Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala nikmat
dan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap jenjang pendidikan memiliki ciri-ciri khsusus/karakteristik yang
membedakan
dengan
jenjang
pendidikan
lainnya.
Karakteristik
ini
belajar
yang
dikembangkan
di
jenjang
sebelumnya
perlu
dikembangkan dengan cara mempelajari sesuatu yang baru yang lebih sesuai
dengan tingkat perkembangan kemampuan mental/psikologis peserta didik.
MTs Singo Walisongo menyelenggarakan Orientasi Bimbingan dan Taaruf
(ORBIT)
merupakan
kegiatan
yang
perlu
dilaksanakan
dalam
rangka
B.
1.
Landasan
Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4496);
2.
3.
4.
5.
6.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Agar peserta didik baru, mengenal kehidupan madrasah dan menyatu
dengan warga madrasah dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Dengan ini tercipta lingkungan yang edukatif
b.
didik
dan
masyarakat
lingkungannya
dapat
mendukung
BAB I
WAWASAN WIYATA MANDALA
A. Arti Wawasan Wiyatamandala.
Secara harfiah kata wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan,
tinjauan. Secara luas dapat diartikan suatu pandangan atau sikap mendalam
terhadap hakikat.
Adapun kata wiyatamandala terdiri dari dua bagian kata, yaitu wiyata
dan mandala. Kata wiyata mempunyai arti pelajaran atau pendidikan,
sedangkan kata mandala mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan
daerah atau kawasan. Jadi kata wiyatamandala mengandung arti lingkungan
pendidikan/pengajaran.
Jadi Wawasan Wiyatamandala adalah suatu pandangan atau sikap
menempatkan sekolah/madrasah sebagai lingkungan pendidikan. Suatu wawasan
proses pembudayaan tata kehidupan keluarga besar ( warga/madrasah sekolah),
dimana para anggotanya merasa ikut memiliki, melindungi dan menjaga citra
dan proses wibawa tersebut. Suatu lingkungan dimana terjadi proses koordinasi,
proses komunikasi, tempat saling bekerja sama dan bantu membantu.
B. Makna Wawasan Wiyatamandala
Makna yang terkandung dalam proses pendidikan wiyata mandala adalah :
a.
aktif
dalam
meningkatkan
fungsi
sebagai
VISI : Mantap dalam IMTAQ, Luhur dalam AKHLAQ, Unggul dalam PRESTASI,
MISI :
1.
Membekali peserta didik dengan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul
2.
3.
4.
Adapun Motto MTs Singo Walisongo adalah ADIIP, singkatan dari Amal Disiplin
Ilmu Ikhlas Profesional
b. Sarana dan prasarana pendukung madrasah
MTs Singo Walisongo terus berbenah untuk menjadi madrasah yang
berfungsi dan bertanggung jawab mendidik, membina/mengembangkan dan
mempersiapkan
generasi
muda
bangsa
yang
berkualitas,
mandiri,mampu
yang
merupakan
ukuran
keberhasilan
untuk
mengakhiri
masa
8. Apabila kosong dan tidak ada tugas, pengurus kelas bisa memanfaatkan
untuk berdiskusi tentang pelajaran atau bisa keperpustakaan sepengetahuan
guru piket
f. Ketahanan Sekolah/Madrasah Dalam wawasan wiyatamandala
Ketahanan sekolah/madrasah adalah suatu keadaan yang menunjukkan
adanya kekuatan yang bersumber dari unsur-unsur madrasah, yaitu kepala
madrasah, guru, peserta didik, tenaga tata usaha, karyawan serta anggota
masyarakat sekitar madrasah.
Dengan kata lain ketahanan madrasah adalah suatu kondisi dinamis yang
berisi
kemampuan
dan
ketangguhan
dalam
menghadapi
tantangan
dan
hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar madrasah, yang secara langsung
atau tidak langsung mengganggu proses belajar mengajar.
