Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
INTISARI ...............................................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
CURICULUM VITAE ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I
I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
BAB
D.
E.
BAB
BAB
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................70
B. Saran .............................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan studi kasus selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
MOTTO
1. ALLAH mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan
dan tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya (Nabi Muhammad SAW).
2. Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara yang kita sisipkan pada
setiap celah dalam kerja keras kita (Penulis).
3.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum
seperti yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan di negara-negara
ASEAN lain. Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan
reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama
bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya menyangkut
berbagai aspek kehidupan dan menjadi paramenter kemampuan Negara
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
(Manuaba, 2009).
Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecatatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya (Kumalasari, 2012).
Berdasarkan data statistik Indonesia 2008 dari 43,3 juta jiwa
remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja
putri Indonesia dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83,3% pernah
berhubungan seksual yang merupakan salah satu terjadinya Flour Albus
(BBKN, 2009).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka di dapatkan suatu
perumusan masalah yaitu Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan
Gangguan Sistem Reproduksi Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus
di PKD Bakti Ibu di Klodran Colomadu Karanganyar tahun 2015 dengan
menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan
pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour
Albus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut tujuh
langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap dan sistematis
pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus.
2) Menginterpretasi data serta menemukan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Nn. H umur 18 tahun dengan
Flour Albus.
pengetahuan
dan
pengalaman
penulis
tentang
salah
satu
masukan
bagi
bidan
sebagai
upaya
b. Bagi pendidikan
Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan di
perpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
sistem gangguan reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan
Flour Albus.
E. Keaslian Studi Kasus
Keaslian dari Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan
gangguan sistem reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour
Albus ini pernah dilakukan oleh :
1. Tutut Rima Kurniasari Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali,
dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan Leukorea di RB
Mulia Kasih Ngemplak Boyolali 2011. Studi Kasus ini menggunakan
tujuh langkah Varney dan data perkembangan SOAP. Hasil dari studi
kasus ini m emperhatikan adanya Leukorea yang dialami oleh Ny. S
dengan ciri-ciri keluar lendir kental, putih keruh, tidak berbau dalam
jumlah banyak sampai ganti celana dalam 3-4 kali sehari dan terasa
gatal pada kemaluan sejak 3hari yang lalu. Hasil eveluasi yang penulis
lakukan selama 2 minggu dimulai pada saat pengkajian tanggal 24
april 2011 sampai saat kunjungan ulang tanggal 07 mei 2011 yaitu
keputihan Ny. S sudah sembuh, ibu bersedia melaksanakan anjuran
yang telah diberikan oleh bidan.
memperhatikan adanya keputihan yang di alami oleh ibu dengan ciriciri keluar lendir berlebihan berwarna putih dari vagina, dan terasa
gatal, serta merasa anyang-anyangan dan ciri-ciri tersebut didapat
penerapan asuhan kebidanan secara efektif dan efesian dengan
memberikan terapi Kortikosteroid 3x 50mg dan Amoxillin 3 x 500 mg.
Evaluasi akhir setelah 2 minggu Keputihan dapat sembuh dengan
perbaikan personal hygiene, pemberian antibiotik, analgetik, keadaan
ibu membaik.
Perbedaan dari kedua keaslian kasus tersebut dengan studi kasus
yang dilakukan penulis adalah terletak pada subyek, tempat, waktu,
responden dan pemberian terapi. Persamaan dari kedua keaslian kasus
adalah terletak pada judul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Gangguan Sistem Reproduksi
a. Pengertian
Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam
manajemen kesehatan reproduksi. Diketahui bahwa sistem
pertahanan dari alat kelamin atau organ reproduksi wanita
cukup baik, yaitu asam basanya. Sekalipun demikian, sistem
pertahanan ini cukup lemah, sehingga infeksi sering tidak
terbendung dan menjalar kesegala arah, menimbulkan infeksi
mendadak dan menahun dengan berbagai keluhan. Salah satu
keluhan klinis dari infeksi atu keadaan abnormal alat kelamin
adalah keputihan (flour albus) (Manuaba, 2009).
