You are on page 1of 42

ABSTRACT

Penggunaan media pendidikan dalam pengajaran matematika pada sekolah menengah keatas terdapat pada makalah ini.
Penelitian ini dilakukan di SMA di Medan. Penelitian ini mengetengahkan tentang penbelajaran pada siswa dengan sebuah
media peta konsep dan analisa yang efektif pada media untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsepkonsep matematika. Berdasarkan tes preliminari telah disimpulkan bahwa kebanyakan siswa (65%) memiliki tingkat
pemahaman yang rendah pada konsep matematika. Setelah mengajar para siswa dengan menerapkan media perndidikan
dapat ditemukan bahwa kebanyakan siswa (89%) dapat memahami konsep-konsep matematika.
Kata kunci: Media pendidikan, peta konsep, belajar tuntas, pangkat rasional, dan bentuk akar

PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya peningkatan mutu pendidikan matematika masih terus
diupayakan, karena sangat diyakini bahwa matematika merupakan induk dari Ilmu pengetahuan. Dalam berbagai diskusi
pendidikan di Indonesia, salah satu sorotan adalah mutu pendidikan yang dinyatakan rendah bila dibandingkan dengan
dengan mutu pendidikan Negara lain. Salah satu indikator adalah mutu pendidikan matematika yang disinyalir telah
tergolong memprihatinkan yang ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata matematika siswa di sekolah yang masih jauh
lebih rendah dibandingakan dengan nilai pelajaran lainnya. Bahkan banyak diperbincangkan tentang nilai ujian akhir
nasional (UAN) bidang studi matematika yang cenderung rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Sudah sering
dikemukakan oleh tokoh-tokoh pendidikan baik dalam media massa maupun dalam penelitian. Namun bukan hanya dari
UAN yang menunjukkan bahwa nilai bidang studi matematika cenderung rendah dibandingkan dengan bidang studi
lainnya. Salah satunya adalah hasil olympiade matematika SMU tingkat nasional menunjukkan bahwa bidang studi
matematika cenderung rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pemahaman
konsep dasar matematika siswa dan siswa belum bisa memahami formulasi, generalisasi, dan konteks kehidupan nyata
dengan ilmu matematika. Bahkan diperoleh keterangan 80% dari peserta memiliki penguasaan konsep dasar matematika
yang sangat lemah.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai terobosan, baik dalam pengembangan
kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan praarana pendidikan. Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar
secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun didalam pempelajaran di kelas. Inovasi model-model pembelajaran
sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model pembelajaran baru yang dapat memberikan
hasil belajar lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan. Agar pembelajaran
lebih optimal maka media pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, guru juga ikut memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa
dalam belajar matematika dan guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencakan proses
belajar mengajar yang menarik bagi siswa, agar siswa berminat dan semangat belajar dan mau terlibat dalam proses
belajar mengajar, sehingga pengajaran tersebut menjadi efektif (Slameto, 1987:). Untuk dapat mengajar dengan efektif
seorang guru harus banyak menggunakan metode, sementara metode dan sumber itu terdiri atas media dan sumber
pengajaran (Suryosubroto, 1997). Di samping itu, seorang pendidik dalam mengajar pada proses belajar mengajar
hendaknya menguasai bahan ajaran dan memahami teori-teori belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, sehingga
belajar matematika itu bermakna bagi sisiwa sebab menguasai matematika yang akan diajarkan merupakan syarat
esensial bagi guru matematika karena penguasaan materi belum cukup untuk membawa peserta didik berpartisipasi
secara intelektual.
Belajar Matematika

Untuk mengatasi dan meningkatkan mutu pendidikan matematika yang selama ini sangat rendah, dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain meningkatkan metode dan kualitas guru agar memiliki dasar yang mantap sehingga dapat
mentransfer ilmu dalam mempersiapkan kualitas sumber daya manusia. Secara umum, pendidikan sebenarnya merupakan
suatu faktor rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia. Kegiatan tersebut dalam dunia pendidikan disebut dengan
kegiatan proses belajar-mengajar yang dipengaruhi oleh faktor yang menentukan keberhasilan siswa.
Sehubungan dengan faktor yang menentukan keberhasilan sisiwa dalam belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan sisiwa untuk belajar, yaitu:
1.faktor internal, yaitu yang muncul dari dalam diri sendiri,
2.faktor eksternal, yaitu faktor yang muncul dari luar diri sendiri.
Selain itu matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan dibanding dengan disiplin ilmulainnya
yang harus memperhatikan hakekat matematika dan kemampuan siswa dalam belajar. Tanpa memperhatikan faktor
tersebut tujuan kegiatan belajar tidak akan berhasil. Seorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang
itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu dapat
diamati dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama disertai usaha yang dilakukan sehingga orang tersebut dari yang
tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya.
Dalam menjelaskan konsep baru atau membuat kaitan antara materi yang telah dikuasai siswa dengan bahan yang
disajikan dalam pelajaran matematika, akan membuat siswa siap mental untuk memasuki persolan-persoalan yang akan
dibicarakan dan juga dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa terhadap materi pelajaran matematika. Sehubungan
dengan hal diatas, kegiatan belajar-mengajar matematika yang terputus-putus dapat mengganggu proses belajarmengajar ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara
kontiniu. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang akan lebih mudah untuk mempelajari sesuatu apabila
belajar didasari pada apa yang telah diketahui sebelumnya karena dalam mempelajari materi matematika yang baru,
pengalaman sebelumnya akan mempengaruhi kelancaran proses belajar matematika.
Media Dalam Pendidikan
Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk peningkatan kualitas pendidikan
matematika. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan.
Beberapa media pendidikan yang sering dipergunakan dalam pembelajaran diantaranya media cetak, elektronik. Media
cetak banyak dipergunakan untuk pembelajaran dalam menjelaskan materi kuliah yang kompleks sebagai pendukung buku
ajar. Pembelajaran dengan menggunakan media cetak akan lebih efektif jika bahan ajar sudah dipersiapkan dengan baik
yang dapat memberikan kemudahan dalam menjelaskan konsep yang diinginkan kepada mahasiswa.
Media elektronik seperti video banyak dipergunakan di dalam pembelajaran sain. Penggunaan video sangat baik
dipergunakan untuk membantu pembelajaran, terutama untuk memberikan penekanan pada materi kuliah yang sangat
penting untuk diketahui oleh mahasiswa Harus disadari bahwa video bukan diperuntukkan untuk menggantungkan
pengajaran pada materi yang diperlihatkan pada video, sehingga pengaturan penggunaan waktu dalam menggunakan
video sangat perlu, misalnya maksimum 20 menit. Inovasi model pembelajaran dengan menggunakan video dalam
percobaan yang menuntut ketrampilan seperti pada kegiatan praktikum sangat efektif bila dilakukan dengan penuh
persiapan. Sebelum praktikum dimulai, video dipergunakan untuk membatu mahasiswa memberikan arahan terhadap apa
yang harus mereka amati selama percobaan. Selanjutnya, video diputar kembali pada akhir praktikum untuk
mengklarifikasi hal-hal penting yang harus diketahui oleh mahasiswa dari percobaan yang sudah dilakukan.
Media lain yang dipergunakan dalam pembelajaran sain adalah petakonsep. Penggunaan media petakonsep di dalam
pendidikan sudah dilakukan sejak tahun 1977, yaitu dalam pengajaran Biologi, dan sejak itu media petakonsep
berkembang dan telah dipergunakan dalam pembelajaran sain. Media peta konsep bertujuan untuk membangun

pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam
penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah. Petakonsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan
konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai
hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik
pelajaran. Langkah yang dilakukan dalam inovasi model pembelajaran dengan media petakonsep adalah memikirkan apa
yang menjadi pusat topik yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap sebagai konsep inti dimana konsep-konsep
pendukung lain dapat diorganisasikan terhadap konsep inti, kemudian menuliskan kata, peristilahan dan rumus yang
memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, dan pada akhirnya membentuk satu peta hubungan
integral dan saling terkait antara konsep atas-bawah-samping.
Belajar akan mempunyai kebermaknaan yang tinggi dengan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep. Berarti konsep
dapat dipahami melalui hubungan atau interaksinya dengan konsep yang lain. Salah satu cara untuk menjelaskan dan
mengaitkan hubungan antara konsep-konsep adalah petakonsep. Media petakonsep merupakan media pendidikan yang
dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung
yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah
pemahaman suatu topik pelajaran. Langkah yang dilakukan dalam membuat media petakonsep adalah memikirkan apa
yang menjadi pusat topik yang akan diajarkan, yaitu sesuatu yang dianggap sebagai konsep inti dimana konsep-konsep
pendukung lain dapat diorganisasikan terhadap konsep inti, kemudian menuliskan kata, peristilahan dan rumus yang
memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, sehingga akhirnya membentuk satu peta hubungan
integral dan saling terkait antara konsep atas-bawah-samping.
Cara belajar dengan menggunaka bantuan petakonsep merupakan cara untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu
petakonsep dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang diperoleh karena tidak hanya sekedar
hapalan, melainkan betul-betul mengidentifikasi konsep yang diperoleh. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
petakonsep menyediakan skema-skema untuk menganalisis stimulus-stimulus baru, dan untuk menentukan hubungan di
dalam dan di antara kategori-kategori. Belajar petakonsep merupakan hasil utama pendidikan. Petakonsep merupakan
batu-batu pembangun (building blocks) berpikir. Petakonsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi
untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Penggunaan media petakonsep dalam pendidikan
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 saat mengajarkan pokok bahasan sistematika dalam mata pelajaran biologi,
menujukkan bahwa pengajaran menggunakan media petakonsep dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
kimia memotivasi siswa belajar sistematis dalam pemecahan masalah kimia. Walaupun media petakonsep telah banyak
digunakan untuk bidang eksakta, akan tetapi media pendidikan ini masih sedikit digunakan dalam pengajaran
matematika. Untuk mengetahui bahwa penggunaan media petakonsep efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa khususnya pada Materi Pangkat Rasional dan Bentuk Akar, maka telah diadakan penelitian dengan
pengajaran materi pangkat rasional dan bentuk akar di SMU.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes dilakukan langkah-langkah meliputi: tingkat penguasaan,
ketuntasan belajar, dan ketercapaian TPK. Tingkat penguasaan siswa pada materi pangkat rasional dan bentuk akar. Untuk
mengetahui sejauah mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi tersebut adalah dengan menggunakan konversi lima
atau skala lima norma absolut.
Dari pengamatan peneliti pada saat penelitian, ditemukan bahwa siswa sangat bersemangat belajar dan mengerjakan
setiap soal-soal pada latihan yang tersedia dengan menanamkan konsep dasar pada rangkaian konsep-konsep yang
diberikan kepada siswa. Siswa yang daya serapnya diatas 65% sebelum menggunakan petakonsep adalah 61,11%, dan siswa
yang daya serapnya diatas 65% setelah pengajaran menggunakan petakonsep adalah 88,88% berarti ada peningkatan
sekitar 27,77%
Setelah Melihat hasil belajar siswa secara klasikal dari hasi analisis data maka dapat dikatakan bahwa pengajaran dengan
menggunakan media petakonsep efektif digunakan dalam mencapai ketuntasan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
Pangkat Rasional dan Bentuk Akar dikelas 1 SMU Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2003/2004. Hal ini dapat terjadi karena
Media petakonsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dimulai dari

inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat
membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran. Dan petakonsep dapat membantu siswa
untuk memahami materi pelajaran yang diperoleh karena tidak hanya sekedar hapalan, melainkan betul-betul
mengidentifikasi konsep yang diperoleh .Selain itu Belajar akan mempunyai kebermaknaan yang tinggi dengan
menjelaskan hubungan antara konsep-konsep
Dalam pengumpulan data, peneliti hanya berdasar pada hasil tes siswa yang mana hal itu belum tepat sebagai bukti untuk
mendukung hasil penelitian. Dalam menganalisis data peneliti hanya menganalisi lembar jawaban siswa, sehingga kurang
mengetahui apakah siswa telah memahami betul atau tidak dan kurang mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa.
Waktu, serta kemampuan peneliti yang masih sangat terbatas dalam melaksanakan penelitian ini. Tetapi dengan
berpedoman pada kerangka teoritis dan dan hasil dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran dengan
menggunakan media petakonsep perlu dilaksanakan pada kelas yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa dari tes awal diperoleh siswa yang mencapai daerah serap
65% ada sebanyak 22 orang (61,11%) berarti ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai, sedangkan dari hasil tes
akhir diperoleh tingkat pencapaian hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media petakonsep pada pokok
bahasan pangkat rasional dan bentuk akar adalah tinggi, pencapaian tujuan khusus pembelajaran sudah memenuhi
kriteria ketuntasan TPK. Siswa yang mencapai daya serap 65% sebanyak 88,88% berarti ketuntasan belajar secara klasikal
telah tercapai, maka dapat dikatakan bahwa pengajaran dengan menggunakan media petakonsep efektif digunakan dalam
mencapai ketuntasan hasil belajar pada pokok bahasan pangkat rasional dan bentuk akar.

