You are on page 1of 253
tae ae a TT Ee MEW a) CE) Volume 3 EVE be weal PENERBIT BUKU KEDOKTERAN ltd Ee MEDICAL-SURGICAL NURSING CARE PLANS © 1993 by Delmar, A Division of Wadsworth, Inc. All ights reserved. No pat of is book may be reproduced or transmitted in any form or by any information storage and retrieval system, without permission, in writing, from the Publisher. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH. VOL 3 Allih bahasa: Dra, Suharyati Samba, $.Kp., dk. Editor: Monica Ester, S.Kp Hak cipta terjemahan Indonesia © 1994 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon : 6530 6283, ‘Anggota IKAPI Desain kulit muka: Samson P. Barus Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.. Cetakan [: 1999 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Engram, Barbara Rencana asuhan keperawatan medikal-bedah. Vol. 3 / Barbara Engram : alih bahasa, Suharyati Samba : editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. ~ Jakarta: EGC, 1998. x, 283 him. ; 19x 24cm, Judul asli: Medical-surgical nursing care plans ISBN 979-448-395.8 (no. vol. lengkzp) ISBN 979-448-434-2 (vol. 3) 1, Perawatdan perawaten bedah. I, Judul. Il. Samba, Suharyati UL. Ester, Monica 610.736 77 aftar Isi Prakata . . Pengantar dariPenerbit. . . . . Bagaimana Menggunakan Bukul BAB9 Masalah-Masalah Sistom Hepar, Bilier, dan Pankreas yeaa oS Hepatit 54 Sirosis Hepat... eee eee eee ete ete es SA Rolesistiti ise 551 Billoptalli cd civis ta mien ee Bada - 558 o Hipofisektomi Transsfenoidal. 6.6... eee lied wma wah Tiroidektomi A, Adrenalektomi . . 582 Bibliografi 583 (T]__Pembetiahan Kolumna Vertebralis. .. 1-6. +s Se - 585 Cedera Medula Spinalis . ere eee 598 Kraniotomi...- ‘607 Penyakit Alzheimer 614 SklerosisMultipe 620 Epilepsi Cedera OtakTraumatik . oy 6 a aA Bit a as Bibliografi eo... 651 X Daftar ish BAB 12 0 BAB 13 og BAB 14 Masalah-Masalah Sistem Reproduksi Histerektomi Prostatektomi . £ FWOR 86 ROR SG MABE cececsaneme vie euamurare 168 seeaeman sae Bibliografi Masalah-Masalah Sistem Imun AIDS: Kanker Nyeri. Kemoterapi Terapi Radiasi. . Imobilitas . . Kehilangan . Perawatan Praoperasi dan Pascaoperast Bibliografi. 0. eee ee ee ee Masalah-Masalah LukaBakar o% acai 2% © Ges 1S Terapi Intrava. a Syok . « sprssyaieonae wa Selon Ketidakseimbangan Cairandan Biokimia Bibliografi Apendiks 0 ‘Apendiks A —Pengkajian Pernapasan Apendiks B ~ Pengkajian Abdomen Apendiks C ~Pengkajian Fungsi Muskuloskeletal Apendiks D —Pengkajian Neuromuskular terhadap Ekstremitas Apendiks E - Pengkajian Perifer Vaskular Apendiks F -Survei Umum Apendiks G ~Pengkajian Kardiovaskular Apendiks H - Pengkajian Umum pada Mata Apendiks I - Pengkajian Status Auditorius Apendiks J - Pengkajian Neurologis Cepat Apendiks K —Daftar Cek Praoperasi Apendiks L - Pengkajian Pascaoperasi Rutin Standar Penampilan untuk Pasien Dewasa (Pernyataan Kompetensi) ... . . Indeks - . 653 =. 659 - 668 677 - 679 688 + = 694 ++ 701 eZ) +. 719 on TE. + 732 748 .. 746 = 758 761 +. 766 774 775 790 r 0 aD, 4 B AB SEMBILAN Pantreatis. Masalah-Masalah Disewsetins Sistem Hepar, Sirosis Hepar Kolesistitis Bilier, dan Referensi Pankreas ankreatitis Pankreatitis merujuk pada inflamasi pankreas. Ini dapat akut atau kronis. Mekanisme pasti yang menyebabkan reaksi inflamasitakielas tetapi diyakini karena autodigesti (Moorhouse et. al, 1988). Ini dikarakterisikan oleh produksi berlebihan dari enzim-enzim proteclitik yang mulai mencerna jaring- an pankreas dan menyebabkan edema, nekrosis, dan hemoragi. Komplikasi utama berkenaan dengan pankreatitis adalah pseudokista dan pembentukan abses. ‘Rongga-rongga abnormal ini pada akhirnya pecah dan menimbulkan peritonitis. Pseudokista dapat sembuh secara spontan; namun, pembedahan biasanya diperlukan untuk mengalirkan rongga abnormal ini untuk mencegah peritonitis (Moorhouse et al., 1988). RLP untuk Klasifikasi KDB dari pankreatitis adalah 6,1 hari (Lorenz, 1991). Penatalaksanaan Medis Umum * Puasa selama fase akut * Analgesik * Enzim-enzim pankreas Rencana Perawatan Terintegrasi * Nyeri + Imobilitas * TerapilV * Syok * Perawatan praoperasi dan pascaoperasi (bila pembedahan direncanakan) Pertimbangan Pulang * Perawatan lanjut * Obat-obatan untuk digunakan di rumah * Tindakan-tindakan untuk mencegah kekambuhan 518 Gabo (11 PENGKAJIAN DATA DASAR 1, Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab: + alkoholisme kronis dan penyakit bilier (terutama batu empedu) (paling umum menyebabkan pankreatitis akut) + prosedur endoskopik + hiperlipidema + hiperkalsemia * obat tertentu * transplantasi organ « penyakit ulkus peptikum 2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pada survei umwm (Apendiks F) dapat menunjukkan: a. Temuan paling bermakna: * nyeri epigastrik menetap dan berat yang dapat menyebar ke dada dan punggung. Nyeri di- sertai dengan mual, muntah, dan nyeri tekan abdomen. Biasanya, nyeri dikurangi dengan membungkuk ke depan atau melakukan posisi lutut-dada. * bising usus hipoaktif + demam * gejala-gejala syok hipovolemik (hal. 763) * massa abdomen yang dapat diraba biasanya tampak kira-kira 5-10 hari setelah awitan penyakit ‘* steatorea (lemak taktercerna pada feses) discbabkan oleh penurunan sekresi lipase dan empedu dalam duodenum. b. Maniestasi lain yang kurang umum: * ikterik * xantoma * nodul-nodul subkutan + perubahan warna kulit umbilikal (tanda Cullen's) atau tubuk (tanda Turner's) ® tetani 3. Pemeriksaan diagnostik: + Peningkatan amilase serum, lipase serum, dan amilase urine menciptakan diagnosa. ‘Amilase dan lipase dihesilkan oleh pankreas dan dibersihkan oleh ginjal. Derajat amilasi serum atau peningkatan lipase tidak menunjukkan beratnya pankreatitis. * Ultrasound dan skan CT dari pankreas bermanfaat dalam mendeteksi komplikasi. Pemeriksaan laboratorium tambahan meliputi pemeriksaan fungsi hepar, elektrolit serum, kal- sium serum, glukosa serum. GDA, JDL, lipid serum, dan feses terhadap darah dan lemak. 4, Kaji respons emosiorial pasien dan pemahaman tentang kondisi dan program pengobatan. DiaGNnoSa KEPERAWATAN: NYERI 519 BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Pankreatitis BATASAN KARAKTERISTIK: HASIL PASIEN (kolaborat melindungi sisi yang sakit. : Mengungkapkan ketidaknyamanan, merintih, mengerutkan dahi, Mendemonstrasikan hilang dari ketidaknyamanan KRITERIA EVALUASI: Melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah relaks, takada merintih. INTERVENSI RASIONAL 1. Pertahankan tirah baring pada posisi semi- Fowler's dengan lutut agak dite- kuk di tempat tidur. Pertahankan puasa. 2, Berikan narkotik analgesik prn dan eva- luasi efektivitasnya, Hindari pemberian morfin sulfat bila kankreatitis terjadi se~ kunder terhadap penyakit saluranbilier, sebagai pengganti anjurkan meperidine HCI (Demerol). Untuk memudahkan pernapasan dan menghilangkan ketegangan pada otot-otot abdomen. Makanan pada duodenum mengaktifkan pelepasan enzim pankreas yang meningkatkan nyeri, Analgesik memblok jaras nyeri. Narkotik diperlukan untuk mengontrol nyeri hebat. Morfin sulfat_ menyebabkan spasme sfingter Oddi, yang dapat memperberat nyeti bila pankreatitis terjadi sekunder terhadap penyakit saluran bilier. 3. Pasang selang NG sesuai pesanan dan irigasi pm dengan salin normal. Bila se- lang dipasang, pertahankan pasien pua- sa dan berikan perawatan oral setiap 2 jam. Selang NG membantu mengontrol mual dan muntah dengan mempertahankan de- kompresi gastrik karenanya menurunkan aktivitas pankreas. Perawatan mulut mem- bantu melumasi rongga oral sehingga mencegah kekeringan, yang dapat terjaid bila pasien puasa selama beberapa jam. 4, Berikan antasida seperti simetidin (Ta gamet) dan ranitidin (Zantac) sesuai re- sep dan evaluasi keefektifannya. Agen-agen ini menurunkan sekresi gastrik karenanya menurunkan stimulasi_pan- kreas, 5, Berikan sedatif atau tranquilizer sesuai resep dan evaluasi keefektifannya. Untuk meningkatkan istirahat karenanya menurunkan aktivitas pankreas. memburuk. 6. Konsul dokter bila nyeri menetap atau Ini dapat menandakan pembentukan ab- ses dan perlu evaluasi diagnostik lanjut. 520 Bab 9 DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Pankreatitis BATASAN KARAKTERISTIK: Demam SDP lebih tinggi dari 10.000/mm* HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan tidak ada manifestasi inieksi KRITERIA EVALUASI: Suhu dalam batas normal, SDP antara 5000-10000/mm’ INTERVENSI RASIONAL | 1.Pantau: Untuk mengidentifikasi indikasi _kema- juan ke arah atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. suhu setiap 4 jam * hasil pemeriksaan JDL terutama SDP. Hileehas doniani beskahapn dengan pets’ | bentukan abses. Pankreas yang. terin- 2. Berikan antibiotik yang diresepkan dan evaluasi efektivitasnya. Selalu ikuti ke- waspadaan umum (mencuci_ tangan menggunakan sarung tangan bila k tak dengan darah atau cairan tubuh) flamasi rentan terhadap_pertumbuhan bakteri, Pemberi perawatan adalah sum- ber paling umum dari infeksi nosokomial Kewaspadaan umum membantu mence- gah kontaminasi silang, dan juga melin- dungi pemberi perawatan juga pasien. Diacnosa KEPERAWATAN: PERUBAHAN VOLUME CAIRAN: KEKURANGAN BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Penurunan masukan oral sekunder terhadap mual dan muntah, penghisapan lambung, ruang ketiga, hemoragi BATASAN KARAKTERISTIK: Natrium serum di bawah nilai normal, keluhan haus, kulit kering haus, berkemih dengan urine pekat, tekanan darah di bawah nilai dasar, kehilangan berat badan, turgor kulit buruk. HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan volume cairan adekuat. KRITERIA EVALUAST: Tanda vital stabil, turgor kulit baik, nadi perifer kuat, pengisian kapiler baik, haluaran urine 30 mL/jam. INTERVENSI 1. Pantau! + hasil pemeriksaan elektrolit © masukan dan haluaran setiap 8 jam atau setiap jam bila ada gejala syck tanda vital setiap 2 jam atau setiap 4 jam bila stabil. 521 RASIONAL Untuk mengidentifikasi indikasi kema- a juan kearah atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 2. Berikan suplemen elektrolit yang dire- sepkan dan evaluasi keefektifannya 3. Malai dan pertahankan terapi IV yang diresepkan yang dapat meliputi larutan Ringer laktat atau volume plasma ek- spander. Lakukan tindakan yang tepat untuk mencegah dan memperbaiki | komplikasi terapi IV (hal. 758). 4, Pasang kateter Foley sesuai pesanan untuk pengkajian akurat terhadap ha- luaran ginjal. Beri tahu dokter bila haluaran urine turun di bawah 30 mL/ halus. | Kalsium glukonat mungkin diperlukan untuk memperbaiki hipokalsemia yang terjadi bila jumlah kalsium yang besar hilang melalui feses yang disebabkan oleh peningkatan ikatan kalsium dengan kalsium dengan bebas lemak dalam usus Untuk menggantikan kehilangn cairan dan memperbaiki syok hipovolemik. Per- darahan dan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Curah jantung turun dan gejala syok hipovolemik hilang, Penurunan haluaran urine terjadi dengan syok hipovolemik. Temuan ini juga me- nandakan ketidakadekuatan terapi peng- gantian cairan. | jam atau 240 mL/8 jam. 5. Lihat Ketidakseimbangan Cairan dan Biokimia (hal. 766) untuk intervensi tambahan per ketidakseimbangan. DIAGNOSA KEPERAWATAN: PERUBAHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN: Penurunan masukan makanan sekunder terhadap mual dan mun- tah, pembatesan diet yang ditentukan. BATASAN KARAKTERISTIK: Penurunan berat badan, keluhan anoreksia, mengkonsumsi ku- rang dari 30% makanan, menyatakan ketidaknyamanan lambung, tonus otot buruk. HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan perbaikan status nutrisi. 522 Bab 9 KRITERIA EVALUASI: Tidak lagi terjadi penurunan berat badan, mengkonsumsi makanan de- ngan peningkatan persentase, tidak ada ketidaknyamanan. INTERVENSI 1. Pantau: * berat badan setiap hari + jumlah makanan yang dimakan setiap makan * hasil pemeriksaan kimia serum * status abdomen (Apendiks B) setiap 8 jam + pemeriksaan glukosa darah Untuk mengontrol mual dan muntah. 2. Pertahankan puasa sampai mula dan muntah berkurang. Berikan antiemetik pm dan evaluasi keefektifannya. Beri- kan NPT (hal. 218) sesuai ketentuan. RASIONAL Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharap- kan. Larutan NPT memberikan semua asam- asam amino esensial, vitamin, dan karbo- hidrat. 3. Beri tahu dokter bila ada bising usus kecil atau tidak ada atau distensi abdo- men disertai dengan mual dan muntah. Pasang selang NG untuk menurunkan penghisapan intermiten sesuai pesanan. Irigasi selang dengan salin normal pm. untuk mempertahankan kepatenan. 4, Bila glukosa darah diatas nilai normal, berikan insulin reguler sesuai pesanan. Temuan ini menandakan ileus paralitik. Dekompresi gastrik memungkinkan pan- kreas beristirahat. Hiperglikemi sementara dapat terjadi se~ bagai akibat dari kerusakan sel beta dan nekrosis pankreatik. 5. Bila makana per oral diizinkan, berikan suplemen pankreatik yang ditentukan seperti pankrelipse pankreatin (Cota- zym, VioKase), atau garam empedu. Berikan diet lembut, rendah lemak, tinggi protein sesuai pesanan. Suplemen pankreatik membantu dalam pencernaan lemak, protein, dan karbo- hidrat. Pethatikan peningkatan dalam ma- sukan makanan dan pasase feses setelah menggunakan suplemen ini. Bumbu me- rangsang dan lemak merangsang aktivitas pankreas. Lemak perlu lipase dan empedu untuk dapat benar-benar dicerna. Protein membantu dalam perbaikan jaringan. Pankreas menghasilkan dan mendekresi lipase dan protease, semua penting untuk pencernaan dalam usus halus. INTERVENSI RASIONAL 523 1. Lihat Diagnosa Keperawatan: Ansietas (hal. 258) DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH DAPAT BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurang pengetahuan tentang perawatan diri pada saat pulang. BATASAN KARAKTERISTIK: Pengungkapan kurang pemahaman, meminta informasi, melapor- kan riwayat ketidakpatuhan. HASIL PASIEN: Mendemonstrasikan keinginan untuk memenuhi aktivitas perawatan diri pada saat pulang. KRITERIA EVALUASI: Mengungkapkan pemahaman tentang instruksi perawatan di rumah, mengungkapkan kepuasaan dengan rencana perawatan di rumah. 