You are on page 1of 49

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY.

C USIA 44 TAHUN
P9009 Ab000 DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN
KB PIL DI RW 02 KELURAHAN KASIN
KLOJEN MALANG

01- 21 AGUSTUS 2011

Asuhan Kebidanan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Komunitas Semester IV

OLEH :
PRISCHA DEVISEFRAMA
B0B009767

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
MALANG
2011- 2012

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan Asuhan Kebidanan
Komunitas Individu Pada NyC Usia 44 Tahun P9009 Ab000 dengan Kurangnya
Pengetahuan KB Pil di RW 02 Kelyrahan Kasin Kecamatan Klojen Kota Malang
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa laporan asuhan kebidanan yang telah penulis buat
tidak akan bisa tersusun dengan baik tanpa dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Muljo Hadi Sungkono, SpOG (K) selaku Pembina Yayasan Kendedes
Malang
2. drg. Suharwati selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang
3. dr. Endah Puspitorini, MScIH. DTMPH selaku PLH Ketua Yayasan Kendedes
Malang
4. Edi Murwani, AMd. Keb., S.Pd., MMRS, selaku Ketua STIKES Kendedes
Malang
5. Indah Mauludiyah, SST., M.PH, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kebidanan STIKES Kendedes Malang
6. Sri Koentari Ningsih, selaku pembimbing lahan dan bidan Puskesmas Bareng
7. Drs. Ahmad Mabrur, selaku Kepala Kelurahan Kasin
8. Edi Murwani, AMd. Keb., S.Pd., MMRS, selaku Pembimbing Akademik
9. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil
10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung ataupun tidak
langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam isi yang telah
penulis buat ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas selanjutnya.

Malang, Agustus 2011

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN.......ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 1
1.2.1. Tujuan Umum ............................................................... 1
1.2.2. Tujuan Khusus .............................................................. 2
1.3. Metode Penulisan .................................................................... 2
1.4. Sistematika Penulisan .............................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar PKMD ............................................................... 5
2.2. Konsep Komunitas .................................................................... 9
2.3. Konsep Kebidanan Komunitas .................................................. 12
2.4. Kontrasepsi ............................................................................... 13

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1.

Identitas KK ............................................................................ 23

3.2.

Susunan Keluarga dan Genogram ............................................. 23

3.3.

Lingkungan Fisik ...................................................................... 25

3.4.

Kesehatan Ibu dan Anak ........................................................... 25

3.5.

Penggunaan Fasilitas Kesehatan ............................................... 28

3.6.

Status Gizi Keluarga ................................................................ 29

3.7.

Kebiasaan Keluarga .................................................................. 29

3.8.

Organisasi................................................................................. 31

TINJAUAN KASUS
I.

Pengkajian ................................................................................ 32

iv

II.

Identifikasi Masalah/ Diagnosa ................................................. 36

III.

Antisipasi Masalah Potensial .................................................... 37

IV.

Identifikasi Kebutuhan Segera .................................................. 37

V.

Intervensi.................................................................................. 37

VI.

Implementasi ............................................................................ 38

VII. Evaluasi .................................................................................... 39


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................41
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .................................................................................42
5.2. Saran

.....................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai
kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran
serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam
pembangunan nasioal, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah
angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe
methorhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain :
1. Pelayanan keluarga berencana
2. Asuhan antenatal
3. Persalinan bersih dan aman
4. Pelayanan obsetrik neonatal
5. Pelayanan kesehatan dasar
6. Pelayanan kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana masalah kesehatan
dapat timbul, berupa masalah KIA/KB, KELING.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga NyC pada RT 06 RW
02 di Kelurahan Kasin Jl.Ternate II/ 48 sebagai bukti pelaksanaan praktek
kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas
masalah.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilaksanakannya praktek kebidanan komunitas ini diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan dan memberikan asuhan kebidanan komunitas
pada individu, keluarga, masyarakat secara rasional yang diarahkan pada

pencapaian keterampilan dalam mengkaji kondisi sarana pelayanan kesehatan di


masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan asuhan kebidanan komunitas keluarga
bermasalah ini, diharapkan setelah selesai melaksanakan praktek kebidanan
komunitas mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengkajian masalah
2. Menemukan rumusan masalah
3. Melakukan perencanaan kegiatan
4. Melaksanakan kegiatan
5. Melakukan evaluasi

1.3

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam praktek kebidanan komunitas diambil

berdasarkan :
1.1.1. Survei
Dengan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah warga masyarakat untuk
mendapatkan data.
1.1.2. Observasi
Dengan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah warga untuk mendapatkan
data melalui pengamatan langsung.
1.1.3. Diskusi
Dengan melaksanakan musyawarah masyarakat kelurahan (MMK), kemudian
dirumuskan masalah, rencana tindakan, dan evaluasi.
1.1.4. Studi Literatur
Menggunakan teori teori asuhan kebidanan komunitas.

1.4

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan praktek kebidanan komunitas adalah sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang :

1.1. Latar Belakang


1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Metode Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
Berisi tentang :
2.1. Konsep Dasar PKMD
2.2. Konsep Komunitas
2.3. Konsep Kebidanan Komunitas
2.5. Konsep Keluarga Berencana
BAB III Hasil Asuhan Kebidanan Komunitas
Berisi tentang :
3.1. Identitas KK
3.2. Susunan Keluarga dan Genogram
3.3. Lingkungan Fisik
3.4. Kesehatan Ibu dan Anak
3.4.1. Keluarga Berencana
3.4.2. Ibu Hamil (Kehamilan Terakhir/ saat ini)
3.4.3. Persalinan (Anak Terakhir/ saat ini)
3.4.4. Nifas ( anak Terakhir/ saat ini)
3.5. Penggunaan Fasilitas Kesehatan
3.6. Status Gizi Keluarga
3.7. Kebiasaan Keluarga
3.8. Organisasi
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3. Identifikasi Masalah Prioritas

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


5. Intervensi
6. Implementasi
7. Evaluasi
BAB IV Pembahasan
Berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
BAB V Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar PKMD
2.1.1. Pengertian PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
Adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong
royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan
masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain
yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera yang termasuk
dalam partisipasi masyarakat desa (Nasrul Efendi,1998).
2.1.2. Tujuan PKMD
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di
bidang kesehatan untuk meningkatkan mutu hidup.
b. Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
2. Mengembangkan kemamppuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
serta aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahterahan mereka
sendiri.
3. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang
mampu,terampil,serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan
desa.
4. Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator:
a. Angka kesakitan menurun.
b. Angka kematian menurun,terutama angka kematian ibu dan bayi.
c. Angka kelahiran menurun.
d. Angka kekurangan gizi pada anak dan balita menurun.

