Professional Documents
Culture Documents
PENYAKIT DIARE
Selasa, 14 Februari 2012
asuhan keperawatan diare
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klien yang di rawat di rumah sakit umumnya dengan masalah fisik juga
mengalami psikososial seperti berdiam diri, merasa kecewa, malu dan merasa tida
berguna di sertai keraguan-keraguan dan kepecayaan diriyang kurang.
Pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada klien ( laboraturium, CT,Scan ) dan
tindakan ( suntikan, infus, observasi rutin) sering membuat pasien sebagai objek,
keluarga juga sering merasakan kekhawatira untuk membicarakan keaadaan klien.
Klien dan keluarga sering tidak di ajak komunikasi, kurang di beri
informasi yang dapat mengakibatkan perasaan sedih, takut, marah, tidak berdaya
karena informasinya tidak jelas disertai ketidakpastian.
Dengan melakukan asuhaan keperawatan pada konsep dari klien yang di
intergrasikan secara komprehensif pada program asuhan klien dan kelurga klien
mungkin dapat berperan serta self care( perawatan diri) dan family support
( dukungan keluarga dapat terwujud ).
Keadaan klien dan keluarga ini dapat di atasi dengan cara peningkatan
kualitas asuhan pelayanan keperawatan. Salah satu aspek yang dapat dilakukan
adalah asuhan keperawatan psikososial khususnya perawatan konsep diri klien
dengan memberdayakan kelurga dan sistem pendukung klien.
B. Ruang Lingkup
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penyusun membatasi ruang lingkup
makalah hanya pada Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit DIARE.
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan :
1. Untuk memenuhi sejauh mana perawat membuat asuhan keperawatan.
2. Untuk menambah penggetahuan bagi perawat, khususnya tentang pedoman
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
DIARE.
3. Memberikan alternatif pemecahan masalah yang mungkin berguna dan dapat di
terima dalam pemberian Asuhan Keperawatan.
4. Untuk mengetahui gambaran tentang penyakit DIARE.
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan deskriptif yaitu pengumpulan data,
menganalisa data, serta menarik kesimpulan, ada pun teknik penyusunan makalah
ini antara lain : studi perpustakaan, observasi, dan catatan keperawataan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu
keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
B. PENYEBAB
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E.
Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus,
comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan
(misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan
psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan
terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam
beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri,
infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota
virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,
strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas
homunis) jamur (canida albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah
dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikolo gis
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga
gangguan
motalitas
usus,
terjadinya
hiperperistaltik
akan
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme
yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler
kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya
gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan
absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang
encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan
yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap
disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai
berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15
tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1
ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tt
s/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan
4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts)
8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10%
+ 1 bagian NaHCO3 1 %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan
lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
a. Data fokus
1) Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Asupan dan haluaran
2) Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
- Kram
- Tenesmus
b. Diagnosa keperawatan
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara intake dan out put.
-
Resiko
tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
kontaminasi
usus
dengan
mikroorganisme.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh
peningkatan frekuensi BAB.
- Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal
lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.
- Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya
pengetahuan.
c. Intervensi
1) Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pantau cairan IV
- Kaji asupan dan keluaran
- Kaji status hidrasi
- Pantau berat badan harian
- Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi
2) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
- Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama
diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa yang mudah
dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.
- Hindari memberikan susu produk.
- Kon sultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
3) Cegah iritasi dan kerusakan kulit
- Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
- Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
- Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan
mengiritasi kulit).
4) Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi
(merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruangan
: ISO
Tanggal masuk
Nomor RM
: 467
Data diambil
14-06-2011
15-06-2011
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama
Nama Ibu
: An.F
: Ny.W
Jenis kelamin
Umur
Tanggal MRS
Alamat
Diagnosa medis
Sumber informasi
: 9 bulan
: 17-06-2011
: Sungai Kelik
: Diare
: Orang Tua (Ny.W)
a. Keluhan utama :
Klien datang ke rumah sakit pada tanggal 17 Juni 2011 pukul 20.45 WIB. Dari
anamesa yang di dapat dari ibu klien dengan keluhan BAB lebih dari 5 kali,
muntah saat di beri makan, batuk-batuk dan menangis tidak keluar air mata.
b. Riwayat penyakit saat ini :
Ibu klien mengatakan pada pagi hari suhu kbadan klien tinggi, 38 oC, dan pada
saat makan klien muntah
2. Riwayat keperawatan sebelumnya
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit yang pernah diderita :
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak pernah menderita penyakit berat. Hanya
penyakit ringan saja, seperti pilek, batuk dan belum pernah di rawat di rumah
sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarga
a. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
ibu klien mengatakan dalam keluarga belum pernah menderita penyakit yang
serius.
b. Lingkungan rumah dan komunitas : Bersih
c. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Merokok
Pola makan
4. Riwayat Nutrisi
Nafsu makan
: Ibu klien mengatakan klien makan 3 kali sehari
: klien makan hanya 2 kali pada saat di rumah sakit. Dan klien makan di rumah 3
Pola minum
kali sehari
: Di rumah klien biasanya minum air putih kurang lebih 5-6 gelas/ hari. Sedangkan
Pola eliminasi
5. Genogram (3 generasi)
Keterangan :
:
serumah
: Pasien
: Meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
III. OBSERVASI DAN PENGKAJIAN FISIK (HEAD TO TOE)
Keadaan Umum :
Tanda-tanda Vital
Tinggal
: 38oC
: 120 x/menit
RR
: 30 x/menit
stirahat tidur
A. Kesadaran
: CM
B. GCS
: Eye : 4 Verbal : 5
C. Nyeri kepala
Motorik : 6
: Ibu klien Di rumah klien tidur kurang lebih 8-12 jam per hari, klien tidur siang 3-4
jam, sedangkan malam 6-8. Klien tidur di Rumah sakit 8-10 jam. Siang 2-4 jam
dan malam 4-6 jam.
E. Kelainan N. Cranialis : Klien tidak ada kelainan pada kepala
2. Mata
:
:
:
:
:
:
:
Normal
Isokor
Positif
Merah muda
Tidak ikterik
Tidak ada odema
Tidak ada
3. Hidung
Bentuk
Mukosa
Skeret
: Normal
: kering
: Jernih
4. Telinga
Bentuk
Nyeri/gatal
Benda asing
Ketajaman pendengaran
: Normal
: tidak ada
: tidak ada
: tidak
5. Mulut
Mukosa mulut
: kering
Bibir
Lidah
Kebersihan rongga mulut
6. Tenggorokan
: Normal
: Hiperemik
: Bersih
: Kemerahan
7. Pernafasan (dada)
A. Bentuk dada
: Normal
B. Pola nafas
Jenis
: Dispnea
Bunyi nafas
: Roncki
Irama
: Teratur
Bunyi nafas
: vesicular
C. Reaksi otot bantu nafas
D. Perkusi thorax
: Sonor
E. Alat bantu pernafasan
: Tidak ada
F. Batuk
: Ada, batuk kering
8. Sirkulasi
A. Nyeri dada
B. Pulsasi
C. Odem
D. Cyanosis
E. Clubingfinger
9. Abdomen
Bentuk
Nyeri tekan
10. Eliminasi (bowel)
Buang air besar
: Tidak ada
: Lemah
: Tidak ada
: Tidak
: Tidak ada
: Normal / supel
: Tidak ada
: Di rumah
: 2-3 x / hari
warna : kuning
Di rumah sakit : 4-5 x/ hari
Bau
: busuk
Pemakaian obat pencahar : Tidak ada
Lavement
: Tidak ada
: Di rumah
: 3-4x / hari
Di rumah sakit : 2x / hari
: Kekuningan
: amoniak/ pengsing
: Tidak ada
C. Fraktur
D. Kulit
F. Akral
: Bebas
:
5
5
5
: Tidak
: Ikterik
: Hangat
: Kurang
H. Kebersihan
I. Oedema
: Beirsih
: Tidak ada
B. Analisa Data
No
Data
Etiologi
.