1. Informasikan pas pankretik yang diresepkan harus dimi- num sampai nilai enzim pankreas kem- bali normal. 2. Berikan perjanjian tertulis untuk kun- jungan evaluasi dan instruksi perawat- an tertulis, termasuk nama, dosis, tu- juan, jadwal, dan efck samping yang dapat dilaporkan tentang obat-obatan yang diresepkan untuk penggunaan di rumah, 3. Anjurkan pasien mencari pertolongan medis bila gejala kambuh dan meng- hindari konsumsi alkohol. Rujuk pasien pada kelompok pendukung alkoholik bila konsumsi alkohol adalah masalah. RASIONAL Pasien lebih kooperatif dengan rencana pengobatan bila mereka memahami ba- gaimana pengobatan membantu memper- baiki penyakit mereka, Instruksi verbal dapat dengan mudah di- lupakan. Satu episode pankreatitis tidak mengatasi imunitas terhadap episode ulangan. Ma- sukan alkohol berlebihan adalah catatan baik sebagai faktor pemberat utama pada pankreatitis. epatitis Hepatitis adalah inflamasi akuthepar. Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cedera toksik, tetapi hepatitis virus yang paling sering terlihat (Alter et al, 1990). 1 Tipe utama dari hepatitis virus adalah (Hollinger, 1991): Hepatitis A: ditularkan melalui praktik oral-anal, makanan terkontaminasi, dan kerang. * periode inkubasi kira-kira 2-6 minggu, yang merupakan periode paling menular. + profilaksis: globulin imun sebelum dan setelah pemajanan memberikan imunitas pasif selama 2-3 bulan. Hepatitis B: ditularkan melalui darah dan produk darah melalui transfusi terkontaminasi dan kulit dan membran mukosa yang rusak melalui jarum terkontaminasi, koitus seksual, tato, kontak Jlangsung dengan luka terbuka, atau melalui memegang alat dan bahan terkontaminasi. © periode inkubasi kira-kira 6 minggu sampai 6 bulan. * individu dipertimbangkan melular selama permukean antigen tampak. Status karier atau hepatitis virus kronis (HBV) ada bila permukaan antigen masih dapat terdeteksi setelah enam bulan. * profilaksis: vaksin HBV sebelum pemajanan memberikan imunitas aktif. Untuk memperta- hankan imunitas, vaksin harus diulang setelah satu bulan, enam bulan, dan tujuh tahun. Pemberian imunoglobulin hepatitis B (HBIG) memberi imunitas pasif pada individu tanpa vaksin yang terpajan virus. Hepatitis C: « ditularkan melalui rute yang sama dengan HBV * periode inkubasi kira-kira 2 minggu sampai 6 bulan. + profilaksis: Globuin imun sebelum dan setelah pemajanan memberikan imunitas pasif untuk 2- 3bulan diyakini penyebab dari hepatitis pascatransfusi. Hepatitis delta, varian lain dari bentuk hepatitis B virus, sering terlihat pada pengguna obat IV (Hollinger, 1991). Ini menyebabkan laju mortalitas tinggi. Virus hepatitis delta untuk tetap ada, hepatitis virus B juga pasti ada. Bentuk varian dari hepatitis virus ini ditularkan dalam cara yang sama seperti hepatitis B dan mempunyai karakteristik serupa (Alter et al, 1990). Jadi, profilaksis digunakan untuk hepatitis B juga efektif untuk baik hepatitis C dan hepatitis delta. 525 Pemulihan komplet dari fungsi hepar terjadi pada hepatitis tipe A. Hepatitis kronis (aktif/me- netap) adalah skuele utama dari tipe B. Hepatitis aktif kronis dikarakteristikan oleh keruskaan hepar progresif dimana pada kasus prognosis untuk pemulihan buruk. Pada hepatitis menetap kronis, pasien secara klinis asimtomatik kecuali untuk peningkatan menetap dari kadar transaminase serum. Tidak terjadi kerusakan hepar, dan prognosis untuk pe- mulihan baik. Biasanya, hospitalisasi tidak diperlukan untuk pengobatan, kecuali pada kasus berat bila terapi IV pendukung diperlukan, RLP untuk klasifikasi KDB dari hepatitis Badalah 6,7 hari (Lorenz, 1991). Profilaksis umum terhadap hepatitis B dianjurkan untuk: « individu yang mengadakan perjalanan untuk area endemik tinggi + semua perawat keschatan yang terpajan darah + semua pasien yang mempunyai hemofilia atau penyakit sel sabit « bayi dari bu yang dengan antigen-positif + pria homoseksual aktif « pasien yang mendapat hemodialisa Kontak terhadap individu infektif juga harus menerima profilaksis. Untuk pasien dengan hepa- itis A, Kontak mendapat imun globulin G (Gamastan, Gammar, atau Immunoglobulin). Kontak pasien dengan hepatitis B mendapat vaksin hepatitis B (Heptavax-B). Vaksin Heptavax-B diturun- kan dari plasma. Karena peningkatan insiden AIDS, vaksin turnan-yeast (Recombivax-HB) dapat digunakan sebagai profilaksis utama sebagai pengganti agen turunan-plasma. Vaksin ini membe- sikan imunitas jangka pendek (Kurang dari empat bulan). Vaksin diberikan dalam tiga injeksi intramuskuler, dengan dosis kedua satu bulan setelah injeksi awal dan dosis tiga enam bulan setelah injeksi awal. Penatalaksanaan Medis Umum Tidak ada obat-obatan khusus untuk mengatasi hepatitis virus. TIndakan umumnya terhadap infeksi nosokomial, pekerja perawetan kesehatan harus selalu mengikuti kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh bila memberikan perawatan pada pasien manapun. Rencana Perawatan Terintegrasi * Kehilangan bila terjadi hepati * Terapilv kronis Pertimbangan Pulang * Perawatan evaluasi * Tindakan untuk mencegah kontaminasi silang + Tanda dan gejala eksaserbasi 526 Bab 9 (0 PenckajiaNn DaTA DASAR 1. Dapatkan sumber pemajanan, 2. Dapatkan informasi tentang kontak 3, Kaji terhadap manifestosi klinis. Manifestasi adalah cama untuk setiap tipe hepatitis virus; namun dengan hepatitis A awitan gejala lebih tidak jelas. Gejala terjadi pada tiga fase: * fase pra-ikterik (periode dimana infektivitas paling besar)-mual, muntah, diare, konstipasi, penurunan berat badan, malaise, sakit kepala, demam ringan, sakit sendi, ruam kulit. * fase ikterik-jaundis (temuan paling menonjol), urine gelap berkabut (disebabkan oleh pening- katan kadar bilirubin), hepatomegali dengan nyeri tekan, pembesaran nodus linfa, pruritus (akibat akumulasi garam empedu pada kulit); gejala fase pra-ikterik berkurang sesuai me- nonjolnya gejala. = fase pasca-ikterik-gejala sebelumnya berkurang tetali kelelahan berlanjut; empat bulan diper- lukan untuk pemulihan komplet. 4. Kaji perasaan tentang kondisi dan pemahamean tentang pemeriksaan diagnostik serta rencana tindakan. 5. Pemeriksaan diagnostik:” Untuk hepatitis A~adanya antibodi antihepatitis A (imynoglobulin M) dalam serum + Untuk hepatitis Badanya antigen permukaan (HBSAg) dalam serum; status karier didiagnosa oleh adanya antibodi inti hepatitis B dalam serum * Pemeriksaan fungsi hepar seperti bilirubin serum dan urine, alkalin fosfatase, aspartat amino- transferase (AST), alanin aminotransferase (ALT), meningkat, menunjukkan cedera hepar. * Biopsihepar (bila hepatitis menetap selama lebih enam bulan) untuk membedakan antara aktif kronis dan aktif menetap. Tidak ada tes khusus untuk hepatitis C, non-A, non-B, dan hepatitis delta karena ini tidak dapat terdeteksi antigen dan subtipe antigeniknya. Diagnosis hepatitis non-A atau non-B dibuatbila tes serologi adalah negatif untuk hepatitis B dan. A serta penyebab nonviral (penyalahgunaan alkohol, obat-obatan, gagal jantung, bakteria) tidak dapat dipastikan. Diacnosa KEPERAWATAN: INTOLERAN AKTIVITAS BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Ketidakadekuatan masukan nutrisi sekunder terhadap hepatitis, malaise umum, depresi, pembatasan akibat aktivitas. BATASAN KARAKTERISTIK: Keluhan lelah dan lemah bila melakukan AKS, mengalami taki- kardia dan takipnea dalam respons terhadap aktivitas. HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan perbaikan toleransi terhadap aktivitas KRITERIA EVALUASI: Menyangkal lelah pada pengerahan tenaga, takada takikardia dan takip- nea bila melakukan AKS. INTERVENSI 1. Pantau: ‘+ hasil pemeriksaan diagnostik (PT dan PTT) dan enzim hepar serum berat badan setiap dua hari hasil pemeriksaan fungsi hepar status umum (Apendiks F) setiap 8jam jumlah makanan yang dikonsumsi pa~ da setiap makan. 2. Dorong untuk istirahat. Bantu pada AKS sesuai kebutuhan. Biarkan aktivi- tas progresif sesuai penurunan kadar enzim hepar. 527 RASIONAL ‘Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharap- kan. Kelebihan aktivitas fisik meningkatkan laju metabolisme yang menempatkan te- gangan pada fungsi hepar yang telah bu- tuk. 3. Konsul dokter bila ada obat yang dire- sepkan yang dipertimbangkan untuk pasien dengan disfungsi hepar. Obat-obatan ini harus dihindari selama enzim heparmeningkat. Hepar yang rusak tidak dapat melakukan fungsi normalnya untuk memtabolisme obat. 4. Berikan suplemen nutrisi yang diten- tukan sepereti suplemen vitamin multi- pel atau injeksi vitamin K 5. Berikan diet tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Rujuk pasien pada ahli diet untuk bantuan perencanaan makan. Bila masukan makanan kurang dari 30%, anjurkan suplemen makanan se- perti Ensure atau Sustacal. Jelaskan tu- juan modifikasi diet. Tekankan tidak ada diet khusus untuk mengubah perja- lanan penyakit. Modifikasi diet menja- min masukan adekuat kalori untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dan menurunkan katabolisme protein. Vitamin esensial untuk perbaikan jaring- an. Vitamin K, yang secara normal disim- pan oleh hepar, esensial untuk pembekuan normal. Perdarahan mempredisposisikan pasien pada anemia, yang menyebabkan kelelahany, Karbohdrat mempunyai efek hemat pro- tein. Protein diet dapat ditingkatkan bila kadar amonia serum tidak meningkat. Garam empedu, dihasilkan oleh hepar, diperlukan untuk pencernaan lemak. Ahli diet adalah spesialis nutrisi yang dapat membantu pasien merencanakan menu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam memandanag penyakit saat ini. 528 Bab 9 DiaGNosa KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Gatal sekunder terhadap akumulasi garam empedu pada jaringan BATASAN KARAKTERISTIK: Menyatakan ketidaknyamanan, tanda garukan pada kulit HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan hilang dari ketidaknyamanan KRITERIA EVALUASI: Menyangkal ketidaknyamanan seindi dengan gerakan, tidak ada garukan pada kulit, melaporkan perasaan nyaman. INTERVENSI 1. Malai tindakan kenyamanan: mandi pancuran dingin gosokan punggung air hangat aktivites hiburan berensgi rendah (membaca, menonton TV, permainan papan) + kompres dingin pada dahi untuk sakit kepala * lingkungan tenang. RASIONAL ‘Tindakan ini meningkatkan istirahat. Is! | rahat menurunkan kebutuhanenergiyang | menghasilkan tegangan pada hepar. | _ 2. Berikan antipiretik yang diresepkan dan | evaluasi keefektifan. ‘Untuk mengatasi demam. Demam berhu- bungan dengan peningkatan kehangatan dan berkeringat saat demam membaik. Hangat disertai dengan lembab mening- katkan rasa gatal. 3. Pertahankan linen dan pakaian kering. 4. Dorong kunjungan dari keluarga dan teman 3. Mulai tindakan untuk menghilangkan pruritus * berikan mandi pancuran dingin. * gunakan soda kue atau tepung sagu pada air. © hindari sabun alkalin sumber ketidaknyamanan, Pakaian basah dari berkeringat adalah | Isolasi dapat menyebabkan kebosanan yang mencetuskan depresi dan mening- katkan ketidaknyamanan. Suhu dingin membatasi vasodilatasi jadi menurunkan pengeluaran garam empedu ke permukaan kulit. Soda kue dan sagu membantu menetralkan asam. pada per- mukaan kulit. Sabun alakalin mempunyai efek mengeringkan INTERVENSI * berikan losion Caladryl + gunakan pakaian yang longgar + pertahankan suhu kamar dingin 529 RASIONAL yang meningkatkan resa_gatal. Losion Caladryl mengandung antihistamin, Bena- dryl yang juga menetralkn keasaman permukaan kulit, dan menekan ujung saraf sensori yang mencetuskan sensasi gatal 6. Pertahankan kuku pasien terpotong pendek. Instruksikan pasien mengguna- kan bantalan jari untuk menggaruk kulit atau menggunakan ujung jari_ untuk menekan pada kulit bila sangat perlu menggaruk Untuk menurunkan risiko kerusakan kulit bila menggaruk. DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KEKURANGAN VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Diare dan muntah sekunder terhadap hepatitis BATASAN KARAKTERISTIK: Turgor kulit buruk, kulit kering mengkilat, uriner pekat, natrium serum di atas nilai normal, tekanan darah dibawah nilai dasar, mengeluh haus HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstfasikan status cairan adekuat KRITERIA EVALUASI: Natrium serum dalam batas normal, membran mukosa lebab, haluaran urine lebih besar dari 30 mL /jam, keluhan haus berkurang, turgor kulit baik, pengisian kaliper cepat, natrium serum dalam batas normal. INTERVENSI 1. Lihat Ketidakseimbangan Cairan dan Biokimia (hal. 766) RASIONAL 2. Berikan antidiare pr yang ditentukan dan evaluasi keefektifan, Untuk mengontrol diare. Diare tidak ter- kontrol dapat menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit lanjut. 530 Bab 9 DIAGNoSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurang pengetahuan tentang kondisi dan perawatan diri pada saat pulang. BATASAN KARAKTERISTIK: Mengungkapkan kurang pemahaman, tidak mematuhi prosedur isolasi, meminta informasi. HASIL PASIEN: Mendemonstrasikan keinginan untuk memenuhi rencana perawatan di rumah. KRITERIA EVALUASI: Mentaati kewaspadaan isolasi, mengungkapkan pemahaman tentang pe- nyakit dan rencana pengobatan, mengidentifikasi nama Kontak berisiko, mengungkapkan kepuasan dengan rencana perawatan di rumah. INTERVENSI 1. Berikan informasi tentang hepatitis: ba- gaimana ditularkan, bagaimana dice- gah. Yakinkan pasien dengan hepatitis Abahwa penyakit dapat sembuh sendiri dan bahwa ikterik secara bertahap ber- kurang sesuai fungsi hepar kembali nor- mal. Jelaskan tujuan obat yang diresep- kan. Biarkan pasien mengetahui tidak ada obat khusus untuk mengobatai he- patitis karena ini disebabkan oleh virus. Waktu adalah pendekatan kuratif. Je- laskan bahwa urine gelap dan berkabut sampai fungsi hepar kembali normal RASIONAL Penyuluhan Kesehatan meningkatkan ke- patuhan pasien dengan program pengo- batan. 2. Lakukan kewaspadaan darah dan cairan tubuh atau kewaspadaan umum untuk semua tipe hepatitis. Jelaskan rasional untuk prosedur perawatan_protektif. Tekankan pentingnya mencuci tangan. Jelaskan tujuan kewaspadaan isolasi untuk pengunjung. Virus hepatitis dapat ditularkan oleh rute | orabfekal, darah, dan cairan tubuh, 3. Dorong pasien untuk melaporkan kon- tak langsung sebelumnya. Jelaskan bah- wa profilaksis diperlukan untuk kontak seksual dan langsung. Untuk mencegah penyebaran hepatitis. INTERVENSI 4, Beri tahu perawat kontrol infeksi ten- tang penerimaan pasien. 