Ada berbagai macam gangguann reproduksi seperti
gangguan menstruasi, syndrom premenstruasi, kista ovari,
kanker dan tumor
10
e) Oligomenore
Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering
atau hanya sedikit.
f) Sindrom pramenstruasi
Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku (misalnya
perut
menggembung,
perubahan
suasana
hati,
11
3) Inkontinesia Urine
Pengeluaran urine secara tidak sadar merupakan kondisi
yang membuat stres dan yang tidak dilaporkan karena
berbagai alasan, seperti rasa malu, pengingkaran, dan
adanya anggapan bahwa satu-satunya pilihan penanganan
adalah pembedahan.
4) Kista Ovarium
Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan
oleh bidan baik pada saat pemeriksaan panggul atau dari 2
hasil pemeriksaan ultrasonografi.
5) Tumor/ kanker pada endometrium
Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endometrium
setiap tahunnya, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan
dengan kanker servik. Kemungkinan terjadi paling sering
pada wanita berusia lebih dari 50 tahun.
6) Infeksi saluran genital seperti Candidiasis Vulvovagina
Pada umumnya disebabkan oleh Candida Albicans,
gambaran klinisnya sendiri adalah adanya rabas berwarna
putih, kental, berwarna seperti keju dan dapat juga encer
atau bersifat cair yang secara umum disebut Keputihan
(Flour Albus).
12
2. Flour Albus
a. Pengertian Flour Albus
1) Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari
vagina bukan merupakan darah (Sibagariang, 2010).
2) Flour Albus merupakan pengeluaran cairan pervaginam
yang tidak berupa darah yang kadang merupakan sebuah
manifestasi klinik dari infeksi yang selalu membasahi dan
menimbulkan iritasi, rasa gatal, dan gangguan rasa tidak
nyaman pada penderitanya (Shadine, 2012).
b. Klasifikasi Flour Albus menurut Sibagariang (2010) adalah :
1) Flour Albus fisiologis
Dalam keadaan normal
mempertahankan
ada
kelembapan
sejumlah
vagina
secret
yang
yang
banyak
13
14
a) Infeksi
Adanya kuman, jamur, parasit, dan virus dapat
menghasilkan zat kimia tertentu bersifat asam dan
menimbulkan bau yang tidak sedap.
b) Benda asing
Adanya
benda
pengeluaran
asing
cairan
dari
yang
liang
dapat
merangsang
senggama
yang
berlebihan.
c) Kanker
Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel
normal yang berlebihan, sehingga mengakibatkan sel
tumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak,
akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk
memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker
tersebut.
d) Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
Kadang kadang pada wanita ditemukan cairan dari
liang senggama yang bercampur air seni atau feses,
yang terjadi akibat adanya lubang kecil dari kandung
kencing tau usus ke liang senggama akibat adanya cacat
bawaan, cedera persalinan, radiasi dan akibat kanker.
15
e) Menopause
Pada
menopause
sel-sel
dan
vagina
mengalami
16
tubuh.
Sedangkan
penggunaan
KB
mempengaruhi
17
18
19
20
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar
tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana
dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana
terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, panty liner pada
waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar tiap kali buang
air yaitu dengan arah depan kebelakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan
karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan
konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih
vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talk, tissue atau sabun dengan pewangi
pada daerah vagina karena menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan
seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak
duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan
kloset sebelum menggunakannya.
21
h.
22
23
(4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui
sejauh
mana
tingkat
intelektualnya,
ke
fasilitas
pelayanan
kesehatan
24
pada
sebelumnya,
kehamilan,
hipertensi
persalinan
disebabkan
atau
nifas
kehamilan
pada
pilihan
beberapa
alat
kontrasepsi,
dapat
25
dengan
kondisi
dan
keinginan
pasien
mempunyai
(Manuaba, 2008).
riwayat
keturunan
kembar
26
Pola nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada
pasien dengan mengamati adakah penurunan berat
badan atau tidak pada pasien (Sulistyawati, 2011).
(2)
Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali klien BAK dan
BAB (Varney, 2007). Pada kasus Flour Albus
terdakang klien merasa panas saat kencing.