DS
1. : ibu klien mengatakan anak nya BAB Pengelura
Problem
Gangguan
nutris
kurang
dar
kebutuhan tubuh.
yang disediakan
3.
Preningkatan
anaknya panas38 C
tubuh
suhu Gangguan
rasa
nyaman
DO : -Suhu tubuh
-Klien tampak meringis kesakitan.
Kurang pengetahuian
/ informasi
Diagnosa Keperawatan
1. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubung dengan pengeluaran
yang berlebihan
2. perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah
C. Intervensi Keperawatan
terjadi pernapasan
2.Untuk
mengetah
3.untuk
mengetah
elektrolit
bany
kekrangan caiaran
2.
Dx 2
: 38oC
: 120 x/menit
RR
: 30 x/menit
Setelah
tindakan
faktor-faktor sejauh
1. Untuk mengetah
kurangnya perkembangan
ma
da
keadaan pasien.
untuk
makan
dalam peransangan
mendadak
ya
pa
lambung.
3.
Hindari
yang
makanan 3.Untuk
keras
dan mrnghindarkan
Dx 3
mengandung lemak.
pencernaan
dilakukan 1. member kompres 1.menurunkan
Setelah
tindakan
su
tubuh klien
suhu
tubuh
37
C nyeri
menentukana etiolo
kembali normal
-
ibu
dan
klien
badan
manifesta
terjadinya komplika
3.untuk
tubuh
menguran
klien
medis
pemberian
4.
Dx 4
Setelah
tindakan
obat
antipiretik.
dilakukan Berikan
pendidikan Agar keluarga ta
keperawatan kesehatan
mengetahui -berikan
penyakit
mengerti
penyakit
anaknya
dapat -berikan
penjelasan
dan
penyebab.
D. Implementasi Keperawatan
No.
Dx. Keperawatan
Hari / Tanggal /
yang
menja
dalam normal
da
1.
Dx I
Jam
Senin, 20-6-2011D: Ibu klien mengatakan anaknya BAB lebih dari 5
07:00
Dx II
makanan
yang keras
dan
Dx IV
anaknya
-berikan penjelasan penyebab dan efeknya.
R :Ibu pasien masih belum mengerti.
2.
Dx I
Selasa, 21-6-2011
D : ibu klien mengatakan BAB anaknya sedikit
08:00
Dx II
D:
Ibu
Klien
mengatakan
anaknya
hanya
3.
Dx I
Dx II
D:
Ibu
Klien
mengatakan
anaknya
sudah
E. Evaluasi Keperawatan
No.
1.
Dx. keperawatan
Dx I
Hari / Tanggal
Evaluasi
senin, 20-06-2011
S: Ibu klien mengatakan anaknya
BAB lebih dari 5 kali sehari da.n
cair.
O : klien terlihat lemah .
Mata klien tampak cekung
Tugor klien kurang baik
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
: -Mengobservasi tanda-tanda vital
suhu, nadi dan pernapasan.
-Menganjurkan pada ibu klien
untuk
mengatur
waktu
makannya.
E : agar kebutuhan cairan dan
elektrolit terpenuhi
S : ibu klien mengatakan anaknya
Dx II
penyebab
kepada
klien,
Paraf
Dx IV
pengertian
penyakit
2.
Dx I
anaknya
sudah
berkurang
Dx III
3.
Dx I
P : Lanjutkan intervensi
Rabu, 22-6-2011S : Ibu klien mengatakan BAB
anaknya sudah tidak lagi cair
seperti kemarin
O : pasien tampak sedikit segar
A : Masalah sudahteratasi.
P : Hentikan intervensi.
Dx II
klien
menghabiskan
porsi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah
atau lendir dalam tinja. Diare juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai
atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi
pada lambung atau usus.
B. Saran