2.1.3. Ciri-Ciri PKMD


Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1998 ciri- cirri PKMD yaitu:
1. Kegiatan dilaksanakan atas dasar kemampuan dan prakarasa masyarakat
sendiri,dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai
kebutuhan.
2. Perencanaan ditetapkan oleh masyaakat musyawarah dan mufakat.
3. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada peran serta secara aktif dan swadaya
masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dalam
sumber daya yang dimiliki masyarakat.
4. Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi, dan menunjang tidak
mengakibatkan ketergantungan.
5. Kegiatan dilakukan oleh tenaga- tenaga masyarakat setempat.
6. Memanfaatkan teknologi tepat guna.
7. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8
unsur PHC
2.1.4. Prisip-Prisip PKMD
Menurut Nasrul Efendi tahun 1998, prinsip- prinsip PKMD yaitu:
1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan
kegiatan kesehatan secara langsung, ini berarti kegiatan masyarakat dimulai
dengan kegiatan yang menjadi masalah saat ini.
2. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama tingkat sektoral
dan lintas program.

Antar dinas-dinas / instansi-intansi / lembaga-lembaga lainnya yang


bersangkutan

Antar dinas-dinas /

instansi-instansi /

lembaga tersebut

dengan

masyarakat.
3. Dalam masyarakat tidak dapat memecahkan masalah kebutuhan sendiri, maka
pelayanan langsung diberikan oleh sector yang bersangkutan.

2.1.5. Alasan Perlunya PKMK


Menurut Nasrul Efendi tahun 1998 alasan perlunya PKMD sebagai berikut:
1. Bahwa keberhasilan, pembangunan tergantung dari peran masyarakat.
2. PKMK merupakan salah satu kegiatan dalam rangka pemerataan pelayanan
kesehatan.
3. Belum dimanfaatkannya sumber daya masyarakat secara optimal.
4. Bahwa status kegiatan dipengaruhi oleh factor dan lingkungan, merupaka
factor terbesar yang mempengaruhinya.
2.1.6. Langkah-Langkah PKMD
1. Langkah kegiatan PKMD merupakan:
Pendekatan sosial yang tersiri dari pengalaman masyarakat, pengenalan
masalah, dan penyadaran masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Menyiapkan pertemuan awal.
b. Memotivasi masyarakat untuk menyampaikan permasalahan.
c. Menjelaskan cara mendata criteria keluarga yang dikunjungi.
2. SMD (Survey Mawas Diri)
Yaitu kegiatan untuk mengenali masalah kesehatannya sendiri dengan
langkah-langkah:
a. Melakukan pendataan sesuai criteria
b. Pengololahan data dan tabulasi
c. Penyajian data
d. Merumuskan masalah
3. MMK (Musyawarah Masyarakat Kelurahan)
Yaitu

kegiatan

untuk

mengenalkan

dan

memprioritaskan

dan

menanggulangi masalah kegiatan yang dihadapi dengan cara bersama-sama


termasuk:
a. Menyiapkan salinan untuk tabulasi
b. Penyajian data
c. Identifikasi masalah dengan masyarakat
d. Memprioritaskan masalah sesuai denagn keperluan
e. Membuat POA untuk menanggulang masalah

4. Pelatihan Kader
Yaitu kegiatan untuk melatih kader-kader yang telah terpilih agar dapat
menyelesaikan masalah dengan mandiri.
5. Pelaksanaan Kegiataan
Merupakan kegiatan untuk melaksanakan pelaksanaan yang telah dibuat
dengan memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang
kesehatan dan program pemeritah lainnya.
b. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber
daya yang dimilikinya
c. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu disiapkan lebih dahulu
d. Harus ada kesepakatan dari para Pembina untuk memahami aspirasi yang
tumbuh dimasyarakat.
6. Mengadakan Pembinaan
Untuk mengerti dan mengenal tentang masalah kebutuhan masyarakat,
masyarakat perlu mendapat bimbingan dan motivasi dari pihak-pihak formal
dan informal.
Tokoh informal diarahkan untuk membahas dan masalah memenuhi
kebutuhannya mengunakan sumber daya yang tersedia, sedangkan instansi
terkait diharapkan dapat memberikan bantuanteknis atau materi yang
dibutuhkan dengan catatan bantuan tersebaut mendapatkan ketergantungan.
7. Mengembangkan Program
Menurut Nasrul Efendi tahun 1998 dalam pengembangan dan pembinaan
harus berpedoman pada:
1. GBHN
2. Dilaksanakan dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas program
3. Pembinaan dilakukan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan
4. Merupakan bagan integral dari pembangunan desa secara menyeluruh
5. Dibentuk melalui mekanisme kerja yang efektif
6. Puskesmas sebagai pusat pelembagaan kesehatan yang berfungsi sebagai
dinaminator.