5. Berikan perjanjian tertulis untuk kun- | jungan evaluasi dan perawatan diri. Je- | laskan pentingnya tes evaluasi dan ke- untungannya: dalam tiga bulan tes eva- luasi_ untuk hepatitis antigen permu- kan B dilakukan. Bila tidak ada antigen | ditemukan, pasien tidak lagi infeksius. | Bila natigen permukaan masih ad, pa- sien dipertimbangkan karier dan me- merlukan idtirahat dalam tiga bulan. Kontak terhadap karier harus menerima vaksin hepatitis B. Hepatitis 531 RASIONAL Infeksi yang didapat dari komunitas harus dipantau dan langkah tepat diambil untuk mencegah infeksi nosokomial. Instruksi verbal mungkin dengan mudeh dilupakan. Pengetahuan tentang apa yang diharapkan membantu meningkatkan ke- patuhan, 6. Instruksikan pasien untuk mencari per- tolongan medis bial gejala hepatitis ber- ulang atau menetap. Satu episode tidak mengatasiimunitas ter- hadap episodee ulangan. 7. Instruksikan pasien untuk menghindari masukan alkohol bila kelebihan masuk- an alkohol adalah masalah. Rujuk pa- sien pada kelompok pendukung komu- nitas alkoholik. Alkohol didetoksifikasi oleh hepar. Penya- kithepar tidak dapat mendetoksifikasi zat. Sistem pendukung esensial untuk pemu- lihan berhasil dari alkoholisme. iabetes Mellitus Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolik kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan hiperglikemia karena defisiensi insulin atau keti- dakadekuatan penggunaan insulin. Terdapat dua tipe diabetes: tipe I dan tipe Il. DM tipe I, disebut juga diabtes melitus tergantung. insulin (IDDM), mulai dengan dengan tiba-tiba dan sebelum usia 30. Ini diyakini berkaitan dengan serangan virus lain, respons autoimun di mana tubuh mentriger kerusakan sel beta pankreas, atau respons antigen-antibodi histokompatibilitas HLA (Guthrie & Guthrie, 1991). DM tipe Il, juga disebut diabetes mellitus taktergantung insulin (NIDDM), terjadi paling sering pada orang dewasa, khususnya pada individu kegemukan. Faktor etiologi yang berperan adalah hereditas, penurunan sel islet sensitivitas terhadap glukosa, pelambatan sekresi insulin karena disfungsi sel beta, atau peningkatan tahanan pada insulin karena penurunan densitas insulin- reseptor (Guthrie (Guthrie, 1991) Komplikasi akut mayor berkenaan dengan DM adalah diabetik ketoasidosis (DKA), sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemia (SNKHH), dan hipoglikemia. Komplikasi jangka-panjang payor berkenaan dengnan DM adalah penyakit makrovaskular, penyakit mikrovaskular, dann neuropati. Ketoasidosis lebih sering terjadi diantara diabetik tipe I.Karena takada insulin yang diproduksi, sedangkan diabetik DM tipe II menghasilkan beberapa insulin tetapi tidak cukup untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal. Penyakit mikrovaskular dan neuropati terjadi lebih sering di antara diabetik DM tipe Il karena kesulitan dalam menentukan awitan hiperglikemia. Cara terbaik dalam mencegah komplikasi ini adalah melalui kontrol glikemik. DKA adalah gangguan metabolik yang mengancam hidup yang secara potensial akut yang terjadi sebagai akibat dari defisiensi insulin lama. Ini dikarakteristikan dengan hiperglikemia ekstrem (lebih dari 300 mg/dl). DKA dimanifestasikan sebagai status berlanjutnya patofisiologis dari DM (Guthrie & Guthrie, 1991). Pasien tampak sakit berat dan memerlukan intervensi darurat untuk mengurangi kadar glukosa darah dan memperbaiki asidosis berat, elektrolit, dan ketidakseimbangan cairan. Faktor-faktor pencetus ketoasidosis meliputi: © obat-obatan (steroid, diuretik, alkohol, agen imunosupresif) + penurunan masukan cairan « kegagalan masukan insulin sesuai program * stres emosi berat + kegagalan untuk mentaati modifikasi diet * penyakit dasar (ginjal dan gangguan kardiovaskular) * penyakit berat (infeksi, pembedahan, trauma) * terapi NPT (nutrisi parenteral total) 533 DKA biasanya terjadi pada diabetik tipe I. Karena diabetik tipe I tidak menghasilan insulin endogen, awitan manifestasi tiba-tiba. Pemeriksaan laboratorium dan fisik menunjukkan: * peningkatan glukosa darah berat, yang dapat direntang dari 200-800 mg/dL. + ketonuria * osmolalitas normal tetapi pada beberapa kasus sedikit meningkat * peningkatan BUN * penurunan pH dan kadar bikarbonat * penurunan, peningkatan atau normal pada natrium dan kalium serum * pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul) * pernapasan aseton * poliuria dan polidipsia « dehidrasi (TD rendah, nadi cepat, kelemahan, kulit kering hangat, penurunan tingkat kesadaran, peningkatan suhu) Perubahan-perubahan ini terjadi apabila pencernaan glukosa terganggu Karena kekurangan insulin, Untuk mengimbangi kekurangan ini, sekresi glukagon, epinefrin, kortisol dan hormon untuk pertumbuhan meningkat. Sebagai reaksi dari hormon-hormon ini, glikogenolisis, gluko- neogenesis, lipolisis dan ketogenesis meningkat. Keton menumpuk sebagai akibat dari peningkatan lipolisis dan ketogenesis, sehingga menimbulkan napas aseton dan pada urine terdapat jumlah keton yang tinggi. Dengan produk konversi protein menjadi glukosa menimbulkan peningkatan BUN. Keasaman oleh baik konservi produk lemak dan protein menjadi glukosa menyebabkan asidosis metabolik, ditunjukkan oleh penurunan pH dan kadar bikarbonat. Frekuensi pernapasan meningkat dalam upaya untuk mengeluarkan kelebihan karbon dioksida, yang dibentuk sebagai upaya tubuh membentuk ekuilibrium asam-basa. Glikosuria terhai dan menyebabkan diuresis osmotik, poli- dipsia, dan dehidrasi. Tindakan meliputi: + perawatan di rumah sakit + terapi IV untuk memperbaiki dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalium; dua penginfusan dimulai, salin normal dan DSW * insulin untuk memfasilitasi transpor glukosa melewati dinding sel dan mengembalikan kadar glukosa darah pada rentang normal * Kalium klorida ditambahkan pada penginfusan IV setelah glukosa darah menurun pada kadar yang dapat diterima untuk mencegah hipokalemia ekstraselular, yang dapat terjadi bila ion hidrogen meninggalkan sel membuat ruangan untuk glukosa dan kalium SNKHH secara potensial adalah krisis metabolik yang mengancam hidup yang biasanya mem- pengaruhi diabetik tipe Il, Pada pasien ini, keton takada pada darah dan urine Karena diabetik tipe I menghasilkan beberapa insulin endogen sehingga keasaman oleh produk metabolisme lemak tidak berakumulasi di dalam aliran dareh. Juga, karena beberapa insulin dihasilkan oleh pankreas, awitan manifestasi bertahap. Faktor-faktor yang dapat mencetuskan SNKHH adalah beberapa dari yang menyebabkan DKA dengan pengecualian dari gagal untuk menggunakan agen hipoglikemik oral yang diresepkan. Pemeriksaan fisik dan laboratorium meliputi * peningkatan glukosa darah secara ekstrem direntang dari 600-2000 mg/dl * pH dan kadar bikarbonat normal 534 Bab 9 ‘* pernapasan normal tanpa pemapasan aseton * poliuria, polidipsia + dehidrasi berat dikarakteristikan dengan peningkatan suhu, penurunan TD, haus yang sangat « peningkatan osmolalitas serum + peningkatan BUN yang sangat * penurunan, normal, atau peningkatan natrium dan kalium serum * penurunan tingkat kesadaran Dasar untuk manifestasi ini dan tindakan adalah sama seperti pada DKA. Hipoglikemia merupakan keadaan dengan glukosa darah di bawah 60 mg/dL. Ini dapat terjadi bila terlalu banyak insulin atau agen hipoglikemik oral digunakan atau bila obat-obatan digunakan tetapi orang tersebut tidak makan. Pemeriksaan fisik selama episode hipoglikemik menunjukkan: + respons autonomik: —Derkeringat —palpitasi —tremor —sugup —pucat —lapar * respons neuroglikopenik: —sakit kepala —pening —kacau mental —peka rangsang —kesulitan berkonsentrasi —kerusakan penilaian —kelemahan dan kejang —koma pada kasus berat Tindakan meliputi masukan karbohidrat yang bekerja secara cepat. Penyakit Makrovaskular adalah karena aterosklerosis (Guthrie & Guthrie, 1991). Ini terutama mempengaruhi pembuluh darah besar dan sedang. Pada adanya kekurangan insulin, lemak diubah menjadi glukosa untuk energi, Perubahan pada sintesis dan katabolisme lemak mengakibatkan peningkatan kadar VLDL (very low-density lipoprotein) dan LDL (low-density lipoprotein). Oklusi vaskular dari aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, penyakit vaskular perifer, dan penyakit vaskular serebral. Penyakit Mikrovaskular terutama mempengaruhi pembuluh darah kecil dan disebabkan oleh penebalan membran dasar kapiler dari peningkatan kadar glukosa arah secara kronis. Ini menye- babkan diabetik retinopati, neuropati, dan nefropati. Neuropati diyakini disebabkan oleh kerusakan kecepatan konduksi saraf karena konsentrasi glukosa tinggi dan penyakit mikrovaskular (Guthrie & Guthrie, 1991). Neuropati motor sensori berperan dalam ulkus dan infeksi kaki dan telapak kaki. Neuropati autonomik berperan dalam kandung kemih neurogenik, impotensi, konstipasi yang berubah-ubah dengan diare, penurunan keringat, gastroenteritis, dan hipotensi ortostatik. 535 Penatalaksanaan Medis Umum + Untuk DM tipe I: —insulin (karena takada insulin endogen dihasilkan) ‘+ Untuk DM tipe II: —modifikasi diet, latihan, dan agen hipoglikemia Rencana Perawatan Terintegrasi + Kehilangan Pertimbangan Pulang * Perawatan evaluasi * Modifikasi diet * Program latihan terencana + Tanda dan gejala hipoglikemia dengan intervensi * Penatalaksanaan terapi insulin + Agensi pendukung komunitas + Pemantauan glukosa darah (J PENGKAJIAN DATA DASAR 1. Riwayat adanya faktor risiko: riwayat keluarga tentang penyakit kegemukan riwayat pankreatitis kronis * riwayat lahir lebih dari sembilan pon * riwayat glukosuria selama stres (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiazid, kontrasepsi oral) 2, Kaji terhadap manifestesi DM: « poliuria (akibat dari diuresis osmotik bila ambang ginjal terhadap reabsorpsi glukosa dicapai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal) * polidipsia (disebabkan oleh dehidrasi dari poliuria) + polifagia (disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi dari perubahan sintesis protein dan Jemak) * penurunan berat badan (akibat dari katabolisme protein dan lemak) Gejala tambahan umum pada DM tipe II meliputi: * pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otct. ‘Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis. 536 Bab 9 3. Pemeriksean diagnostik: * Tes toleransi giukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200 mg/dL). Biasanya, tes ini dian- jurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa darah meningkat di bawah kondisi stres + Gula darah puasa (FBS) normal atau di atas normal * Essei hemoglobin glikolisat di atas rentang normal. Tes ini mengukur persentase glukosa yang melekat pada hemoglobin. Glukosa tetap melekat pada hemoglobin selama hidup SDM. Ren- tang normal adalah 5-6% * Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton. Pada respons terhadap defisiensi intraselular, protein dan lemak diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) untuk energi. Selama proses pengubahan ini, asam lemak bebas dipecah menjadi badan keton oleh hepar. Ketosis texjadi ditunjukkan oleh ketonuria. Glukosuria menunjukkan bahwa ambang ginjal terhadap reab- sorpsi glukosa dicapai. Ketonuria menandakan ketoasidosis. * Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kon- trol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis. Diagnosis DM dibuat bila FBS di atas 140 mg/dL selama dua atau lebih kejadian, dan pasien menunjukkan gejale-gejala DM (poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, ketonuria, dan kelelahan). Juga, diagnosis dapat dibuat bila contoh TTG selama periode 2 jam dan periode lain (30 menit, 60 menit, atau 90 menit) melebihi 200 mg/dL. 4. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tinakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan pera- watan diri untuk mencegah komplikasi 5. Kaji perasaan pasien tentang kondisi. DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN: Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penatalaksanaan terapeutik, sistem pendukung kurang adekuat BATASAN KARAKTERISTIK: Mengungkapkan kurang pengetahuan, melaporkan riwayat keti dakpatuhan, dapat mengungkapkan kurang sistem pendukung yang tersedia HASIL PASIEN (kolaboratif): Memperlihatkan keinginan untuk mematuhi rencana pemeliharaan di rumah sesuai dengan yang ditentukan. KRITERIA EVALUASI: Pengertian tentang keadaan pasien dan rencana perawatannya yang di- sampaikan dengan lisan, melaksanakan keterampilan pemeliharaan kesehatan secara benar, mengerti tentang hubungan antara keadaan sakit dan pengobatan yang disampaikan secara lisan, mengungkapkan kepuasan dengan rencana pemeliharaan di rumah INTERVENSI RASIONAL 1, Ajarkan pasien tentang DM, pengobatan yang diresepkan untuk DM, dan aspek lain dari perawatan sesuai dengan pan- duan penyuluhan pasien (Tabel 9-1). Evaluasi keefektifan penyuluhan. Lebih banyak pasien mengetahui tentang keadaannya, makin mungkin mereka me- matuhi pengobatan yang diresepkan. 2. Rujuk pasien pada kelas perawatan diri diabetik, bila diberikan oleh fasilitas, atau agensi atau organisasi komunitas, Karena DM adalah gangguan kronis se- panjanghidup, dukungan kontinu penting dalam membantu seseorang beradaptasi pada perubahan gaya hidup yang dise- babkan oleh rencana terapeutik untuk pemeliharaan diri, yang dapat meliputi pemantauan glukosa darah, prosedur stik jari, dan kemungkinan pemberian insulin sendiri, 3. Rujuk pasien pada pelayanan lokal ber- kenaan dengan diabetik. Organisasi ini memberikan informasi ter- tulis tentang diabetes. 