You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT DIARE
Selasa, 14 Februari 2012
asuhan keperawatan diare

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klien yang di rawat di rumah sakit umumnya dengan masalah fisik juga
mengalami psikososial seperti berdiam diri, merasa kecewa, malu dan merasa tida
berguna di sertai keraguan-keraguan dan kepecayaan diriyang kurang.
Pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada klien ( laboraturium, CT,Scan ) dan
tindakan ( suntikan, infus, observasi rutin) sering membuat pasien sebagai objek,
keluarga juga sering merasakan kekhawatira untuk membicarakan keaadaan klien.
Klien dan keluarga sering tidak di ajak komunikasi, kurang di beri
informasi yang dapat mengakibatkan perasaan sedih, takut, marah, tidak berdaya
karena informasinya tidak jelas disertai ketidakpastian.
Dengan melakukan asuhaan keperawatan pada konsep dari klien yang di
intergrasikan secara komprehensif pada program asuhan klien dan kelurga klien
mungkin dapat berperan serta self care( perawatan diri) dan family support
( dukungan keluarga dapat terwujud ).
Keadaan klien dan keluarga ini dapat di atasi dengan cara peningkatan
kualitas asuhan pelayanan keperawatan. Salah satu aspek yang dapat dilakukan
adalah asuhan keperawatan psikososial khususnya perawatan konsep diri klien
dengan memberdayakan kelurga dan sistem pendukung klien.
B. Ruang Lingkup
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penyusun membatasi ruang lingkup
makalah hanya pada Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit DIARE.

C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan :
1. Untuk memenuhi sejauh mana perawat membuat asuhan keperawatan.
2. Untuk menambah penggetahuan bagi perawat, khususnya tentang pedoman
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
DIARE.
3. Memberikan alternatif pemecahan masalah yang mungkin berguna dan dapat di
terima dalam pemberian Asuhan Keperawatan.
4. Untuk mengetahui gambaran tentang penyakit DIARE.
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan deskriptif yaitu pengumpulan data,
menganalisa data, serta menarik kesimpulan, ada pun teknik penyusunan makalah
ini antara lain : studi perpustakaan, observasi, dan catatan keperawataan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu
keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
B. PENYEBAB
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E.
Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus,
comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan
(misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan
psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan
terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam
beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral

Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri,
infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota
virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris,
strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas
homunis) jamur (canida albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah
dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikolo gis
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga

gangguan

motalitas

usus,

terjadinya

hiperperistaltik

akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan


sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
dalam usus setela h berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme
yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler
kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya
gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan
absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang
encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.

D. MANIFESTASI KLINIS DIARE


1. Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan menggigil, nafsu makan
berkurang bahkan tidak ada, tinja menjadi cair bahkan mengandung darah dan
lendir, berat badan turun tungur kulit berkurang
2. Muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare
3. Bila sudag banyak kehilangan cairan dan elitrolit maka akan terjadi dehidrasi
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) Ph dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5.

Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena


kerusakan vili mukosa, usus halus.

6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.


7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
G. PENATLAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan
yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap
disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai
berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15
tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1
ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tt
s/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan
4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts)
8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10%
+ 1 bagian NaHCO3 1 %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan
lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
a. Data fokus
1) Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Asupan dan haluaran
2) Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
- Kram

- Tenesmus
b. Diagnosa keperawatan
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara intake dan out put.
-

Resiko

tinggi

infeksi

berhubungan

dengan

kontaminasi

usus

dengan

mikroorganisme.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh
peningkatan frekuensi BAB.
- Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal
lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.
- Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya
pengetahuan.
c. Intervensi
1) Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pantau cairan IV
- Kaji asupan dan keluaran
- Kaji status hidrasi
- Pantau berat badan harian
- Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi
2) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
- Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama
diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa yang mudah
dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.
- Hindari memberikan susu produk.
- Kon sultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
3) Cegah iritasi dan kerusakan kulit
- Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
- Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
- Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan
mengiritasi kulit).
4) Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi
(merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).

5) Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.