DAFTAR PUSTAKA
Dahar,.R.W., (1989), Teori-Teori Belajar, Jakarta, Erlangga
Depdikbud, (1995), Kurikulum Sekolah Menengah Umum, GBPP Mata Pelajaran Matematika, Keputusan Mendikbud Nomor
061/U/1995, tgl 25 Februari 1995, Depdikbud Jakarta.

1.

Peran Pengajar, Dosen, dan Media pembelajaran


Pekerjaan pengajar adalah pekerjaan professional, karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan.
Kemampuan dapat dilihat dari segi kesanggupan menjalankan perannya sebagai pengajar, pengajar,
pembimbing, administrator dan sebagai transfer ilmu pengetahuan.
Setiap pengajar dalam menjalankan tugasnya, setidak-tidaknya akan berhadapan dengan lima tantangan,
yaitu : [1] Apakah pengajar memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengertian yang cukup tentang
media pembelajaran? [2] Apakah pengajar memiliki keterampilan cara menggunakan media tersebut
dalam proses pembelajaran di kelas? [3] Apakah pengajar mampu membuat sediri alat-alat media
pendidikan yang dibutuhkan? [4] Apakah pengajar melakukan penilaian terhadap media yang akan atau
yang telah digunakan? [5] Apakah pengajar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
administrasi media pembelajaran?
Media pembelajaran sebagai pembawa atau menyalurkan pesan, pada mulanya pengajar hanya
menganggap media sebagai alat bantu mengajar pengajar [teaching aids]. Alat bantu yang dipakai
adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan lain-lain yang dapat memberikan pengalaman
konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar pembelajar. Dengan
masuknya pengaruh teknologi audio sekitar abad ke-20, berupa alat visual yang digunakan dan dilengkapi
dengan alat audio yang kemudian dikenal adanya alat audio visual atau audio visual aids [AVA], yang
mempengaruhi penggunaan alat-alat dalam proses pembelajaran. Maka dari sini, muncul bermacam
peralatan yang digunakan pengajar untuk menyampaikan pesan ajaran kepada pembelajar melalui alat-

alat yang mengutamakan penglihatan [visual] dan pendengaran [audio] untuk menghindari verbalisme
yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Maka, pada akhir tahun
1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai
alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar .
Pada tahun 1960 - 1965, teori tingkah laku [behaviorism theory] ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini, mendorong orang untuk lebih memperhatikan
pembelajar dalam proses pembelajaran, karena menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah
laku pembelajar. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri pembelajar sehingga menjadi adat
kebiasaan. Maka, setiap ada perubahan tingkah laku positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi
penguatan [reinforcement], berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut telah betul. Pada tahun
1965-1970, pendekatan sistem [system approach] mulai menampakkan pengaruhnya. Pendekatan sistem
ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Program
pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik pembelajar serta diarahkan kepada
perubahan tingkah laku pembelajar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Maka, pengajar-pengajar
mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku pembelajar. Dari sini maka lahirlah
konsep penggunaan multi media dalam kegiatan pembelajaran. Uraian di atas, memberikan gambaran
bahwa sudah selayaknya pengajar tidak lagi memandang hanya media sebagai alat bantu belaka untuk
mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan [pengajar] ke penerima pesan
[pembelajar]. Maka sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh pengajar tetapi yang
lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh pembelajar. Oleh karena itu, sebagai penyaji dan penyalur
pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili pengajar menyampaikan informasi secara lebih teliti,
jelas dan menarik. Maka, fungsi media tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, walau tanpa kehadiran
pengajar secara fisik dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan peranan media yang semakin meningkat ini seringkali menimbulkan kekhawatiran di pihak
pengajar. Artinya, pengajar dan mungkin juga dosen, takut apabila fungsinya akan digeser oleh media
pendidikan atau media pembelajaran. Namun kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu sebenarnya tak
perlu ada kalau kita ingat dan paham betul tugas dan peranan pengajar yang sebenarnya. Karena, tugas
dan peranan pengajar selain mengajar juga memberikan perhatian dan bimbingan secara individual
kepada pembelajarnya adalah tugas penting yang tidak dapat digantikan dan mungkin selama ini belum
dilaksanakan sepenuhnya. Dengan demikian, pengajar, dosen dan media pembelajaran hendaknya bahu
membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi pembelajar. Maka, perhatian dan bimbingan secara
individual dapat dilaksanakan oleh pengajar dengan baik sementara informasi dapat pula disajikan secara
jelas, menarik, teliti, efisien dan efektif oleh media pembelajaran .
2. Pengetahuan, Pemahaman Pengajar tentang Media Pembelajaran
Setiap pengajar dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
Pengetahuan dan pemahaman terse but, meliputi :
a. Media sebagai alat komunikasi, dapat gunakan untuk lebih meng efektifkan proses pembelajaran.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c. Situasi proses belajar.
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pembelajaran.
e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f. Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran.
h. Usaha inovasi media pembelajaran, dll .
Untuk memilih media pembelajaran apa yang kiranya paling cocok dan efektif digunakan dalam suatu
proses pembelajaran, tidaklah mudah, karena sampai sekarang ini belum ditemukan suatu formulasi atau
rumusan, sehingga dapat dijadikan pedoman secara standarisasi. Sulit dan rumitnya pemelihan media
instruksional tersebut, disebabkan beberapa faktor yang saling berhubungan, seperti tergambar pada
pertanyaan-pertanyaan berikut ini : [a] Seberapa jauh situasi dan latar belakang pekerjaan yang
sebenarnya perlu ditiru dalam proses latihan? [b] Media apa yang dianggap paling praktis untuk
memaketkan, melaksanakan dan memperbarui prosees pembelajaran? [c] Apakah diperlukan
perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu? Jika pertanyaan-pertanyaan ini dijawab ya,
apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan tertentu itu dapat dipertanggung jawabkan untuk
keperluan pelajaran yang bersangkutan? [d] Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar
pembelajar? Artinya, sesuai jika dlihat dari faktor kebudayaan, usia, kebiasaan belajar, dan sebagainya.
[e] Sejauh manakah pencapaian pembelajar harus sesuai dengan saran yang telah ditentukan? [f] Apakah

nilai bahan pelajaran sepadam dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan media itu? Dari
pertanyaan yang dikemukakan di atas mengandung makna, bahwa dalam memilih media merupakan
bagian integral dari proses pembelajaran dan tidak terpisah. Artinya dalam pemilihan dan penggunaan
media pembelajaran, tentu tidak dapat dilepaskan dari : [a] Tujuan pembelajaran, [b] Materi pelajaran,
[c] Metode mengajar [d] Kebutuhan pembelajar, dan [e] Tersedianya alat-alat yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan di atas, terlihat bahwa betapa rumitnya pemelihan media pembelajaran, bahkan
pertanyaan-pertanyaan tersebut juga mengandung makna bahwa memilih media merupakan bagian
integral dari proses perencanaan pelajaran. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman pengajar yang
cukup tentang media pembelajaran merupakan hal yang mutlak, karena dengan pengetahuan dan
pemahaman tersebut seorang pengajar mampu menentukan media yang dipakai tersebut sesuai dengan
tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi, sesuai dengan metode, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pembelajar, dan alat-alat yang dibutuhkan tersebut tersedia dan dapat digunakan dengan baik.
Untuk menggunakan media pembelajaran dengan baik, efisein dan efektif, diperlukan kemampuan dan
keterampilan membuat dan memilih media yang akan digunakan dalam proses belajar pengajaran. Maka,
sebelum membuat dan memilih media, terlebih dahulu mengenal jenis-jenis media pembelajaran yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sebagai berikut :
1] Media yang dapat digunakan
sendiri oleh pembelajar, yaitu, berupa :
[a] media rekaman, dan
[b] bahan belajar mandiri
2] Media yang memerlukan kehadiran pengajar,
yaitu, berupa :
[a] papan tulis atau whiteboard,
[b] transparansi OHT, dan
[c] lembaran balik.
3] Media yang tidak memerlukan keahlian
khusus, seperti :
[a] papan tulis atau whiteboard,
[b] transparansi OHP, dan
[c] bahan cetak [buku, handout,modul, diktat].
4] Media yang memerlukan keahlian khusus, yaitu, seperti :
[a] program slide,
[b] program film,
[c] program video,
[d] program audio cassette,
[e] program VCD dan LCD
[f] program TV
[g] program komputer dan internet
Prof Ely [1982], menyatakan bahwa untuk memilih media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya,
dalam arti media sebagai komponen sistem instruksional secara keseluruhan. Maka menurutnya,
meskipun tujuan dan isinya su dah diketa hui, tetapi faktor lain dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan, agar proses pembelajaran dapat
mencapai tujuan dengan baik, seperti :
a] karakteristik pembelajar
b] strategi belajar mengajar
c] organisasi kelompok belajar
d] alokasi waktu
e] sumber belajar
f] prosedur penilaian perlu dipertimbangkan .
Dengan dasar ini, maka Prof Ely, menyarankan untuk pendekatan praktis, agar mempertimbangkan pula
beberapa faktor seperti media apa saja yang tersedia, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk
mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai yaitu pembelajar dan pengajar .
Selain pandangan di atas, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 33 orang pengajar di
Yogyakarta yang dilakukan oleh mahasiswa program Akta IV-UII angkatan XIV tahun akademi 2004/2005,
tentang bagaimanakah pemahanan pengajar terhadap media pembelajaran, alasan menggunakan media

dan manfaat menggunakan media dalam proses pembelajaran? Dari hasil wawancara tersebut, dapat
disimpulkan bahwa :
Pertama, pemahaman pengajar terhadap Media pembelajaran, bahwa media adalah : [1] media
pembelajaran sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran dan
sebagai alat komunikasi untuk merangsang pembelajar belajar. [2] media pembelajaran dapat
menggantikan objek asli yang dipelajari. [3] media pembelajaran, sebagai alat bantu untuk mendukung
proses pembelajaran yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan pembalajaran [4] pesan [materi
pelajaran] yang disampaikan pengajar dapat diterima pembelajar dengan baik. [5] penggunaan media
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, materi, metode dan tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan
minat, ketertarikan dan kemampuan pembelajar terhadap materi pelajaran. [6] media pembelajaran,
sebagai alat/sarana yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran dalam proses
pembelajaran.
Kedua, alasan pengajar menggunakan media dalam proses pembelajaran, adalah : [1] media sifatnya
praktis, mudah digunakan dalam proses pembelajaran dan agar proses serta produk atau hasil belajar
pembelajar tidak menyimpang dari objek dan masalah yang dipelajari. [2] memberikan kemudahan bagi
pengajar untuk menjelaskan materi pelajaran serta mudah dipahami pembelajar. [3] menghindari
kejenuhan pengajar maupun pembelajar. [4] mengembangkan kreativitas pengajar dan pembelajar dalam
proses pembelajaran. [5] mendayagukan dan mengembangkan potensi SDM dalam meningkatkan mutu
pendidikan. [6] optimalisasi proses pembelajaran dengan mempertimbangkan kamjauan IPTEK. [7]
membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. [8] variasi pengajar dalam menggunakan
media dan metode mengajar. [9] materi yang disampaikan mudah diterima dan dipahami pembelajar. [10]
dapat menumbuhkan minat, ketertarikan dan kemampuan pembelajar terhadap materi pelajaran.
Ketiga, manfaat media pembelajaran bagi pengajar dalam proses pembelajaran, adalah : [1]
meningkatkan variasi belajar, motivasi dan memudahkan pembelajar dalam menerima materi pelajaran.
[2] membantu pengajar dalam proses pembelajaran. [3] memberikan penjelasan serta gambar dengan
cara yang mudah dipahami pembelajar. [4] menciptakan suasana yang sinergis. [5] membiasakan
pengajar kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. [6] lebih efisien dari segi waktu. [7]
memberikan kemudahan bagi pembelajar dalam penyerapan materi pelajaran. [8] meningkatkan kualitas
pengajar dalam mengajar dan meningkatkan prinsip belajar sederhana dan tepat guna. [9] dengan media
pembelajaran, materi pelajaran dapat disampaikan secara sistematik dan terfokus. [10] dapat
memperjelas penyajian materi pelajaran, lebih efisien dan efektif, dapat menumbuhkan motivasi, minat,
ketertarikan pembelajar dalam belajar. [11] metode mengajar bervariasi, menarik, sehingga pembelajar
tidak merasa bosan. [12] menghemat tenaga, karena tidak harus berulang kali menulis di papan tulis dan
dapat dipakai berulang kali. [13] materi yang disampaikan dengan mudah diserap pembelajar. [14] terjadi
komunikasi yang efektif antara pengajar dengan pembelajar. [15] tercipta suasana belajar yang
menyenangkan, tanpa tekanan dan tidak membosankan .
3. Keterampilan Memilih, Menggunakan, Membuat Media pembelajaran
Untuk menggunakan media pembelajaran dengan baik dan efisien dalam proses pembelajaran, diperlukan
keterampilan memilih media yang akan digunakan, dibutuhkan keterampilan dan keahlian untuk membuat
media pembelajaran. Oleh karena itu, pengajar atau calon pengajar harus berusaha memilih dan
membuat media pembelajaran yang dapat memenuhi kriteria-kriteria sebagai sebuah media yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
a. Memilih dan Menggunakan Media pembelajaran
Setiap pengajar tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja, tetapi harus memiliki
keterampilan untuk memilih dan menggunakan media dengan baik dalam suatu proses pembelajaran dan
sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Maka, kriteria-kriteria pemilihan tersebut antara lain, sebagai
berikut :
1]
2]
3]
4]
5]
6]
7]
8]