4. Pertahankan pasien mendapatinformasi tentang hasil glukosa darah. Jelaskan makna hasil dalam hubungannya de- ngan terapi. Untuk mendorong pasien terlibat dalam melaksanakan tanggung jawab untuk pe- rawatan diri. 5. Rujuk pasien pada ahli diet untuk in- struksi pada perencanaan makan untuk diet yang diresepkan. Tekankan perlu- nya pembatasan masukan alkohol ka- rena ini mempunyai banyak kalori dan menghambat pelepasan insulin dari pankreas. Bila diabetes digunakan, beri tahu pasien bahwa reaksi seperti-Anta- buse (sakit kepala, kemerahan wajah) terjadi bila alkohol digunakan. Ahli diet adalah spesialis nutrisi yang da- pat membantu pasien dalam merencana- kan makan dengan menggunakan daftar pertukaran diabetik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi khusus. 6. Borikan instruksi khusus untuk penata- laksanaan terapi insulin bila insulin di- perlukan di rumah. Instruksi harus meliputi: * Menghindari pemberian insulin di ngin, Biarkan insulin dari lemari es sampai hangat sesuai suhu ruangan selama satu jam sebelum digunakan. Untuk meminimalkan episode hipoglike- mia dan mencegah lipodistrofi, dua kom- plikais yang paling umum dihubungkan dengan terapi insulin jangka pajang 538 Bab 9 INTERVENSI + Periksa tanggal kedaluarsa pada ins lin dan buang vial bila telah lewat tang- galnya. * Gunakan dosis insulin yang diresep- kan pada sedikitnya 30 menit sebelum makan sehingga kerja puncak dicapai pada hiperglikemia pascaprandial. + Rotasi sisi injeksi subkutan. + Makan tiga kali sehari. Makan kudap- an untuk mengimbangi puncak insu- lin untuk mencegah hipoglikemia. + Pantau kadar glukosa darah setiap ha- ri dan bila raksi hipoglikemik dicuri- gai. RASIONAL 7. Ajackan perawatan kaki yang tepat. In- struksi harus mencakup: + Inspeksi semua permukaan kaki dan diantara ari-jarisetiap hari, Mandikan kaki dengan sabun ringan dan air ha- gat, keringkan kaki secara soksama. Gunakan bedak kaki ringan diantara jari-jari dan dalam sepatu bla keringat menjadi masalah. * Beri pelumas kaki dengan pelembab ringan bila kering. * Ganti kaus kaki setiap hari. Gunakan Kaus kaki katun putih. * Potong jari kaki menyilang lurus se- hingga kuku sejajar dengan jari. Da- tang ke podiatris untuk penatalaksa- naan kuku jari kaki yant taktumbub, atau tanduk. Jangan menggunakan obat poten untuk menghilangkan tan- duk, kalus, atau jari kuku yang tak- tumbuh. * Cari pengobatan medis untuk tanda- tanda kerusakan kulit. + Hindari penggunaan kompres air ha- ngat atau panas pada kaki bila dingin; gunakan kaus kaki ekstra sebagai peng- gant * Jangan jalan tanpa alas kaki. * Gunakan sepatu ukuran yang tepat yang tidak terlalu sempit. ‘Untuk mempertahankan integritas kulit dan menurunkan risiko amputasi. INTERVENSI RASIONAL 8, Bantu dalam perencanaan program la- tihan reguler yang dapat dengan mudah dikerjakan dalam rutinitas harian. Jelas- kan keuntungan dari latihan. Untuk alasan yang tidak jelas, latihan me- mudahkan ambilan selular dari glukosa sehingga menurunkan kadar glukosa darah. Juga, ini memudahkan penurunan berat badan dan menurunkan risiko atero- sklerosis. 9. Ajarkan pasien manifestasi hipoglike- mia dan tindakan tepat untuk memper- baiki kadar glukosa darah adekuat: * Sclama tidur-mimpi buruk, gelisah, dan diaforesis. * Bila terjaga-lapar, mual, berkeringat, tremor, peka rangsang, sakit kepala, diplopia, takikardia, gugup, sakit ke- pala karena sinar, kacau mental, kebas bibir dan lidah. Jika hipoglikemia terjadi: ‘* Kaji kadar glukosa darah. * Makan sumber gula halus (jus jeruk, permen, jeli). Sertai dengan karbohi- drat kerja lama (roti, susu, krekers). * Periksa ulang kadar glukosa darah da- lam 15 menit. Bila gejala-gejala mene- tap, ulangi kudapan dan periksa wlang glukosa darah 10. Jelaskan dasar gejale-gejala hipoglike- mik: akibat dari stimulasi sistem saraf simpatis dalam respons terhadap penu- runan glukosa darah Karena glukosa adalah sumber energi utama untuk otak. Hipoglikemia adalah masalah umum yang dapat diatasi berkenaan dengan terapi sulin dan hipoglikemik oral. Dibiarkan takteratasi, dapat terjadi kejang, koma, dan kematian. Makin banyak pasien memahami kondisi mereka dan dapat mengantisipasi poten- sial masalah, makin mungkin mereka me- matuhi program terapeutik. 11. Informasikan pasien bahwa bila terjadi hipoglikemia, perhatikan gejala-gejala dan pesanan bila ini terjadi. mik yang sama, Untuk pengenalan cepat dan intervensi di masa datang. Pasien mengalami gejala-ge- jala yang sama dalam episode hipoglike- 540 Bab INTERVENSI RASIONAL 12, Ajarkan pasien tentang faktor-faktor ‘Untuk meminimaikan risiko episode hipo- kemia: masukan makanan takadekuat, kelebihan insulin. Menekankan penting- nya makan tiga kali sehari, | yang diketahui menyebabkan hipogli glikemik. | | 13, Anjurkan pasien selalu membawa per- | Untuk tindakan cepat tehadap hipoglike- | men. mikbila diperlukan. 14, Anjurkan pasien untuk menyediakan Untuk mewaspadakan petugas darurat dan menggunakan gelang Kewaspada- tethadap kondisi bila terjadi kedaruratan. an Medis. DiaGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP GANGGUAN KONSEP DIRL FAKTOR YANG BERHUBUNGAN: Kehilangan aktual dan dirasakan berkenaan dengan kondisi kronis. BATASAN KARAKTERISTIK: Dapat melaporkan depresi, mengungkapkan harga diri rendah, melaporkan riwayat ketidakpatuhan. HASIL PASIEN: Mendemonstrasikan kemajuan ke arah penerimaan diri dalam situasi yang ada. KRITERIA EVALUASI: Mengungkapkan rencana realistis, mencari informasi tambahan tentang, kondisi, mengungapkan pernyataan positif tentang diri sendi INTERVENSI RASIONAL [ 1. Lihat Kehilangan (hal. 728). Sirosis hepatik adalalah penyakit kronis progresif yang dikarakteristikan oleh penyebaran infla- masi dan fibrosis pada hepar. Jaringan parut menggantikan sel-sel parenkim hepar normal sebagai upaya hepar untuk meregenerasi sel-sel nekrotik. Karena darah tidak dapat mengalir dengan bebas melalui hepar sirotik, ia kembali ke vena-vena splanknik (vena portal, vena pilorik, vena koronaria, vena esofagus, dan vena mesenterik) akhirnya menyebabkan pembesaran, hemostasis vaskular, dan hipolsia organ yang disuplai oleh pembuluh-pembuluh ini. Lebih dari itu, hepar yang rusak tidak dapat melakukan fungsi metabolik normalnya seperti metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat, sintesis empedu, penyimpangan vitamin, dan sintesis faktor pembekuan. Komplikasi utama dari sirosis hepatik adalah: * ensefalopati hepatik yang disebabkan oleh peningkatan kadar amonia darah * asites yang disebabkan oleh ekstravasase cairan serosa ke dalam rongga peritoneal yang dise- babkan oleh peningkatan hipertensi portal, peningkatan reabsorpsi ginjal terhadap natrium, dan penurunan albumin serum ‘+ sindrom hepatorenal yang disebabkan oleh dehidrasi atau infeksi ‘* gangguan endokrin yang disebabkan oleh depresi sekresi gonadotropin RLP untuk Klasifikasi KDB dari sirosis hepar adalah 7,2 hari (Lorenz, 1991). Penatalaksanaan Medis Umum + Diet rendalr protein, cendah lemak, tinggi karbohideat. + Untuk asites: —diet pembatasan natrium —diuretik —parasentesis abdominal atau pembedahan (pirau peritoneovena) * Untuk perdarahan varises esofagus sekunder terhadap hipertensi portal: —transfusi darah —lavase salin es —infus IV dari vasopresin atau propranolol —sklerosis endoskopik atau pembedahan (pirau portokaval atau splenorenal) 542 Bab 9 * Untuk sindrom hepatorenal: —penggantian cairan bila disebabkan oleh dehidrasi * Untuk ketidakseimbangan endokrin: —takada tindakan khusus + Untuk ensefalopati hepatik: —laktosa (Cephulac) atau neomisin sulfat —transplantasi hepar Rencana Perawatan Terintegrasi * Kehilangan + Imobilitas * Ketidakseimbangan cairan dan biokimia Pertimbangan Pulang + Perawatan evaluasi + Obat-obatan untuk digunakan di rumah + Tanda-tanda dan gejale-gejala yang memerlukan perhatian medis. (J PenckajsIAN DATA DASAR 1. Riwayat atau adanya faktor-faktor risiko: * alkoholisme «hepatitis viral + obstruksi kronis dari duktus koledukus dan infeksi (kolangitis) « gagal jantung kanan berat kronis berkenaan dengan kor pulmonal ik berdasarkan survei umum (Apendiks F} dapat menunjukkan: 2, Pemeriksaan fis + temuan awal: —gangguan GI mual, anoreksia, flatulens, dispepsia, muntah, perubahan kebiasaan usus (disebabkan oleh perubahan metabolisme nutrien) —nyeri abdomen kuadran kanan atas (disebabkan oleh pembesaran hepar) —pembesaran, hepar dapat diraba. (pada tehap lanjut penyakit, peningkatan pembentukan jaringan parut yang menyebabkan kontraksi jaringan hepar karenanya mengisutkan hepar) —demam ringan (disebabkan oleh penurunan produksi antibodi) + Temuan lanjut: —asites: dimanifestasikan dengan penambahan berat badan dan distensi abdomen, disertai de- gan penampilan dehidrasi pada kasus berat (kulit dan membran mukosa kering, kehilangan massa otot, kelemahan, haluaran urine rendah) —hipertensi portal: dibuktikan dengan perdarahan Gl dari varises esofagus 543 —sindrom hepatorenal dimanifestasikan dengan gagal ginjal progresif (peningkatan BUN dan kreatinin serum, penurunan haluaran urine) —ketidakseimbangan endokrin dimanifestasikan dengan: a. hipogonadisme (atrofi payudara, penurunan libido, perubahan pada periode menstruasi, ginekomastia pada pria, atrofi testis dengan impotensi) b spider angioma ¢. eritema palmar (dapat disebabkan dari kelebihan estrogen) —ensefalopati hepatik dimanifestasikan dengan perubahan neuropsikiatrik seperti apatis, hi- perefleksia, gangguan tidur, kacau mental, mengantuk, hepatikus fetor, asteriksis, disorientasi, dan akhirnya koma dan kematian. * Temuan tambahan: —kelelahan (diakibatkan dari anemia sekunder terhadap gangguan dalam metabolisme nutrien) —kecenderungan perdarahan (disebabkan oleh kerusakan sintesis faktor-faktor pembekuan dan trombositopenia sekunder terhadap depresi sumsum tulang) dibuktikan dengan epistaksis, mudah memar, perdarahan gusi, perdarahan menstruasi hebat —ikterik (akibat dari kerusakan metabolisme bilirubin) 3. Pemeriksaan diagnostik: a. Pemeriksaan fungsi hepar abnormal: * peningkatan bilirubin serum (disebabkan oleh kerusakan metabolisme bilirubin) ‘+ peningkatan kadar amonia darah (akibat dari kerusakan metabolisme protein) * peningkatan alkalin fosfat serum, ALT, dan AST (akibat dari destruksi jaringan hepar) « PT memanjang (akibat dari kerusakan sintesis protrombin dan faktor pembekuan) b. Biopsi hepar dapat memastikan diagnosis bila pemeriksaan sersum dan pemeriksaan radio- logis takdapat menyimpulkan Ultrasound, skan CT, atau MRI-dilakukan untuk mengkaji ukuran hepar, derajat obstruksi, dan aliran darah hepatik @. Elektrolit serum menunjukkan hipokalemia, alkalosis, dan hiponatremia (disebabkan oleh peningkatan sekresi aldosteron pada respons terhadap kekurangan volume cairan ekstrase- lular sekunder terhadap asites) e. JDL menunjukkan penurunan SDM, hemoglobin, hematokrit, trombosit, dan SDP (hasil dari depresi sumoum sekunder terhadap kegagalan ginjal dan kerusakan metabolisme nutrien) f, Urinalisis menunjukkan bilirubinuria. 4. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, dan pemeriksaan diagnostik 5. Kaji perasaan pasien tentang kondisi dan dampak pada gaya hidup. DiaGNosa KEPERAWATAN: INTOLERANSI AKTIVITAS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN: Perubahan pada nutrisi, kelelahan, penurunan berat badan. BATASAN KARAKTERISTIK: Mengungkapkan kelelahan dengan aktivitas, observasi terhadap takipnea pada pengerahan tenaga. HASIL PASIEN: Mendemonstrasikan perbaikan toleransi pada aktivitas. KRITERIA EVALUASI: Melakukan AKS tanpa melaporkan kelelahan, dispnea, atau takikardia. 544 Bao INTERVENSI RASIONAL 1. Pantau Untuk mengevaluasi keefektifan terapi. + tanda-tanda vital setiap 8 jam bila sta- bil, sebaliknya setiap 4 jam. * status umum (Apendiks ) setiap8jam | | 2, Berikan bantuan pada AKS sesuai kebu- ‘Untuk mengubah energi. Bila penyakit he- tuhan, par tahap akhir mendekati, pasien meng- | alami peningkatan ketidakmampuan. 3. Rencanakan aktivitas-aktivitas untuk Istirahat menurunkan kebutuhan metabo- memungkinkan periode istirahat. lik dari hepar. 4, Pertahankan posisi semi-Fowler’s bila Untuk memudahkan pernapasan dan me- ada asites, ngurangi kelidaknyamanan. 5. Bila pada tirah baring, lakukan tindakan untuk mencegah komplikasi dari keru- sakan mobilitas fisik (lihat Imobilitas, hal. 719). | ©. Berikan oksigen melalui kanula nasal Untuk meningkatkan tegangan oksigen bila dispnea menetap dan GDA menun- arterial untuk melawan hipoksia. jukkan hipoksia. 7. Berikan antipiretik dan antibiotik yang | Untuk mengatasi demam. Metabolisme { diresepkan. | meningkat pada demam yang menye- | babkan penggunaan energi yang tidak se- mestinya. DIAGNOSA KEPERAWATAN: PERUBAHAN NUTRISI: KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN: Gangguan Gl, gangguan absorpsi, metabolisme, dan penyim- pangan nutrien. BATASAN KARAKTERISTIK;: Penurunan berat badan, melaporkan anoreksia, penurunan massa otot, muntah. HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan perbaikan status nutrisi. KRITERIA EVALUASI: Peningkatan masukan makanan, berat badan stabil, takada peningkatan ~ lanjut pada edema atau asites, albumin serum dan kadar amonia tetap stabil. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 548 Bay INTERVENSI RASIONAL 2. Konsul dokter tentang hal berikut: * area ekimosis pada kulit + perdarahan lama setelah injeksi paren teral * perdarahan gusi * Hematest” positif terhadap urine, fe- ses, atau emesis, © PT atau PTT di atas rentang normal. Berikan vitamin K sesuai pesanan. Im- plementasikan kewaspadaan_ perda- rahan (Jihat Tabel 6-1). ‘Temuan ini menandakan perdarahan. Vi- tamin K meningkatkan pembekuan. Ke- waspadaan perdarahan adalah tindakan keamanan untuk mencegah periarahan lanjut. 3. Gunakan sikat gigi berbulu Iembut un- tuk sikat gigi. ‘Untuk mencegah gangguan jaringan gusi 4, Gunakan jarum ukuran kecil untuk in- jeksi intramuskular (IM). Berikan tekan- an pada sisi injeksi selama sedikitnya 2-3 menit. Untuk menjamin pembentukan bekuan 5, Hindari memberikan narkotik dan seda- tif bila terjadi perubahan status mental. Obat-obatan ini menekan kesadaran dan dimetabolisme olch hepar yang sakit de- ngan buruk. Perawatan khusus diper- lukan untuk menjamin keamanan dan memenuhi kebutuhan fisiologis dari pa- sien taksadar. 