- Sediakan mainan sesuai usia.
- Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.
- Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.
6) Berikan dukungan emosional keluarga.
- Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.
- Rujuk layanan sosial bila perlu.
- Beri kenyamanan fisik dan psikologis.
7) Rencana pemulangan.
- Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.
- Kuatkan informasi tentang diet.
- Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.
- Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruangan

: ISO

Tanggal masuk

Nomor RM

: 467

Data diambil

14-06-2011
15-06-2011

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama
Nama Ibu

: An.F
: Ny.W
Jenis kelamin

Umur
Tanggal MRS
Alamat
Diagnosa medis
Sumber informasi

: 9 bulan
: 17-06-2011
: Sungai Kelik
: Diare
: Orang Tua (Ny.W)

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat keperawatan sekarang

a. Keluhan utama :
Klien datang ke rumah sakit pada tanggal 17 Juni 2011 pukul 20.45 WIB. Dari
anamesa yang di dapat dari ibu klien dengan keluhan BAB lebih dari 5 kali,
muntah saat di beri makan, batuk-batuk dan menangis tidak keluar air mata.
b. Riwayat penyakit saat ini :
Ibu klien mengatakan pada pagi hari suhu kbadan klien tinggi, 38 oC, dan pada
saat makan klien muntah
2. Riwayat keperawatan sebelumnya
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit yang pernah diderita :
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak pernah menderita penyakit berat. Hanya
penyakit ringan saja, seperti pilek, batuk dan belum pernah di rawat di rumah
sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarga
a. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
ibu klien mengatakan dalam keluarga belum pernah menderita penyakit yang
serius.
b. Lingkungan rumah dan komunitas : Bersih
c. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Merokok

Pola makan

4. Riwayat Nutrisi
Nafsu makan
: Ibu klien mengatakan klien makan 3 kali sehari
: klien makan hanya 2 kali pada saat di rumah sakit. Dan klien makan di rumah 3

Pola minum

kali sehari
: Di rumah klien biasanya minum air putih kurang lebih 5-6 gelas/ hari. Sedangkan

Pola eliminasi

di rumah sakit klien hanya minum kurang lebih 2-3 gelas/hari


: ibi klien mengatakan klien BAB 2-3 kali perhari dengan warna feses kuning
padat, bau busuk. Dan di Rumah sakit, BAB 4-5 kali perhari dengan feses
berwarna kuning cair.

5. Genogram (3 generasi)

Keterangan :
:
serumah
: Pasien
: Meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
III. OBSERVASI DAN PENGKAJIAN FISIK (HEAD TO TOE)
Keadaan Umum :
Tanda-tanda Vital

Tinggal

: 38oC

: 120 x/menit

RR

: 30 x/menit

Berat badan 7,9 Kg


1. Kepala

stirahat tidur

A. Kesadaran

: CM

B. GCS

: Eye : 4 Verbal : 5

C. Nyeri kepala

: Klien mengatakan tidak ada nyeri kepala

Motorik : 6

: Ibu klien Di rumah klien tidur kurang lebih 8-12 jam per hari, klien tidur siang 3-4
jam, sedangkan malam 6-8. Klien tidur di Rumah sakit 8-10 jam. Siang 2-4 jam
dan malam 4-6 jam.
E. Kelainan N. Cranialis : Klien tidak ada kelainan pada kepala
2. Mata

Pergerakan bola mata


Pupil
Reflek cahaya
Konjungtiva
Sklera
Palpebra
Alat bantu

:
:
:
:
:
:
:

Normal
Isokor
Positif
Merah muda
Tidak ikterik
Tidak ada odema
Tidak ada

3. Hidung
Bentuk
Mukosa
Skeret

: Normal
: kering
: Jernih

4. Telinga
Bentuk
Nyeri/gatal
Benda asing
Ketajaman pendengaran

: Normal
: tidak ada
: tidak ada
: tidak

5. Mulut
Mukosa mulut

: kering

Bibir
Lidah
Kebersihan rongga mulut
6. Tenggorokan

: Normal
: Hiperemik
: Bersih
: Kemerahan

7. Pernafasan (dada)
A. Bentuk dada
: Normal
B. Pola nafas
Jenis
: Dispnea
Bunyi nafas
: Roncki
Irama
: Teratur
Bunyi nafas
: vesicular
C. Reaksi otot bantu nafas
D. Perkusi thorax
: Sonor
E. Alat bantu pernafasan
: Tidak ada
F. Batuk
: Ada, batuk kering
8. Sirkulasi
A. Nyeri dada
B. Pulsasi
C. Odem
D. Cyanosis
E. Clubingfinger
9. Abdomen
Bentuk
Nyeri tekan
10. Eliminasi (bowel)
Buang air besar

: Tidak ada
: Lemah
: Tidak ada
: Tidak
: Tidak ada
: Normal / supel
: Tidak ada

: Di rumah

: 2-3 x / hari

warna : kuning
Di rumah sakit : 4-5 x/ hari
Bau
: busuk
Pemakaian obat pencahar : Tidak ada
Lavement
: Tidak ada