(3)
Aktifitas
Mengkaji aktivitas sehari hari pasien karena data ini
memberikan
gambaran
tentang
seberapa
berat
Istirahat
27
data
28
a) Pemeriksaan fisik
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik, cukup
atau kurang. Pada kasus gangguan reproduksi Flour
Albus didapatkan keadaan Nn. H baik.
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari
keadaan composmentis, apatis samapi koma. Pada
pasien yang mengalami gangguan reproduksi dengan
Flour Albus kesadarannya composmentis.
(3) Tekanan darah
Merupakan hasil curah jantung dan tahan pembuluh
darah tepi, tekanan darah pada lengan kanan
biasanya 5 10 mmHg lebih tinggi dengan tekanan
darah pada lengan kiri. Tekanan darah sangat
bervariasi tergantung pada tingkat eksitasi pasien,
selama
pernafasan
tenang
biasanya
terjadi
mengetahui
suhu
badan
klien
29
(5) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung
dalam 1 menit, denyut nadi normal 60 100
x/menit.
(6) Respirasi
Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarakan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (sistem
metabolisme tubuh). Pernapasan yang normal dapat
diobservasi dan frekuensi per menit, kedalaman,
keteraturan, dan tanda tanda yang menyertai,
seperti
bunyi
napas
dan
bau
napas
(Mandriwati, 2008).
b) Pemeriksaan sistematis
(1) Menurut (Sulistyawati
2011),
pemeriksaan kepala
meliputi:
(a) Rambut
Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak,
menilai warnanya dan kebersihan.
(b) Muka
Untuk mengetahui apakah muka oedema atau tidak,
anemis atau tidak, pucat atau tidak.
30
(c) Mata
Untuk mengetahui keadaan cojungtiva pucat atau
merah muda, warna sklera putih atau kuning,
kebersihan, kelainan dan gangguan penglihatan rabun
jauh atau dekat.
(d) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan,
alergi debu atau tidak dan ada polip atau tidak.
(e) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada
gangguan pendengaran atau tidak, ada serumen atau
tidak.
(f) Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries,
bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak,
lidah kering atau kotor atau tidak.
(2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe atau
parotitis.
(3) Dada dan Axilla
Untuk mengetahui bentuknya, simetris atau tidak, keadaan
payudara, besarnya payudara masing masing seimbang
atau tidak, hyperpigmentasi areola, teraba massa atau
31
mengetahui
adanya
varices
atau
tidak,
yaitu
perdarahan
dan
flour
albus
mengetahui
kebersihannya
dan
adanya
32
digunakan
karena
beberapa
masalah
tidak
dapat
33
b) TTV
Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Flour
Albus TTV meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
pasien normal (Almira, 2010).
c) Pengeluaran Pervaginam
Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Flour Albus
di temukan cairan berwarna putih, menggumpal, dengan bau
yang menusuk (Sibagariang, 2010).
2) Masalah
Masalah adalah hal hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi
oleh
bidan
sesuai
dengan
pengkajian
34
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal hal yang dibutuhkan pasien dan
belum terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisis data (Sulistyawati, 2011).
Pada kasus Flour Albus adalah dukungan moral dan informasi
tentang Flour Albus.
c.
kondisi
tertentu
pasien
membutuhkan
tindakan
segera
(Sari, 2012).
Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada kasus Flour Albus
yaitu infeksi vagina seperti candidia albican, kondiloma akuminata,
dan herpes serta luka di daerah vagina (Sibagariang, 2010).
d. Langkah Keempat : Tindakan Segera
Dalam pelaksanaan terkadang bidan dihadapkan pada beberapa
situasi yang memerlukan penanganan segera (emergency) dimana bidan
harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun
kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan
segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga
35
mengatasi
infeksi
bakteri
dan
parasit
dan
antibiotik
(Amoxcilin 500mg).
e.
36
f.
37
38
g.
memberikan
perkembangan,
dilakukan
pendokumentasian.
asuhan
asuhan
Menurut
lanjutan,
sebagai
kebidanan
Varney
SOAP
(2007),
catatan
dalam
sistem
39
: menggambarkan
pendokumentasian
hasil
: menggambarkan
pendokumentasian
hasil
: menggambarkan
pendokumentasian
hasil
2.