6, Lindungi pasien dari cedera. Pertahan- kan pagar tempat tidur tinggi bila pa- sien mendemonstrasikan kerusakan mental atau perubahan tingkat kesadar- an. Bila penyakit berlanjut sampai ensefa- lopati, disorientasi, kacau mental, dan ber- bagai derajat kesadaran terjadi Pagar tem- pat tidur melindungi pasien dari jatuh. 7. Lihat cairan dan keseimbanganbiokimia (hal. 766) khususnya untuk dehidrasi dan asidosis metabolis aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 852 Bab 9 berkurang. Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi pada selang-T meliputi obstruksi bilier atau peritonitis bila empedu bocor ke dalam rongga peritoneal. Kira-kira satu minggu setelah kolesis- tektomi, selang-T kolangiogram dilakukan. Bila duktus koledukus paten, dokter melepaskan selang bila tidak, pasien dipulangkan dengan selang terpasang untuk pengangkatan selanjutnya. Sebelum pengangkatan, dokter dapat mengklem selang untuk mengkaji kepatenan duktus koledukus. Kedua pendekatan bedah dilakukan di bawah anestesi umum. Persiapan praoperasi sama de- gan pasien yang menjalami pembedahan. Terapi pendukung diberikan untuk menstabilkan pasien pada persiapan pembedahan, yang biasanya meliputi terapi IV, analgesia narkotik, pembatasan masukan oral, pemasangan selang NG untuk dekompresi gastrik untuk menurunkan rangsang kandung mepedu dan pankreas, dan pemasangan kateter Foley. Pada pascaoperasi, pasien kembali ke unit medikal/bedah dengan: * infus IV * balutan abdomen « alat drainase luka (dengan pendekatan tradisional) « selang nasogastarik (NG) + kateter Foley RLP untuk klasifikasi KDB dari kolesistektomi (pendekatan tradisional) adalah 14,0 hari (Lorenz, 1991). takada diet khusus harus diikuti setelah kolesistektomi. Beberapa pasien dapat mengalami sindrom pascakolesistektomi yang dikarakteristikan dengan kekambuhan gejala seperti: * dispepsia dan intoleransi pada makanan tertentu, gejala-gejala yang diyakini karena takber- hubungan dengan kandung empedu + diare (kemungkinan disebabkan oleh sekresi berlebihan dari garam empedu) + nyeribilier (kemungkinan disebabkan oleh spasme sfingter Oddi) Rencana Perawatan Terintegrasi + Perawatan praoperasi dan pascaoperasi + Terapi IV + Nyeri Pertimbangan Pulang » Perawatan lanjut » Pembatasan aktivitas * Tanda-tanda dan gejala-gejala infeksi luka * Perawatan luka * Perawatan selang-T aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 556 Bab 9 INTERVENSI RASIONAL 7. Bila pulang ke rumah dengan selang-T: a. Ajarkan dan biarkan pasien memprak- tikkan: * pengosongan wadah penampung dengan menggunakan teknik asep- tik. tekankan pentingnya mencuci tangan sebelum mengosongkan wadah penampung. ‘+ mengganti balutan b. Instruksikan pasien untuk menghu- bungi dokter bila terjadi demam, ke- merahan, bengkak, dan drainase di sekitar selang, peningkatan ikterik, distensi abdomen, urine coklat, feses abu-abu, mual, atau muntah. Urituk menjamin penatalaksanaan aman dari alat di rumah. Risiko obstruksi duktus empedu tetap selama selang-T terpasang 8, Beri tahu pasien bahwa beberapa keti- daknyamanan dapat beralnjut selama beberapa minggu. Anjurkan pasien un- tuk menghindari makann yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bila terjadi dispepsia. Instruksikan pasien untuk memberi tahu dokter bila diarea atau nyeri bilier terjadi lagi Temuan-temuan ini_menunjukkan_sin- drom pascakolesistektomi. Kolestramin (Questran) dapat diresepkan untuk me- ngontrol diare. Untuk nyeri bilier, sfing- terotomi endoskopik mungkin dilakukan atau penyekar nitrat dan saluran kalsium — | dapat diresepkan untuk mengontrol | spasme. 9. Lihat Perawatan Praoperasi dan Pasca- operasi (hal. 732) untuk mengingatkan rencana perawatan ini. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. ipofisektomi Transsfenoidal Hipofisektomi transsfenoidal adalah prosedur yang melibatkan pengangkatan adenoma hipo- fisis melalui insisi horizontal di bawah bibir atas. Lubang kemudian dibuat melalui rongga nasal dan sinus sfenoidal untuk memajankan sella tursika untuk akses dan mengangkat tumor sementara membiarkan kelenjar hipofisis tetap utuh. Untuk menjamin masih adanya sisa sel-sel tumor, rongga__ biasanya dibungkus dengan Gelfoam yang direndam dalam alkohol. Kadang-kadang jaringan adiposa dan otot diambil dari pha untuk membungkus rongga bila defek struktural ada dalam diafragma sella (Chipps, 1992). Pada praoperasi, pasien menjalani evaluasi diagnostik untuk menentukan lokasi tumor. Evaluasi diagnostik meliputi radioimmunoesai, pemeriksaan urine 24 jam, dan skan tomografi komputer (CT) dan/atau magentic resonance imaging (MRI), Kultur sekresi nasofaringeal dapat dilakukan untuk mengesampingkan infeksi sinus, yang meningkatkan risiko tethadap infeksi pascaoperasi. Pada pascaoperasi. pasien kembali ke UPI dengan: « infus IV untuk penggantian cairan + tampon nasal, biasanya kasa Vaseline dengan salep antibiotik, yang diangkat dalam 24-48 jam + jalan napas nasal lunak * balutan tekan diberikan di bawah hidung seperti kumis Kelenjar hipofisis terdiri dari lobus anterior dan lobus posterior. Setiap lobus mensekresi hormon Khusus yang mengontrol sekresi glandular dari organ tubuh lain, sebagai contoh, kelenjar tiroid, gonad, korteks adrenal, payudara, kulit, ginjal, dan uterus. Pengangkatan lobus kelenjar hipofisis mempredisposisikan pasien pada kondisi yang menunjukkan hipofungsi lobus. Pasien memerlukan waktu hidup penggantian hormon yang secara normal disupiai oleh organ target dari lobus yang diangkat. Potensial komplikasi pascaoperasi adalah (Chipps, 1992): a. diabetes insipidus~disebabkan oleh edema dari manipulasi kelenjar. ini adalah masalah semen- tara yang dikarakteristikkan oleh penurunan sekresi hormon antidiuretik (ADH), yang secara normal disekresi oleh kelenjar hipofisis posterior. b. meningitis-terjadi oleh kontaminasi bakteri selama atau setelah pembedahan. Bila CSS bocor, kemudian bakateri dapat bermigrasi ke dalam kubah kranial dan menginfeksi meninges. c. gangguan penglihatan (diplopia, ptosis, atau strabismus)-disebabkan oleh kerusakan saraf kranial III, IV, V, VI, khiasma optik, atau saraf optik aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 564 Bab 10 INTERVENSI RASIONAL 2. Beri tahu dokter bila manifestasi dia- betes insipidus terjadi: haluaran urine melebihi 200 mL/jam disertai dengan berat jenis kurang dari 1,005, sangat haus, dan hipernatremia. Berikan vaso- presin sesuai pesanan. Gantikan ha- luaran urine dengan cairan oral dan la- tutan IV sesuai ketentuan. Diabetes insipidus adalah gambaran uta ma dari defisit hipofisis posterior yang di- karakteristikan oleh kekurangan volume cairan danhipernatremia. Vasopresin ada- lah terapi pengganti untuk defisit hipofisis posterior. Meningitis: 1. Pantau: © tanda-tanda vital setiap 1 jam x 4 jam, kemudian setiap 3 jam bila stabil * status neurologis (Apendiks J) setiap jam x empat jam, kemudian setiap 2 jam bila stabil * JDL khususnya SDP Untuk mengidentifikasi indikasi-indikasi Kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 2. Anjurkan pasien untuk melaporkan bengkak berlebihan, yang menandakan drip pascanasal (rinorea). Untuk drip pascanasal menetap, beritahu dokter dan tampung spesimen yang dikeluar- kan untuk analisis laboratorium terha- dap kandungan glukosa. Pertahankan kepala tempat tidur tinggi. 3. Untuk kebocoran serebrospinal, berikan antibiotik sesuai ketentuan dan perta- hankan tirah baring dengan kepala tem- pat tidur pada 30 derajat. Bi selama lebih dari 72 a Tan cuuik pemaeangar dewiiuabalce suai pesanan untuk memberikan drai- nase tertutup dari cairan serebrospinal. Drip pascanasal menetap sering menan- dakan kebocoran cairan serebrospinal ma- ka mempredisposisikan invasi bakteri ke dalma rongga kranial. Glukosa pada se- kresi nasal memastikan diagnosis. Pening- gian kepala meningkatkan drainase limla~ tik dan menurunkan risiko peningkatan tekanan pada sella tursika, Antibiotik membantu mengatasi infeksi. Tirah baring pada posisi semitezak mem- bantu menurunkan tekenan dalam sella tursika dan membantu dalam resolusi ke- bocoran. Bila tindakan koservatif adalah infeksi dalam mengatasi kebocoran dalam 72 jam, tindakan yang lebih agresif di- perlukan untuk mencegah meningitis. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. ipotiroidisme Hipotiroidisme merujuk pada kondisi yang dikarakteristikan oleh takdisekresikannya hormon- hormon tiroid. ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan mental secara umum. Pada hipotiroidisme orang dewasa disebut miksedema. Ini diyakini adalah proses autoimun di mana tubuh memproduksi antibodi yang menyerang kelenjar tiroid menyebabkan inflamasi (tiroi- ditis) dan akhirnya atrofi kelenjar. Mekanisme yang mencetuskan produksi antibodi takjelas tetapi telah dihubungkan pada infeksi virus atau bakteri (DeGroog, 1989). Tiroiditis Hashimoto's adalah bentuk paling umum. Hipotiroidisme takteratasi dapat menyebabkan koma miksedema. Pada hipotiroidisme bayi disebut kreatinisme. Perkembangan fisik dan mental terhambat sebagai akibat dari ketidakadekuaian sekresi hormon-hormon tiroid selama periode janin atau neonatus. Perawatan di rumah sakit tidak diperlukan untuk pengobatan kecuali gejala-gejala berat. RLP untuk klasifikasi KDB dari hipotiroidisme adalah 4,1 hari (Lorenz, 1991). Penatalaksanaan Medis Umum * Farmakoterapi: —penggantian hormon-hormon tiroid seperti natrium levotiroksin Synthroid), natrium liotironin (Cytomel) * Diet rendah kalori Pertimbangan Pulang * Perawatan lanjut * Obat-obatan untuk digunakan di rumah + Tanda-tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis (1 Penckajian DATA DASAR 1. Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab: * tiroidektomi subtotal aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 572 Bab 10 INTERVENSI . Anjurkan masukan makanan tinggi besi, seperti jeroan, khususnya hepar. . Anjurkan aktivitas-aktivitas sesuai tole- ransi. Anjurkan pasien untuk istirahat dengan interval selama sehari. Jelaskan bahwa penggantian hormon tiroid mu- Iai menunjukkan efeknya, kelelahan akan teratasi. Hindari menyerang pasien dengan data yang memerlukan keputusan kompleks. Tingkatkan tugas pengambilan kepu- RASIONAL Besi penting untuk sintesis eritrosit se- hingga mengatasi anemia. Anemia berpe- fan terhadap kelelahan, Pada hipotiroidisme, penurunan laju me- tabolisme meryebabkan penurunan pro- duksi energi, meningkatkan kelelahan. Istirahat membantu menghemat energi. Frustrasi. kurang mungkin terjadi bila pasien merasakan mampu menyelesaikan aktivitas. Pembuatan keputusan dapat menjadi sumber stres dan ansietas. a = ee ee tusan sesuai perbaikan mental, DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana tindak- an, kesulitan koping dengan kondisi kronis BATASAN KARAKTERISTIK: Mengungkapkan kurang pemahaman, meminta informasi, meng- ungkapkan depresi atau rasa malu tentang penampilan fisik dan perubahan fungsi seksual HAISL PASIEN: Mendemonstrasikan keinginan untuk memenuhi tindakan-tindakan perawatan diri untuk pemeliharaan rumah KRITERIA EVALUASI: Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan terapi, mengungkap- kan pernyataan positif tentang diri, mengungkapkan kepuasean dengan rencana terapeutik INTERVENSI 1. Biarkan pasien mengekspresikan pera- saan tentang kondisi dan kebutuhan te- rapi pengganti hormon sepanjang hi- dup. Bila disfungsi seksual terjadi, biarkan pasien mengetahui bahwa ini dapat kembali normal dengan penggan- tian hormon tiroid adekuat. Juga, wajah gembung akan berkurang tetapi mung- kin tidak hilang sama sekali. RASIONAL meningkatkan koping. Mengetahui hasil yang diharapkan dari tindakan-tindakan membantu mengurangi meningkatkan kepatuhan. Mengekspresikan perasaan membantu ansietas dan | aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 576 Bab 10 2, Informasikan pasien bahwa-ada suara serak dan ketidaknyamenan menelan dapet dialami setelah pembedahan te- tapi akan hilang secara bertahap dengan berkurangnya bengkak kira-kira 3-5 hari. ila eksoftalmus ada, jamin pasien memahami bahwa tiroidektomi tidak memperbaiki masalah mata tetapi mem- bantu mencegah pembesaran lanjut dari jaringan mata. RASIONAL Pengetahuan tentang apa yang diperkira- kan membantu mengurangi ansietas. 3. Ajarkan dan biarkan pasien memprak- tikan bagaimana menyokong leher un- tuk menghindari tegangan pada insisi bila turun dari tempat tidur atau batuk. Instruksikan pasien untuk menempat- kan kedua tangan di belakang leher untuk menyokong leher. Praktik aktivitas-aktivitas pascaceprasi membantumenjamin penurunan program pascaoeprasi terkomplikasi. 