11. Eliminasi urine


Buang air kecil
Warna
Bau

: Di rumah
: 3-4x / hari
Di rumah sakit : 2x / hari
: Kekuningan
: amoniak/ pengsing

Konsistensi : kuning cair

Masalah eliminasi urine

: Tidak ada

12. Muskuloskeletal dan Integumen


A. Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM)
B. Kekuatan otot / tonus otot
Nilai kekuatan otot
5

C. Fraktur
D. Kulit
F. Akral

: Bebas
:
5

5
5
: Tidak
: Ikterik
: Hangat

: Kurang
H. Kebersihan
I. Oedema

: Beirsih
: Tidak ada

13. Genitalia (Reproduksi)


A. Bentuk alat kelamin
: Normal
B. Uretra
: Akrab
C. Kebersihan alat kelamin : Bersih

14. Aspek Psikososial


A. Ekspresi afek dan emosi
: Takut dan menangis
B. Hubungan dengan keluarga
: Akrab
alisasi bagi anak
: klien menjadi cemas pada saat perawat memberikan obat lewat injeksi via IV
D . Dampak hospitalisasi bagi orang tua : Ibu klien mengatakan pasrah dengan
penyakit yang di derita
anaknya.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diare
V. TERAPI
Tanggal 20-06-2011
Injksi cafrixone
Injeksi Antrain
Injeksi Ranitidin
Injeksi ondansetron
Tanggal 15-06-2011
Pedialytesol
Pemasangan infus RL 25t/menit

B. Analisa Data
No

Data

Etiologi

.
DS
1. : ibu klien mengatakan anak nya BAB Pengelura

Problem

cairan ganguan keseimbang

lebih dari 5 x dengan kosentrasi tinja yang berlebihan

cairan dan elektrolit

cair dan berbau busuk.


DO : klien terlihat lemah .
Mata klien tampak cekung
Tugor klien kurang baik
2. :Ibu klien mengatakan anaknya nasih Muntah
sering muntah dan kurang makan.

Gangguan

nutris

kurang

DO : klien tidak mengahabis porsi makanan

dar

kebutuhan tubuh.

yang disediakan

3.

DS : Ibu klien mengatakan badan

Preningkatan

anaknya panas38 C

tubuh

suhu Gangguan

rasa

nyaman

DO : -Suhu tubuh
-Klien tampak meringis kesakitan.

4.: ibu klien merasa cemas dengan penyakit cemas


yang di derita anaknya

Kurang pengetahuian
/ informasi

: ibu klien nampak cemas pada saat di


rumah sakit.

Diagnosa Keperawatan
1. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubung dengan pengeluaran
yang berlebihan
2. perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah

gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatn suhu tubuh

3. gangguan rasa nyaman berhubungan dengan

4. cemas berhubungan / infomasi tentang penyakit yang diderita anak

C. Intervensi Keperawatan

No. Dx. keperawatan


Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Dx 1
Setelah
dilakukan1. observasi tanda-tanda1.Mengetahui keadaa
tindakan
3x24

keperawatan vital suhu, nadi dan umum klien


jam,

terjadi pernapasan

2.Untuk

mengetah

pengurangan cairan yang2. anjurkan pada klien klien kurang nutr


berlebihan dengan KH:

untuk tetap mengatur atau tidak

Klien BAB berkurang waktu makan.

3.untuk

mengetah

dengan konsentrasi 1-23.Kaji tingkat cairan dan berapa


kali sehari.

elektrolit

bany

kekrangan caiaran

- Klien tampak sehat


- Tanda-tanda vital

2.

Dx 2

: 38oC

: 120 x/menit

RR

: 30 x/menit

Setelah
tindakan

dilakukan 1. Kaji status pasien


keperawatan Dan

faktor-faktor sejauh

3x24 jam, kluien mau penyebab


makan dengan KH:

1. Untuk mengetah

kurangnya perkembangan

intrake nutris kleni.

ma

da

keadaan pasien.

Menu yang di sediakan 2. Anjurn pada klien, 2.Mencegah


telah habis di makan

untuk

makan

dalam peransangan

porsi kecil taapi sering.

mendadak

ya

pa

lambung.
3.

Hindari

yang

makanan 3.Untuk

keras

dan mrnghindarkan

makanan yang banyak instansi pada daer


3.

