Evidence Based Medicine

NYERI PUNGGUNG
Wanita, usia 65 tahun, dating ke dokter dengan keluhan nyeri pada punggungnya.
Nyeri ini dirasakan secara tiba-tiba dan pada bagian punggung yang sering menyebar
kesekitar pinggang hingga kedalam perut. Keluhan terasa semakin berat bila sedang
berjalan atau beraktivitas. Keluhan ini dirasakan sangat mengganggu aktivitas sehariharinya. Pasien juga merasa kan bentuk badannya semakin membungkuk. Keluhan ini
dirasakan sejak memasuki masa menopause. Baru-baru ini pasien mengalami cedera
ringan saat sedang membersikan rumahnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kifosis
dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan. Pada pemeriksaan radiologi
ditemukan penipisan korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen. Dokter
mendiagnosis pasien menderita osteoporosis dan memberikan pilihan kepada pasien
untuk menjalani terapi fisik atau sling therapy, tetapi dokter lebih mengarahkan pada
terapi fisik. Lalu pasien bertanya, terapi manakah yang lebih efektif untuk keluhannya
ini?
FOREGROUND QUESTION
Manakah terapi yang lebih efektif antara terapi fisik dan sling therapy pada pasien
osteoporosis?
PICO
P
: Wanita usia 65 tahun
I
: Sling therapy pada pasien osteoporosis
C
: Terapi fisik pada pasien osteoporosis
O
: Kedua terapi memberikan peningkatan kualitas hidup tetapi terdapat
peningkatan signifikan lebih besar pada Sling Therapy.
PencarianBuktiIlmiah
Alamat website

:www.biomedcentral.com

Kata kunci

: quality of life AND osteoporosis

Limitasi

: 2009 - 2014

HasilPencarian

:4

DipilihArtikelBerjudul

Effects of physical therapy on quality of life in osteoporosis patients - a randomized

clinical trial.

1 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha

Evidence Based Medicine

REVIEW JURNAL
Pendahuluan
Patients with osteoporosis frequently experience fractures of the vertebral body,
which may cause chronic back pain and other symptoms. These, in turn, may lead to
immobilization, muscular atrophy, and restrictions in activities of daily living. The
situation can be improved with specific medication and physiotherapy. We explored
the effects of a variety of physical treatments on activities of daily living in patients
with osteoporosis.
Metoda
Fifty patients were randomly allocated to two treatment groups. Group A received
traditional physiotherapy (PT) while group B underwent sling exercise therapy (ST).
Both treatments were given twice a week for three months. The results of the
treatment were registered on the quality of life questionnaire (Qualeffo-41) devised by
the International Osteoporosis Foundation. After a further three months with no
specific exercise treatment, we again tested all patients in order to draw conclusions
about the long-term effects of both types of exercise.
Hasil
Forty-four patients (88%) completed the study. Patients were assigned to small groups
(a maximum of 5 patients in each group) and thus received individual attention and
motivation. Quality of life was improved in both groups; a significantly greater
improvement was registered in patients who performed sling exercises (Global score
Qualeffo: p = 0.002).
Kesimpulan
The test results confirm the known positive effects of physical therapy on the quality
of life of osteoporosis patients, as well as the fact that sling exercises are a sound
alternative treatment for this condition.

2 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha

Evidence Based Medicine

APAKAH HASIL PENELITIAN TERSEBUT VALID?
VALIDITY
1. Apakah ada sampel pasien yang representative dan didefinisikan secara jelas
pada titik yang sama (similarpoint) dalam perjalanan penyakit (course of the
disease)?

2. Apakah follow-up lengkap dan cukup lama (sufficiently long and complete)?

3 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha

Evidence Based Medicine

3. Apakah digunakan kriteria outcome yang obyektif dan tidak berbias?

4 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha

Evidence Based Medicine

4. Apakah ada penyesuaian/adjustment terhadap factor prognostik yang penting?

IMPORTANCE
5. Bagaimana gambaran outcome menurut waktu?
Tidak digambarkan.
6. Seberapa tepat perkiraan prognosis?

5 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha

Evidence Based Medicine

APPLICABILITY
7. Apakah pasien dalam penelitian ini serupa dengan pasien kita?

8. Apakah kesimpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat apabila disampaikan

kepada pasien dalam tatalaksana secara keseluruhan?

6 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha

Evidence Based Medicine

7 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha

Evidence Based Medicine

8 Chairunnisa Kurnia Permata Rizky

Erina Imronikha