4, Berikan obat-obatan antitiroid yang di- resepkan dan LIKI dan evaluasi keefek- tifannya. Beri tahu dokter bila kadar T, dan T, serum tetap di atas rentang nor- mal dan ukuran goiter (bila ada) tetap takberubah, PERIODE PASCAOPERASI (0 PenckajIAN DATA DASAR 1. Pada penerimaan pasien, Obst-obatan antitiroid meningkatkan sta tus eutiroid; LIKI menurunkan ukuran dan vaskularitas kelenjar tiroid bila goiter _ | ada. Tindakan-tindakan ini membantu me- | nurunkan risiko hemoragi pascaoperasi. * Lakukan pengkajian pascaoperasi rutin (Apendiks L). + Kaji kualitas suara dan kesulitan menalan + Kaji status balutan leher dengan melihat sisi-sisi dan perasaan pada punggung leher. DiAGNOSA KEPERAWATAN: NYERI BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Tiroidektomi BATASAN KARAKTERISTIK: Mengungkapkan ketidaknyamanan, meringis, merintih, melin- dungi sisi yang nyeri aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 580 Bab 10 Diacnosa KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurang pengetahuan tentang perawatan diri di rumah. BATASAN KARAKTERISTIK: Mengungkapkan kurang pemahaman, meminta informasi HASIL PASIEN: Mendemonstrasikan keingingan untuk memenuhi rencana pemeliharaan rumah KRITERIA EVALUASI: Mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, melakukan la- tihan dengan benar, mengungkapkan kepuasaan dengan rencana perawatan rumah 1. Beri 3 INTERVENSI n instruksi untuk latihan leher: fleksi, ekstensi, dan latihan rotasi. In- struksikan pasien untuk mulai latihan setelah jahitan diangkat, biasanya dalam tujuh hari . Instruksikan pasien untuk melihat jahit- an leher setiap hari dengan mengguna- kan cermin. Hubungi dokter bila tanda- tana infeksi luka terjadi: kemerahan, peningkatan nyeri tekan, drainase, demam Bila tiroidektomi total dilakukan, beri- kan informasi tentang obat pengganti hormon tiroid yang diresepkan. Ingat- kan pasien bahwa obat-obatan harus di- gunakan untuk sepanjang hidup. Tekan- kan bahwa sumber hormon tiroid di- angkat pada tiroidektomi dan bahwa hormon tiroid adalah esensial untuk hidup. Biarkan pasien mengekspresikan perasaan tentang penggunaan obat- obatan untuk sepanjang hidup. Instruk- sikan pasien untuk melaporkan gejala- gejala hipotiroidektomi (hal. 568) atau Kekambuhan gejala-gejala hipotiroidis- me. RASIONAL Latihan-latihan ini membantu mencegah kontraktur otot leher. Terapi antibiotik diperlukan untuk meng- atasi infeksi. Pemahaman hubungan antara kondisi dan terapi membantu mengembangkan kepa- tuhan pasien. Penilaian dosis periodik mungkin diperlukan, khususnya pada pe- majanan lama terhadap kondisi berkenaan dengan peningkatan metabolisme (de- mam, kondisi inflamasi kronis). aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Fe embedahan Kolumna Vertebralis 4 Laminektomi dan fusi spinal adalah pembedahan kolumna vertebral paling umum dilakukan pada orang dewasa. Ini dilakukan untuk dekompresi medula spinalis atau saraf perifer, perbaikan vertebra takstabil, dan anomali vaskular spinal Laminektomi meliputi pengangkatan fragmen-fragmen diskus intervertebralis terherniasi me- Jalui insisi yang dibuat di atas vertebra yang sakit. Untuk mencegah adesi, potongan kecil dari jaringan lemak subkutan ditempatkan di atas dura mater yang dicksisi. Pada fusi spinal, fragmen-fragmen tulang diambil dari krista iliaka pasien yang digunakan untuk penanaman vertebra bersama-sama untuk menghilangkan ketidakstabilan vertebra, Persiapan praoperasi sama untuk setiap pasien yang menjalani pembedahan. Pada pascaoperasi, pasien kembali ke unit medikal/bedah dengan: + balutan kecil di atas insisi vertebra. (Setelah fusi/penyatuan spinal, pasien mempunyai dua sisi balutan: punggung dan krista iliaka dari tulang yang diambil). * infus IV * kateter Foley (paling sering pada fusi spinal) Ambulasi sering dimulai pada hari pascaoperasi pettama setelah laminektomi; pada hari pasca- operasi kedua atau ketiga setelah fusi spinal. Pasien dengan fusi spinal harus menggunakan brace punggung sebelum turun dari tempat tidur. Pasien dipertahankan tidur datar tetapi dapat digunakan log-roll untuk posisi mizing. Makan dilakukan dengan bantuan pada posisi miring. Setelah ambulasi diizinkan, kepala tempat tidur dapat ditinggikan kira-kira 30-40 derajat untuk makan. Bila turun dari tempat tidur, duduk dan berdiri dibatasi karena aktivitas-aktivitas ini menam- pakkan terlalu banyak stres di punggung. Fusi spinal sering lebih nyeri daripada laminektomi Karena pasien mempunyai dua sisi pembedahan (insisi punggung dan insisi krista iliaka). Rata-rata waktu pemulihan setelah laminektomi kira-kira 4-6 minggu dan kira-kira tiga bulan setelah fusi spinal. Konstipasi dapat menjadi masalah karena penurunan aKtivitas fisik dan penggunaan obat nyeri kronis dan relaksan otot. Hal ini umum menemukan depresi pada nyeri punggung kronis. Sering nyeri mengakibatkan kehilangan kerja dan kerusakan penampilan fungsi peran di lingkungan rumah. Komplikasi pascaoperasi utamia adalah retensi urinarius, infeksi luka, dan kerusakan penanaman tulang (setelah fusi spinal) (Feingold, 1991). RLP untuk Klasifikasi KDB dari pembedahan kolumna vertebralis adalah 9,9 hari (Lorenz, 1991). aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 590 Bab 11 INTERVENSI RASIONAL Pseudoartrosis: Gangguan neurovaskular dapat terjadi bi- 1. Pantau kondisi neurovaskular dari eks- ta ferjadt pembengkakan hebat.aiau teyadt tremitasbawah tiap 2 jam selama 24 jam, kemudian tiap 4 jam bila stabil. . Gunakan teknik “log-rolling” bila me- ngatur posisi pasien dari miring kiri ke miring kanan, menempatkan pispot atau mengganti alat tenun tempat tidur. Beritahu pasien untuk tetap pada posisi punggung lurus, Gunakan linen penarik apabila mengubah posisi pasien. 3. Gunakan “back-brace” sebelum pasien dengan fusi spinal di turunkan dari tem- pat tidur. perdarahan pada area operatif dan mene- kan sumsum tulang belakang. Mempertahankan posisi normal dari ko- lumna vertebralis. Linen penarik akan mempermudah perubahan pos ‘Mempertahankan punggung lurus mem- bantu posisi vertebra sejajar, mengurangi risiko terhadap dislokasi dari sambungan. 4. Hindari untuk berada pada posisi du- duk atau berdiri terlalu lama. Apabila posisi duduk dimungkinkan, atur pa- sien dengan posisi setengah duduk pada saat makan, selain itu tempatkan pasien dengan posisi rata di tempat tidur. In- struksikan agar pasien tetap bergerak bila tidak berada ditempat tidur. ‘Untuk mengurangi tekanan pada vertebra. 5. Hindari pasien menggunakan papan tra- pez untuk memindahkan diri di tempat tidur. Untuk mencegah regangan yang berle- bikan pada punggung. 6. Rujuk pada terapis fisik untuk instruksi pada latihan penguatan otot. ‘Terapis fisik merupakan spesialis yang da- pat merencanakan program latihan untuk maenunjang kondisi pasien. DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN PEMELIHARAAN DI RUMAH BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurangnya pengetahuan tentang aktivitas perawatan mandiri di rumah, kurang adekuatnya sistem pendukung aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 595 3, Pemerikasaan diagnostik: + Analisis pungsi lumbal menunjukkan peningkatan protein CSS dan jumlah sel darah putin rendah. + Pemeriksaan elektrofisiclogis menunjukkan pelambatan velositas konduksi saraf, menunjuk- kan demielinasi. * Kultur feses dilakukan untuk mengiaji Campylobacter jejuni kalau pasien mengalami diarea. 4, Kaji perasaan dan persepsi pasien tentang keadean yang dialaminya. 5, Kaji pemahaman pasien tentang kondisinya, penanganan dan pengobatannya serta pemeriksaan diagnosa yang dilakukan. DiAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN PERTUKARAN GAS BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Paralisis diafragma karena sindrom Guillain-Barré. BATASAN KARAKTERISTIK: Keluhan adanya kesulitan bernapas, hasil pemeriksaan fungsi paru-paru tidak normal, napas dangkal. HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan pertukaran gas adekuat KRITERIA EVALUASI: Pasien menyatakan tidak sesak napas, gas darah arteri (GDA) dalam bates, normal, frekuensi napas 12-24 kali/menit, warna kulit normal. INTERVENSI RASIONAL — | 1. Pantau Parameter ini merupakan data objektif | * tanda-tanda vital setiap 2jam, bila su- untuk menilai efektivitas terapi yang dah stabil setiap 4 jam diberikan. * kondisi pemapasan (Apendiks A) se- | fiap 8 jam. + hasil laporan gas darah arteri 2. Laporkan pada dokter bila frekuensi na- pas kurang dari 12 kali/menit, bunyi napas menurun atau PO, kurang dari 85.90 mm Hg. Temuan ini merupakan tanda-tanda an- caman terhadap kegagalan pernapasan. Ventilasi. mekenik dibutuhkan - untuk membantu pernapasan sampai pemulihan terjadi. 3. Lakukan penghisapan melalui nasotra- keal bila perlu, jika pasien tidak dapat mengeluarkan lendir sendiri, Penghisapan membantu. membersihkan jalan napas dari lendir. 4, Dorong penggunaan spinomeler setiap 2 jam sekali, Untuk meningkatkan napas dalam dan ekspansi alveoli. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 599 (1 PencxajiaN DATA DASAR is 2. 3. Pengkajian fisik didasarkan pada pemeriksaan pada neurologis (Apendiks J) kemungkinan didapati defisit motorik dan sensorik di bawah area yang terkena: + syok spinal yang ditandai dengan adanya paralisis flaksid atau arefleksia (hilangnya semua refleks di bawah area terkena). Sering keadaan ini sifatnya sementara berkisar dari beberapa hari sampai 6 bulan. Namun, dengan adanya transeksi total, pergerakan otot-otot hiperefleksia atau spastis terjadi kemudian setelah edema berkurang. Semua pergerakan yang tidak disadari ini sering merupakan indikasi berakhimya syok spinal. Obat-obatan seperti baklofen, valium atau dantrolene dapat mengurangi spastisitas. * nyeri + perubahan fungsi kandung kemih: — kandung kemih neurogenik ditandai dengan adanya berkemih secara spontan dalam jumlah yang sedikit dengan interval sering. Pola berkemih seperti ini mencerminkan adanya lesi motor neuron ata. —arkus refleks tetap baik, tetapi mekanisme menghambatnya hilang. Stimulasi ringan seperti mengusap daerah perut atau paha atau genitalia dapat merangsang berkemih. — kandung kemih atonik dikarakteristikan adanya retensi urine tanpa individu merasakan adanya kebutuhan untuk berkemih. Kadang kemih distensi berlebihan, urine menetes terus menerus. Jenis gangguan fungsi kandung kemih seperti ini mencerminkan gangguan pada motor neuron bawah (LMN). Arkus refleks hilang dan rangsangan tidak dapat mencapai otak. * kerusakan fungsi seksual pada pria, sering terjadi impotensi, menurunnya sensasi dan kesu- litan ejakulasi. Keadaan ini paling sering terjadi pada kerusakan sumsum tulang di area sakrum. Fungsi seksual tetap normal pada cedera yang terjadi di atas area sakrum meskipun kepuasan seksual bisa berkurang. Pada wanita, fungsi seksual umumnya tetap tidak ter- ganggu. + perubahan fungsi defekasi, dapat berupa inkontinensia dan konstipasi. Kaji perasaan pasien terhadap kondisinya, Pemeriksaan diagnostik. * sinar x tulang belakang menggambarkan letak dan jenis fraktur. DiAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR;: Disfungsi kandung kemih akibat trauma sumsum tulang, belakeng. BATASAN KARAKTERISTIK: Kemungkinan retensi atau inkontinensia urine. HASIL YANG DIHARAPKAN: Mendemonstrasikan tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih. KRITERIA EVALUASI: Urine jemih tidak berbau busuk, urinalisis normal. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. INTERVENSI 603 RASIONAL 4, Lakukan tindakan untuk mencegah gangguan refleks otonom: + Jamin defekasi lancar paling tidak se- tiap 3 hari. Berikan pelunak feses se~ suai program, kususnya bila ada riwa- yat konstipasi. Cukupi kebutuhan cairan 1-2 liter per hari kecuali ada kontraindikasi. Berikan laksatif bila dalam 3 hari tidak defekasi atau bila fesesnya keras. Berikan makanan ting- gi serat seperti buah dan sayuran se- gar, ait buah prem. * Pertahankan kateter indwelling mene- tap * Berikan obat untuk mengatasi nyeri sesuai program. Lakukan tindakan segera bila tanda-tan- da disrefleksi otonom terjadi “gocseflesh,” hidung tersumbat, denyut nadi lambat, tekanan sistolik sangat tinggi. Bila geja- la-gejala ini terjadi: + Segera tempatkan pasien pada posisi tegak untuk menurunkan tekanan da- rah. * Cari dan hilangkan stimulus (sumbat- an selang kateter yang menyebabkan distensi kandung kemih, nyeri, sesua- tu yang menekan pada kulit, impaksi feses), * Pantau tekanan darah setiap 15 menit sampai keadaan stabil. Beritahu dok- ter bila stimulus tidak dapat ditern kan. Berikan agen penyekat ganglic nik (Hypersiat atau Apresoline) sesuai program untuk mengatasi hipertensi Nyeri, konstipasi dan distensi kandung kemih dapat menyebabkan gangguan tefleks otonom. Posisi tegak mengurangi arus balik vena sehingga menurunkan tekanan darah. Bila tidak teratasi, hipertensi menyebabkan stroke. 6. Berikan glukokortikosteroid sesuai pro- gram. Pastikan bahwa pasien menda- patkan obat seperti simetidin (Tagamet) atau ranitidin (Zantac) untuk mengatasi keasaman lambung sementara menda- patkan terapi steroid. Steroid membantu mengurangi edema sumsum tulang dan juga merupakan ulserogenik. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 615 (1 PEenckajIAN DATA DASAR 1. Pengkajian fisik didasarkan pada pengkajian neurologis (Apendiks J) menunjukkan kemunduran yang progresif dari kondisi fisik dan mental. Keluarga /orang terdekat melaporkan pasien mem- perlihatkan penurunan daya ingat ringan, tidak tertarik pada lingkungan, kurangnya perhatian. Bila penyakit menjadi berat, kehilangan daya ingat menjadi lebih menonjol khususnya terhadap hal-hal yang baru saja terjadi, tetapi daya ingat terhadap hal-hal yang telah lama terjadi tetap masih baik. Kepribadian mengalami kemunduran, gangguan motorik seperti apraksia menjadi tampak. Pada tahap akhir koordinasi antara tangan dan mata lemah, kontrol terhadap defekasi dan berkemih hilang, tidak dapat mengenali keluarganya lagi, sering terjadi inkoherensi pada bicaranya, langkah jalanya menjadi ataksik, terjadi perubahan emosi secara menonjol. Penurunan berat badan terjadi saat pasien lupa makan, agitasi meningkat dan menolak makan. 2. Kaji respons keluarga dan orang terdekat terhadap kondisi pasien dan dampaknya terhadap lingkungan rumah. Diacnosa KEPERAWATAN: KURANG PERAWATAN DIRI BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kelemahan status mental sekunder terhadap penyakit Alzheimer's BATASAN KARAKTERISTIK: Pasien terlihat tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari HASIL YANG DIHARAPKAN: Mendemonstrasikan tidak adanya gangguan dalam aktivitas se- hari-hari. KRITERIA EVALUASI: Keutuhan kulit terjaga, badan tidak bau. INTERVENSI RASIONAL 1, Lakukan program latihan defekasi dan berkemih bila terjadi inkontinensia. Ca- tat pola defekasinya untuk beberapa ha- i, Pasang pispot pada saat-saat defekasi diantisipasi. Pasang pispot setiap 2-3 jam pada siang hari untuk berkemih. Untuk mengurangi pengotoran takdise- ngaja. Secara normal, seseorang defekasi setiap 1-2 hari, biasanya di pagi hari se- kitar 1 jam setelah makan. Kapasitas kan- dung kemih pada usia lanjut menurun se- jalan dengan proses menua secara normal, seseorang berkemih sekitar 1-2 Jam setelah minum, 2. Gunakan celana sekali pakai bila terjadi inkontinensia. Mencegah kotor. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 621 c. Antispasmodik untuk mengontrol spastisitas anggota gerak — baclofen d. Terapi fisik untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot. e. Plasmaferesis dalam beberapa kasus (dengan hasil yang masih dapat dipertanyakan), Rencana Perawatan Terintegrasi * Kehilangan * Imobilitas Pertimbangan Pulang Perawatan lanjutan Program rehabilitasi Latihar-latihan untuk diteruskan dirumah Tanda-tanda eksaserbasi * Obat-obat untuk diteruskan di rumah (1 PENGKAJIAN DATA DASAR 1. Pemeriksaan fisik di dasarkan pada pengkajian neurologis (Apendiks J) mungkin didapati: + laporan adanya sensasi panas seperti tezbakar atau pedih dan parestesia di anggota gerak. ‘* gangguan keseimbangan langkah * gangguan fungsi penglihatan karena peradangan saraf optikus (diplopia, pandangan kabur, buta warna, kehilangan lapang pandang unilateral, pupil yang satu lebih lebar dari yang lainnya). pergerakan abnormal di luar bola mata: nistagmus atau penglihatan ke atas atau lateral. kurang koordinasi kelemahan otot refleks Babinski positif nyeri wajah gangguan fungsi seksual dan berkemih (dengan kerusakan sumsum tulang ekstensif). pengucapan tidak jelas, lamban atau monoton * berkembangnya refleks tendon dalam yang tidak simetris dengan spastisitas pada ekstremitas bawah. 2. Pemeriksaan diagnostik: * Tap spinal menunjukkan meningkatnya protein, gammaglobin, dan limfosit di cairan sere- brospinal (CSF). ‘+ Pemeriksaan elektroforesis terhadap CSF mungkin ditemui ikatan oligoklonal globulin. * Timbulnya potensial (pandang dan dengar) menunjukkan adanya respons yang lambat dalam transmisi saraf serebral terhadap stimulus (sinar, sentuhan atau suara). aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. keterampilan-keterampilan rehabilitatif yang dibutuhkan dengan benar, menyatakan rencana-rencana yang realistis INTERVENSI RASIONAL 1, Evaluasi kemampuan keluarga untuk menangani pasien di rumah. Konsultasi dengan perwakilan pekerja sosial untuk mengatur bantuan perawatan di rumah atau penempatannya di fasilitas rehabi- litasi bila tak ada orang yang bisa mem- bantunya di rumah. Bila pasien bisa di- rawat di rumah, ajari pasien atau keluar- ganya bagaimana mengatasi gangguan fisiologis sesuai dengan kebutuhannya + disfungsi fungsi kandung kemih— kate- terisasi intermiten. * latihan-latihan penguatan otot. + Konstipasi. Rencana pemulangan pasien melibatkan aktivitas mengenali dan memanfaatkan sistem dukungan yang dipunyai pasien dan menyediakan sistem dukungan baru bila kebutuhan bertambah. Penyuluhan untuk di ramah membantu meningkatkan kelangsungan rehabilitasi. 2. Berikan informasi tentang: * Kondisi dan perjalanan penyakit. * tujuan program pengobatan + pengobatan sesuai program, termasuk nama, dosis, jadwal pemberian, tujuan dan efek samping. * Pemeriksaan diagnostik sesuai pro- gram, termasuk: —uraian singkat —tujuan — persiapan sebelum pemeriksaan. — perawatan setelah pemeriksaan. Penyuluhan kesehatan meningkatkan kea- manan dalam perawatan diri, ketaatan yang lebih baik terhadap program pengo- batan dan membantu pasien mengem- bangkan harapan yang realistis. 3. Rujuk pasien dan keluarga kepada per- kumpulan selerosis multipel setempat. ‘Yayasan ini pada umumnya menyediakan inforasl tentang kondisi darvkatersedin- an dukungan pelayanan untuk pasien dan keluarganya. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 631 DIAGNOSA KEPERAWATAN: RISIKO TINGGI TERHADAP KERUSAKAN PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN DI RUMAH BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan rencana penanganannya, tidak efektifnya koping terhadap kondisi kroniknya. BATASAN KARAKTERISTIK: Ungkapan kurangnya pemahaman, keluhan, tidak mampu me- ngatasi masalah-masalah pada saat yang lalu, mengungkapkan kesulitan koping terhadap kondisi kronisnya. HASIL YANG DIHARAPKAN: Mengungkapkan pemahaman terhadap kondisinya, pengobatan, tindakan pencegahan; mengungkapkan kepuasannya dengan rencana terapi; mengungkap- kan rencana yang realistis. INTERVENSI RASIONAL 1, Berikan informasi tentang: Pasien lebih mungkin mentaati bila mere- + mekanisme patologi yang mengaki- batkan aktivitas kejang. * tujuan dari program penanganan. + program pengobatan termasuk nama, dosis, jadwal, tujuan dan kemungkin- an efek samping. ‘*, pemeriksaan diagnostik, termasuk: —uraian singkat — tujuan pemeriksaan — persiapan sebelum pemeriksaan rawatan sebelum pemeriksaan. ka memahami kondisi mereka dan bagai- mana tindakan yang ditentukan akan membantu mereka. 2. Ajarkan pada pasien untuk perawatan mandiri terhadap kejang. + Pada saat akan terjadi serangan cari tempat yang aman dan berbaring * Gunakan obat sesuai program. + Pakai gelang atau kalung Waspada Medis. * Hindari komsumsi alkohol. sementara sedang dalam pengobatan antikonvul- san. + Pekerjaan tetap dilakukan apabila kea- manannya terjamin. Hindari pekerja- an-pekerjaan yang berada di tempat ketinggian atau air. Instruksi-instruksi ini di rancang untuk menjamin keselamatan pasien. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. B eee AB DUA BELAS Histerertom’ Miasalah-Masalah Prostatektomi Mastekomi Sistem Reproduksi Referensi aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 674 Bab 12 INTERVENSI 7. Ajarkan cara memeriksa payudara sen- diri jika hal ini dibutuhkan. Sarankan pasien untuk mendemonstrasikan kem- bali latihan tersebut. Petunjuk latihan sebagai berikut: * Kapan: — Jika pramenopause, lakukan latihan 7 hari setelah dimulainya periode menstruasi karena perubahan payu- dara yang normal terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi adalah kurang baik. — Jika pascamenopause atau pasien telah dihisterektomi, lakukan latih- an pada tanggal yang sama setiap bulannya, sebagai contoh tanggal kelahiran, awal bulan atau akhir bulan. * Bagaimana: — Berdirilah di depan cermin untuk momeriksa keabnormalan payuda- ra dengan cara tempatkan lengan bawah dengan berbagai kedudutk- an, di atas kepala kemudian pada pinggang — Ketika berdiri, palpasi jaringan di seluruh permukaan payudara dan daerah bawah ketiak dengan meng- gunakan jari-jari dengan gerakan memutar. — Ulangi palpasi payudara dalam po- sisi berbaring, karena posisi telen- tang memperlihatkan jaringan pa- yudara didistribusi sama pada din- ding dada. — Laporkan ketidaknormalan keada- an payudara pada dokter. * Jelaskan pentingnya memeriksa payu- dara sendiri setiap bulan. RASIONAL Risiko penyebaran kanker pada payudara sisa tinggi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. As «683. Diacnosa KEPERAWATAN: PERUBAHAN NUTRISI: KURANG DARI KEBUTUHAN, BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Tidak adekuatnya pemasukan nutrisi sebagai faktor se- kunder AIDS pada sistem pembuangan (Gl), nyeri lesi di mulut. BATASAN KARAKTERISTIK: Manifestasi Aids syndrom, kehilangan berat badan lebih dari 10% yang disebabkan oleh mual, muntah, lemah dan letih yang berlebihan, diare kronis, albumin Serum di bawah normal, keseimbangan nitrogen negatif, terdapat kesulitan mengunyah dan menelan, terdapat plak-plak putih di mulut. HASIL PASIEN (kolaboratif}: Mendemonstrasikan status nutrisi yang adekuat. KRITERIA EVALUASI: Tidak ada penurunan berat badan lebih lanjut, hasil laboratorium ke- seimbangan nitrogen positif dan albumin serum sampai ke batas normal, lemah dan letih berkurang, secara verbal dinyatakan sehat. INTERVENSI RASIONAL 1. Pantau: Untuk mengenal indikasi-indikasi kema- juan atau penyimpangan dari hasil yang * berat badan, setiap hari diharapkan. |» masukan dan haluaran setiap 8 jam * albumin serum dan BUN * persentase makanan yang dimakan se- tap makan 2. Jika cairan diare berlebihan: Diare sering disebabkan oleh protozoa © pertahankan puasa dan pengobatan, (Cayptospiridium) yang menyerang lapis- terutama infus NPT (hal. 218) an epitel, menyebabkan meningkatnya | © berikan obat-obat anti diare dan eva- Produkst gas dag banyak caitaneppciske | luasi keefektifannya. dalam usus. Pasien bisa kehilangan eairan 10 liter per hari karena diare. Berhentinya Berangsur-angsur mulai lagi pemberian | —Gefekasi hanya karena pengobatan yang makan per oral bila diare terkontrol. An- | ofoktif jurkan untuk menggunakan bebas laktose, rendah lemak, tinggi serat, ini akan menu- runkan volume diare. Konsul ke dokter jika diare tetap berlang- sung atau tambah memburuk 3. Rujuk ke ahii diet untuk membantu me- Abli diet adalah spesialis nutrisi yang da- milih dan merencanakan makanan un- pat membantu pasien dalam perencanaan tuk kebutuhan nutrisi. menu dan kebutuhan nutrisi untuk kon- disi sekarang. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 690 Bab 13 Pertimbangan Pulang + Perawatan di rumah jika stadium akhir * Perawatan lanjutan (7) Penckayian DATA DASAR 1. Riwayat adanya faktor-faktor risiko: + kanker paru-merokok sigaret, lamanya terpajan karsinogen di tempat bekerja (asbes, ion-ion radiasi, arsenik). * kanker kolon-kurang adekuat masukan diet serat * kanker kulit-lamanya terpajan oleh sinar ultraviolet. + kanker lain-punya riwayat keluarga yang kenker. 2. Kaji respons pasien dan orang terdekat tentang diagnosa. 3. Pemeriksaan fisik dasar dalam survei umum (Apendiks F) nampak manifestasi komplikasi yang berhubungan dengan kanker, terutama jika pasien dalam stadium terminal. Komplikasi-kom- plikasi ini berhubungan dengan metastase dan penggunaan terapi untuk pengobatan kanker: + nyeri * supresi sumsum tulang (anemia, leukemia, trombositopenia) + ketidakseimbangan cairan dan biokomia + gejala-gejala disfungsi organ seperti kanker yang menyebar ke tempat yang lebih jauh (otak, hepar, paru-paru, tulang, organ reproduksi, rongga peritoneum) 4. Kaji pengertian dan minat pasien tentang cara penentuan obat. 5. Kaji pasien dan orang terdekat tentang kebutuhan dukungan spiritual. 6. Kaji status nutrisi, mencakup berat badan, nafsu makan, diet, kondisi umum kulit dan mukosa mulut. DIAGNOSA KEPERAWATAN: ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: Kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan pengobat- an. BATASAN KARAKTERISTIK: Menyatakan kurang mengerti, meminta informasi. HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan ansietas berkurang. KRITERIA EVALUASI: Menyatakan mengerti tentang kondisinya, prognosa, pengobatannya dan perasaan cemas hilang, aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. yeri Nyeri adalah keadaan yang subjektif di mana seseorang memperiihatkan tidak nyaman secara verbal maupun nonverbal atau keduanya. Dapat akut (mempunyai lama yang pasti) atau kronis (bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun). Pengalaman nyeri terdiri dari 2 komponen: persepsi dan reaksi. Reaksi nyeri adalah apa yang dirasakan, dipikirkan seseorang dan hal-hal yang dirasakan nyeri. Respons seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan. Nyeri kronis sering menyebabkan perasaan tidak berdaya dan depresi. Narkotik dapat diberikan secara oral, parenteral, topikal atau intratekal. Melalui parenteral dan intratekal memberikan penurunan yang cepat dan digunakan untuk nyeri yang hebat. Melalui pa- renteral dapat mencakup intramuskular (IM), subkutan (SC) atau IV (intravaskular). Analgesia dikontrol pasien (ADP) adalah menggunakan sistem yang luas bahwa membolehkan pasien menyuntik sendiri secara IV untuk analgesik yang ia butuhkan. Penggunaan sistem ADP adalah menganjurkan hanya untuk pasien setelah 72 jam harus di tempatkan pada analgesik oral. Penatalaksanaan Medis Umum + Farmakoterapi-analgesik narkotik atau non-narkotik. + Es — diberikan pada cedera muskuloskeletal dan beberapa bedah ortopedi untuk mengurangi sakit kepala. * Akupuntur, panas, biofeedback, unit Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator (TENS). * Bedah: —kordotomi: jaras nyeri hebat pada jaras traktus spinotalamik medula spinalis. —rizotomi: nyeri pada sambungan radiks saraf posterior medula spinalis. —simpatektomi: nyeri hebat dari saraf yang berbeda ke ekstremitas. * Blok saraf-injeksi anastesi lokal atau agen neurolitik masuk ke saraf. + Teknik distraksi dan relaksasi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 700 Bab 13 INTERVENSI vika ADP digunakan: 1, Jelaskan bagaimana menggunakan pom - pa. Bila mengalami sakit, anjurkan pa- sien untuk menekankan kapas untuk me- lepaskan dosis obat yaitu meperidine HCI (Demerol) atau morfin sulfat. 2. Pindahkan sisi IV jika pasien mengeluh tidak nyaman pada tempat tusukkan, atau tempat tusukkan kelihatan merah dan bengkak. 3, Pelihara dengan tepat kartu catatan un- tuk dokumentasi sebagai fasilitas proto- kol untuk ADP. RASIONAL Boritahu pasien kejadian takar lajak tidak akan terjadi, sebab hanya dosis yang ren- dah yang diberikan. Juga mesinaya oto- matis untuk mengeluarkan, bila jumlah ‘obat selama masa pemberian dibuang. ‘Tempat IV yang paten utama untuk peng- gunaan sistem ADP yang efektif, sebab pa- sien dapat memberikan sendiri secara intravena analgesik obat-obat bila diper- lukan. ‘Untuk mendapatkan catatan terapi yang permanen. 4, Jika jumlah pernapasan turun di bawah 12x per menit atau hipotensi berat ter- jadi, yang disertai oleh penurunan kesa- daran, stop infus segera, berikan Narcan mengikuti protokol fasilitas dan beri- tahu dokter. Ukur tande-tanda vital setelah pemberian Narcan. ‘Narcan adalah antagonis narkotik. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 706 bab 19, INTERVENSI RASIONAL 3. Mulai tindakan pencegahan perdarahan pada jumlah trombosit (Tabel 6-1). Pemeliharaan integritas pembuluh darah penting utama untuk mengontrol perda- rahan. 4, Berikan periode istirahat diantara pe- ngobatan Istirahat menurunkan pengeluaran energi. 5. Berikan tranfusi eritrosit kemasan sesuai pesanan, 6. Bantu pemenuhan kebutuhan sehari-ha- i (AKS) sesuai kebutuhan Tranfusi eritrosit kemasan diberikan un- tuk mengganti komponen-komponen sel darah yang hilang pada kekurangan volu- me cairan. Untuk menurunkan pengeluaran energi. Sistitis: 1. Beritahu dokter bila pasien melaporkan berkemih tidak nyaman, seperti rasa ter- bakar, disuria, dorongan, frekuensi. Da- patkan spesimen urine untuk kultur dan tes sensitivitas sesuai pesanan, Gejala-gejala ini indikasi sistitis, yang se- ring terjadibila kadar leukosit turun di ba- wah normal. Kateter membantu mengiso- lasi organisme penyebab infeksi. Kultur dan tes sensitivitas membantu mengiden- tifikasi agen antimikroba yang lebih efektif untuk menanggulangi infeksi. 