Untuk menciptakan ketahanan madrasah, kita sebagai warga madrasah
wajib belajar disiplin, mentaati tata tertib madrasah, hormat kepada orang tua,
kepala madrasah, guru dan karyawan, menjaga nama baik diri sendiri, orang tua,
keluarga dan madrasah, mengikuti upacara dengan tertib dan khidmat,
memelihara
(Kebersihan,
Keamanan,
Ketertiban,
Keindahan
Kekeluargaan).
Jika kita secara sungguh-sungguh melaksanakan hal tersebut,
dan
insya Alloh
proses belajar mengajar di MTs Singo Walisongo tercinta ini bisa berjalan sesuai
harapan sehingga dapat menghantarkan peserta didiknya untuk berhasil sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Amin
BAB II
PROGRAM DAN CARA BELAJAR.
Selamat datang di MTs Singo Walisongo, kalian sungguh beruntung bisa
melanjutkan dan belajar di MTs Singo Walisongo. Di luar sana, banyak teman-teman
kalian, tidak bisa melanjutkan pendidikan setelah tamat SD/MI. Sudah seharusnya
kalian bersukur dan berterima kasih kepada Alloh dan kedua orang tua kalian. Yaitu
dengan cara belajar sungguh-sungguh dan terprogram. Artinya, sekarang inilah saat
yang tepat untuk menyusun rencana untuk kehidupan masa depan selanjutnya.
Di MTs Singo Walisongo sudah disediakan berbagai macam fasilitas dan
kegiatan untuk menunjang kemampuan, minat dan bakat yang ada pada diri kalian.
Tinggal kalian rajin atau malas, mau atau tidak untuk diajak maju. Sebagai pijakan,
Terlebih dahulu sebagai peserta didik harus mengetahui dan memahami tentang :
A. Dasar Untuk Belajar
Alloh berfirman dalam al Quran, yang artinya:
-
adalah
usaha
untuk
memperoleh
kepandaian
atau
ilmu
C. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Tugas utama seorang peserta didik adalah belajar. Oleh karena itu peserta didik
harus belajar dengan sebaik-baiknya, dan sebelumnya peserta didik harus
mengetahui prinsip-prinsip belajar, antara lain:
1. Belajar membutuhkan dorongan /motivasi. Dorongan itu ada yang datang dari
-
dalam maupun luar diri sendiri. Dorongan dari dalam antara lain:
Menanamkan niat yang kuat bahwa belajar adalah ibadah melaksanakan
impiannya
Adapun dorongan dari luar antara lain:
Kedudukan yang mulia dihadapan Alloh dan Hambanya
Menyadari orang tua yang sudah membanting tulang untuk membiayai
d.
cuKUR/Tahalul
Untuk memperdalam hal yang dipelajari di madrasah, sebaiknya setibanya
dirumah/pondok perlu dibaca kembali dan melengkapi dengan ringkasan,skema,
dan memberi tanda dengan warna yang menarik untuk hal-hal yang penting.
6. Hasil belajar yang sudah kita peroleh dapat digunakan untuk mempelajari yang
lain. Misal pola Bahasa Indonesia untuk mempelajari bahasa asing.
7. Kita harus meyakini bahwa semua pelajaran yang diterima akan berguna bagi
kehidupan dimasa depan.
8. Lebih baik beristirahat dari pada melakukan hal-hal yang tidak ada kaitannya
dengan menuntut ilmu
D. CARA BELAJAR
1. Madrasah/Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas dan
fungsi menyelenggarakan proses belajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan peserta didik yang belajar di madrasah perlu
memahami hal-hal sebagai berikut:
a. Peserta didik harus memahami tujuan pendidikan
b. Peserta didik harus memiliki sifat terbuka, artinya ikhlas dan senang hati
c.
harinya.
d. Peserta didik harus penuh minat dan perhatian dalam menerima pelajaran dan
menyingkirkan hal yang mengganggu konsentrasi dalam menerima pelajaran
e. Peserta didik harus memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju,
mengembangkan sifat ingin tahu dan ingin menguasai ilmu pengetahuan
f. Peserta didik harus berusaha untuk mencapai nilai yang baik dengan prestasi
g.
akan menemukan
Setibanya dirumah/pondok, siswa harus mengulangi kembali pelajaran yang
dipelajari di madrasah.