Tujuan pengajaran
Bahan pelajaran
Metode mengajar
Tersedianya alat yang dibu-tuhkan
Jalannya pelajaran
Penilaian hasil belajar
Pribadi pengajar
Minat dan kemampuan pem-belajar

9] Situasi pengajaran yang sedang berlangsung .

Dick dan Carey [1978], me-nyebutkan bahwa di samping kese-suaian dengan tujuan pembelajaran, masih
ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media, yaitu : Pertama, tersedia sumber
setempat, artinya apabila media tersebut tidak tersedia, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua,
apakah tersedianya dana, tenaga, dan fasilitas Ketiga, kepraktisan dan ketahanan media untuk jangka
waktu yang lama, artinya dapat digunakan dalam kondisi apapun dan waktu kapanpun, serta mudah
dibawa ke mana-mana sesuai dengan keperluan. Keempat, adalah faktor efektivitas dan efesiensi biaya,
apabila dimanfaatkan untuk jangka waktu yang relatif lama. Media yang pengadaannya memerlukan
investasi mahal, tetapi sifatnya tidak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan, misalnya
materinya sudah kedaluwarsa, maka lebih baik memilih media yang murah seperti brosur dan lain-lain
yang daya tahannya lebih lama.
Dari keterangan di atas, terlihat bahwa antara media pembelajaran dengan faktor-faktor pengajaran
lainnya sangat erat hubungannya dan interdependensi antara satu faktor dengan faktor yang lainnya
dalam proses pembelajaran. Artinya, masing-masing komponen tersebut tidak terpisah, tapi menyatu satu
dengan yang lain. Tetapi selain hal-hal tersebut di atas, ada juga komponen lain yang perlu dan harus
diperhatikan pada saat memilih dan menggunakan media, yaitu :
1] Daya jangkauan, terhadap pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan pengajaran masal.
2] Keluwesan pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan, di mana akan digunakan dan audiennya
siapa.
3] Ketergantungan, artinya media yang digunakan juga tergantung pada sarana dan fasilitas yang lain.
4] Kendali, siapa yang akan mengendalikan media tersebut?
5] Atribut, artinya kualitas hasil media yang digunakan dalam proses belajar?
6] Biaya, artinya media yang digunakan mahal atau murah dan juga daya tahannya?

b. Membuat Media Pembelajaran


Setiap pengajar, selain menggunakan media pembelajaran yang telah diproduksi oleh produser media,
juga diharapkan dapat membuat sendiri media pembelajaran yang sederhana dan sesuai dengan kriteria
pembuatan media. Tetapi, untuk membuat media pembelajaran diperlukan keterampilan [skill]. Pengajar,
penatar, presentator yang berkeinginan menjelaskan sesuatu ide, informasi, suatu gagasan secara baik
dan jelas, diperlukan keterampilan untuk menuangkan pesan tersebut. Sebagai contoh saja, ketika
mendisaian media transparansi, pada umumnya semua ide-ide, informasi, gagasan yang akan
dijelaskan dituangkan pada transparansi dengan prinsip menyampaikan informasi sedetail-detailnya,
sehingga sebuah transparansi terlihat penuh, ramai, berjubel, hurup-hurup yang kecil, terkesan kurang
sederhana, dan bahkan sisi keindahan terabaikan. Hal ini menyebabkan penerima pesan sulit memahami
ide-ide, informasi, gagasan yang dituangkan pada transparansi tersebut. Suatu disain transparansi yang
baik, hanya dapat memuat hal-hal yang pokok-pokok saja, tidak perlu detail, memiliki unsur
kesederhanaan, keindahan dan apabila disain transparansi dengan menggunakan gambar, maka gambar
tersebut harus mengandung unsur gerak suatu perbuatan dan bukan gambar mati. Dengan dasar ini,
maka seorang pengajar harus memiliki skill atau keterampilan mendisain atau membuat media
pembelajaran.
Selain memiliki skill atau keterampilan, disain media tersebut harus juga memenuhi syarat-syarat
tertentu, sebagai berikut :

1] Rasional, yaitu sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita
2] Ilmiah, yaitu sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
3] Ekonomis, yaitu sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat dan efisien.
4] Praktis, yaitu dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana .
Untuk itu, kepada para pengajar selain dituntut dapat menggunakan media pembelajaran yang telah ada,
juga dituntut kemampuannya untuk dapat membuat media sederhana yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Sebagai contoh, pelajaran ibadah haji yang selama ini
dalam proses pembelajaran dilakukan secara verbalisme semata yang tentu banyak mengandalkan
kemampuan daya ingat pengajar dan sisiwa yang mungkin saja terjadi kelupaan dalam menerangkan.
Alasan lain, mungkin jugu pengajar itu sendiri belum melaksanakan ibadah haji, sehingga apa yang

dijelaskan itu hanya secara teori dan mungkin juga ada hal-hal yang terlupakan secara praktek. Untuk
mengatasi hal ini, seorang pengajar dapat mengemas atau menggunakan kemasan produk media
pelaksanaan ibadah haji dalam suatu rekaman video atau VCD yang dapat digunakan untuk disampaikan
dalam proses pembelajaran. Hal ini, sangat membantu pengajar dalam menjelaskan, sehingga tidak ada
hal-hal yang terlupakan dalam menjelaskan pelajaran ibadah haji.
4. Nilai dan Kegunaan Media Pembelajaran
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau
menentukan taraf tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Kedudukan media pembelajaran sebagai alat
bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur
oleh pengajar. Dari sini, nilai dan kegunaan media pembelajaran yang digunakan untuk dapat
mempertinggi belajar pembelajar, mempertinggi hasil belajar yang dicapai pembelajar dalam proses
pembelajaran.
a. Nilai Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dapat mempertinggi belajar pembelajar dalam proses pengajaran
dan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai pembelajar. Nana Sudjana, menyatakan ada beberapa
alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar pembelajar.
Alasan pertama, berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran pembelajar,
antara lain :
1] Pengajaran akan lebih menarik perhatian pembelajar, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2] Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembelajar dan
memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

3] Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komuni-kasi verbal, sehingga membuat
pembelajar cepat bosan, pengajar ke-habisan tenaga dan mungkin juga materi pelajaran, apalagi
pengajar mengajar setiap jam pelajaran.
4] pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian
pengajar saja, tetapi pembelajar dapat melakukan aktivitas lain, seperti mencatat, mengamati,
mendemon-strasikan, dll.
Alasan kedua, berkenaan dengan taraf berpikir pembelajar, artinya taraf berfikir manusia mengikuti tahap
perkembangan, yaitu dimulai dari berpikir konkrit menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir
sederhana menuju berpikir kompleks. Maka. penggunaan Media pembelajaran erat kaitannya dengan
tahapan berpikir tersebut, sebab dengan menggunakan media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkritkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan .
b. Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum kegunaan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah :
1] Memperjelas sajian pesan agar tidak terlalu verbalistik dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan
belaka.
2] Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya :
[a] Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film, dan model.
[b] Objek yang kecil dapat dibantu dengan projector mikro, film bingkai, film, dan gambar.
[c] Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lawat rekaman film, vidio, film
bingkai, foto, maupun verbal.
[d] Objek yang terlalu kompleks [misalnya mesin-mesin] dapat disajikan dengan model, diagram, dan
lain-lain.
[e] Konsep yang terlalu luas, seperti gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain dapat
divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3] Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat di atasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :
[a] Menimbulkan kegairahan belajar.
[b] Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
[c] Memungkinkan anak didik dapat belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4] Dengan sifat yang unik pada tiap pembelajar ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda antara pengajar dan pembelajar, sedangkan kurikulum dan materi pengajaran ditentukan sama
untuk semua pembelajar, maka pengajar mengalami kesulitas bilamana semuanya itu harus ditangani
sendiri. Pengajar dapat mengatasi hal-hal tersebut dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu :
[a] Kemampuan pengajar memberikan perangsang yang sama
[b] Kemampuan pengajar dalam mempersamakan pengalaman.
[c] Kemampuan pengajar untuk menimbulkan persepsi yang sama .
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa manfaat media pengajaran adalah :
1. Lebih menarik perhatian
2. Menumbuhkan motivasi
3. Bahan pengajaran lebih jelas
4. Metode bervariasi
5. Pembelajar banyak melakukan kegiatan belajar
Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi atau penerima pesan. Dengan demikian, peranan media dalam
proses pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan [informasi] yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pengajaran atau sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pelajaran.
Penilaian Hasil Belajar, suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
Konsep pokok mengenai penilaian, tes dan pengukuran, terutama yang berkenaan dengan pengertian,
peranan, fungsi dan etika tes, perencanaan tes, konstruksi butir soal baik tes uraian [terbatas dan bebas]
maupun tes objektif dalam beberapa tipe, pengadministrasian tes [mencakup perakitan naskah tes,
penulisan petunjuk tes, produksi naskah tes, dan beberapa pertimbangan pelaksanaan tes], pengolahan
dan pendekatan penilaian, serta analisis soal.

Latar Belakang
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara
keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan
kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga
masyarakat.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan
media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar
tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai
aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pelajaran yang mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa sehingga akan membantu
keefektifan proses pembelajaran dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan memadatkan informasi.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perkembangan IPTEK semakin


mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah system percetakan
yang bekerja atas dasar fisik mekanik. Kemudian lahir teknologi audio visual yang menggabungkan
penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran. Selain teknologi media audio visual
masih ada lagi teknologi multimedia yang sering kali digunakan dalam pembelajaran.
Lahirnya teknologi multimedia adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik
komputer dan perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar digital dalam
belasan juta warna dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk
digital. Multimedia merupakan konsep dan teknologi dari unsur unsur gambar, suara, animasi serta
video disatukan didalam komputer untuk disimpan, Diproses dan disajikan guna membentuk
interaktif yang sangat inovatif antara komputer dengan user.
Dengan banyaknya variasi media pembelajaran ini, perlu kita ketahui bahwa tidak ada satu media
pun yang paling baik. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh
karena itu penting bagi guru untuk memahami setiap media pembelajaran, mulai dari karakteristik
tiap-tiap media pembelajaran hingga faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media
pembelajaran tersebut. Pada makalah ini akan disajikan materi seputar media audio visual dan
multimedia dalam pembelajaran.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media audio visual ?
2. Bagaimana penggunaan media berbasis audio visual ?
3. Mengapa memilih media berbasis audio visual dalam proses pembelajaran?
4. Apa jenis jenis media audio visual ?
5. Bagaimana karakteritik media audio visual ?
6. Bagaimana penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran ?
7. Apa manfaat penggunaan media audio visual ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan media audio visual ?
9. Apa pengertian multimedia ?
10. Apa konsep multimedia ?
11. Bagaimana penggunaan multimedia dalam pembelajaran ?
12. Apa perangkat perangkat multimedia ?
13. Apa jenis jenis multimedia ?
14. Bagaimana format multimedia dalam pembelajaran ?
15. Apa kelebihan dan kekurangan unsur unsur multimedia ?
16. Bagaimana pertimbangan penggunaan multimedia ?
17. Apa manfaat multimedia dalam pembelajaran ?