2, Tingkatkan masukan cairan 2-3 liter se- hari. Anjurkan banyak minum, Aliran darah adekuat melalui ginjal mem- bantu membilas dan membersihkan sisa- sisa sampah dari saluran perkemihan. 3. Lakukan Hematest® urine terhadap da- rah selama mengalami berkemih tidak nyaman, Darah tidak selalu nampak tapi mungkin dapat dideteksi dengan tes litmus. Ototoksisitas: 1. Selidiki tentang masalah pendengaran sebelum memulai kemoterapi. Untuk menentukan data dasar. Tes audio- logi mungkin dilakukan sebelum terapi obat, terutamajika obat tersebut ototoksik. 2. Anjurkan pasien untuk melaporkan ke- sulitan pendengaran, tinitus atau pu- sing. Untuk mencegah kehilangan pendengaran secara permanen, obat tidak diteruskan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. erapi Radiasi Radiasi digunakan sebagai terapi kuratif atau paliatif pada perawatan kanker. Terapi paliatif digunakan pada tumor yang tidak dapat dibedah, untuk mengurangi nyeri dan menyusutkan tumor serta untuk mengurangi penekanan pada jaringan yang berdekatan. Terapi radiasi dapat diberikan secara internal maupun eksternal, tergantung pada tipe dan letak kanker. Radiasi ekternal melibatkan mesin-mesin yang canggih untuk mengantarkan sinar s sesuai dengan voltage yang telah ditentukan. Mesin-mesin megavoltage seperti Cobalt-60, yang meman- carkan sinar gamma dan ekselevator linear yang memancarkan sinar elektron secara iuas, Kapan membuat keputusan untuk mengobati kanker dengan terapi radiasi, ahli radiasi onkologi menggunak.n stimulator untuk menentukan dengan tepat area yang akan dilakukan tindakan dengan eksternal radiasi. Area yang akan dilakukan tindakan diberi garis dengan tinta India, meninggalkan tanda yang nampak jelas pada kulit pasien. Radiasi akan mengganggu penyembuhan luka. Untuk alasan ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembedahan dengan periode penyembuhan antara 2 intrvensi. Radioterapi internal di- perlukan untuk yang dirawat di rumah sakit. Pasien yang menerima radioterapi eksternal dapat diberikan pada pasien rawat jalan. Radiasi internal terapi melibatkan penempatan meterial-material radioaktif sampai atau men- dekati tumor. Radioaktif isotop mungkin digunakan oleh ahli radiasi onkologi dalam bentuk kawat, pita, tube, jarum, bijih atau kapsul tergantung ukuran dan lokasi tumor. Radioterapi internal, sering digunakan pada pengobatan kanker kepala, leher, serviks dan kandung kemih. Rencana Perawatan Terintegrasi + Kanker Pertimbangan Pulang © Perawatan lanjutan * Perawatan kulit untuk radioterapi eksternal aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. INTERVENSI 1. Pantau: @ tanda-tanda vital setiap jam selama pe- riode darurat, setiap 2 jam selama pe- riode akut, dan setiap 4 jam selama periode rehabilisasi * wama urine © masukan dan haluaran setiap jam sela- ma periode darurat, setiap 4 jam sela- ma periode akut, dan setiap 8 jam sela- ma periode rehabilitasi * hasil-hasil JDL dan laporan elektrolit * berat badan setiap hari + CVP (tekanan vena sentral) setiap jam. bila diperlukan * status umum (Apendiks F) setiap 8 jam 2. Pada penerimaan rumah sakit, lepaskan semua pakaian dan perhiasaan dari area luka bakar. 749 RASIONAL Untuk mengindentifikasi indikasi kema- juan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Periode darurat (awal 48 jam pascaluka bakar) adalah periode kritis yang ditandai oleh hipovolemia yang mencetuskan individu pada perfusi ginjal danjaringan takadekuat. Komplikasi paling mungkin untuk terjadi selama periode akut, yang menandai fase pemulihan, Periode rehabilitatif mulai pa- da penerimaan di rumah sakit dan ber- lanjut sampai masuk kembeli ke masya- takat. Untuk inspeksi adekuat dari luka bakar, 3. Mulai terapi IV yang ditentukan dengan jarum lubang besar (18G), lebih disukai melalui kulit yang telah terluka bakar. Bila pasien mengalai luka bakar luas dan menunjukkan gejala-gejala syok hipo- volemik, bantu dokter dengan pema- sangan kateter vena sentral untuk pe- mantauan tekanan vena sentral (CVP). Penggantian cairan cepat penting untuk mencegah gagal ginjal. Kehilangan cairan bermakna terjadi melalui jaringan yang terbakar dengan luka bakar luas. Pengu- kuran tekanan vena sentral memberikan data tentang status volume cairan intra vaskular. 4, Beri tahu dokter tentang hal berikut: haluaran urine kurang adri 30 mL/jam, haus, takikardia, CVP kurang dari 6 mm Hg, bikarbonat serum di bawah rentang normal, gelisah, TD di bawah rentnag normal, urine gelap atau encer gelap. ‘Temuan-temuan ini menandakan hipovo- Jemia dan perlunya peningkatan cairan. Pada luka bakar luas, perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang inter- stisial, menimbulkan hipovolemia. Juga, jumlah besar cairan dan klorida kalium hilang selama fase diuretik saat cairan ber~ pindah dari ruang interstisial ke intravas- kular. Urine gelap menunjukkan mioglo- binuria atau hemoglobinuria, Urine encer gelap menandakan urine pekat. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 770 Bab 14 INTERVENSI RASIONAL 7. Bila hiperkalemia disebabkan oleh dia- betik ketoasidosis, berikan natrium bi- karbonat dan insulin IV regular sesuai pesanan. Insulin mempermudah gerakan kalium kembali ke sel saat ini mendorong ke da- lam sel. Natrium bikarbonat memperbaiki asidosis. Bila terjadi asidosis, kalium ber- gerak keluar sel dalampertukaran dengan jon-ion hidrogen. Ini adalah upaya kom- pensasi tubuh untuk menurunkan asiditas. 8, Bila hiperkalemia dihubungkan dengan Kegagalan ginjal, siapkan untuk hemo- dialisa sesuai pesanan. Hemodialisa membuang darah yang me- ngandung produk sisa nitrogen, yang secara normal difilter melalui ginjal. 9, Beri tahu dokter bila hiperkalemia atau hipokalemia atau ada kelemahan otot. Ini dapat menandakan memburuknya pa- tologi primer. | DiAGNOSA KEPERAWATAN: PERUBAHAN VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN DENGAN FAKTOR: (uraikan faktor penyebab) BATASAN KARAKTERISTIK: Manifestasi dehidrasi HASIL PASIEN (kolaboratif): Mendemonstrasikan keseimbangan cairan adekuat KRITERIA EVALUASI: Takadanya manifestasi dehidrasi, hasil elektrolit serum menunjukkan nilai-nilai rentang normal INTERVENSI RASIONAL 1. Pantau: * masukan dan haluaran setiap 8 jam * hasil elektrolit serum + ‘anda vital setiap 4 jam * status umum (Apendiks F) setiap 8 jam Untuk mengidentifikasi indikasi_kema- juan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. | 2. Berikan cairan. Lakukan terapi IV sesuai | pesanan dan lakukan tindakan untuk | mencegah masalah yang berhubungan dengan terapi IV (hal. 758). Konsul de- ngan dokter bila manifestasi dehidrasi meneta meskipun masukan cairan tinggi (paluaran urine pekat rendah, TD ren- | dah, natrium serum tinggi, nadi cepat). ‘Temuan-temuan ini menunjukkan peng- gantian cairan takadekuat. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Apendks 791 9, Bedakan antara tanda-ianda dan gejala-gejala_ yang mengindikasikan respons terapeutik versus nonterapeutik pada modalitas tindakan, yang adalah medis atau bedah 10. Lakukan tindakan yang tepat pada cara tepat waktu untuk mencegah has bila komplikasi modalitas tindakan terdeteksi atau dicurigai. 11, Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan esensial untuk pemberian obatobatan Khusus yang aman untuk perubahan sistem tubuh: + Mengidentifikasi nama dagang dan generik, tindakan, kontraindikasi, rentang dosis yang dianjurkan, dan evaluasi kadar terapeutik dari obat yang diresepkan. * Memberikan obat yang diresepkan dengan tepat dengan rute yang benar seperti [M, SC, intradermal, oral, topikal, vaginal, rektal, IV. 12, Konsul pada disipiin perawatan kesehatan ansilari yang tepat untuk meningkatkan kemung- kinan pencapaian haisl pasien yang dibuat (dokter utama, ahli diet, farmasis, terapis pernapasan, terapis fisik, terapis okupasi, pekerja sosial, koordinator pulang, pemimpin religus, lembaga komunitas lokal atau kelompok pendukung, dan sebagainya). 13. Koordinasikan rujukan multidisiplin dengan tepat. 14, Berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan ketentuan terapeutik atau prosedur diagnostik sam- ping tempat tidur: = Antisipasi dan dapatkan peralatan /bahan yang tepat « Jelaskan prosedur-prosedur * Dapatkan persetujuan tertulis setelah protokol dan prosedur fasilitas. * Dapatkan pengkajian dasar selama dan setelah prosedur. * Jamin kenyamanan pasien, yang dapat meliputi pengubahan posi atau sedatif sebelum dan/atau setelah prosedur. * Beri label dan kirimkan spesimen pada departemen ansilari yang tepat. 15, Dokumentasikan temuan-temuan pengkajian, intervensi, dan respons pasien terhadap inter- vensi dengan menggunakan terminologi medis dan keperawatan yang tepat. yang menyimpang dan pemberian analgesik 16. Selalu mempertahankan keamanan lingkungan untuk pasien dan diri sendiri sesuai protokol dan prosedur fasilitas: * Penggunaan restrein dan pagar tempat tidur bila diperlukan. * Tindakan kontrol infeksi, sebagai contoh, mencuci tangan, pembuangan benda tajam dengan tepat, penggunaan pakaian pelindung, penggunaan teknik aseptik atau steril. + Pemantauan alat invasif (selang atua drain yang ditempatkan pada bagian tubuh untuk meng- infus atau mengalirkan cairan). 17. Ajarkan aktivitas perawatan diri untuk penatalaksanaan pasca rumah sakit: + Mengenali kebutuhan pasien dan orang terdekat untuk informasi/instruksi. ‘* Mengidentifikasi kesiapan untuk belajar. « Mengidentifikasi faktor-faktor yang ada yang dapat mempengaruhi pembelajaran. * Mengevaluasi instruksi strategi dan terminologi yang tepat untuk pasien dan orang terdekat. 18. Mengenali kebutuhan-kebutuhan pasien terhadap bantuan perawatan pasca rumah sakit dan memulai rujukan yang tepat sesuai kebutuhan. 19. Membantu pasien dan orang terdekat dalam koping dengan penyakit dan hasil terapi: * Berbagi rencana perawatan + Mengenali perilaku koping takefektif. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. pada sirosis hepar, 542 Hipertrofi prostat benigna, 660 Hipofisektomi transsfenoidal, 561 Komplikasi pascaoperasi, 561 pengkajian data dasar, 561 pertimbangan pulang, 561 rencana perawatan terintegrasi, 561 Hipoglikemia, pada diabetes melitus, 533 Hipokalsemi pada tiroidektomi, 579 Hipostatik pneumonia, pada imobilitas, 721 Hipotensi ortostatik, pada imobilitas, 722 Hipotiroidisme, 568 penatalaksanaan medis umum, 568 pengkajian data dasar, 568 pertimbangan pulang, 563 Hipovolemik, syok, 761 Histerektomi, 653, efek samping, 653 pengkajian data dasar, 654 pertimbangan pulang, 654 Tencana perawatan terintegrasi, 654 Hormon tiroid: ketidekseimbangen, pada tiroidektomi, 579 Hyper-Tet®, 752 I IDDM, 532 Meus paralitik, pada perawatan praoperasi-pascaoperasi, 737 Imobilitas, 719 pengkajian data dasar, 719 Infeksi (meningitis), pada kraniotomi, 611 Infeksi luka, pada pembedahan kolumna vertebralis, 589 pada tiroidektomi, 578 Infeksi, pada mastektomi, 671 pada perawatan praoperasi-pascaoperasi, 738 pada prostatektomi, 663 risiko tinggi Infeksi: perkemihan, risiko terhaday multipel, 622-623" Infeksi: risiko tinggi, pada AIDS, 681-682" Indeks - pada cedera medulla spinalis, 599.600" pada luka bakar, 751-753" pada pankreatitis, S20" Inhalasi asap, cedera, 750 Inkontinensia urine, pada prostatektor Integritas jaringan: risiko tinggi, 555-556" Integritas kulit: perubahan, pada terapi radiasi, 715-716" risiko tethadap, pada kelainan vaskular serebral, 636” pada hepatitis, 528-529" pada sirosis hepar, 546-547" Intoleran aktivites, pada hepatitis, 526-527* pada hipotiroidisme, 571-572" pada ketidakseimbangan cairan dan biokimia, NT pada sirosis hepar, 543-544" Kk KID, pada syok, 761 Kaku sendi, 720 Kalium, ketidakseimbangan, 768 Kanker, gejala, 638 penatalaksanaan medis umum, 689 pengkajian data dasar, 620 pertimbangan pulang, 690. Tencana perawatan terintegrasi, 689 Kardiogenik, syok, 761 Kardiotoksisitas, pada kemoterapi, 707 Karsinoma, 688 Kehilangan, 727 pengkajian data dasar, 727 Kejang fokal/parsial, 627 Kejang umum, 626 Kejang, pada kraniotomi, 611 tindakan, 649 Kelainan vaskular serebral, 633 penatalaksanaan medis umum, 634 pengkajian data dasar, 634 pertimbangan pulang, 634 Tencana perawatan terintegrasi, 634 stroke komplet, 633 3 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. T TENS, 694 TURP, 659 Tap spinal, 621 Tekanan intrakranial, peningkatan, 647 Terapi intravena, 758 pengkajian data dasar, 758 Terapi radiasi, 713 pengkajian data dasar, 714 pertimbangan pulang, 713 Tencana perawatan terintegrasi, 713 Tiroidektomi, 574 Komplikasi, 574 pengkajian data dasar, 575 pertimbangan pulang, 574 Tencana perawatan terintegrasi, 574 Tiroiditis Hashimoto, 568 Toksisitas pulmonal, pada kemoterapi, 707 Trombosis perifer akut, pada imobilitas, 722 Indeks - 7 Vv Vaseline, balutan, 752 Volume cairan: kekurangan, pada ketidakseimbangan cairan dan biokimia, 77" kekurangan, peda luka bakar, 748-750° kelebihan, pada sirosis hepar, 547-548" perubahan, pada ketidakseimbangan cairan dan biokimia, 71" pada pankreatitis, 520-521" risiko tinggi, pada hepatitis, 529° Ww Western blot, 681 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Pedoman perencanaan perawatan medikal-bedah komprehensif... ts Ce NW ss MEDIKAL-BEDAH Barbara Engram eM eis ee eC Sa Se eUr cn cutcunta ta Suna Ruruer eeu ce are Ree eee emt Rn Cin CN Cue eMC CUN urine ctr) eae eae eas SP RUC CUMS CWE CUB O Le) untuk kemudahan akses informasi. Bre a eS te ca Rea Cea Neca cue uee nl ecCun uk cic nct SE EU TE Mul CSIC Mg hae ie a) pee eeeeun ue Ora os deena CME Ree ancy Neen Stn aes Our emu Ce Eatin Ue uke Cue Mc Oe ey Nene cutie cumin AU evant acu eeu ue ur ee eeeUEE CCE cunCutKec rit OTe ual -U-Te-L ci ROL COR LCM Ue |Lo4-1° Mug) Cole Col Lu eam Cea Masalah-Masalah Sistem Pernapasan; Perkemihan; dan Gastrointestinal. Meee Uae Um eee A CL em ur celled Kardiovaskuler, dan Sensori. Volume 3: Masalah-Masalah Sistem Hepar, CTC ala eC CaaS Co ges Le UR Cre aL UD ROC usin Were reece Ie ura nee Moe rc eee Sete cukeul enh ete cue lucec spc) Cran ecinacins

You might also like