2. Dirumah/pondok siswa harus terus menerus / istiqomah untuk belajar diwaktuwaktu tertentu bukan terus menerus tanpa istirahat. Untuk bisa belajar
dengan baik, hendaknya memilih waktu dan tempat yang nyaman.
3. Belajar berkelompok banyak manfaatnya. Apalagi yang bertempat di asrama
atau pondok, akan lebih mudah melaksanakannya. Peserta didik yang belum
paham bisa bertanya kepada temannya dan bagi peserta didik yang sudah
faham akan menjadi lebih faham.
E. PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN
Di MTs Singo Walisongo tersediakan perpustakaan, karena perpustakaan merupakan
sumber utama untuk memperoleh bahan bacaan bagi peserta didik. Di dalam
perpustakaan disediakan buku-buku yang diperlukan peserta didik di madrasah.
Perpustakaan berarti kumpulan buku-buku. Oleh karena itu di perpustakaan MTs
Singo Walisongo disediakan buku baik berupa buku pelajaran maupun buku
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan umum dan teknologi juga
disediakan pula majalah serta Koran. Sangatlah rugi kalau tidak dimanfaatkan.
F. PEMANFAATAN WAKTU
1. Pentingnya Waktu
Alloh telah menyediakan kepada kita untuk hidup, dan kita harus memanfaatkan
waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya. Pelajar perlu memiliki motto Time is
Time, Waktu adalah Waktu. Waktu makan untuk makan, waktu istirahat
gunakan untuk istirahat, waktu belajar gunakan untuk belajar. Banyak peserta
didik menjadi bingung ketika ada ulangan/ujian, karena tidak siap dengan
alasan tidak punya waktu dan belum belajar. Padahal disebabkan banyak
membuang dan menyeia-nyiakan waktu, akibat tidak dapat menggunakan
waktu dengan baik
2. Mengatur Waktu
Tidak dapat dipungkiri, bahwa orang berhasil mencapai sukses dalam hidup adalah
orang yang hidup teratur dan berdisiplin menggunakan waktu. Disiplin seperti
itu tidak datang dengan sendirinya akan tetapi melalui latihan yang ketat dan
disiplin yang tinggi.
Oleh karena itu peserta didik harus memanfaatkan waktu yang tersedia dengan
sebaik-baiknya.Setiap siswa harus memiliki jadwal kegiatan sehari-hari dan
mentaatinya dengan baik. Dengan membuat jadwal kegiatan setiap hari dan
motto TIME IS TIME pasti akan mempermudah mewujudkan harapan dan citacita.
G. PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran sebagai
bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah
pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir peserta
didik, serta kegiatan ekstrakurikuler.
Selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di MTs Singo Walisongo, peserta didik
tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan umum dan agama saja, mereka juga
dibekali dengan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler untuk mengaktualisasikan
BAB III
TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL MADRASAH
BAGI PESERTA DIDIK MTs SINGO WALISONGO
A. ARTI TATA KRAMA
Secara harfiah Tatakrama terdiri atas dua kata yaitu tata dan karma. Tata
berarti adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti sopan santun , kelakuan
tindakan dan perbuatan. Tatakrama juga ada yang menyebut etiket atau etika.
Dengan demikian tatakrama adalah kebiasaan sopan santun
yang
disepakati dalam lingkungan pergaulan manusia setempat dan berlaku dalam
kurun waktu tertentu. Dalam pergaulan antar sesama manusia tatakrama
merupakan kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan tertentu. Dalam artian di
satu tempat belum tentu berlaku dan dapat diterima di tempat lain. Peranan
adat istiadat sangat besar pengaruhnya dalam tatakrama pergaulan.