18. Apa keunggulan multimedia dalam pembelajaran ?


19. Bagaimana karakteristik media dalam multimedia pembelajaran ?
20. Bagaimana fungsi multimedia dalam pembelajaran ?
21. Apa kelebihan dan kekurangan multimedia dalam pendidikan ?
Tujuan
a. Mengetahui pengertian media audio visual
b. Mengetahui penggunaan media berbasis audio visual
c. Mengetahui alasan pemilihan media berbasis audio visual dalam proses pembelajaran
d. Mengetahui jenis jenis media audio visual
e. Mengetahui karakteritik media audio visual
f. Mengetahui penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran
g. Mengetahui manfaat penggunaan media audio visual
h. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media audio visual
i. Mengetahui pengertian multimedia
j. Mengetahui konsep multimedia
k. Mengetahui penggunaan multimedia dalam pembelajaran
l. Mengetahui perangkat perangkat multimedia
m. Mengetahui jenis jenis multimedia
n. Mengetahui format multimedia dalam pembelajaran
o. Mengetahui kelebihan dan kekurangan unsur unsur multimedia
p. Mengetahui pertimbangan penggunaan multimedia
q. Mengetahui manfaat multimedia dalam pembelajaran
r. Mengetahui keunggulan multimedia dalam pembelajaran
s. Mengetahui karakteristik media dalam multimedia pembelajaran
t. Mengetahui fungsi multimedia dalam pembelajaran
u. Mengetahui kelebihan dan kekurangan multimedia dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
a. PENGERTIAN MEDIA AUDIO VISUAL
Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengetahui arti kata
media, audio, dan visual itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi kata media berasal dari bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
ataupengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu (Salahudin,1986:
3)
Menurut Wina Sanjaya (2010) secara umum media merupakan kata jamak dari medium, yang

berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti
media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah
media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media
pendidikan atau media pembelajaran.
Sedangkan media audio yaitu media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa
lisan) maupun non verbal. Beberapa jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah radio,
dan alat perekam pita magnetik.
i. Pengertian Media Visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sanagat penting dalam
proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual
dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata. Agar menjadi efektiv, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang
bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya
proses informasi. Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu Gambar representasi, Diagram, Peta,
Grafik, Overhead Projektor (OHP), Slide, dan Filmstrip.
ii. Pengertian Media Audio Visual
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan
visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan
atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan
dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
b. Penggunaan Media Berbasis Audio-Visual
Menurut Wina Sanjaya (2010) media audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film, slide suara,
dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik.
Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media
yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video
cassette. Dan dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio visual murni
yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film audio cassette.
Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan
unsur suaranya berasal dari tape recorder.
Dalam hal ini, media audio visual yang digunakan yaitu film atau video. Video sebenarnya berasal
dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat

melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:
1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2)
rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter Salim
dalam The Contemporary English-Indonesian Dictionary (1996:2230) memaknainya dengan sesuatu
yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua
definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan The storage of visuals and their
display on television-type screen (penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada
layar televisi). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan
apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya,
dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
Azhar Arsyad (2002) menyatakan film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame
dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada
layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan
visual yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang
bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video
melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Kedua jenis media ini pada
umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat
menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.
c. Alasan Memilih Media Berbasis Audio-Visual dalam Proses Pembelajaran
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang
dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perbahan tingkah laku melalui pengalaman.
Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pembelajaran
yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Oleh karena itu media yang digunakan dalam
proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik.
Sebelum memasuki pembahasan mengenai alasan pemilihan media audio visual dalam proses
pembelajaran, terlebih dahulu mengetahui alasan penggunaan media dalam pembelajaran. Secara
umum dalam memnggunakan media pengajaran, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsipprinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Agar media pengajaran
yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan faktorfaktor sebagai berikut :
a. Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan
sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.
b. Program Pengajaran. Program pengajaran yang akan disampaikan keada anak didik harus sesuai
dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalamannya.
c. Sasaran Program. Media yang digunakan harus dilihat kesesuaiananya dengan tingkat

perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, sombol-simbol yang digunakan, cara dan
kecepatan penyajian maupun waktu penggunaannya.
d. Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan
dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan, maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak didik yang
akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi, dan kegairahannya.
e. Kualitas teknik. Terkait pengecekan keadaan media sebelum digunakan.
Selanjutnya dalam menggunakan media pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan sejumlah
prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip
yang dimaksudkan dikemukakan oleh Nana Sudjana (1991) sebagai berikut :
1) Menetukan jenis media dengan tepat;
2) Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat;
3) Menyajikan media dengan tepat;
4) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpukan bahwa dalam pemilihan metode pembelajaran
tentunya membutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat membantu seorang guru dalam
menyampaikan pesan bisa lebih jelas dan dipahami oleh siswa. Selain itu media pembelajaran
dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang baru dalam diri siswa. Salah satu media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran adalah meda audio visual. Media ini mempunyai kemampuan
yang lebih, karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran dan
indera penglihatan. Dengan media tersebut diharapkan bisa membangkitkan motivasai dalam
belajar dan memperjelas materi yang disampaikan.
Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya menurut
Nugent (2005) dalam Smaldino dkk. (2008: 310), video merupakan media yang cocok untuk
pelbagai ilmu pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri sekalipun.
Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa saat ini yang tumbuh berkembang dalam
dekapan budaya televisi, di mana paling tidak setiap 30 menit menayangkan program yang berbeda.
Dari itu, video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi
guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.
Selain itu, menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video multi-suara bisa ditujukan bagi
beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk menjelaskan isi video.
Beberapa DVD bahkan menawarkan kemampuan memperlihatkan suatu objek dari pelbagai sudut
pandang yang berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul, topik, jejak
atau kode-waktu untuk pencarian yang lebih cepat.
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pebelajar, dan setiap ranah: kognitif,
afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi
dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur

warna, suara dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton
video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan
efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008: 127; Smaldino,
2008: 311-312):
a) Mengatasi jarak dan waktu
b) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat
c) Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang
satu ke masa yang lain.
d) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
e) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
f) Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa
g) Mengembangkan imajinasi
h) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistic
i) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan
dibedah di dalam kelas
j) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam
mengekspresikan gagasannya.
d. JENIS-JENIS MEDIA AUDIO VISUAL
Adapun jenis-jenis media audio visual adalah sebagai berikut:
1. Audio-Visual Murni
Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar tersebut
berasal dari suatu sumber.
a. Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti film komersial
yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud dalm pembahasan ini
ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang amat besar kemampuannya
dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi
kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik mengemukakan prinsip
pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu : The right film in the right place at the right time used in
the right way.
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film, vidio, ataupun televisi hendaknya dapat
memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Sesuai dengan tema pembelajaran
b) Dapat menarik minat siswa

c) Benar dan autentik


d) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa
f) Perbendaharaan bahasa yang benar.
b. Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam
masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informative,
edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak
berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video merupakan salah satu jenis
media audio visual, selain film yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
c. Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara
audio-visual dengan disertai unsur gerak.
2. Audio-Visual tidak murni
Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda. Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus suara yaitu
media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti:
1) Sound slide (Film bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara
dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau
media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system
multimedia yang paling mudah diproduksi.
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk
berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau
mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa
dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan slide bersuara
sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak
indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya indra yang terlibat maka siswa
lebih mudah memahami suatu konsep. Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan
gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie
maker.
e. KARAKTERISTIK MEDIA AUDIO VISUAL
Karakteristik media audio-visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Alat-alat audio
visual merupakan alat-alat audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible artinya dapat

dilihat. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis media
yaitu media audio dan visual.
Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangakat keras selama proses belajar,
seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik atau ciri-ciri
utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut:
1. Mereka biasanya bersifat linier;
2. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis;
3. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya;
4. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;
5. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif;
6. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.
f. PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan audio-visual untuk pembelajaran
yaitu:
a. Guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih media audiovisual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
b. Guru juga harus mengetahui durasi media audio-visual misalnya dalam bentuk film ataupun video,
dimana keduanya yang harus disesuaikan dengan jam pelajaran
c. Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan memberikan penjelasan global
tentang isi film, video atau televisi yang akan diputar dan persiapan peralatan yang akan digunakan
demi kelancaran pembelajaran.
d. Aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru melakukan refleksi
dan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
tersebut.
g. MANFAAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL
Beberapa manfaat menggunakan media berbasis Audio visual (film atau video) yaitu karena
kelebihan atau keuntungan dari media tersebut, diantaranya :
Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka
membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan
dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika
berdenyut;
Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara
berulang-ulang jika dipandang perlu.
Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-

segi afektif lainnya.


Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan
pembahasan dalam kelompok siswa.
Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil, kelompok yang heterogen,
maupun perorangan.
Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar, frame demi frame, film yang dalam
kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan satu atau dua menit.
Manfaat Mengguanakan Media Berbasis Audio-Visual (Film atau Video)
Beberapa manfaat menggunakan media berbasis Audio visual (film atau video) yaitu karena
kelebihan atau keuntungan dari media tersebut, diantaranya :
a) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka
membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan
dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika
berdenyut;
b) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara
berulang-ulang jika dipandang perlu.
c) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segisegi afektif lainnya.
d) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan
pembahasan dalam kelompok siswa.
e) Film dan video dapat menyajikan eristiwa yang berbahya bila dilihat secara langsung;
f) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kecil, kelompok yang heterogen,
maupun perorangan.
g) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar, frame demi frame, film yang dalam
kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan satu atau dua menit.
h. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA AUDIO VISUAL
Media audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Ada dua jenis media audio
visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.
Kelebihan media audio visual gerak
1. Kelebihan dan kekurangan film sebagai media audio visual gerak.
a. Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan
dan sebagainya.
Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
Penggambarannya bersifat 3 dimensional.

Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b. Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:
Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film
diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.
Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
2. Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan video
Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan lainnya.
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt memperoleh informasi dari ahliahli/ spesialis.
Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga dalam waktu
mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya.
Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.
Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut, artinya kontrol
sepenuhnya ditangan guru.
Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya.
b. Kekurangan video
Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.
Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk umpan
balik yang lain.
Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan televisi:
Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
Menarik minat anak.

Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice training.
Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.
b. Kekurangan-Kekurangan Televisi:
Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum disiarkan.
Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa
untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa
jadi bersifat pasif selama penayangan.
Kelebihan dan kekurangan media audio visual diam
1. Kelebihan dan kekurangan film bingkai sebagai media audio visual diam.
a. Kelebihan film bingkai sebagai media pendidikan adalah:
Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak;
Perhatian anak-anak dapat dipussatkan pada satu butir tertentu;
Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas;
Film bingkai berada di bawah kontrol guru;
Dapat dilakukan secara klasikal maupun individu;
Penyimpanannya mudah (praktis);
Dapat mengatasi keterbatasan keterbatasan ruang, waktu dan indera;
Mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya;
Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film;
Program dibuat dalam waktu singkat.
Kekurangan film bingkai suara adalah:
Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau tertukar apabila
penyimpanannya kurang baik;
Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still);
Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila tidak gelap
makagambar yang diproyeksikan kurang jelas;
Dibandingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flanel pembuatan film bingkai jauh lebih
mahal biayanya.
2. Kelebihan dan kekurangan film rangkai
a. Kelebihan film rangkai yaitu:
Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur
Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda dalam satu rangkai

Ukuran gambar sudah pasti


Penyimpanannya mudah
Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah
Dapat untuk belajar kelompok maupun individual
b. Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film rangkai sulit diedit
atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara lokal dan
memerlukan peralatan laboraturium yang dapat mengubah film bingkai ke film rangkai.
i. Pengertian Multimedia
Perkembangan dan penggunaan multimedia, khususnya dalam pendidikan bukan lagi merupakan
sesuatu yang asing di Indonesia. Pendidikan di Negara-negara maju sekarang makin mencabar
selaras dengan perkembangan teknologi yang pesat. Sebagai sebuah negara yang berwawasan
maka bidang pendidikan merupakan aset penting untuk melahirkan pakar-pakar dalam sesuatu
bidang dalam menuju ke arah sebuah negara berteknologi yang tinggi.
Dewasa ini, negara yang menguasai teknologi akan menjadi sebuah negara yang maju. Untuk
merintis ke era dunia siber dan agar tercapainya Wawasan 2020 adalah menjadi tanggungjawab
Kementerian Pendidikan untuk melahirkan pakar-pakar dalam bidang teknologi dan ilmu
pengetahuan.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan institusi pendidikan juga menyambut
seruan negara dengan penggunaan komputer di semua pusat pengajian bermula di tingkat rendah
hingga ke tingkat yang lebih tinggi.
Salah satu perkembangan terbaru dalam bidang ini ialah teknologi multimedia. Teknologi multimedia
mampu memberi kesan yang besar dan mendalam dalam bidang komunikasi dan pendidikan.
Teknologi multimedia dapat mempercepatkan dan mampu memberi kefahaman tentang sesuatu
dengan tepat, menarik dan dengan efektif dan efisien.
Teknologi multimedia adalah satu teknologi yang menggabungkan sepenuhnya teknologi komputer,
pemain cakra padat, sistem video dan sistem audio bagi mendapat kombinasi yang lebih baik dan
meningkatkan interaksi di antara pengguna dengan komputer.
Dalam konteks pendidikan, interaktif melalui multimedia telah memainkan peranan yang penting
dalam mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih dinamik dan
bermutu. Ini dibantu dengan keupayaan komputer dalam mempersembahkan teknologi yang
menyokong penghasilan aplikasi pengajaran pembelajaran.
Namun yang lebih penting ialah kefahaman tentang bagaimana untuk menggunakan teknologi
tersebut dengan lebih efektif dan efisien serta dapat membina dan mengeluarkan ide-ide baru dalam
menghasilkan dan mempersembahkan bahan pembelajaran yang membolehkan pelajar-pelajar
dimotivasikan untuk menjelajah isi pembelajaran dan seterusnya memperkayakan proses
pembelajaran.