Dx 3

mengandung lemak.
pencernaan
dilakukan 1. member kompres 1.menurunkan

Setelah
tindakan

keperawatan panas pada klien

su

tubuh klien

3x24 jam, menunjukan


penurunan suhu tubuh
dengan KH:
-

suhu

2. observasi timbulnya 2.seberapa jauh nye

tubuh

37

C nyeri

menentukana etiolo

kembali normal
-

ibu

dan

klien

badan

manifesta

terjadinya komplika

anaknya tidak panas lagi

3.untuk
tubuh

menguran
klien

3. kolaborasi dengan demam


tim

medis

pemberian
4.

Dx 4

Setelah
tindakan

obat

antipiretik.
dilakukan Berikan
pendidikan Agar keluarga ta
keperawatan kesehatan

pada dan mengerti tenta

mengetahui -berikan

penyakit

anaknya dengan KH:


klien

mengerti
penyakit

anaknya

dapat -berikan

penjelasan

tentang penyebab dan efeknya.


akut

dan

penyebab.

D. Implementasi Keperawatan
No.

Dx. Keperawatan

Hari / Tanggal /

yang

pengertian derita anaknya.

penyakit yang di derita penyakit yang di derita


Keluarga

menja

dalam normal

3x24 jam, orang tua keluarpasien


klien

da

DAR : D=dada A=Action R=Respon

1.

Dx I

Jam
Senin, 20-6-2011D: Ibu klien mengatakan anaknya BAB lebih dari 5
07:00

kali sehari da.n cair.


A:-Mengobservasi tanda-tanda vital suhu, nadi dan
pernapasan.
-Menganjurkan pada ibu klien untuk mengatur
waktu makannya.
R:- klien tampak lemah
-Vital sign : suhu 38 C, N 120x/menit, RR
30x/menit
Pagi, siang, malam klien makan bubur.
D:Ibu Klien mengatakan kurang nafsu makan.

Dx II

A:-mengkaji status nutrurisi dan faktor-faktor


penyebab kurangnya intake nutrisi.
-menganjurkan kepada klien, supaya anaknya
makan dalam porsin kecil tapi sering
-menghindarkan

makanan

yang keras

dan

kurang mengandung banyak lemak.


R:-Klien tidak menghabisaakan porsi makan yang
di sediakan.
D:Ibu klien mengatakan badan anaknya panas.
Dx III

A:-Memberikan kompres hangat pada klien.


-Observasi suhub tubuh klien
-Kolaborasi dengan tim medis dalam pembeian
obat.
R: suhu tubuh 38 C
D:ibu klien mengatakan bahwa dia cemas akan
penyakit anaknya.

Dx IV

A:Berikan pendidikan kesehatan pada keluarpasien


-berikan pengertian penyakit yang di derita

anaknya
-berikan penjelasan penyebab dan efeknya.
R :Ibu pasien masih belum mengerti.

2.

Dx I

Selasa, 21-6-2011
D : ibu klien mengatakan BAB anaknya sedikit
08:00

berkurang namun masih cair.


A :-Menganjurkan pada ibu klien untuk mengatur
waktu makannya.
R: klien agak sedikit membaik.

Dx II

D:

Ibu

Klien

mengatakan

anaknya

hanya

menghabiskan porsi makanan .


A: -mengkaji status nutrurisi dan faktor-faktor
penyebab kurangnya intake nutrisi.
-menganjurkan kepada klien, supaya anaknya
makan dalam porsin kecil tapi sering
-menghindarkan makanan yang keras dan kurang
mengandung banyak lemak.
R: -Klien masih hanya menghabiskan porsi makanan
yang di sediakan..
D: Ibu klien mengatakan badan anaknya tidak lagi
panas seperti kemarin.
Dx III

A: -Memberikan kompres hangat pada klien.


-Observasi suhub tubuh klien
-Kolaborasi dengan tim medis dalam pembeian
obat.
R: suhu tubuh 37,4 C

: ibu klien mengatakan bahwa dia sudah sedikit


tenang.
Dx IV

A :Berikan pendidikan kesehatan pada keluarpasien


-berikan pengertian penyakit yang di derita
anaknya
-berikan penjelasan penyebab dan efeknya.

3.

Dx I

R :Ibu pasien sudah sedikit mengerti.


Rabu, 22-6-2011
D : ibu klien mengatakan BAB anaknya sudah tidak
08:00

lagi cair seperti kemarin.


A :-Menganjurkan pada ibu klien untuk mengatur
waktu makannya.
R: klien sudah membaik.

Dx II

D:

Ibu

Klien

mengatakan

anaknya

sudah

menghabiskan makanan yang di sediakan.