2.2.Komunitas
2.2.1. Pengertian Komunitas
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dalam
istilah lain berinteraksi. Kesehatan hidup manusia yang berinteraksi menurut
system adapt istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terlihat oleh suatu rasa
identitas bersama (Koentjaraningrat, 1990).
Masyarakat/komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tententu, dimana
yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,
disbanding dengan batas wilayahnya (Soedjono Soekanto: 1992).
2.2.2. Ciri Masyarakat secara Umum
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulakn bahwa masyarakat
itu memiliki ciri-ciri:
1. Interaksi sesama masyarakat
2. Menempati wilayah denagn batas-batas tertentu
3. Saling bergantung satu dengan yang lain
4. Memiliki adapt istiadat tertentu
5. Memilki identitas bersama
2.2.3. Ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari sektor sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi
dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Masyarakat Desa
a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat baik
b. Hubungan didasarkan pada adapt istiadat yang kuat sebagai organisasi
sosial
c. Percaya pada kekuatan-kekuatan gaib
d. Tingkat buta huruf relatif tinggi
e. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya tidak diketahui dan dipahami
oleh setiap orang
f. Tidak ada lembaga pendidikan khusus, teknologi diwariskan oleh orang tua
langsung kepada keturunanya

g. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuan


lainnya dan uang berperan sangat terbatas
h. Sebagai gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat
2. Masyarakat Madya
a. Hubungan keluarga masih sangat kuat dan hubungan masyarakat mulai
mengendur
b. Adat istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka terhadap
pengaruh luar
c. Timbul rasionalitas pada cara berfikir, kepercayaan terhadap keuatankekuatan gaib mulai berkurang dan mulai timbul kembali apabila kehabisan
akal
d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan
dasar dan menengah
e. Tingkat buta huruf mulai menurun
f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah produksi pasaran, sehingga
menimbulkan diferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang
semakin meningkat penggunaannya
h. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan
keluarga, tetangga dan kegiatan-kegiatan umum lainnya didasarkan pada
upah.
3. Masyarakat Modern
a. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi
b. Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasan saling
mempengaruhi
c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan
dan

teknologi

sebagai

sarana

untuk

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat
d. Strata masyarakat digolongkan menurut ilmu dan keahlian yang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga keterampilan dan
kejuruan
e. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata

10

f. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks


g. Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas
penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya
2.2.4. Ciri-ciri Masyarakat Sehat
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk
ibu dan anak
3. Peningkatan upayaa kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan

peningkatan status

sosial masyarakat
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit
2.2.5. Indikator Masyarakat Sehat
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi :
a. Indikator komprehensif
b. Angka kematian kasar menurun
c. Rasio angka mortalitas proposional rendah
d. Umur harapan hidup meningkat
e. Indikator spesifik
f. Angka kematian ibu dan anak menurun
g. Angka kematian karena penyakit menular menurun
h. Angka kelahiran menurun
2. Indikator pelayanan kesehatan
a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
b. Distribusi tenaga kesehatan merata
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur rumah sakit, fasilitas
kesehatan lain dan sebagainya
d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah
sakit, PMKS, rumah bersalin.

11

2.3. Konsep Kebidanan Komunitas


Menurut Sahlan 2002 :
Kebidanan mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan
pelajaran yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi tertentu.
Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam
keluarga dan masyarakat diluar rumah sakit. Kegiatan kebidanan kebidanan
komunitas adalah pelayanan ibu dan anak dipuskesmas, kunjungan rumah dan
melayani lingkungan keluarga.
Unsur-unsur kebidanan komunitas
1. Bidan
2. Pelayanan kebidanan
3. Sasaran kebidanan
4. Lingkungan
5. Pengetahuan serta tekhnologi.
Bentuk pelayanan kebidanan komunitas :
1. Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, nifas, menyusui, masa internal (antara 2
persalinan) dalam keluarga
3. Pertolongan persalinan dirumah
4. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi
dikeluarga
5. Pengobatan keluarga sesuai dengan kewenangan
6. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi
7. Pemeliharaan kesehatan anak dan balita
8. Sasaran pelayanan kebidanan adalaha individu, keluarga dan kelompok
masyarakat (komuniti)

12

Tujuan pelayanan kehidupan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu


dan anak balita didalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera
didalam komunitas tertentu.
Pelayanan

kebidanan

komunitas

dilakukan

dengan

menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan. Langkah-langkah manajemen kebidanan


adalah :
1. Identifikasi dan analisa masalah
2. Perumusan masalah (diagnosa)
3. Rencana pelaksanaan
4. Tindakan
5. Evaluasi
Pelayanan kebidanan komunitas dilaksanakan oleh bidan secara mandiri dan
kolaboratif (kerjasama) dengan tenaga kesehatan lain

2.4.Keluarga Berencana ( Kontrasepsi)


2.4.1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (WHO, 1997).
KB adalah suatu usaha guna merencanakan atau mengatur jarak kehamilan
sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang diinginkan (Syaifudin,
2003).
KB adalah suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa,
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayahnya serta keluarga dan
masyarakat yang bersangkutan tidak menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kelahiran tersebut (Hanafi, 2002).
2.4.2. Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi mempunyai tujuan :

13

1. Tujuan demografi : mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan


laju pertumbuhan penduduk dan hal ini akan diikutu dengan menurunnya
angka kelahiran. Pertambahan penduduk yang tidak terkendali akan
mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta
banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan
pangan dibandingkan dengan jumlah penduduk.
2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan dini, menunda kehamilan
anak pertama, dan menjarangkan anak setelah anak pertama, serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tapi belum juga mempunyai keturunan.
4. Married Konseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang
akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mendapatkan
pengetahuan untuk membentuk keluarga yang berkualitas.
5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS dan membentuk keluarga
berkualitas.
2.4.3. Kontrasepsi Pil
a. Pengertian
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sperma.

Maka yang

membutuhkan alat kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan


hubungan seks dan keduanya mempunyai kesuburan yang normal namun tidak
menghendaki kehamilan (Suratun 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo,
2005 B).
Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk
mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).