Kini, multimedia menawarkan berbagai platform supaya pengguna dapat membuat pilihan dari segi
hardware dan software . Sebenarnya multimedia menggabungkan dua revolusi teknologi terbesar
abad ini yaitu komputer dan televisi. Multimedia membawa output dan hasil dalam bentuk gabungan
audio visual televisi dan interaktif komputer untuk menghasilkan suatu alat komunikasi yang intuitif
dan multidimensi. Komputer yang mempunyai hardware yang berupaya untuk melaksanakan proses
pengisian multimedia dipanggil komputer multimedia, sementara isi-isinya pula dimuat dengan grafik
dan suara yang disimpan dalam Compac-Disc Read Only Memory (CD-ROM).
Dalam era yang semakin mengglobal seperti saat ini, Indonesia dihadapkan pada sejumlah
persoalan yang kian hari bukan bertambah ringan, tapi sebaliknya semakin berat dan kompleks.
Pasar bebas Asia (AFTA) yang akan dimulai pada tahun 2003 dan pasar bebas dunia pada tahun
2020, menyimpan segudang potensi sekaligus ancaman yang serius bagi negara-negara sedang
berkembang seperti Indonesia. Yang jelas, pasar bebas adalah ajang yang mempertaruhkan
martabat serta harga diri bangsa. Bagaimana tidak, jika saat itu hampir semua posisi profesi yang
kini dipegang oleh warga Indonesia, boleh ditempati oleh orang asing. Untuk itu pemerintah harus
menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dengan bekal wawasan, ilmu,
pengetahuan, dan teknologi yang cukup sebagai modal di era persaingan ini.
Untuk mencapai itu semua kata kuncinya adalah pemerataan pendidikan. Sebagian orang pesimis
pemerataan pendidikan dapat terealisasi di Indonesia karena begitu luasnya wilayah geografi yang
harus dijangkau. Tiga belas ribu lebih pulau yang terpisah oleh lautan adalah hambatan terbesar
yang menahan laju percepatan pemerataan informasi. Namun dalam konsep Wawasan Nusantara,
lautan bukanlah pemisah tetapi sebaliknya adalah jembatan penghubung yang merangkai pulaupulau tadi menjadi satu-kesatuan yang bulat dan utuh. Barangkali semangat Wawasan Nusantara
inilah yang harus lebih dipahami dalam konteks pemerataan informasi pendidikan ini.
Namun pengetahuan masyarakat Indonesia atas perkembangan multimedia yang ada sangat minim
atau bahkan kurang sekali. Banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang cara pemanfaatan
teknologi internet atau multimedia yang lain. Dan lagi pemerataan pendidikan yang dicanangkan
oleh Pemerintah sampai saat ini masih menunjukkan keberhasilan dibawah 5 %. Sedangkan
teknologi informasi yang berkembang semakin marak menjadikan bangsa Indonesia semakin
tertinggal.
Atas dasar kenyataan di atas penulis mencoba memberikan sumbangan pemikiran dalam usahausaha mencerdaskan bangsa lewat program pemerataan pendidikan yang tampaknya belum
sepenuhnya berjalan baik saat ini. Konsep multimedia yang penulis sumbangkan ini merupakan
kumpulan dari berbagai buku atau referensi yang mempunyai kaitan dengan multimedia agar lebih
dapat memajukan dan menjadikan pendidikan di Indonesia ini lebih merata. Usaha-usaha tersebut
dapat coba dilakukan dengan mengoptimalkan peranan teknologi multimedia, teknologi yang bakal
menjadi bintang dalam era mendatang. Sumbangan yang penulis berikan ini berupa konsep tentang

pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran yang nantinya berguna bagi para pendidik dalam
mendidik guna memajukan pendidikan khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
j. Konsep Multimedia
Teknologi multimedia adalah salah satu teknologi baru dalam bidang komputer yang memiliki
kebolehan untuk menjadikan media pembelajaran lebih lengkap. Multimedia merangkum media
dalam satu perisian sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan bahan pembelajaran dan
pelajar terasa terlibat dalam proses pembelajaran karena teknologi multimedia memperbolehkan
berlakunya interaktiviti.
Multimedia ialah gabungan lebih dari satu media dalam suatu bentuk komunikasi. Menurut Lancien
(1998:7), multimedia pada masa kini merujuk pada penggabungan dan pengintegrasian media,
seperti teks, animasi, grafik, suara, video kedalam sistem komputer. Akhir-akhir ini konsep
multimedia semakin populer dengan munculnya monitor komputer bersolusi tinggi, teknologi video
dan suara serta usaha peningkatan memproses komputer pribadi. Sebagai contoh sekarang sudah
terdapat komputer dekstop yang bisa merekam suara dan video, memanipulasi suara serta gambar
untuk mendapatkan efek khusus, memadukan dan menghasilkan suara serta video, menghasilkan
berbagai jenis grafik termasuk animasi, dan mengintegrasikan semua ini kedalam satu bentuk
multimedia.
Multimedia merupakan gabungan data, suara, video, audio, animasi, grafik, teks dan bunyi-bunyian
yang mana gabungan elemen-elemen tersebut mampu dipaparkan melalui komputer. Menurut
Gayeski, D.M. (1992) Multimedia ialah satu sistem hubungan komunikasi interaktif melalui komputer
yang mampu mencipta , menyimpan , memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumat
dalam bentuk teks, grafik, animasi, dan sistem audio. Jeffcoate (1995) mendifinisikan Sistem
Maklumat Multimedia sebagai suatu sistem yang menggunakan pelbagai kaedah berkomunikasi
(atau media). Menurut Phelps (1995) pula, multimedia adalah kombinasi teks, video, suara dan
animasi dalam sesebuah perisian komputer yang interaktif. Schurman (1995) mendefinisikan
multimedia sebagai kombinasi grafik, animasi, teks, video dan bunyi dalam satu perisian yang direka
bentuk yang mementingkan interaksi antara pengguna dan komputer. Komputer yang mempunyai
perkakasan berupaya untuk melaksanakan perisian multimedia atau disebut juga sebagai komputer
multimedia. Menurut Collin, Simon (1995), .Multimedia merupakan sebuah persembahan,
permainan atau aplikasi yang menggabungkan beberapa media yang berlainan. Sebuah komputer
yang boleh menggunakan klip video, rakaman suara, imej, animasi dan teks serta pula boleh
mengendalikan peranti-peranti seperti perakam video, pemain cakra video, pemacu CD-ROM,
synthesizer dan juga kamera video. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa
media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio,
grafik, animasi, dan video.
Beberapa definisi menurut beberapa ahli: Kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996),

Kombinasi dari tiga elemen: suara, gambar, dan teks (McComick,1996), Kombinasi dari paling
sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video,
teks, grafik dan gambar (Turban dan kawan-kawan, 2002). Alat yang dapat menciptakan presentasi
yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video
(Robindan Linda, 2001). Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah:
pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan
menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
Menurut Haffos (Feldman 1994) multimedia adalah sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari
perkakasan dan perisian yang memberikan kemudahan untuk membolehkan gambar, video,
fotografi, grafik dan animasi, dipadukan dengan suara, teks data yang dikendalikan dengan program
komputer. Sedangkan Jayant, Ackland, Lawarence dan Rabiner (Info tech 1995) menyatakan bahwa
mulimedia adalah asas teknologi komunikasi modern yang meliputi suara, teks, imej, video dan data.
Jadi lebih singkatnya bisa dikatakan bahwa multimedia merupakan tehnik baru dalam bidang
computer yang menggabungkan lebih dari satu media dalam suatu bentuk komunikasi yang meliputi
teks, suara, grafik, animasi, dan video kedalam system computer.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, foto,audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua
kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia
yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.Multimedia interaktif adalah
suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh
multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
Gambar Seorang Guru Melakukan Pembelajaran Menggunakan Media Multimedia Linier
(Penggunaan Film dalam Pembelajaran )
Gambar Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Interaktif
( Penggunaan Game dalam Pembelajaran )
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara,
gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat
bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia
hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game.
Multimedia dimanfaatkan juga dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia
digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Di dunia
bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media
kios informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning. Pada awalnya multimedia hanya mencakup

media yang menjadi konsumsi indra penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan
gambar gerak rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara). Dalam perkembangannya
multimedia mencakup juga kinetik (gerak) dan bau yang merupakan konsupsi indra penciuman.
Multimedia mulai memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan film 3 dimensi
yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat duduk penonton. Kinetik dan film 3 dimensi
membangkitkan sens rialistis.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar.
Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan perilaku yangbersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang
menjadi penting dalam aktifitas belajar adalah lingkungan.
Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah
perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan maka multimedia
pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang dignakan dalam proses pembelajran,
dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat
merangsang piliran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja
proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
k. Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran
Para pakar pendidikan sering menganjurkan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran
sebaiknya guru menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan menyentuh
berbagai indra. Untuk memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah salah satu
alternatif pilihan yang baik untuk pengajaran dan pembelajaran yang berkesan.
Pembelajaran berbasis multimedia mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan papan tulis
dan kapur. Pembelajaran berbasis multimedia melibatkan hampir semua unsur-unsur indra.
Penggunaan multimedia dapat mempermudah siswa dalam belajar, juga waktu yang digunakan lebih
efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan multimedia akan sangat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Dimana dengan motivasi yang meningkat maka prestasipun
akan dapat diraih dengan lebih optimal. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran juga akan
mengenalkan sedini mungkin pada siswa akan teknologi.
Teknologi multimedia ini, juga dapat digunakan dalam mengembangkan Computer Assisted
Learning (CAL). Computer Assisted Learning (CAL) adalah perangkat lunak pendidikan yang
diakses melalui komputer dan meru-pakan bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer
sebagai dosen. Dengan CAL, kata Widyo, proses belajar bisa berlangsung secara individu dan
mampu mengadopsi perbedaan individu peserta didik. Karena pada intinya CAL merupakan media
ganda yang terintegrasi yang dapat menyajikan suatu paket ajar yang berisi komponen visual dan
suara secara bersamaan. CAL juga mempunyai komponen inlelegensi yang membuat program CAL