Contoh:
Penilaian
seseorang yang tidak menghabiskan makanan /minuman
(menyisakan sedikit) ketika diperjamuan, tidak sama diberbagai tempat. Ada
yang menganggap hal tersebut sopan tetapi ada juga yang menganggap
sebaliknya.
Disamping itu juga perkembangan ilmu tehnologi yang ditandai dengan
aneka ragam perubahan yang sangat cepat turut mempengaruhi norma-norma
kehidupan
Contoh:
Digolongan masyarakat tertentu seperti sering kita lihat di TV, laki-laki
dengan perempuan walau bukan muhrim kalau ketemu cium pipi kanan cium
pipi kiri, mereka menganggap tidak apa-apa tetapi bagi orang beragama Islam
perbuatan tersebut adalah berdosa.
Untuk itu pelaksanaan tatakrama perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Situasi dan kondisi setempat
b. Faktor adat kebiasaan
c. Perkembangan zaman.
Oleh karena itu, kita perlu hati-hati dalam memberi penilaian apakah
perbuatan itu sesuai dengan tatakrama atau tidak. Selain tatakrama yang
berlaku setempat,ada pula tatakrama yang berlaku secara nasional, seperti
sikap kita saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, Sikap khidmat ketika
upacara bendera dan sikap saat mengheningkan cipta untuk menghormati dan
mengenang arwah pahlawan bangsa.
B. JENIS-JENIS TATAKRAMA
Tatakrama telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Secara garis
besar ada beberapa jenis tatakrama dalam kehidupan sehari-hari manusia
yaitu:
1. Tatakrama berbicara
Tatakrama dalam berbicara berkaitan erat dengan:
a. Siapa yang diajak berbicara
b. Kalimat yang dipergunakan
c. Dimana pembicaraan dilakukan
Jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati, maka
dipergunakanlah bahasa yang sopan. Misalnya: Bu, Pak guru mengirimkan
formulir ini untuk diisi oleh ibu, besok diharapkan sudah dikumpulkan kembali,
kata Fatimah
Selain itu perlu juga diperhatikan dimana pembicaraan itu dilakukan. Bila
kebetulan ibu sedang menerima tamu, lebih baik ditunda dulu. Menunggu
sampai ibu selesai berbicara dengan tamu. Atau kalau sangat terpaksa mintalah
maaf terlebih dahulu kepada tamu atau ibu untuk minta waktu sebentar.
Secara umum, perlu diingat dalam berbicara dengan seseorang perlu
menghindari sikap-sikap berikut : memotong pembicaraan orang, memborong
pembicaraan, berbicara tanpa memandang
panjang tak tentu arah dan acuh tak acuh terhadap pembicaraan teman bicara
2. Tatakrama pergaulan
Orang yang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan adalah orang yang
dapat menyesuaikan diri dengan tatakrama yang berlaku. Orang yang demikian
akan tenteram hidupnya. Dalam etika pergaulan antar manusia perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Siapa yang dihadapi, di mana pergaulan
itu berlangsung dan bagaimana cara bersikap.
Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan,
seseorang perlu bersikap antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Acuh terhadap orang lain, artinya tidak selalu ingin tahu urusan orang lain
Mengetuk pintu bila akan memasuki suatu tempat sambil mengucapkan salam.
Memberi salam dan berjabat tangan bila berjumpa seseorang.
Mohon maaf bila merasa bersalah atau datang terlambat
Melakukan perintah dengan wajah yang jernih
Dapat menempatkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
Rendah hati, tidak ingin menang sendiri
Siap memberi bantuan sesuai batas kemampuan
menempatkan
manusia
sebagaimana
mestinya
perlu
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan harga diri seseorang yaitu antara
lain;
1. Menghindari perbuatan yang membuat orang lain tersinggung.
2. Menghindari perbuatan mengumpat/menggunjing orang lain
3. Memberikan penghargaan/pujian atas hasil karya seseorang
4. Memanusiakan manusia.
D. TATA KRAMA PESERTA DIDIK DILINGKUNGAN MTs Singo Walisongo
1. Mentaati tata krama dan tata tertib madrasah serta kepemimpinan kepala
madrasah.