3.
d. P (Planning)
: menggambarkan
tindakan
dan
pendokumentasian
evaluasi,
dari
perencanaan
40
C. Landasan hukum
Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 12
tentang izin penyelenggaraan praktek bidan. Dalam pasal 9 Bidan
dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan
yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
(Depkes RI, 2010).
Bersadarkan Permenkes NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010
pasal 16 tentang pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi
yang meliputi keputihan,perdarahan tidak teratur dan penundaan haid
(Depkes RI, 2010).
41
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun
waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Studi kasus mengambarkan tentang asuhan kebidanan gangguan
sistem reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus
menurut tujuh langkah Varney.
42
untuk
pelaksanaan
studi
kasus
(Notoadmojo,
2012).
Pada
43
44
45
4) Perkusi
Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan mengetukan
pada tendon patella menggunakan palu refleks untuk
membandingkan bagian yang kiri dan kanan. Pada kasus
gangguan reproduksi Flour Albus pemeriksaan perkusi
tidak dilakukan.
2. Data Sekunder
Data
sekunder
adalah
dokumentasi
catatan
medis
Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik
(Nursalam, 2007).
b.
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan bahan pustaka yang
sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam
suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012). Studi kepustakaan pada
gangguan reproduksi dengan Flour Albus
buku buku kesehatan tahun 2007 2012.
mengambil dari
46
47
H. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari
mulai penyusunan proposal peneliti, sampai dengan penulisan
laporan penelitian, berserta waktu berjalan atau berlangsungnya
tiap kegiatan tersebut (Notoadmojo, 2012). Jadwal penelitian
terlampir.
48
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal
: 23 April 2015
Jam
: 19.00 WIB
Tempat
1. PENGKAJIAN
Tanggal : 23 April 2015
A. Indentitas Pasien
Nama
: Nn. H
Umur
: 18 tahun
Agama
: Islam
: SMA
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
49
B. Anamesa
1. Alasan kunjungan
Nn. H datang ke poliklinik desa dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 1 bulan yang lalu dan 1 minggu ini sering
keluar lendir kental yang berlebih, berwarna putih keruh,
berbau dan merasa gatal pada alat genitalnya serta merasa
anyang-ayangan dan panas saat buang air kecil.
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Nn. H mengatakan haid pertama saat umur 12 tahun.
b. Siklus haid
Nn. H mengatakan siklus haidnya 30 hari.
c. Lama
Nn. H mengatakan lama haid 7 hari.
d. Banyak
Nn. H mengatakan 2 kali sehari ganti pembalut.
e. Teratur/tidak
Nn. H mengatakan haidnya teratur.
50
f. Sifat darah
Nn. H mengatakan darahnya encer, merah segar.
g. Disminore
Nn. H mengatakan tidak pernah nyeri saat haid.
3. Riwayat Perkawinan
Nn. H mengatakan belum menikah.
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Nn. H mengatakan belum pernah hamil.
5. Riwayat keluarga berencana
Nn. H mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Nn. H mengatakan tidak sedang menderita batuk, pilek, dan
demam.
51
52
7) Hipertensi
Nn. H mengatakan tidak pernah mengalami tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg.
8) Epilepsi
Nn. H mengatakan tidak pernah mengalami kejang
hingga mengeluarkan busa dari mulutnya.
9) Lain lain
Nn. H mengatakan tidak pernah mengalami riwayat
penyakit sistemik lain maupun penyakit kelamin.
c. Riwayat penyakit keluarga
Nn. H mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menurun seperti DM, jantung, hipertensi serta
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, HIV/AIDS.
d. Riwayat keturunan kembar
Nn. H mengatakan keluarganya tidak ada yang meiliki
keturunan kembar.
53
e. Riwayat operasi
Nn. H mengatakan belum pernah melakukan operasi
apapun.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Nn. H mengatakan makan sehari 3 kali porsi sedang,
dengan menu (nasi, sayur, lauk) dan minum 7-8 gelas
sehari dan tidak ada perubahan sebelum dan saat ini.
b. Eliminasi
Sebelum
Saat ini
c. Istirahat
Nn. H mengatakan tidur siang 2 jam dan tidur malam 8
jam.