14

b. Kontrasepsi Pil (Syaifudin, 2006)


1. Pil Kombinasi
a. Profil

Efektif dan reversible

Harus diminum setiap hari

Pada bulan- bulan pertama efek samping berupa mual dan


perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang

Dapat dipakai oleh semua ib usia reproduksi, baik yang sudah


mempunyai anak atau belum

Tidak dianjurkan pada ibu menyusui

b. Jenis

Monofasik
21 tablet mengandung hormon estrogen progesteron dalam dosis
yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

Bifasik
21 tablet berisi hormon estrogen dan progesteron dalam dua dosis
berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

Trifasik
21 tablet berisi hormon estrogen dan progesteron dalam tiga dosis
berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

c. Cara Kerja

Menekan ovulasi

Mencegah implantasi

Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma

Mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur dengan


sendirinya terganggu pula

d. Manfaat

Tidak menggangu hubungan seksual

Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang


sehingga dapat mencegah anemia dan tidak terjadi nyeri haid

15

Dapat

digunakan

jangka

panjang

selama

masih

ingin

menggunakannya untuk mencegah kehamilan

Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause

Mudah dihentikan setiap saat

Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker


endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan
jinak pada payudara, dimenorea, dan akne

e. Keterbatasan

Harus mengingat- ingat untuk meminum setiap hari

Mual terutama pada 3 bulan pertama

Perdarahan bercak pada 3 bulan pertama

Pusing

Nyeri payudara

Kenaikan atau penurunan berat badan

Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga


resiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam
sedikit meningkat. Pada wanita usia diatas 35 tahun dan merokok
perlu hati- hati

Tidak mencegah IMS

f. Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi

Usia reproduksi

Telah memiliki anak atau pun belum memiliki anak

Gemuk atau kurus

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif,


sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi
ibu tersebut

Pasca abortus

Anemia karena haid berlebihan

Nyeri haid hebat

16

Siklus haid tidak teratur

Riwayat kehamilan ektopik

Kelaina payudara jinak

DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf

Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor


ovarium jinak

Menderita

tuberculosis

(kecuali

yang

sedang

menggunakan

rifampisin)

Varises vena

g. Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi

Hamil atau dicurigai hamil

Menyusui eksklusif

Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya

Perdarahan hati akut ( hepatitis)

Perokok dengan usia > 35 tahun

Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/ 110
mmHg

Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau kencing manis >20


tahun

Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara

Migraine dan gejala neurologic fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi)

Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

h. Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi

Setiap saat selagi haid untuk meyakinkan kalau tidak hamil

Hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid

Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan alat


kontrasepsi lain ( kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai paket pil habis

Setelah melahirkan ( setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif,


setelah 3 bulan dan tidak menyusui, pasca abortus segera atau dalam
waktu 7 hari)

17

Bila

berhenti

menggunakan

kontrasepsi

injeksi

dan

ingin

menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa


perlu menunggu haid
2. Pil Progestin (Mini Pil) (Syaifudin, 2006)
a. Profil

Cocok untuk ibu menyusui yang ingin memakai pil KB

Sangat efektif pada masa laktasi

Dosis rendah

Tidak menurunkan produksi ASI

Tidak menberikan efek samping estrogen

Efek samping utama adalah gangguan perdarahan bercak atau


perdarahan tidak teratur

Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

b. Jenis Mini Pil

Kemasan dengan isi 35 pil: 300g levanogestrel dan 350g


noretindron

Kemasan dengan isi 28 pil: 75g desogestrel

c. Cara Kerja Mini Pil

Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium

Endometrium

mengalami

transformasi

lebih

awal

sehingga

implantasi lebih sulit

Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma

Mengubah motilitas tuba sehingga trasportasi sperma terganggu

d. Efektifitas
Agar didapatkan efektifitas yang tinggi, maka:

Jangan sampai ada tablet yang lupa diminum

Tablet digunakan pada jam yang sama

Senggama sebaiknya dilakukan 3- 20 jam setelah penggunaan mini


pil

e. Keuntungan Kontrasepsi

Sangat efektif jiaka digunakan dengan benar

Tidak mengganggu hubungan seksual


18

Tidak mempengaruhi produksi ASI

Kesuburan cepat kembali

Nyaman dan mudah digunakan

Sedikit efek samping

Dapat dihentikan setiap saat

Tidak menggunakan estrogen

f. Keuntungan Non Kontrasepsi

Mengurangi nyeri haid

Mengurangi jumlah darah haid

Menurunkan tingkat anemia

Mencegah kanker endometrium

Melindungi diri dari penyakit radang panggul

Tidak meningkatkan pembekuan darah

Dapat diberikan pada penderita endometriosis

Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah dam nyeri kepala

Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut


kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis)

Sedikit sekali mengganggu 19arbiturat karbohidrat sehingga relative


aman diberikan pada penderita DM yang belum mengalami
komplikasi

g. Keterbatasan

Peningkatan atau penurunan BB

Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama

Bila lupa minum satu pil saja kegagalan menjadi lebih besar

Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau akne

Tidak melindungi diri dari IMS

Hirsutisme (tumbuh rambut berlebihan di daerah muka), tetapi


sangat jarang terjadi

h. Yang Boleh Menggunakan Mini Pil (Pil Progestin)

Usia reproduksi

Telah memiliki anak atau yang belum punya anak

19

Menginginkan metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui

Pasca persalinan dan tidak menyusui

Pasca keguguran

Perokok segala usia

Mempunyai tekanan darah tinggi ( selama kurang dari 160/ 100


mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah

Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih sengan tidak


menggunakan estrogen

i.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Mini Pil

Hamil atau diduga hamil

Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid

Menggunakan obat tuberculosis ( rifampisin) atau obat untuk


epilepsy ( fenitoin dan 20arbiturate)

j.

