Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK V :
1. ERMA SAFITRI
2. ABDUL FATAH
3. HAMZAH
4. INDRI
5. ISTIANAH
6. RUSDANIAH
7. REGINA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-haknya di
muka hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan nasional dan
internasional, dan peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang
perlu dijawab oleh dunia keperawatan. Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi
perawat yang baik seharusnya sudah mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak
ke arah Entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan
kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan
oleh generasi keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara
pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan
keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini
keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya dapat dilakukan
dan menjadi kewenangan perawat semata.
Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang
tanpa harus banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin pernyataan tersebut
membuat sebagian orang berpikir tentang perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya
Entrepreneurship tidak hanya berbicara soal penjual pembeli, namun ke arah
pengembangan kreatifitas dalam membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja
sendiri, menjual ide baru, mengembangkan ide ide dan peristiwa sehari-hari, dan
mengkombinasikan hal-hal biasa menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling point
and value yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan tindakan
dan asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya untuk menyiapkan kasa
dan kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk perawatan klien harian dan hal-hal
minor yang lain. Boleh menjadi bayangan bagaimana jika contoh tersebut dikelola sehingga
bernilai jual. Contoh lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami peningkatan dari
segi kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit dalam jangka
waktu lama akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit dan cost inefective. Jika
peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya perawat mampu meningkatkan peranannya di
rumah sakit. Oleh karena itu, pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar
kreatifitas pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri
bagi pemiliknya kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur?
2. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus dilakukan?
C. Tujuan
1. Dengan makalah ini dapat memotivasi perawat untuk membuka usaha sendiri.
2. Perawat mampu mengetahui strategi yang harus ditempuh dan mendapat hasil yang
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Keperawatan
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsiko-sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1986).
B. Ciri-ciri keperawatan ( Shortridge, ( 1985 )
Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan keperawatan ada diatas
kepentingan pribadi agar kebutuhan klien ( individu, keluarga, dan masyarakat ) akan
asuhan keperawatan terpenuhi. Keperawatan merupakan suatu pelayanan sosial yang
esensial dank lien mempunyai hak menggunakan pelayanan keperawatan dari perawat
secara professional.
b. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu
Hal ini berarti perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang kokoh sebagai dasar
pemberian asuhan keperawatan. sebagai suatu profesi, keperawatan mempunyai badan
ilmu body of knowledge yaitu ilmu terapan sebagai sintesa dari berbagai disiplin ilmu.
Ciri utama pelayanan keperawatan didasari ilmu pengetahuan, bila asuhan keperawatan
dilakukan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yaitu proses keperawatan.
meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, pelaksanaan, evaluasi. Manfaatnya adalah
menjamin efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan serta menggambarkan tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat.
c. Adanya otonomi
bentuk legislasi keperawatan. hal ini penting artinya agar perkembangan profesi
keperawatan terarah dan terencana sehingga memudahkan proses evaluasi terhadap
kemajuan yang telah dicapai.
d. Memiliki kode etik
Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini oleh profesi dan
menjadi pedoman dan acuan perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai
kewenangan dan tanggung jawab yang diembannya.
C.
Bersifat komprehensif
Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan keperawatan yang
diberikan berifat menyeluruh meliputi aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
Artinya, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak dalam kandungan
sampai tutup usia. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan sperma dan ovum), setelah lahir
(bayi), anak, remaja, dewasa, usia lanjut sampai menjelang kematian.
D. Fokus Praktek Keperawatan Profesional
Praktek keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan sistem
kesehatan nasional. focus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan
target populasi total. Manusia tidak hanya dipandang dari aspek fisik tetapi manusia
dipandang sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. tujuan praktek keperawatan sesuai
yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan
kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan
diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb,1990) :
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
E. Enterpreneur
tenaga kerja, material, dan aset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai
yang lebih besar dari pada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa
perubahan, inovasi dan aturan baru.
4) Entrepreurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.
Pengambilan inisiatif
Mengorganisasi dan reorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah
pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan
kepuasan serta kemandirian personal. Melalui pengertian tersebut, terdapat empat hal yang
dimiliki oleh seorang wirausahawan yaitu:
1) Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan
nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun
juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin
besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses
kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3) Memperkirakan resiko yang mungkin terjadi, dalam hal ini resiko yang mugkin terjadi
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reeward berupa uang
biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
F. Pendidikan Kewirausahaan
Anggapan
lama
mengatakan
Entrepreneurship
are
born
not
made sehingga
d.Merupakan
f. Objek
memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu, dan membiasakan diri
untuk belajar dari pengalaman.
g.Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
G. Motivasi berwirausaha
Teori 3 kebutuhan David McClelland:
NAch, need for achievment, wirausaha yang memiliki motivasi ini selalu ingin berprestasi/
meraih yang terbaik, umumnya memiliki ciri-ciri:
a.Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
b.Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur keberhasilan atau
kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d.Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
e.Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
NPow, need for power, yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan dan menguasai
orang lain. Ciri umum adalah senang bersaing, berorientasi pada status dan menguasai orang
lain.