54
d. Aktifitas
Nn. H mengatakan sekolah di SMA Batik 1 Surakarta.
e. Personal hygiene
Nn. H mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari,
ganti baju 2x sehari, kramas 3x seminggu.
Sebelum
Saat ini
selama
mengalami
keputihan
55
8. Data psikologis
Nn. H mengatakan merasa cemas dan tidak nyaman dengan
keadaannya saat ini.
C. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
Tanggal : 23 April 2015
1. Status generalis
a. Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
b. TTV
: Composmentis
: TD
: 110/70 mmHg
: 36,5 0c
: 85x/mnt
: 20x/mnt
c. TB
: 155 cm
d. BB
: 45 kg
2. Pemeriksaan sistematis
a. kepala
Rambut
Muka
56
Mata
Hidung
Telinga
Tumor
Kelenjar limfe
: Fisiologis
Tumor
Simetris
2) Axilla
Benjolan
Nyeri
57
d. Abdomen
Pembesaran uterus
Pembesaran hati
Benjolan/tumor
Nyeri tekan
e. Anogenital
1) Vulva Vagina
Varices
Luka
Kemerahan
Kelenjar bartholini
: tidak dilakukan.
Pengeluaran pervaginam
2) Anus
Haemoroid
Lain-lain
: tidak ada
58
f. Ekstremitas
Varices
Oedema
Reflek patella
: tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
2. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 23 April 2015
A. Diagnosa Kebidanan
Nn. H umur 18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour
Albus.
Data dasar
Data Subyektif :
1. Nn. H mengatakan berumur 18 tahun
2. Nn. H mengatakan belum pernah menikah
59
: Composmentis
: TD
: 110/70 mmHg
: 36,5 0C
: 80x/mnt
: 23x/mnt
TB
: 155 cm
BB
: 45 kg
60
B. Masalah
Nn. H merasa cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan
cairan yang keluar dari vaginanya.
C. Kebutuhan
a. Beri dukungan moril pada Nn. H
b. Berikan koseling tentang keputihan
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Infeksi genetalia seperti bengkak pada vagina, nyeri dan terdapat
jaringan luka.
4. TINDAKAN SEGERA
Pemberian terapi obat antara lain :
CTM 2x 100 mg, 10 tablet
Metronidazol 3x 500 mg, 10 tablet
Albothyl 10 ml
Amoxcilin 3x 500mg, 10 tablet
5. PERENCANAAN
Tanggal : 23 April 2015
61
b.
62
d.
e.
f.
7. EVALUASI
Tanggal : 23 April 2015
63
64
DATA PERKEMBANGAN I
(KUNJUNGAN ULANG I)
Tanggal
: 26 April 2015
Pukul
: 16.00 WIB
Tempat
S : Subjektif
1. Nn. H mengatakan setelah keputihannya diobati, dan minum obat secara
teratur keputihannya sedikit berkurang, tetapi masih terasa gatal, dan
sedikit berbau.
2. Nn. H mengatakan sudah cebok dengan menggunakan albothyl sesuai
anjuran dengan teratur.
3. Nn. H mengatakan sudah menjaga kebersihan kewanitannya sesuai anjuran
bidan secara teratur.
4. Nn. H mengatakan sudah tidak anyang-anyangan legi saat berkemih.
O : Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. KU
: baik
65
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
: TD
: 110/70 mmHg
: 80x/mnt
: 22x/mnt
: 36,4 0c
2. Pemeriksaan fisik
Palpasi abdomen
Vagina
A : Asessment
Nn. H umur 18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus hari
ke 3.
P : Planning
Tanggal : 26 April 2015
66
67
DATA PERKEMBANGAN II
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal
: 30 April 2015
Pukul
: 19.00 wib
Tempat
S : Subyektif
1. Nn. H mengatakan keputihan sudah berkurang, sedikit berbau dan gatal
sudah berkurang.
2. Nn. H mengatakan cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
3. Nn. H mengatakan sudah membersihkan alat genitalnya dengan benar.
4. Nn. H mengatakan sudah minum obat secara teratur
O : Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. KU
: baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. TTV
: TD
: 110/80 mmHg
: 82x/mnt
: 22x/mnt
68
: 36 0C
A : Asessment
Nn. H umur 18 tahhun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus
hari ke 7.