Kanker payudara atau riwayata kanker payudara

Sering lupa meminum pil

Miom uterus. Progestin memacu pertumbuhan miom uterus

Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah

Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil

Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan


pencegahan kontrasepsi lain

Dapat digunakan setiap saat asal tidak terjadi kehamilan. Bila


menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 2 hari saja

Bila klien aminorea mini pil dapat digunakan setiap saat asal yakin
tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja

Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan


tidak haid mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh
tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan

20

Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dank lien tidak haid, mini
pil dapat digunakan pada hari 1- 5 siklus haid

Mini pil tidak dapat diberikan segera pasca keguguran

Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan


ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera
diberiakan bial kontrasepsi sebelumnya digunakan degn benar atau
ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu datangnya
haid berikutnya

Bila kontrasepsi yang sebelumnya menggunakan kontrasepsi


suntikan, mini pil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidek
diperlukan penggunaan metode kontrasepsi lain

Bila

kontrasepsi

sebelumnya

yang

digunakan

adalah

AKDR( termasuk AKDR) mini pil dapat diberikan pada hari 1- 5


siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.
c. Efek Samping Dan Penanganan Alat/ Metode Kontrasepsi
a. Amenorea

Periksa dalam atau tes kehamilan, bila klien hamil dihentikan


pemakaian. Biasanya tidak datang haid kemungkinan besar karena
kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium

Tidak perlu pengobatan khusus coba berikan pil dengan dosis


estrogen 50g, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progesterone
dikurangi

b. Perdarahan di Luar Haid

Tes kehamilan atau lakukan pemeriksaan ginekologik

Bila ringan tidak perlu dikhawatirkan. Jelaskan jika hal ini adalah hal
yang biasa yang terjadi dalam 3 bulan pertama dan akan menghilang
setelah beberapa waktu

Bila tidak hilang ganti dengan pil yang mengandung estrogen > 50g
sampai perdarahan teratasi lalu kembali ke dosis awal

Bila spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50g atau ganti
dengan metode kontrasepsi lain

21

c. Acne/ jerawat

Penggantian dengan pil yang mengandung estrogen lebih tinggi

Dengan progesterone yang tidak bersifat androgenic

Dengan cara KB lain

d. Jamur pada Vagina

Penggantian dengan pil yang mengandung estrogen lebih tinggi,


pemberian obat anti jamur

Pemakaian pil dihentikan sementara, jika cara di atas tidak menolong


maka anjurkan KB yang lainnya

e. Rasa Mual, Muntah, atau Pusing ( akibat reaksi anafilaksis)

Cobalah minum pil pada saat akan tidur atau pada saat makan malam

Berikan vit B6

Jika terlalu berat ganti dengan pil yang mengndung estrogen lebih
tinggi dengan kontrasepsi lain

f. Penambahan BB

Anjurkan memperhatikan diet

Gunakan cara KB yang lain

g. Masalah/ Komplikasi Lain yang Mungkin terjadi

Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah

Dihentikan dan dianjurkan cara KB yang lainnya


(Syaifudin, 2006)

22

BAB III
STATUS KESEHATAN KELUARGA
Hari/ tanggal : Rabu, 11 Agustus 2011
Pukul

: 10.00 WIB

3.1. Identitas Kartu Keluarga


Identitas / Biodata
Nama Pasien

: Ny C

Nama Suami : Tn N

Umur

: 44 tahun

Umur

: 49 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku

: Madura

Suku

: Madura

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan

:-

Penghasilan

: Rp. 1.000.000

Alamat : Jl.Ternate II/ 48 RT 06

Alamat : Jl. Ternate II/ 48 RT 06

RW 02 Kasin Malang

RW 02 Kasin Malang

3.2. Susunan Keluarga


NO

Nama

Jenis
Kelamin

Hubungan

Usia

Status
Perkawinan

Agama

Pendidik
an

Pekerjaan

Tn.N

KK

49th

Kawin

Islam

SD

swasta

1jt

Ny.C

Istri

44th

Kawin

Islam

SMP

IRT

Anak

26th

Belum

Islam

SD

Wiraswas

500.000

Kawin
4

Anak

23th

Belum

Penghasilan

ta
Islam

D IV

Guru

275.000

Islam

SMA

pelajar

Kawin
5

Anak

18th

Belum
Kawin

23

NO

Nama

Jenis
Kelamin

Hubungan

Usia

Status
Perkawinan

Agama

Pendidik
an

Pekerjaan

Anak

15th

Belum

Islam

SMA

pelajar

Islam

SMP

pelajar

Islam

SD

pelajar

Islam

SD

pelajar

Islam

Penghasilan

Kawin
7

Anak

13th

Belum
Kawin

Anak

8th

Belum
Kawin

Anak

6th

Belum
Kawin

10

Anak

3th

Belum
Kawin

Genogram

Keterangan

:
Laki- laki

Garis
Perkawinan

Perempuan

Garis Keturunan

Keluarga yang
dikaji
24

3.3. Lingkungan Fisik


3.3.1. Perumahan
Status rumah

: milik sendiri

Luas Bangunan

: 21- 36 m2

Lantai

: tegel

Dinding

: tembok

Ventilasi

: jendela tertutup

Penerangan

: listrik

Cahaya matahari

: cukup

3.3.2. Pekarangan
Keberadaan

: ada

Luas

: 1 m2

Keadaan

: kering

Pemanfaatan

: tidak ada pemanfaatan

3.3.3. Sumber Air Bersih


Asal air

: PDAM

Status

: milik sendiri

3.3.4. Jamban Keluarga


Macam

: latrin

Jarak dengan sumber air

: < 10 m

Status

: milik sendiri

3.3.5. Pembuangan Air Limbah


Macam

: paralon

Kondisi

: mengalir

3.3.6. Pembuangan Sampah


Keberadaan

: ada

Macam

: bak sampah

Pengelolaan sampah

: dibuang ke sungai

3.4. Kesehatan Ibu dan Anak


3.4.1. Keluarga Berencana
Sebagai akseptor KB

: Ya

25

Bila tidak alasan

:-

Bila ya alasan

: membatasi jumlah anak

Sejak kapan

: sejak anak yang ke sembilan


berusia 2 tahun

Bila ya jenis yang digunakan

: pil

Alasan menggunakan KB tersebut

:-

Informasi KB diperoleh dari

: kader

Persepsi ibu tentang KB

: KB tidak membuat hamil

Pengertian KB

: pembatasan jumlah anak

Tujuan KB

: membuat tidak hamil

Efek samping KB yang digunakan

: berat badan naik

3.4.2. Ibu Hamil( sedang hamil/ kehamilan terakhir)


Kehamilan yang ke

:-

Usia kehamilan

:-

Riwayat kehamilan yang lalu

: ibu mengatakan kehamilannya baikbaik saja

Pemeriksaan kehamilan

: tidak

Pemeriksa kehamila

:-

Tempat periksa

:-

Imunisasi TT

: tidak

Pola makan

: 3 kali sehari

Keluhan

: ibu megatakan tidak ada keluhan


saat hamil, hanya saja saat hamil
muda ibu mual- mual

Pantangan makanan

ibu

mengatakan

tidak

ada

pantangan makanan
Alasan pantangan

:-

Penyuluhan yang pernah didapat

ibu

tidak

penyuluhan
3.4.3. Persalinan( saat ini/ anak terakhir)
Riwayat persalinan

: normal

Ditolong oleh

: bidan

26

pernah

mengikuti

Tempat persalinan

: rumah

3.4.4.Nifas( saat ini atau anak terakhir)