bersifat interaktif dan mampu memroses data atau memberi jawaban bagi pengguna.CALbersifat
interaktif artinya programnya lebih bermakna diban-dingkan dengan program pembelajaran yang
disajikan lewat media lainnya. CAL juga menggunakan multimedia yaitu sistem komputer yang
meng-gabungkan audio dan video untuk menghasilkan aplikasi interaktif dengan menggunakan teks,
suara dan gambar.
Adapun komponen CAL beserta manfaatnya antara lain:
Teks, efektif untuk menyampaikan informasi verbal, merangsang daya pikir kognitif, memperjelas
media lainnya,
Audio, efektif untuk memancing perhatian, menumbuhkan daya imajinasi dan menambah atau
membentuk suasana jadi hidup.
Grafis, Foto dan Gambar, efektif untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak dan menghilangkan
verbalisme pada anak,
Video efektif untuk memperlihatkan peristiwa masa lalu sesuai kejadian yang sebenarnya,
menyajikan peristiwa penting maupun kejadian langka yang sulit didapat, menampilkan gerakan
obyek yang terlalu cepat atau lambat menjadi normal sehingga dapat dilihat mata,
Animasi efektif untuk menjelaskan suatu proses yang sulit dilihat mata.
Secara keseluruhan, multimedia terdiri dari tiga level (Mayer, 2001) yaitu :
1. Level teknis, yaitu multimedia berkaitan dengan alat-alat teknis ; alat-alat ini dapat diartikan
sebagai wahana yang meliputi tanda-tanda (signs).
2. Level semiotik, yaitu representasi hasil multimedia seperti teks, gambar, grafik, tabel, dll.
3. Level sensorik, yaitu yang berkaitan dengan saluran sensorik yang berfungsi untuk menerima
tanda (signs).
Dengan memanfaatkan ketiga level di atas diharapkan kita dapat mengoptimalkan multimedia dan
mendapatkan efektifitas pemanfaatan multimedia pada proses pembelajaran. Adapun pengaruh
multimedia dalam pembelajaran yang menurut Harto Pramono antara lain:
Multi Bentuk Representasi
Yang dimaksud dengan multi bentuk representasi adalah perpaduan antara teks, gambar nyata, atau
grafik. Berdasarkan hasil penelitian tentang pemanfaatan multi bentuk representasi, informasi/materi
pengajaran melalui teks dapat diingat dengan baik jika disertai dengan gambar. Hal ini dijelaskan
dengan dual coding theory (Paivio, 1986). Menurut teori ini, sistem kognitif manusia terdiri dua sub
sistem : sistem verbal dan sistem gambar (visual). Kata dan kalimat biasanya hanya diproses dalam
sistem verbal (kecuali untuk materi yang bersifat kongkrit), sedangkan gambar diproses melalui
sistem gambar maupun sistem verbal. Jadi dengan adanya gambar dalam teks dapat meningkatkan
memori oleh karena adanya dual coding dalam memori (bandingkan dengan single coding).
Seseorang yang membaca/memahami teks yang disertai gambar, aktifitas yang dilakukannya yaitu :
memilih informasi yang relevan dari teks, membentuk representasi proporsi berdasarkan teks
tersebut, dan kemudian mengorganisasi informasi verbal yang diperoleh ke dalam mental model

verbal.
Demikian juga ia memilih informasi yang relevan dari gambar, lalu membentuk image, dan
mengorganisasi informasi visual yang dipilih ke dalam mental mode visual. Tahap terakhir adalah
menghubungkan model yang dibentuk dari teks dengan model yang dibentuk dari gambar .Model
ini kemudian dapat menjelaskan mengapa gambar dalam teks dapat menunjang memori dan
pemahaman peserta didik.
Fitur penting lain dalam multimedia adalah animasi. Berbagai fungsi animasi antara lain : untuk
mengarahkan perhatian peserta diklat pada aspek penting dari materi yang sedang dipelajari (tetapi
awas, animasi dapat juga mengalihkan perhatian peserta dari topik utama. Oleh karena itu seorang
guru atau fasilitator harus tahu kapan harus menggunakan gambar pada teks dan kapan tidak
menggunakannya. Dan perlur diingat juga bahwa pada dasarnya gambar sebagai penunjang
penjelasan substansi materi yang tertera pada teks. Jadi jangan sampai porsi gambar melebihi teks
yang ada. Juga gambar harus relevan dan berkaitan dengan narasi pada teks.
Animasi
Menurut Reiber (1994) bagian penting lain pada multimedia adalah animasi. Animasi dapat
digunakan untuk menarik perhatian peserta diklat jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya
anirnasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan
animatif yang justru tidak penting. Animasi dapat membantu proses pelajaran jika peserta diklat
banya akan dapat melakukan proses kognitif jika dibantu dengan animasi, sedangkan tanpa animasi
proses kognitif tidak dapat dilakukan. Berdasarkan penelitian, peserta diklat yang memiliki latar
belakang pendidikan dan pengetahuan rendah cenderung memerlukan bantuan, salah satunya
animasi, untuk menangkap konsep materi yang disampaikan.
1. Multi Saluran Sensorik
Dengan penggunaan multimedia, peserta diklat sangat dimungkinkan mendapatkan berbagai variasi
pemaparan materi. Atau sebaliknya guru/fasilitator dapat menggunakan berbagai saluran sensorik
yang tersedia pada media tersebut. Dengan penggunaan multi saluran sensorik, dimungkinkan
penggunaan bentuk-bentuk auditif dan visual. Menurut basil penelitian, pemerolehan pengetahuan
melalui teks yang menggunakan gambar disertai animasi, basil belajar peserta akan lebih baik jika
teks disajikan dalam bentuk auditif dari pada visual.
1. Pembelajaran Non Linear
Pembelajaran non linear dimaksudkan sebagai proses pembelajaran yang tidak hanya
mengandalkan materi-materi dari guru/widyaiswara, tetapi peserta diklat hendaknya menambah
pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai somber ekstemal seperti narasumber di lapangan, studi
literatur dari beberapa perpustakaan, situs internet, dan sumber-sumber lain yang relevan dan
menunjang peningkatan diri. Berdasarkan suatu penelitian dikatakan bahwa tingkat pemahaman
dengan sistem pembelajaran non linear merniliki hasil yang lebih baik dibanding peserta diktat

mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan hanya dari fasilitator. Jadi tugas guru/fasilitator untuk
dapat merangsang dan menciptakan suatu kondisi semangat menambah ilmu para peserta diklat
dari berbagai sumber lain.
1. Interaktivitas
Interaktivitas disini diterjermahkan sebagai tingkat interaksi dengan media pembelajaran yang
digunakan, yakni multimedia. Karena kelebihan yang dimiliki multimedia, memungkinkan bagi
siapapun (guru/fasilitator dan peserta diklat) untuk eksplore dengan memanfaatkan detail-detail di
dalam multimedia dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Permasalahannya tinggal bagaimana
aktivitas behavioristik terhadap multimedia memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak (guru
& peserta).
l. Perangkat-perangkat Multimedia
Pengembangan multimedia yang berkualitas menghendaki satu tim yang terdiri dari beberapa ahli,
seperti: akademisi untuk menyajikan materi; desainer pembelajaran untuk merancang pendekatan
yang akan dipakai, animator/ahli grafis yang akan merancang visual animasi, bagian produksi yang
menyiapkan audio dan klip video dan programmer.
Secara singkat multimedia memiliki perangkat-perangkat sebagai berikut:
1. CD-ROM atau CD R-W atau DVD-RW atau DVD-ROM yang digunakan untuk memutar film atau
lagu dari lempengan CD atau DVD.Alat ini mutlak dimiliki bila komputer akan memasang
multimedia.
2. Sound Card yaitu kartu elektronik yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi
suara agar suara yang dihasilkan melalui lempengan CD atau media yang lain dapat dihasilkan
melalui speaker.
3. Speaker digunakan untuk mengeluarkan bunyi yang dihasilkan oleh sound card.
m. Jenis-jenis Multimedia
Multimedia terdiri dari dua jenis, yaitu multimedia non-interaktif dan multimedia interaktif. Pada
multimedia non-interaktif, pengguna bertindak pasif dan menyaksikan adegan demi adegan secara
berurutan. Sementara pada multimedia interaktif ditambah satu elemen lagi yaitu aspek interaktif
sehingga pengguna dapat memilih secara aktif adegan yang diinginkan dan juga dapat bermain
dengan simulasi dan permainan yang disediakan. Bentuk pemanfaatan model-model multimedia
interaktif dalam pembelajaran dapat berupa drill, tutorial, simulation dan games.
Multimedia memiliki empat komponen penting. Pertama, harus ada komputer yang
mengkoordinasikan apa yang dilihat dan yang didengar, yang berinteraksi dengan kita. Kedua, harus
ada link yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang
memandu kita menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia

menyediakan tempat bagi kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi
dari ide kita sendiri.
n. FORMAT MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
Dalam penyajiannya, multimedia pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa format,
antara lain;
a. Tutorial
Materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau
instruktur. Informasi dilakukan dengan teks, gambar, baik diam maupun bergerak. Selesai penyajian
tayangan, diberikan serangkaian pertanyaan untuk dievaluasi tingkat keberhasilan.
b. Drill dan Practice
Dimaksud untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau
memperkuat penguasaan suatu konsep.
c. Simulasi
Mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan
pesawat terbang, seolah-olah pengguna melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang.
Format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan
dengan suatu resiko, seperti terjatuhnya pesawat terbang tersebut.
d. Percobaan atau Eksperimen
Format ini mirip dengan simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan eksperimen, seperti
kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia.
Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu
berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
e. Permainan:
Permainan yang disajikan tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program
multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain.
o. Kelebihan dan kelemahan unsur multimedia
Multimedia telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan berkembangnya teknologi
pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum dikenal, konsep multimedia sudah dikenal yakni
dengan mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset audio, video dan slide suara.
Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik materi
pelajaran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan
kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media
lainnya. Misalnya, penjelasan yang tidak cukup disampaikan dengan teks tertulis seperti cara
mengucapkan sesuatu, maka dibantu oleh media audio. Demikian juga materi yang perlu visualisasi
dan gerak, maka dibantu dengan video.
Berikut akan kita lihat beberapa kekuatan dan kelemahan dari unsur multimedia tersebut.

Text
Text mungkin bukan merupakan media paling kuno yang digunakan oleh manusia dalam
menyampaikan informasi; suara (sound) adalah media yang lebih dahulu digunakan di dalam
menyampaikan informasi. Para filusuf Yunani , bahkan para Nabi menggunakan suara sebagai
media utama untuk menyebarkan ajarannya. Namun di dalam penggunaannya di dalam komputer,
text adalah media yang paling awal dan juga paling sederhana. Di awal- awal perkembangan
teknologi komputer text adalah media yang dominan (bahkan satu-satunya). Hal yang sama juga
berlaku di dalam perkembangan internet. Ketika internet masih bernama ARPANET di awal tahun
1970 an text merupakan satunya-satunya media. Kini ketika perkembangan teknologi komputer telah
demikian maju, text bukan lagi media yang dominan. Namun demikian ada beberapa kelebihan text
di dalam penggunaannya di dalam multimedia pembelajaran :
Text dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang padat (condensed).
Text dapat digunakan untuk materi yang rumit dan komplek seperti rumus-rumus matematika atau
penjelasan suatu proses yang panjang.
Teknologi untuk menampilkan text pada layar komputer relatif lebih sederhana dibandingkan
teknologi untuk menampilkan media lain. Konsekuensinya media ini juga lebih murah bila
dibandingkan media-media lain.
Sangat cocok sebagai media input maupun umpan balik (feedback).
Kelemahan media text :
Kurang kuat bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi.
Mata cepat lelah ketika harus menyerap materi melalui text yang panjang dan padat pada layar
komputer.
Audio
Socrates pernah berujar bahwa suara adalah imitasi terbaik bagi pikiran maka suara adalah media
terbaik untuk menyampaikan informasi. Bagi Socrates text adalah imitasi dari suara, dengan
demikian sebagai penyampai pikiran text bukanlah media yang ideal karena ia hanyalah imitasi dari
suatu imitasi. Pendapat Socrates mungkin ada benarnya karena suara adalah media yang secara
natural telah dimiliki oleh manusia sehingga suara adalah media yang paling alami. Guru di kelas
pun lebih banyak mengandalkan suara baik ketika memberikan materi atau melakukan motivasi bagi
siswa-siswanya. Jika untuk percakapan secara langsung audio adalah media yang simpel dan alami
maka tidak demikian halnya ketika digunakan di dalam komputer. Penggunaan suara di dalam
komputer berlangsung belakangan sesudah penggunaan text.
Kelebihan suara di dalam multimedia pembelajaran :
sangat cocok bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi.
Untuk materi- materi tertentu suara sangat cocok karena mendekati keadaan asli dari materi (misal
pelajaran mengenai mengenal suara-suara binatang)
Membantu pembelajar fokus pada materi yang dipelajari karena pembelajar cukup mendengarkan