A: -mengkaji status nutrurisi dan faktor-faktor
penyebab kurangnya intake nutrisi.
-menganjurkan kepada klien, supaya anaknya
makan menghabiskan porsi yang di sediakan.
-menghindarkan makanan yang keras dan kurang
mengandung banyak lemak.
R: -nafsu makan klien sudah membaik.
: ibu klien mengatakan bahwa dia sudah merasa
tenang.
A :Berikan pendidikan kesehatan pada keluarpasien
Dx IV

-berikan pengertian penyakit yang di derita


anaknya
-berikan penjelasan penyebab dan efeknya.
R :Ibu pasien sudah mengerti.

E. Evaluasi Keperawatan

No.
1.

Dx. keperawatan
Dx I

Hari / Tanggal
Evaluasi
senin, 20-06-2011
S: Ibu klien mengatakan anaknya
BAB lebih dari 5 kali sehari da.n
cair.
O : klien terlihat lemah .
Mata klien tampak cekung
Tugor klien kurang baik
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
: -Mengobservasi tanda-tanda vital
suhu, nadi dan pernapasan.
-Menganjurkan pada ibu klien
untuk

mengatur

waktu

makannya.
E : agar kebutuhan cairan dan
elektrolit terpenuhi
S : ibu klien mengatakan anaknya
Dx II

kurang nafsu makn.


O : klien tidak mengahabis porsi
makanan yang disediakan
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
: mengkaji status nutrurisi dan
faktor-faktor

penyebab

kurangnya intake nutrisi.


-menganjurkan

kepada

klien,

supaya anaknya makan dalam


porsin kecil tapi sering
-menghindarkan makanan yang
keras dan kurang mengandung
banyak lemak.

Paraf

E: agar pasien menghabiskan porsi


yang disediakan
S
Dx III

:Ibu klien mengatakan badan


anaknya panas.
O : -Suhu tubuh 38 C
-Klien tampak meringis kesakitan
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
: memberikan kompres hangat
pada klien
E : suhu tubuh kembali normal.
: ibu klien mengatakan bahwa dia
cemas akan penyakit anaknya.

Dx IV

O : ibu klien nampak cemas pada


saat di rumah sakit
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
I : Berikan pendidikan kesehatan
pada keluarpasien
-berikan

pengertian

penyakit

yang di derita anaknya


-berikan penjelasan penyebab dan
efeknya
E: Ibu klien tidak merasakan cemas
yang berlebihan.

2.

Dx I

Selasa, 21-06- S: Ibu klien mengatakan BAB


2011

anaknya

sudah

berkurang

namun masih cair


O : klien terlihat lemah .

Mata klien tampak cekung


Tugor klien kurang baik
A : Masalah sedikit teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
Dx II

S: Ibu Klien mengatakan anaknya


hanya menghabiskan porsi
makanan .
O : klien tidak mengahabis porsi
makanan yang disediakan
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
S

Dx III

:Ibu klien mengatakan badan


anaknya tidak lagipanas.seperti
kemarin
O : -Suhu tubuh 37,4 C
A : Masalah sudah teratasi.
P : Hentikan intervensi.

: ibu klien mengatakan bahwa dia


sudah sedikit tenang.
Dx IV

O : ibu klien tidak lagi nampak


terlalu cemas seperti kemarin.
A : Masalah sedikit teratasi.

3.

Dx I

P : Lanjutkan intervensi
Rabu, 22-6-2011S : Ibu klien mengatakan BAB
anaknya sudah tidak lagi cair
seperti kemarin
O : pasien tampak sedikit segar
A : Masalah sudahteratasi.
P : Hentikan intervensi.

Dx II

S: Ibu Klien mengatakan anaknya


sudah bisa mebnghabiskian porsi
yang di sediakan.
O

klien

menghabiskan

porsi

makanan yang disediakan


A : Masalah sudah teratasi.
P : Hentikan intervensi
: ibu klien mengatakan bahwa dia
Dx IV

sudah merasa tenang.


O : ibu klien tidak lagi nampak
cemas seperti kemarin.
A : Masalah sudah teratasi.
P : Hentikan intervensi

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah
atau lendir dalam tinja. Diare juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai

atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi
pada lambung atau usus.
B. Saran

Hendaknya mahasiswa/i AKPER PEMDA KETAPANG dapat mengetahui


tentang apa itu penyakit DIARE

Hendaknya Mahasiswa/i AKPER PEMDA KETAPANG mengetahui apa itu


penyebab Diare, pengobatan/ intervensi, perjalanan penyakit/ patofisiologi, tandatanda dan gejala pada penyakit Diare

You might also like