Kelainan nifas

: ibu mengatakan tidak ada kelainan


saat nifas

Periksa/ kontrol ke

: bidan

Meneteki

: ibu mengatakan meneteki anaknya


sampai usia 2 tahun

Alasan tidak meneteki

:-

Pola makanan

: 3 kali sehari

Pantangan makanan

: ibu mengatakan tidak ada pantangan

Alasan pantangan

:-

Penyuluhan yang pernah didapat

: ibu mengatakan tidak mendapat


penyuluhan

3.4.5. Bayi/ Balita( bila punya anak bayi atau balita)


h. Usia anak saat ini

: 3 tahun

i.

Status imunisasi
NO Nama BCG

DPT

POLIO

Campak

1 2 3 1 2 3 4
1

j.

An.M

0 1 2 3

KMS

Hepatitis

: ada

k. Persepsi ibu tentang manfaat KMS : mengetahui tumbuh kembang


anak
l.

Pemberian ASI eksklusif

: ya

m. ASI diberikan sampai umur

: 2 tahun

n. Pemberian makanan tambahan/ makanan pendamping ASI


Jenis MPA

Usia( Bulan)
0-4

4-6

6-9

9-12

Nasi Pisang

Sari Buah

27

Bubur Susu

Nasi Tim

Nasi

o. Status gizi anak

: cukup

p. Status tumbuh kembang

anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

mampu menyusun kalimat

mempergunakan kata-kata saya

Bertanya

mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya

bermain dengan anak lain

3.5. Penggunana Fasilitas Kesehatan


3.5.1. Tempat berobat jika sakit
Tenaga kesehatan

: ya

Non tenaga kesehatan

:-

3.5.2. Tempat pemeriksaan kehamilan


Tenaga kesehatan

:-

Non tenaga kesehatan

:-

3.5.3. Penolong persalinan


Tenaga kesehatan

: anak pertama, kedua, dan terakhir

Non tenaga kesehatan

: selain anak yang disebut di atas

3.5.4. Tempat pertolongan persalinan


RS

:-

Rumah bersalin

:-

Polindes

:-

Puskesmas

:-

Rumah

: ya

28

3.6. Status Gizi Keluarga


3.6.1. Makanan Pokok
Beras

: ya

Jagung

:-

Lain- lain

:-

3.6.2. Lauk- pauk yang sering dikonsumsi


Daging

: jarang

Ikan

: jarang

Telur

: terkadang

Tahu

: ya

Tempe

: ya

3.6.3. Sayuran yang sering dikonsumsi


Sayuran hijau

: ya

Kacang- kacangan

: ya

3.6.4. Pengelolaan sayuran


Dicuci sebelum dipotong

:-

Dipotong sebelum dicuci

: ya

3.6.5. Cara masak sayuran


Masak

: ya

Mentah

:-

3.6.6. Kebiasaan minum susu


Ya

:-

Tidak

: ya

3.6.7. Persepsi keluarga tentang gizi


Baik

:-

Cukup

: ya

Kurang

:-

3.7. Kebiasaan Keluarga


3.7.1. Kebiasaan mandi
< 2 kali sehari

:-

2 kali sehari

: ya

29

3.7.2. Kebiasaan gosok gigi


< 2 kali sehari

:-

2 kali sehari

: ya

3.7.3. Kebiasaan buang air besar( BAB)


< 1 kali sehari

: ya

1 kali sehari

:-

3.7.4. Kebiasaan buang air kecil( BAK)


< 3 kali sehari

:-

3 kali sehari

: ya

3.7.5. Kebiasaan tidur


< 4 jam

:-

4- 6 jam

: ya

6 jam

:-

3.7.6. Kebiasaan rekreasi


Ya

:-

Tidak

: ya

3.7.7. Kebiasaan merokok


Tidak merokok

:-

< 6 batang

:-

6 batang

: ya

3.7.8. Kebiasaan minum kopi


Tidak minum kopi

:-

1 gelas

: ya

> 1 gelas

:-

3.7.9. Kebiasaan minum jamu


Ya

: ya

Tidak

:-

3.7.10. Kebiasaan berobat


Nakes

: ya

Non nakes

:-

30

3.8. Organisasi yang Diikuti


PKK

: ya

LPMD

:-

Tahlil

: ya

Karang Taruna

:-

Dasa Wisma

31

TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Hari

: Rabu, 10 Agustus 2011

Pukul

: 10.00 WIB

A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Nama Pasien

: Ny C

Nama Suami : Tn N

Umur

: 44 tahun

Umur

: 49 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku

: Madura

Suku

: Madura

Pendidikan

: SLTP

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan

:-

Penghasilan

:Rp. 1.000.000

Alamat

: Jl.Ternate II/ 48 RT 06
RW 02 Kasin Malang

Alamat : Jl. Ternate II/ 48


RW 02 Kasin Malang

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ibu baru ber KB setelah anak ke Sembilan ini lahir
tapi ibu tidak rutin minum pil KB.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (seperti
TBC, hepatitis B, HIV AIDS), penakit menurun ( asma, kencing
manis, darah tinggi) dan tidak pernah menderita penyakit kronis (
kanker, tumor).
4. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit menular (seperti
TBC, hepatitis B, HIV AIDS), penakit menurun ( asma, kencing

32

manis, darah tinggi) dan tidak pernah menderita penyakit kronis (


kanker, tumor).
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga saat ini tidak menderita penyakit
menular (seperti TBC, hepatitis B, HIV AIDS), penakit menurun (
asma, kencing manis, darah tinggi) dan tidak pernah menderita
penyakit kronis ( kanker, tumor).
6. Riwayat Haid
Menarche : 14th
Siklus

: 28 hari

Lama

: 4- 6 hari

Banyak

: 2- 3 kali ganti pembalut

Keluhan

: ibu mengatakan saat ibu haid ibu dilepen tapi tidak parah

dan tidak sampai pingsan


Teratur/tidak

: teratur

7. Riwayat pernikahan

a.