tanpa melakukan aktivitas lain yang menuntut konsentrasi . Bandingkan dengan pembelajar yang
melihat teks di layar komputer. Dalam hal ini pembelajar melakukan multi aktivitas yakni : membaca
teks pada layar (yang tidak semudah membaca pada buku), mencari kata-kata kunci (keyword) dari
materi, dan menggerakkan tangan, seperti melakukan klik mouse untuk menggulung layar saat ingin
melihat bagian teks yang tak terlihat pada layar.
Kelemahan audio :
memerlukan tempat penyimpanan yang besar di dalam komputer.
Memerlukan software dan hardware yang spesifik (dan mungkin mahal) agar suara dapat
disampaikan melalui komputer.
Graphics
A picture is worth a thousand words. Peribahasa ini menunjukkan bahwa penggunaan gambar di
dalam pembelajaran mampu menjelaskan banyak hal bila dibandingkan dengan media text.
Kelebihan media gambar :
lebih mudah dalam mengidentifikasi obyek-obyek.
Lebih mudah dalam mengklasifikasikan obyek.
Mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek.
Membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret.
Animasi
Animasi adalah salah satu daya tarik utama di dalam suatu program multimedia interaktif. Bukan
saja mampu menjelaskan suatu konsep atau proses yang sukar dijelaskan dengan media lain,
animasi juga memiliki daya tarik estetika sehingga tampilan yang menarik dan eye-catching akan
memotivasi pengguna untuk terlibat di dalam proses pembelajaran.
Manfaat animasi :
Menunjukkan obyek dengan ide (misal efek gravitasi pada suatu obyek)
Menjelaskan konsep yang sulit (misal penyerapan makanan kedalam aliran darah atau bagaimana
elektron bergerak untuk menghasilkan arus listrik)
Menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkrit (misal menjelaskan tegangan arus bolak balik
dengan bantuan animasi garfik sinus yang bergerak).
Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural (misal cara melukis suatu segitiga sama sisi
dengan bantuan jangka).
Simulasi
Media simulasi mirip dengan animasi, tetapi ada satu perbedaan yang menonjol ! Bila dalam animasi
kontrol dari pengguna hanyalah sebatas memutar ulang maka di dalam simulasi kontrol pengguna
lebih luas lagi. Pengguna bisa memasukkan variabel-varibel tertentu untuk melihat bagaimana
besarnya variabel berpengaruh terhadap proses yang tengah dipelajari. Sebagai contoh pada
simulasi pembentukan bayangan oleh suatu lensa, pengguna dapat mengubah sendiri nilai indeks
bias dan kelengkungan lensa sehingga pengguna dapat melihat secara langsung bagaimana

variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap pembentukan bayangan.


Manfaat simulasi :
Menyediakan suatu tiruan yang bila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal
atau berbahaya (misal simulasi melihat bentuk tegangan listrik dengan simulasi oscilloscope atau
melakukan praktek menerbangkan pesawat dengan simulasi penerbangan).
Menunjukkan suatu proses abstrak di mana pengguna ingin melihat pengaruh perubahan suatu
variabel terhadap proses tersebut (misal perubahan frekwensi tegangan listrik bolak balik yang
melewati suatu kapasitor atau induktor).
Video
Kelebihan-kelebihan video di dalam multimedia adalah:
Memaparkan keadaan riel dari suatu proses, fenomena atau kejadian
Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti teks atau gambar, video dapat memperkaya
pemaparan.
Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran yang
lebih fokus. Hal ini sulit diwujudkan bila video disampaikan melalui media seperti televisi.
Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor.
Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan
media text.
Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural (misal cara melukis suatu segitiga sama sisi
dengan bantuan jangka).
Kelemahan :
Video mungkin saja kehilangan detil dalam pemaparan materi karena siswa harus mampu
mengingat detil dari scene ke scene.
Umumnya pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui text
sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi.
Pada pertengahan dekade tahun 80-an tatkala teknologi komputer multimedia mulai diperkenalkan,
maka sejak saat itu multimedia pembelajaran berbasis komputer-pun dimulai. Terdapat berbagai
sebutan untuk media pembelajaran berbasis computer seperti CAI (Computer Assisted Instruction),
MPI (Multimedia Pembelajaran Interaktif), SPM (Software Pembelajaran Mandiri), media presentasi
berbantuan komputer, dll. Setiap penyebutan tentu saja mempunyai karakteristik khusus sesuai
dengan yang dimaksudkan oleh pengembangnya.
Media penyimpanan-pun berkembang mulai dari kemasan disket dengan kapasitas 1,4 MB, CD
dengan kapasitas 650 MB, sampai dengan DVD yang berkapasitas 4,7 GB.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi jaringan dan internet, maka multimedia berkembang tidak
terbatas pada standalone PC, tapi juga berbasis jaringan, sehingga sumber belajar menjadi lebih
kaya.

p. Pertimbangan Penggunaan Multimedia


Sedemikian populernya ppenggunaan multimedia pada saat ini, namun untuk memproduksi serta
menggunakannya diperlukan pertimbangan tertentu karena membutuhkan waktu, usaha keras, dan
biaya. Oleh karena itu, KO & Rossen (2001) memberikan beberapa pertimbangan kapan multimedia
digunakan dan kapan pula ditolak.
a. Kapan Multimedia Digunakan
Mengilustrasikan bagaimana mekanisme seseuatu itu bekerja, sering yang ditampilkan adalah
subjek abstrak yang memerlukan penjelasan proses bagaimana sesuatu itu bekerja.
Mengklarifikasikan atau menekankan konsep-konsep abstrak yang kompleks sering sukar diingat
oleh pelajar.
Untuk mengilustrasikan materi yang tidak familiar. Apakah guru akan menghadapi konteks historis
dan fogografis, ekologi, identifikasi suatu organisme, struktur atau cara bekerja sesuatu? Dengan
menggunakan media grafis dan animasi dapat meningkatkan pemahaman pelajar.
b. Kapan Menolak Multimedia
Dukungan institusi. Bila dosen berusaha untuk menunjukkan kemampuannya dengan mengadakan
riset sendiri, dan institusi tidak memberikan kompensasi atas usaha tersebut, dan jelas yang
bersangkuta akan membatasi sesuatu yang ambisius itu.
Relevansi materi. Penggunaan animasi atau video yang digunakan untuk mengekspresikan konsep
atau bidang studi yang dicoba untuk diilustrasikan sering tak membantu pemahaman materi, bahkan
membingungkan.
Ketersediaan materi apapun. Dengan mendapatkan materi apa saja di website anda tidak perlu
membuang-buang waktu menciptakan materi multimedia.
Aksesibilitas materi. Sebelum memperoduksi unsur multimedia yang kompleks, pertimbangkan
apakah pelajar mungkin dapat mengakses dengan mudah dari komputer yang tersedia dirumah,
juga didukung oleh modem yang canggih
Multimedia dalam pendidikan cms-formulasi Manusia terlahir sebagai mahkluk yang mempunyai
hasrat untuk ingin tahu.Pada akhir abad ke dua puluh manusia hidup dalam pranata sosial yang
serba cepat berubah. Manusia dengan akalnya telah dapat menunjukkan kelebihan anugerah Tuhan
itu dengan kemampuannya menciptakan berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk
menguasai, memanfaatkan, dan mengembangkan lingkungan untuk kemajuan dan kesejahteraan
hidupnya. Salah satu usaha manusia untuk memajukan kesejahteraan dan meningkatkan status
sosial dalam hidupnya yaitu pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk
meningkatkan peradaban, mengembangkan kepribadian terutama perubahan sikap, tingkah laku
dan prestasi. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) diperlukan satu kemampuan yang profesional baik dalam
pengalaman, penalaran maupun penguasaan ilmu melalui penelitian ilmiah. Dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan juga dapat dikembangkan dan
diaplikasikan di dunia pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, yang di dalamnya termasuk penggunaan metode
pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta penilaian hasil belajar. Media merupakan salah satu
bagian dari sistem pembelajaran. Oleh karena itu adanya media sangat berpengaruh sekali terhadap
jalannya proses pembelajaran. Dengan adanya media dalam proses pembelajaran akan
mempermudah siswa memahami hal yang dipelajari. Teknologi dan pendidikan merupakan dua hal
yang sangat saling terkait satu sama lain. Pendidikan yang baik hendaknya selalu mengikuti
perkembangan teknologi yang ada. Oleh karena itu, saat ini sudah tidak jarang banyak orang
memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai suatu alat untuk mempermudah dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik. Teknologi pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam sebuah
sistem pembelajaran.. Menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT),
teknologi pembelajaran ialah sebuah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari pemecahan
masalah, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah dalam situasi di mana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan yang terkontrol (Sihkabuden, 2005:3). Dengan adanya
teknologi pendidikan akan semakin mudah menghasilkan sebuah media pendidikan. image
%25255B7%25255D Dari pengalaman, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbedabeda, sebagian lebih cepat belajar melalui audio visual, sebagian lebih cepat belajar melalui audio,
sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lainnya melalui multimedia dan sebagainya
(Sadiman ,2002;9). Berdasarkan kerucut pengalaman (cone of experience) yang diungkap oleh
Edgar Dale (dalam Latuheru, 1988:10) bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang
dengar 75%, melalui indera dengar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Multimedia adalah
penggabungan berbagai media (teks, suara, gambar, animasi dan video) dengan alat bantu (tool)
dan koneksi (link) sebagai alat penyampai pesan. Multimedia digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar. Artinya multimedia terdiri dari bermacammacam media yang dapat menjadi sarana dalam berinteraksi dengan menggunakan indera yang
dimiliki untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga memberikan banyak pengalaman yang
dapat mendidik orang cepat belajar. Dengam menggabungkan gambar, suara, animasi dan video
menjadikan multimedia sebagai sarana pendukung yang iteraktif dalam pembelajaran di kelas.
Penggunaan teknologi multimedia sangatlah penting dalam pemndidikan. Multimedia dalam
pendidikan sering juga disebut sebagai multimedia pembelajaran, multimedia interaktif, media
pembelajaran, multimedia pembelajaran interktif, dan yang paling populer adalah media
pembelajaran interktif. Dengan penggunaan multimedia ini diharapkan peserta didik dapat dengan
mudah memahami konsep dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. Tapi perlu di ingat bahwa

multimedia merupakan salah satu alat batu dalam proses pemebelajaran di mana peran guru tidak
bisa di gantikan oleh multi media. Peran guru tetap di butuhkan, namun fungsinya sebagai fasilitator
dan motivator untuk siswa.image%25255B11%25255D Saat ini multimedia sudah semakin
marak digunakan sebagai media bahan ajar yang mendukung guru dalam menyampaikan pesan
kepada siswa. sebenarnya dalam pendidikan, multimedia sudah lama digunakan, sebelum adanya
pengenalan komputer di sekolah. Pada masa itu kebanyakan multimedia yang digunakan adalah
multimedia berupa pita kaset, televisi, proyektor slide, dan proyektor film.
Peranan Multimedia dalam pembelajaran cms-formulasi Multimedia adalah suatu kombinasi dari
berbagai medium, dimana kombinasi tersebut dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran
(Latuheru, 1988: 81). Multimedia juga dapat diartikan sebagai gabungan dari teks, suara, gambar,
animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi,
berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi
berarti banyak, dan media berarti tempat, sarana atau alat yang digunakan untuk menyimpan
informasi. Jadi berdasarkan kata, multimedia dapat diasumsikan sebagai wadah atau penyatuan
beberapa media yang kemudian didefinisikan sebagai elemen-elemen pembentukan multimedia.
Elemen-elemen tersebut berupa : teks, gambar, suara, animasi, dan video. Multimedia merupakan
suatu konsep dan teknologi baru bidang teknologi informasi, dimana informasi dalam bentuk teks,
gambar, suara, animasi, dan video disatukan dalam komputer untuk disimpan, diproses, dan
disajikan baik secara linier maupun interaktif. Menurut Arsyad (2003) multimedia adalah berbagai
macam kombinasi grafik, teks, audio, suara, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu
kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, atau isi pembelajaran.
Sedangkan Gayeski (1992) mengartikan multimedia ialah suatu system hubungan komunikasi
interaktif melalui komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan mencapai
kembali data dan maklumaat dalam bentuk teks, grafik, animasi, dan sistem audio. Penyajian
dengan menggabungkan seluruh elemen multimedia tersebut menjadikan informasi dalam bentuk
multimedia yang dapat diterima oleh indera penglihatan dan pendengaran, lebih mendekati bentuk
aslinya dalam dunia sebenarnya. Multimedia interaktif adalah bila suatu aplikasi terdapat seluruh
elemen multimedia yang ada dan pemakai (user) diberi kebebasan / kemampuan untuk mengontrol
dan menghidupkan elemen-elemen tersebut. Peranan multimedia dalam pembelajaran erat
kaitannya sebagai alat untuk menyampaikan pesan terhadap siswa, dengan penggabungan banyak
unsur media. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu
siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Dapat
disimpulkan bahwa multimedia adalah suatu teknik yang digunakan untuk menggabungkan data,
teks, gambar, grafik, animasi, bunyi, dan video yang memanfaatkan tools serta links untuk
bernavigasi, komunikasi, serta berinteraksi dengan media tersebut.