Pada setiap bentuk kehidupan perlu ada tata krama dan tata tertib. Di
MTs Singo Walisongo sebagai lembaga pendidikan, mutlak adanya tatakrama
dan tata tertib. Tata krama dan tata tertib harus dipatuhi oleh semua warga
madrasah khususnya peserta didik.
teknologi
maupun
ketrampilan
kepada
peserta
didik.
tidak mempunyai adap sopan santun, maka ilmunya tidak akan berarti.
Syekh al-Zarnuji dalam Kitab Talimul Mutaalim menyatakan; Ketahuilah,
sesungguhnya orang yang mencari ilmu itu tidak akan memperoleh ilmu
dan kemanfaatannya,kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya,
dan memuliakan guru.
No
Setuj
Perilaku / Sikap
bangun
kesiangan.
pintu
dan
mengucapkan
Tidak
sutu
ju
langsung
keluar
kelas
untuk
kamar
ke
gerbang
dengan
guru,
salam
tidak
mau
tangan
dengan
guru
dan
berjabat
tersebut
alasan
adalah
ke
untuk
mendesain
ulang
kaos
ketika
Madrasah
di
memakai
pergi
swalayan
mau
ke
Nensy
toko
tidak
berbusana
untuk
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN
A. SIKAP / PERILAKU
No
Bentuk Pelanggaran
Bobot
Pela
ngga
ran
Mengganggu ketenangan istirahat dengan duduk1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
duduk
di teras / dalam kelas lain
Mengganggu ketenangan KBM
Membuang sampah disembarang tempat
Berkeliaran diluar kelas sewaktu upacara bendera
Berkeliaran diluar kelas sewaktu khotmil Qur'an
Mengganggu teman sewaktu upacara bendera
Mengganggu teman sewaktu khotmil Qur'an
Membawa sepeda motor
Makan dan minum saat KBM
Membawa / mengoperasikan HP di lingkungan
madrasah
Menghilangkan buku tilang baik dengan sengaja /
2
4
4
4
4
4
4
4
5
5
11
12
13
6
6
telah ditentukan
Memfitnah teman
Merusak barang milik orang lain
Bertindak tidak senonoh kepada orang lain
Mencoret / mengotori dinding meja, kursi, pagar
Membawa / merokok di lingkungan sekolah
Mengancam / mengintimidasi
Tidak menyampaikan surat undangan / panggilan
8
8
8
8
10
10
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
15
15
18
20
20
20
20
20
25
30
30
32
33
34
35
36
30
30
40
40
50
B. KERAJINAN
Bobot
No
Pelan
Bentuk Pelanggaran
ggar
an
C.
melaksanakan tugas
10
Meninggalkan kelas tanpa izin
11
Tidak mengikuti upacara
12
Tidak masuk sekolah tanpa keterangan
KERAPIAN
2
2
2
2
2
4
4
4
4
6
6
7
Bobot
No
Pela
Bentuk Pelanggaran
ngga
ran
10
11
12
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
13
14
15
16
17
18
19
Berpakaian transparan
Memakai giwang (bagi siswa putra)
Mencukur rambut dengan model yang tidak rapi
Bertindik (bagi siswa putra)
Bertato
Menggunakan pewarna rambut
Besolek berlebihan
2
4
4
10
10
10
10
No.
ngg
aran
RINGAN
SEDANG
BERAT
Bobot
Sanksi
0 25
26 40
41 55
56 85
Peringatan Lisan
Panggilan Orang Tua I
Panggilan Orang Tua II
Skorsing 3 hari
Skorsing 6 hari menanda tangani surat
86 95
96
100
BAB IV
ASWAJA
A. Kelahiran Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan
dengan tanggal 31 Januari 1926 M. Nahdlatul Ulama artinya Kebangkitan Para
Ulama. Pendirinya adalah para ulama pengasuh pondok pesantren.