Berapa Kali Menikah: 1 kali

b.

Usia Pernikahan

c.

Usia Pertama Kali Menikah : 17 tahun

: 27 tahun

8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas


Kehamilan
N

Suami

Hamil

Persalinan
UK

Ke

Penol

Cara

ong

Anak
Penyul

it

BBL

Nifas

H M Hidup

Ha

Men

P a

ri

yusu

usia

A i
H
1

9bl

bidan

Normal

3kg

/
A

9bl

9bl

bidan

Normal

Non

Normal

nakes

33

2,9k
g

2,9
g

26th

H
/

23th

21th

A
H
/
A

40
hr

40
hr

40
hr

2th

2th

2th

Ket

Kehamilan
N

Suami

Hamil

Persalinan
UK

Ke

Penol

Cara

ong

Anak
Penyul

it

BBL

Nifas

H M Hidup

Ha

Men

P a

ri

yusu

usia

A i

9bl

9bl

9bl

9bl

9bl

9bl

Non

Normal

nakes

2,8k
g

H
/

18th

15th

13th

8th

6th

3th

A
H

Non

Normal

nakes

3 kg

/
A

Non

Normal

nakes

Non

Normal

nakes

Non

Normal

nakes

2,8
kg

2,9
kg

2,8
kg

H
/
A
H
/
A
H
/
A
H

Non

Normal

nakes

3kg

/
A

9. Riwayat KB
KB yang pernah digunakan

: ibu berKB setelah anak ke 9 lahir

tapi tidak rutin minum


10. Pola kebiasaan sehari- hari
a. Nutrisi

: makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk seperti

daging, ikan, tahu atau tempe. Ibu minum lebih dari 6 gelas/ hr
b. Eliminasi : ibu BAB 1 kali sehari dan sering BAK
c. Istirahat

: siang 2 jam dan istirahat malam ibu 6- 8 jam

d. Aktifitas

: ibu hanya seperti mencuci, menyapu, mengepel

e. Personal hygien

: setiap kali ibu BAK dan BAB selalu

mencuci dengan sabun. Ibu mandi dua kali sehari.


f. Rekreasi : Di rumah nonton tv
g. Pola kebiasaan hidup sehat

34

40
hr

40
hr

40
hr

40
hr

40
hr

40
hr

2th

2th

2th

2th

2th

2th

Ket

a. Merokok

: tidak, tapi suami merokok sehari bisa

menghabiskan 12 batang rokok


b. Minum minuman keras : tidak
c. Konsumsi obat terlarang : tidak
11. Riwayat Psikososial Dan Budaya
Psikologi

: ibu mengatakan ibu tidak khawatir dengan jumlah

anaknya yang banyak karena semua adalah takdir Allah


Social

: ibu tinggal dengan suami dan kedelapan anaknya

Budaya

: ibu mengatakan tidak mengikuti adat jawa

12. Pola sriritual :


Ibu beragama islam dan ibu melakukan ibadah sesuai dengan
tuntunan agamanya.
B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum

: baik

Kesadaran

: komposmentis

b. Pemeriksaan Fisik
BB/TB sekarang :48 kg /155 cm
RR

: 22 x/mnt

Temp

: 37,70C

TD

: 110/70 mmHg

Nadi

: 84 x/mnt

BB sebelum ber KB: 47 kg

a. Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, rambut warna hitam, tidak rontok
Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma
Mata : simetris, palpebra tidak oedem, sklera tidak ikterus,
conjunctiva tidak anemis

35

Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, bersih,


tidak ada sekret, tidak ada polip
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen , daun telinga
tidak ada kelainan
Mulut : Simetris, bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries gigi, lidah bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
bendungan vena jogularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi interkosta
Perut : Tidak ada bekas luka operasi
Ekstremitas: Simetris, tidak oedema, tidak ada varices, tidak
ada gangguan pergerakan
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
bendungan vena jogularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Mammae : Konsistensi lunak, tidak teraba benjolan/massa
Perut : Tidak pembesaran hepar, tidak teraba benjolan/massa
c. Auskultasi
Tidak ada ronchi atau wheezing
d. Perkusi
e. Reflek Patella : +/+
c. Pemeriksaan Dalam, tidak dilakukan
d. Pemeriksaan dengan Inspekulo, tidak dilakukan
e. Pemeriksaan Penunjang, tidak dilakukan.
II. Identifikasi Masalah/ Diagnosa
Dx

: NyC usia 44 tahun P9009Ab000 dengan kurangnya pengetahuan ibu

tentang KB pil
Ds

:
1. Ibu mengatakan ibu berusia 44 tahun
2. Ibu mengatakan ibu baru menggunakan KB setelah melahirkan
anak ke sembilan ini tapi ibu tidak rutin meminum pil KB nya.

36

Do

:
Keadaan umum : baik
Kesadaran

: Komposmentis

BB

: 48 kg

TD

: 110/70 mmHg

Nadi

: 84 x/mnt

RR

: 22 x/mnt

Suhu

: 37,7C

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Kehamilan resiko tinggi pada ibu jika suatu saat terjadi kehamilan
karena ibu tidak rutin minum pil KB dan usia ibu sudah 44 tahun.
IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan dan Kolaborasi
KIE pada ibu dan suami:
1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Macam- macam KB
4. Keuntungan
5. Kekurangan
6. Efektifitas masing- masing KB
7. Bahaya yang bisa terjadi pada ibu jika terjadi kehamilan lagi
V.