q. Manfaat Multimedia dalam Pembelajaran


Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan
proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat
ditingkatkan.
Manfaat multimedia dalam pembelajaran antara lain adalah :
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri,
elektron dll.
2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah,
rumah, gunung, dll.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat,
seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya
bunga dll.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun,
dll.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Selain pemanfaatan dalam pembelajaran siswa, penggunaan perangkat multimedia dapat
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, misalnya:
Komputerisasi administrasi dan tata usaha
Hal ini dapat dilakukan untuk pendaftaran siswa baru, meranking nilai calon siswa sampai
pembayaran SPP dan catatan prestasi dan pelanggaran yang dilakukan siswa. Bagi guru dapat
membuat raport sementara dan meranking nilai siswa secara otomatis. Bagi Kepala Sekolah dapat
melakukan supervisi secara detail tentang program kerja yang direncanakan dan kemudahan
lainnya.
Produksi multimedia oleh pengembang instruksional/guru
Guru dapat membuat sendiri program yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menggunakan program Visual Basic yang mampu memberi
animasi, suara dan bentuk grafis lain kepada siswa. Hasil yang telah dibuat dimasukkan, dimuat
dalam disket atau CD, sehingga siswa dapat menyaksikan dan belajar mandiri di depan komputer.
Pemanfaatan perangkat multimedia dalam pembelajaran bukan berarti semakin berkurangnya
peranan guru atau tergesernya fungsi guru. Sebaliknya kegiatan pembelajaran oleh perancang/guru
lebih terfokus pada perancangan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian fungsi
fasilitator, evaluator dan supervisor bagi guru semakin nyata diimplementasikan.
Promosi, Evaluasi dan Supervisi melalui akses jaringan internet
Bila suatu lembaga pendidikan telah memiliki perangkat multimedia yang cukup dan memiliki Home

Page di Internet, maka untuk promosi kegiatan, keunggulan, jumlah siswa, guru, fasilitas yang
tersedia dapat diakses melalui jaringan Internet. Akses ini dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
Sebagai contoh kecil, seorang orangtua siswa akan dapat mengetahui kondisi pembelajaran
anaknya walaupun terpisah jauh, misalnya mengetahui pembayaran administrasi sekolah oleh
anaknya, pelanggaran yang dilakukannya serta prestasi lainnya. Selanjutnya di tingkat kelembagaan
yang lebih tinggi, pelaporan data administrasi sekolah akan semakin mudah serta semakin efisien
dan efektif.
Ditinjau dari aspek tenaga kependidikan/guru, pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran pada
gilirannya akan mempermudah kegiatan guru, mengefisienkan kerja dan menghemat waktu, dapat
digunakan berulang untuk tahun berikutnya, mudah dibawa kemana-mana, meningkatkan daya
kreasi pengembang instruksional/guru, serta mempermudah objektivitas dan evaluasi hasil
pembelajaran siswa.
Ditinjau dari aspek siswa, daya kreativitasnya akan semakin berkembang, terwujud kebebasan
dalam memilih media dan cara yang tepat mempersingkat waktu pembelajaran, muncul daya saing
dan keingintahuan yang tinggi, kemandirian dalam belajar, peningkatan kemampuan bernalar dan
abstrak serta pemberian contoh yang lebih konkret dengan adanya animasi dan suara.
r. KEUNGGULAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Bates (1995) menekankan bahwa diantara media-media lain, interaktivitas multimedia atau media
lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas nyata di sini adalah
interaktivitas yang melibatkan fisik dan mental dari pengguna saat mencoba program multimedia.
Sebagai perbandingan media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya
saja interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena hanya melibatkan mental pengguna.
Interaktivitas secara fisik dalam multimedia pembelajaran bervariasi dari yang paling sederhana
hingga yang kompleks. Interaktivitas sederhana misalnya menekan keyboard atau melakukan klik
dengan mouse untuk berpindah halaman (display) atau memasukkan jawaban dari suatu latihan
yang diberikan oleh komputer. Interaktivitas yang komplek misalnya aktivitas di dalam suatu simulasi
sederhana di mana pengguna bisa mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau di dalam simulasi
komplek di mana pengguna menggerakkan suatu joystick untuk menirukan gerakan mengemudikan
pesawat terbang.
Keunggulan multimedia di dalam interaktivitas adalah media ini secara inheren mampu memaksa
pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik secara fisik dan mental. Tentu saja kemampuan
memaksa ini tergantung pada seberapa efektif instruksi pembelajaran mampu menarik pengguna
untuk mencoba secara aktif pembelajaran yang disajikan. Sebagai contoh adalah program
multimedia pembelajaran yang berisi materi mengenai oscilloscope[1] yang ditunjukkan pada
gambar.6 di bawah ini. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran pengguna akan diajak

secara langsung mencoba dan menggunakan simulasi oscilloscope yang tersedia. Berbeda halnya
jika materi yang sama disajikan dengan buku atau video. Dalam hal ini pengguna hanya pasif
(secara fisik) melihat bagaimana cara menggunakan oscilloscope ditampilkan. Aktivitas mental
( pengguna menyerap cara menggunakan dan mengatur oscilloscope) mungkin terjadi akan tetapi
aktivitas fisik (dalam hal ini mencoba sendiri cara mengatur oscilloscope) tidak terjadi. Dengan kata
hal lain dalam hal suatu simulasi dengan menggunakan multimedia pembelajaran pengguna
akan mencoba secara langsung bagaimana sesuatu terjadi.
Selanjutnya Fenrich (1997) menyimpulkan keunggulan multimedia pembelajaran antara lain:
siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan , kesiapan dan keinginan mereka. Artinya
pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.
siswa belajar dari tutor yang sabar (komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan dari
siswa.
siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika.
siswa menghadapi suatu evaluasi yang obyektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang
disediakan.
siswa menikmati privasi di mana mereka tak perlu malu saat melakukan kesalahan.
Belajar saat kebutuhan muncul (just-in-time learning).
Belajar kapan saja mereka mau tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan.
Di samping itu, multimedia pembelajaran dapat juga unggul dalam hal:
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, electron.
benda yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah,
gunung.Memperkecil
Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti
sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet, berkembangnya bunga.
Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju.
Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun.
Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Selain itu, masih banyak keuntungan dari pembelajaran berbasis multimedia ini bagi pelajar, antara
lain adalah:
Para pelajar dapat mengatur kecepatan belajarnya secara mandiri sesuai dengan daya serap
masing-masing.
Informasi yang disajikan melalui multimedia dapat lebih spesifik dan merangsang proses belajar.
Pembelajaran dengan multimedia akan sangat efektif apabila memungkinkan penampilan informasi
dalam dua saluran (media) sehingga kedua saluran tersebut dapat saling mendukung,

Dengan demikian multimedia dapat juga memberi alternatif bagi perancang materi belajar memilih
jenis media yang paling efektif.
s. Karakteristik Media dalam Multimedia Pembelajaran
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia
pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi dan
juga evaluasi pembelajaran.
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon
pengguna.
3. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa
sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan oran lain.
t. Fungsi Multimedia dalam Pembelajaran
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi
sebagai berikut:
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya
sendiri.
3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan.
4. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik
berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.
u. Kelebihan dan Kelemahan Multimedia dalam pendidikan
Dalam suatu penggunaan media pembelajaran terdapat kelebihan dan kelemahan yang dimiliki.
Kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan multimedia dalam pembelajaran antara lain adalah :
A. Kelebihan
1. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif
2. Mampu menimbulkan rasa senang selama PBM berkangsung sehingga akan menambah motivasi
siswa.
3. Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam
satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
4. Mampu menvisualisasikan materi yang abstrak.
5. Media penyimpanan yang relative gampang dan fleksibel
6. Membawa obyek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar
7. Menampilkan obyek yang terlalu besar kedalam kelas
8. Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

9. Menarik karena dapat menampilkan gambar-gambar maupun suara.


10. Mudah diatur dalam menyampaian informasi, jadi informasi yang disampaiakan dapat di
sesuaikan dengan anak SD yang lebih menyukai gambar-gambar lucu dan menarik.
11. Dapat menampilkan tampilan yang luar biasa(audio maupun visual) yang jelas sehingga seperti
melihat nyata.
12. Memberikan pengalaman nyata untuk siswa dengan jelas, hal-hal yang belum pernah diketahui
bisa dengan mudah diketahui.
13. Mudah mengaksesnya untuk mencari informasi yang dibutuhkan.
14. Media yang lengkap menyediakan banyak informasi.
B. Kelemahan
1. Kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan.
2. Belum memadainya perhatian dari pemerintah
3. Belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu
4. Biaya untuk membuat maupun mengakses media berbasis informatika mahal.
5. Belum tentu semua siswa dapat mengaksesnya maupun menikmatinya.
6. Pembuatannya susah dan memakan banyak waktu dalam proses pembuatannya.
7. Harus didukung oleh daya penyalur, listrik maupun jaringan internet.
8. Belum bisa diakses dengan mudah dan murah di tempat-tempat tertentu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tidak diragukan lagi kita semua dapat sepakat bahwa media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau
sampai hari ini masih ada yang belum menggunakan media, itu hanya perlu sedikit perubahan sikap.
Dalam memilih media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
Kelancaran dan efektivitas pembelajaran antara lain didukung oleh kehadiran alat
bantu/media/sumber belajar yang tersedia. Ketersediaan alat bantu/media/sumber belajar
memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik, lebih intensif, dan lebih banyak potensi yang dapat
dikembangkan. Oleh karena itu, alat bantu/media/sumber belajar perlu dihadirkan dengan tepat.
Lebih lanjut, alat bantu/media/sumber belajar perlu dimanfaatkan secara sinergis untuk
mengoptimalkan pembelajaran. Dengan adanya media/alat bantu pembelajaran semakin
memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Sehingga dapat menciptakan kondisi yang
dapat mendorong siswa agar dapat mencapai kompetensinya dalam pembelajaran yang diberikan
oleh guru.
Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.

Macam-macam media dapat dibagi menjadi 3, berdasarkan sifatnya, kemampuan jangkauannya,


dan berdasarkan cara atau teknik pemakaiannya. Fungsi pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media
yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. . Media ini mempunyai
kemampuan yang lebih, karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera
pendengaran dan indera penglihatan. Dengan media tersebut diharapkan bisa membangkitkan
motivasai dalam belajar dan memperjelas materi yang disampaikan.
`Dunia pendidikan sangat mengharapkan kehadiran media pembelajaran yang bermutu tinggi untuk
meningkatkan kulaiti pendidikan. Kehadiran media seperti ini tidak bermakna kehilangan peranan
guru sebagai penentu jalan proses pengajaran dan pembelajaran. Namun, kehadiran media
pembelajaran yang berkesan boleh membantu mempertingkatkanlagi mutu pengajaran dan
pembelajaran. Kehadiran teknologi multimedia memberi harapan baru dalam era pendidikan kerana
media pembelajaran ini mempunyai keupayaan yang tidak diperoleh oleh media lain sebelum ini.
Teknologi multimedia adalah salah satu media pembelajaran baru yang boleh digunakan untuk
membantu proses pengajaran dan pembelajaran lebih berkesan. Ini adalah kerana multimedia
menyepadukan pelbagai media; teks, suara, imej, grafik dan animasi. Selain daripada gabungan
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
S. Sadiman, Arief, dkk. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Harjanto. 2002. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta
http://id.wikipedia.org/wiki/Multimedia
http://jatengklubguru.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=8
Djamarah, Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar ,Jakarta: PT Rineka CiptaAzhar,
Arsad , 2008, Media Pembelajaran ,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sadiman, Arief S. , M.Sc., dkk., Media Pendidikan : Pengertian dan Pemanfatannya, Jakarta :
Pustekom Dikbud dan PT. Rajagrafindo Persada
Iif, Khairu Ahmadi , dkk, 2010, Strategi Pembelajaran SBI dan SBN, Jakarta: prestasi pustaka

You might also like