Sejak semula para ulama pondok pesantren telah memiliki persamaan dalam
keagamaannya, yaitu Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Diantara mereka juga
sudah terjalin hubungan kerjasama, terutama dalam pembangunan dan
pengembangan pondok pesantren.
Berbagai bentuk kesamaan tersebut, kemudian dituangkan dalam satu jamiyah
(organisasi) sebagai wadah perjuangan bersama untuk mewujudkan cita-cita
izzul Islam wal Muslimin (Kejayaan Islam dan ummatnya).
B. Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama.
Diantara Ulama tokoh pendiri Jamiyah Nahdlatul Ulama adalah: KH. Hasyim Asyari
(TebuirengJombang), KH. Abdul Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang),
KH.Bisri Syamsuri (Denanyar-Jombang), KH.R.Asnawi (Kudus), KH. Makshum
(Lasem-Jawa Tengah), KH.Ridwan (Semarang), KH. Nawawi (Pasuruan), KH.
Nahrawi (Malang), KH. Ridwan (Surabaya), KH. Abdul Aziz (Surabaya), KH.
Abdullah Ubaid (Surabaya), KH. Abdul Halim (Cirebon), KH. Ndoro Munthaha
(Bangkalan-Madura),
KH.
Dahlan
(Kertosono),
KH.
Abdullah
Faqih
(Maskumambang-Dukuh-Gresik).
C. Sebab-sebab Ulama Pondok Pesantren mendirikan Nahdlatul Ulama
a. Penjajahan Belanda.
Penjajah Belanda menjalankan siasat licik adu domba antara sesame bangsa
Indonesia, terutama antara sesama umat Islam. Mereka yakin bahwa kekuatan
umat Islam akan dapat dilumpuhkan apabila terjadi perpecahan .
Menghadapi siasat licik tersebut, ulama sepakat menjadikan pondok pesantren
sebagai benteng pertahanan untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan
keluhuran budi pekerti umatnya.
b. Berkembangnya Paham Wahabi
Pada awal abad ke 19 M, di Indonesia telah berkembang paham Wahabi. Paham
tersebut bertentangan dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah yang sudah
mengakar di Indonesia
D. Nilai Dasar Perjuangan Nahdlatul Ulama.
Nilai dasar perjuangan Nahdlatul Ulama adalah ajaran Islam menurut faham
Ahlussunnah wal Jamaah. Dalam pandangan Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah wal
Jamaah merupakan ajaran Islam yang murni, yaitu ajaran Islam yang
berdasarkan al-Quran al Karim, Sunnah Nabi Muhammad SAW dan sunnah
Khulafaur Rasyidin.
Namun demikian, makna Ahlussunnah wal Jamaah menurut Nahdlatul Ulama
dirumuskan sebagai golongan umat Islam yang mengikuti pendapat para imam
Madzhab, baik dalam bidang aqidah, Ibadah maupun akhlaq/tasawuf.
Dalam bidang aqidah, NU mengikuti faham yang dirumuskan oleh Imam Abul Hasan
al Asyari dan Imam Abu Mansur al Maturidi. Dalam bidang ilmu fiqih, mengikuti
salah satu dari madzhab Imam Abu Hanifah al Nukman, Imam Malik bin Anas,
Imam Muhammad bin Idris al Syafii dan Imam Ahmad bin Hambal. Sedangkan
dalam bidang akhlaq/tasawuf mengikuti Imam al Junaidi al Baghdadi dan Imam
al Ghazali.
Disamping itu, NU berpandangan bahwa faham Ahlussunnah wal Jamaah juga
tercermin dalam sikap-sikap kemasyarakatan, kebudayaan, ekonomi, dan lain-
lain. Semua itu diterapkan dan diamalkan sesuai dengan keadaan masyarakat
Indonesia.
