaman yang dimaksud. Berdasarkan hasil determinasi diperoleh
kesimpulan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Solanum
tuberosum L. atau Kentang
2. Identifikasi Kandungan Kimia
a. Uji Vitamin C
Uji vitamin C dilakukan untuk mempertegas adanya kandungan vitamin C
dalam umbi kentang.
Vitamin C + Iodium
ix
tidak sesuai dengan standar pengujian daya sebar sehingga menyebabkan tidak
maksimalnya penyebaran sediaan gel perasan umbi kentang pada luka bakar.
Absorbsi obat ke kulit berlangsung lambat sehingga mempengaruhi efek kesembuhan
dari luka bakar tersebut.
e. Uji Daya Lekat Sediaan Gel
Dari pengujian didapat hasil bahwa uji daya lekat sudah memenuhi
persyaratan, karena uji daya lekat yang baik adalah lebih dari 4 detik. Semakin lama
gel melekat pada kulit maka efek yang ditimbulkan juga semakin besar. Sediaan gel
dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada tempat yang diobati (misal kulit),
karena obat tidak mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan.
4. Analisis Data
Berdasarkan tabel lama kesembuhan luka bakar, didapatkan bahwa fase
fibroblast sebagai parameter kesembuhan luka bakar membutuhkan waktu 9 hari untuk
kontrol positif (bioplacenton), sedangkan untuk kadar 8% membutuhkan waktu
kesembuhan luka bakar 8 hari. Hampir semua perlakuan mempunyai efek terhadap
kesembuhan luka bakar. Dengan peningkatan kadar konsentrasi dari perasan gel umbi
kentang, semakin pendek juga waktu yang dibutuhkan untuk kesembuhan luka bakar
derajat 2 superficial.
Dilihat dari hasil yang didapat, rata-rata persen kesembuhan luka bakar
menunjukan bahwa pada hari ketiga yang memiliki persentase tertinggi adalah pada
kadar 8% dengan rata-rata kesembuhan 26% sedangkan untuk nilai terendahnya ada pada
perlakuan kontrol negatif dengan rata-rata kesembuhan 5%. Untuk persen kesembuhan
hari keenam yang memiliki persentase tertinggi ada pada kadar 8% dengan rata-rata
kesembuhan 75% dan yang terendah dengan rata-rata kesembuhan 28% ada pada kontrol
negatif dan kadar 2%. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan kadar konsentrasi pada gel
perasan umbi kentang mampu mempercepat proses kesembuhan luka bakar.
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan statistik parametrik yang
didasarkan pada normalitas dan homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA,
setelah itu diteruskan dengan uji LSD.
xi
Dari hasil uji LSD yang diperoleh menunjukan bahwa pada kontrol negatif
dengan kontrol postif, kadar 4% dan kadar 8% berbeda signifikan berarti tidak sebanding
dengan kontrol negatif yang hanya berisi basis gel dalam penyembuhan luka bakar pada
kelinci.
Sedangkan pada kontrol positif dengan kadar 4% dan kadar 8% berbeda tidak
signifikan dengan arti bahwa kontrol positif memiliki nilai yang sebanding dalam
penyembuhan luka bakar pada kelinci.
Hasil Analisis data dari nilai signifikan lama kesembuhan luka dengan parameter
kesembuhan lepasnya jaringan nekrosis dan tumbuh jaringan kolagen menunjukkan
bahwa kadar 8% gel perasan umbi kentang mempunyai efek penyembuhan yang
sebanding dengan kontrol positif (bioplacenton). Dikarenakan perasan umbi kentang
(Solanum tuberosum L.) memiliki kandungan senyawa vitamin C dengan mekanisme
kerja yang sama dengan kontrol positif (bioplacenton) dengan cara membentuk jaringan
kolagen sehingga jaringan kulit yang rusak dapat tumbuh kembali. Sedangkan
mekanisme dari zat besi yang berperan sebagai antioksidan yang mendukung kerja dari
vitamin C sehingga vitamin C dapat bekerja dengan maksimal dalam membentuk
jaringan kolagen yang baru.
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka formulasi gel perasan
umbi kentang memiliki efektifitas terhadap kesembuhan luka bakar pada kelinci seperti
pada penelitian pendahulu dari Inriani Marlin dkk dengan menggunakan umbi singkong
sebagai bahan utama dalam kesembuhan luka bakar dan vitamin C sebagai pelopor
kesembuhan dari luka bakar.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dianalisis statistik dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Gel perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) terbukti dapat memberikan efek
penyembuhan terhadap luka bakar pada punggung kelinci jantan yang diinduksi
logam panas.
xii
2.
Pada gel perasan umbi kentang (Solanum tuberosum L.) konsentrasi 8% v/b sudah
menunjukan adanya efek penyembuhan luka yang berbeda tidak signifikan dengan
bioplacenton nilai signifikan (0,124> 0,05).
B. Saran
1. Perlu dicari referensi formulasi gel yang lainnya, dikarenakan pada formulasi yang
digunakan memiliki pH yang kurang baik untuk kulit juga daya sebar gel yang belum
memenuhi standarisasi. Jadi, perlu formulasi baru yang memiliki pH antara 4,5-6,5
yang baik untuk kulit dan daya sebar gel antara 5-7cm.
2. Perlu penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian gel perasan
umbi kentang terhadap gambaran histopatologis kesembuhan luka.
UCAPAN TERIMAKASIH
Bapak, Ibu dosen serta staf karyawan laboratorium Prodi Farmasi dan Staf karyawan
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moenadjat, Y., 2003, Luka Bakar, Edisi Kedua, Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
2. Brunner & Suddart., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Hal.1912-
3. Selfie, P.J., dkk, 2012, Pembuatan Salep Antijerawat Dari Ekstrak Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Jurnal Jurusan Farmasi Politeknik
xiii