Intervensi
Dx

: NyC usia 44 tahun P9009Ab000 dengan kurangnya pengetahuan

tentang KB
Ds

Ibu mengatakan ibu berusia 44 tahun

37

Ibu mengatakan ibu baru munggunakan KB pil setelah melahirkan


anak yang ke Sembilan tapi ibu tidak rutin minum pil KB nya.

Do

:
Keadaan umum : baik
Kesadaran

: Komposmentis

BB

: 48 kg

TD

: 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/mnt

RR

Suhu : 37,7C

: 22 x/mnt

Intervensi
1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga
R/

Dapat terjadi hubungan timbal balik dan ibu lebih kooperatif

terhadap tindakan yang dilakukan


2. Lakukan observasi tanda- tanda vital
R/ Parameter dan deteksi dini adanya kelainan tubuh serta mengetahui
adakah indikasi pada ibu untuk memilih alat kontrasepsi
3. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
R/ ibu mengerti hasil pemeriksaannya
4. Konseling pada ibu tentang cara kerja KB pil yang ibu gunakan
R/ Ibu mengerti dan memahami cara kerja KB pil yang ibu gunakan
5. Menganjuran pada suami untu mendukung ibu dalam menggunakan
KB
R/ Dengan dukungan suami diharapkan dapat memotivasi ibu dalam
menggunakan KB
VI.

Implementasi
Tanggal

: 11 Agustus 2011

Jam

: 10.00 WIB

Diagnosa

: NyC usia 44 tahun P9009 Ab000 dengan kurangnya

pengetahuan tentang KB pil

38

Implementasi
1. Melakukan

pendekatan

pada

ibu

dan

member

salam

dan

memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada ibu hasil observasi tanda- tanda vital
BB

: 48 kg

TD

: 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/mnt
RR

: 22 x/mnt

Suhu : 37,7C
3. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
4. Memberikan konseling dan informasi pada ibu tentang cara kerja pil
KB yang ibu gunakan
VII.

Evaluasi
Hari

: Senin, 15 Agustus 2011

Pukul

: 10.00 WIB

Diagnosa

: NyC usia 44 tahun P9009 Ab000 dengan kurangnya

pengetahuan tentang KB pil

Ibu mengatakan sudah mulai mengerti tentang manfaat KB

Ibu mengetahui resiko bila tidak meminum pil KB secara rutin,


bisa hamil lagi

Ibu sekarang menggunakan KB pil tetapi tidak rutin.

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

TTV dalam batas normal

39

: Ny C usia 44 tahun P9009 Ab000 dengan kurangnya pengetahuan

tentang KB pil
P

Intervensi
1. Anjurkan kepada ibu datang ke puskesmas untuk konseling tentang
KB pil
2. Anjurkan kepada ibu untuk kembali ke petugas kesehatan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan

40

BAB IV
PEMBAHASAN

Didalam teori yang di bahas, disebutkan bahwa KB mempunyai banyak


keuntungan untuk ibu dan suami untuk membuat keluarga yang kecil bahagia dan
sejahtera dan menghindarkan ibu dari resiko yang akan didapat apabila terjadi
kehamilan dan persalinan ibu nantinya.
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Ny C usia 44 bulan diperoleh data
pada tanggal 10 Agustus 2011 sebagai berikut yakni data subyektif yang
dikatakan oleh pasien bahwa ibu memiliki sembilan anak, ibu adalah akseptor KB
pil tapi ibu tidak rutin minum pil kb nya. TTV

dalam batas normal RR:

22x/menit, nadi: 84 x/menit, suhu: 377 C, BB: 48 kg, TB: 155 cm


Diagnosa yang didapat adalah Ny C usia 44 tahun P9009 Ab000 dengan
kurangnya pengetahuan kb pil. Dilakukan intervensi pada ibu yaitu KIE pada ibu
dan suami pengertian KB, tujuan KB, macam- macam KB, keuntungan,
kekurangan, dan efektifitas masing- masing KB, dan bahaya yang bisa terjadi
pada ibu jika terjadi kehamilan lagi sehingga ibu dengan jelas mengetahui bahaya
yang akan didapat jika terjadi kehamilan pada ibu.
Dilakukan evaluasi bahwa dalam asuhan ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek diharapkan setelah mendapat asuhan keadaan anak menjadi lebih
baik.

41

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Di Indonesia terdapat banyak masalah kependudukan, secara garis besar adalah :
1. Jumlah pertambahan penduduk yang masih tinggi sehingga jumlah penduduk
di Indonesia besar.
2. Penyebaran penduduk yang tidak merata
3. Kualitas penduduk tidak merata
Oleh sebab itu berbagai program dilakukan untuk menanggulangi masalah
tersebut. Program itu adalah keluarga berencana. Tujuan KB adalah mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera.
Adapun sasarannya langsungnya adalah pasangan usia subur dan sasaran tidak
langsung adalah remaja, lembaga kemasyarakatan. Tokoh masyarakat, dan daerah
yang mempunyai pertumbuhan penduduk yang pesat.

5.2. Saran
5.2.1. Bagi Petugas
Diharapkan selalu melakukan komunikasi yang baik antara orang tua yang
bersangkutan sebelum melaksanakan seluruh tindakan/ asuhan.
Diharapkan mampu dan terus meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
yang diterapkan dalam asuhan yang diberikan.
5.2.2.

Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan Insitusi lebih meningkatkan kualitas pengajaran dalam

pembentukan mahasiswa yang bermutu dan berkualitas sehingga asuhan yang


diberikan merupakan asuhan yang terbaik bagi klien.

5.2.3. Bagi Klien dan keluarga


Diharapkan klien maupun keluarga dapat bekerja sama dengan tenaga
kesehatan agar dapat melakukan penanganan lebih kooperatif

42

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Suwarno. 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Bina Pustaka: Jakarta.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Sarwono, Prawirohardjo. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: YBPSP

Sarwono, Prawirohardjo. 2006. Ilmu kandungan. YBPSP : Jakarta

Glister dkk. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Edisi 4.


Jakarta: EGC

59

You might also like