E. MTs Singo Walisongo dan Amaliyah Nahdlatul Ulama.
MTs Singo Walisongo hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai perwujudan kiprah
para ulama pesantren khususnya pondok pesantren Mojosari dan Nahdlatul
Ulama untuk membantu program pemerintah dalam menyukseskan pendidikan
nasional sekaligus sebagai media dakwah.
MTs Singo Walisongo diharapkan menjadi tempat bersemainya budaya Ahlussunnah
wal Jamaah, suatu budaya yang didasari ajaran Islam dan nilai-nilai luhur yang
diajarkan para salafussholih.
Amaliyah-amaliyah yang diajarkan dan diterapkan di MTs Singo Walisongo juga
merupakan
Ibunda beliau bernama Halimah putra kyai Usman pendiri pondok pesantren
Gedang, Moyang beliau adalah Kyai Sihah, pendiri pondok pesantren Tambak
Beras Jombang.
KH. Hasyim Asyari semenjak kecil hingga dewasa banyak menghabiskan waktunya
untuk mencari ilmu dilingkungan pondok pesantren. Belajar al Quran dan dasardasar agama islam
ilmu ke pesantren
langsung
dari
Alloh
SWT.
Sesudah
melakukan
shalat
dan
agama
dari
bapaknya,
KH
Wahab
Hasbullah
melanjutkan
Kediri,
Pesantren Tebuireng Jombang dan memperdalam ilmu agama di kota suci Mekah
selama kurang lebih 5 tahun.
Pada Tahun 1914 M KH Abdul Wahab Hasbullah pulang dari tanah suci Mekkah dan
tinggal di Surabaya. Beliau lalu mendirikan kelompok diskusi dalam bidang
keagamaan dan kemasyarakatan yang dinamakan Taswirul Afkar artinya
potret pemikiran.
Tanah
Air
dan
terus
mengembangkan
lembaga-lembaga
Beliau
sudah
menyampaikan
keinginannya
untuk
mendirikan
Jamiyah Nahdlatul
Ulama.
Pada hari rabu tanggal 12 Dzul Qadah 1319 H/ 29 Desember 1971 M, KH. Abdul
Wahab Hasbullah wafat dan dimakamkan di komplek pemakaman pondok
pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang.
3.
Beliau adalah santri KH Hasyim Asyari dan adik ipar KH. Wahab Hasbullah. Tiga
ulama tersebut masih ada hubungan kerabat yang bersama-sama mempelopori
berdirinya jamiyah Nahdlatul Ulama. KH. Bisri Samsuri dilahirkan di desa
Tayu,Pati, Jawa Tengah pada tanggal 28 Dzulhijjah 1304 H/18 September 1886
M. Putera ketiga dari lima bersaudara yang lahir dari pasangan Kyai Samsuri
dan Nyai Mariah.
Masa kecil belajar al-Qur an kepada KH Sholeh Tayu. Selanjutnya mondok di
pesantren Kajen Jawa Tengah dibawah asuhan KH. Abdul Salam. Lalu
melanjutkan ke
pondok Kasingan Rembang dan Sarang Lasem Jawa Tengah. KH Bisri Samsuri juga
menuntut ilmu di pondok pesantren Demangan Bangkalan Madura lalu ke
pondok pesantren Tebuireng Jombang.
Pada Usia 24 Tahun beliau belajar ke Makkah dan bersahabat dengan KH Wahab
Hasbulloh. Setelah pulang ke tanah air, beliau menikah dengan Nyai Nur
Khadijah, adik kandung KH Wahab Hasbullah, dan menetap di Tambakberas
selama 2 tahun.
Pada tahun 1917, atas dorongan mertua dan restu dari KH Hasyim Asyari beliau
mendirikan pondok pesantren Mambaul Maarif di desa Denanyar Jombang.
Awalnya khusus pondok putra,tetapi pada tahun 1919 bersama istrinya, beliau
membuka pondok putri. Langkah ini sangat berpengaruh bagi perkembangan
pondok pesantren di Jawa Timur, karena beliaulah yang pertama kali membuka
pendidikan khusus putri sehingga disebut sebagai ulama perintis pondok
pesantren putri.