NAff, need for affilitation, yaitu hasrat untuk dapat diterima dan disukai oleh orang lain.
Wirausaha yang berfiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan, bekerjasama, dan saling
pengertian.
H. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
a.Prinsip Wirausaha I
Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up terdiri dari tiga macam:
peluang, tim dan sumber daya. Proses kewirausahaan diawali bukan dari ketersediaan
uang, strategi, network, tim ataupun rencana bisnis, melainkan dari adanya peluang.
Peluang yang berpotensi tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari
pada ketersediaan sumbe daya atau tim pada saat itu. Peran entrepreneur dan tim adalah
menjaga keseimbangan antara tiga kekuatan tersebut dalam lingkungan yang terus
berubah. Ketidakpastian dan resiko menjadi teman sejati para entrepreneur.
Adanya keseimbangan akan membantu entrepreneur dalam mencapai keberlanjutan atau
sustanbility perusahaan tanpa harus merusak lingkungan, komunitas atau masyarakat.
Rencana bisnis berfungsi sebagai komunikator kualitas dan keseimbangan kekuatan
pada saat tertentu.
b.Prinsip Wirausaha II
Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos. Perubahan yang
konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan berkaitan erat dengan paradoks.
1. Untuk bisa sukses, jangan takut untuk gagal.
Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan pertama gagal, entrepreneur
belajar dari pengalaman dan kemudian membentuk perusahaan lagi yang ternyata
sangat sukses di masa depan.
2. Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis menyebabkan kita
kesulitan untuk mengetahui semua kondisi kompetisi. Hasilnya adalah rencana
bisnis cepat menjadi uang begitu ia selesai dicetak. Entrepreuneur harus melatih
kebiasaan berencana dan bereaksi secara cepat, mengkombinasikan logika dan
intuisi sampai kebiasaan ini menjadi sesuatu yang refleks.
3. Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu yang
mengimbangi.
Penemuan- penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu mengenai komersialiasi
teknologi atau produk, jika tidak, maka penemuan ini tidak akan mampu
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
4. Entrepreneur harus bisa bertindak cepat, tetapi juga harus sabar.
kinerja.
BAB III
PEMBAHASAN
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu profesionalisme.
Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat konon berbanding terbalik
dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak
mungkin tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan karena saat ini perawat di Indonesia
masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah. Salah satu solusi yang bisa
diambil untuk mem-backup kesejahteraan perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari
pemerintah
bagi
perawat
yang
bekerja
sebagai
PNS
adalah
dengan
menjadi nurpreseneur (Perawat Pengusaha). Konsep nurpreseneur sudah lama muncul dalam
dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini belum begitu familiar.nurpreseneur (Perawat
Pengusaha) berasal dari kata Nurse dan Entrepreneur yang jika diartikan secara harfiah adalah
perawat pengusaha atau perawat pebisnis.
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi
perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan
lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai
kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak
melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik
modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owneryang akan menggaji karyawannya. Selain
peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai contoh adanya tim
riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres modern, terapi modalitas,
tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusi
kesehatan yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu sangat rendah,
maka perawat manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah sakit yang bersangkutan,
termasuk riset kepuasan klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang pendidikan atau
menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan. Misalnya pelatihan baby siter,
pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi klien saat
ibadah haji.
Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep nursepreseneur ini, yaitu untukmenjadi perawat
pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering
dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian,
diagnosa,
perencanaan,
implementasi,
dan
evaluasi.
Jika
dikaitkan
dengan nursepreseneur, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi
perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :
1. Pengkajian
Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan pengkajian.Masalah adalah hal
pertama yang kita ingin dapatkan dari prosespengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus
mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah
pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji
kebutuhan pasar.
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis,
setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan
potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam
langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah selanjutya adalah
menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini
merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan
dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu
saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang
berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh terlupakan. Dari
evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak.
Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang
sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun
jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil
risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur
selalu tampil dengan gagasangagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak
atau kreatif.
BAB IV
PENUTUP
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur (wirausahawan, berasal dari
bahasa Perancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai
entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume
the risk of business.
Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil keputusan disetiap
peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang
Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras
mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan
gagasangagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.