Peran KH Bisri Syamsuri dalam mendirikan NU, karena sejak semula beliau sudah
terlibat langsung dalam permusyawaratan para ulama pesantren di Surabaya
pada tanggal 31 Januari 1926 M yang menghasilkan kesepakatan untuk
mendirikan Jamiyah Nahdlatul Ulama
Beliau berperan sebagai penghubung utama antara KH Abdul Wahab Hasbullah dan
ulama pondok pesantren dengan KH Hasyim Asyari dalam meminta restu
tentang pendirian Jamiyah Nahdlatul Ulama.
Sejarah hidup KH Bisri Syamsuri diwarnai suasana kesederhanaan dan sifat rendah
hati tetapi tidak rendah diri. Teguh pendirian, amanah menjalankan tugas, selalu
istiqomah
dan
tidak
mudah
goyah.
Sepanjang
hayatnya
beliau
selalu
petik diantaranya :
Beliau adalah merupaka hasil pendidikan Madrasah dan Pondok pesantren
Walaupun begitu, tidak menghalangi mereka untuk menjadi tokoh besar yang
Dengan mengetahui itu semua, Sudah seharusnya kita bangga dapat menuntut
Ilmu di Madrasah. Dengan niat yang suci, semangat untuk belajar tidak lupa
untuk beribadah disertai sikap tawadlu, insya Alloh kita akan sukses dan
mendapatkan ilmu yang bermanfaat barokah, berguna bagi masa depan baik di
dunia dan akherat. Amin
TUGAS
Isilah kolom ini sesuai dengan keadaan di daerahmu!
Nama Lembaga
Alamat
Nama Pengurus
Nahdlatul Ulama
Muslimat
Masjid
Musholla
Jamaah Yasin dan
Tahlil
DIBACA KETIKA DOA PAGI DI HALAMAN MADRASAH
MATA
NO
NAMA
JABATAN
PELAJ
TTD
ARAN
Drs. H. SODIQ
NURUL AZIZAH, S.Pd
Kepala
Madrasah
Guru
Guru
Guru
SUSWATI, S.Pd
Guru
Drs. H. KHOIRI
Waka Sarpras
Guru
Waka Humas
SUMIATI, S.Pd
Guru
10
Guru
10
11
YUWARSIH, S.Pd
Guru
11
12
SRIATI, S.Pd
FARIDA ROZIANA,
S.PdI
13
14
15
16
17
H. TOHA MAKSUM,
S.Ag
ROBITHOH FIVE A.
S.Ag
ANI MASRUROH, S.PdI
DIDIK SUMARSONO,
S.Pd
TINING AGUNG R.,
S.Pd
Waka
Kurikulum
Waka
Kesiswaan
12
13
Guru
14
Guru
15
Guru
16
Guru
17
18
Guru
18
19
SRIANIK, S.Pd
Guru + TU
19
20
21
22
23
Kepala TU
20
Guru
21
Guru
22
Guru
23
24
ZULIATI MAGHFIROH
Guru + TU
24
25
Guru
25
26
Guru
26
27
WAJINAH, S.Pd
Guru
27
28
Guru
28
29
Guru
29
Guru
30
30
31
M. THOIFFUDIN
Guru
31
32
SEPTIN C, S.Pd
Guru
32
33
Guru
33
34
Guru
34
35
M. HANDOJO S, S.Pd
Guru
35
36
PUJI LESTARI
Tata Usaha
36
Tata Usaha
37
Guru
38
Tata Usaha
39
Tata Usaha
40
37
38
39
40
41
MOH. NURHADI, SE
Tata Usaha
41
42
ROMDHONI
Kebersihan
42
43
WACHID
Kebersihan
43
13. ...........................................................................
14. ...........................................................................
15. ...........................................................................
16. ...........................................................................
17. ...........................................................................
18. ...........................................................................
19. ...........................................................................
20. ...........................................................................
21. ...........................................................................
22. ...........................................................................