P : Planning
Tanggal : 30 April 2015
69
Tanggal
: 3 Mei 2015
Pukul
: 18.30 wib
Tempat
S : Subyektif
1. Nn. H mengatakan keputihan sudah benar-benar berkurang, tidak
merasa gatal lagi dan keputihan tidak berbau.
2. Nn. H mengatakan sudah tidak merasa anyang anyangan dan panas
saat berkemih.
3. Nn. H mengatakan sudah merasa lebih tenang.
4. Nn. H mengatakan sudah meminum obat secara teratur.
5. Nn. H mengatakan sudah membersihkan genetalianya dengan benar.
O : Obyektif
1. KU
: baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
: TD
: 110/70 mmHg
: 82x/mnt
70
: 36,5 0c
4. Pengeluaran pervaginam
: 22x/mnt
A : Asessment
Nn. H umur 18 tahun dengan post gangguan sistem gangguan sistem
reproduksi Flour Albus.
P : Planning
Tanggal : 3 Mei 2015
Nn.
untuk
tetap
menjaga
kebersihan
daerah
71
72
73
74
tidak
menggunakan
barang-barang
yang
memudahkan
75
dengan bidan
Pelaksanaan
Pada langkah ini telah dilaksanakan implementasi asuhan
kebidanan secara efesien dan aman berdasarkan dari intervensi yang
telah direncanakan pada Flour Albus diberikan obat-obatan seperti
Amoxicilin 500 mg 3x1, Metronidazol 500 3x1 (Shadine, 2012).
Pada implementasi kasus Nn. H yaitu memberikan KIE tentang
cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya yaitu dengan cara
menjaga kebersihan daerah kewanitannya yaitu dengan cara cebok
dengan benar dari depan kebelakang agar kuman yang ada di anus
tidak berpindah ke vagina, menggunakan celana yang pas, selalu
mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari, dan menghindari
handuk yang berganti-ganti dengan orang lain, memberikan dukungan
moril pada Nn. H supaya tidak cemas bahwa keputihannya akan
sembuh, memberikan penjelasan pada Nn. H agar tidak menggaruk
apabila alat kelaminnya terasa gatal, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjaadinya luka agar terhindar dari infeksi, memberikan
76
terapi obat yaitu CTM 2x1 100 mg, Metronidazol 3x1 500 mg,
Amoxcilin 3x1 500 mg, Albothyl (digunakan untuk cebok dari arah
depan kebelakang, dengan cara larutkan 10-15 tetes albotyl pada 1
gayung air 2x sehari), menganjurkan kontrol ulang 3 hari lagi. Dalam
kasus ini terdapat kesenjangan anatara pemberian terapi obat
dilapangan dan studi kasus. Akan tetapi tidak menghambat untuk
melaksanakan asuhan berikutnya.
7.
Evaluasi
Pada evaluasi kasus gangguan sistem reproduksi dengan Flour
Albus diharapkan dalam waktu 14 hari Flour Albus sudah berkurang,
tidak ada infeksi lanjut, klien merasa sudah tidak cemas dan merasa
nyaman (Varney, 2007).
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 10 hari dari tanggal
23 April 2015 sampai tanggal 3 Mei 2015 pada Nn. H umur 18 tahun
dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus di PKD Bakti Ibu,
maka hasil asuhan yang didapat yaitu Flour Albus sembuh, Nn. H
bersedia untuk tetap menjaga kebersihan daerah kewanitaannya dan
Nn. H bersedia untuk kunjungan ulang pertama yaitu 3 hari setelah
pemeriksaan dan kunjungan ulang ke dua yaitu 7 hari setelah
kunjungan pertama. Penanganan yang tepat dan observasi yang baik
dari pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien maka
77
dari hasil evaluasi tidak ditemukan antara kesenjangan antara teori dan
pratek dilapangan.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Nn. H umur
18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus di PKD Bakti
Ibu di Colomadu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mendapatkan
a. Pada pengkajian Nn. H dengan gangguan sistem reproduksi Flour
Albus didapatkan data subyektif dan obyektif. Data subyektif
diperoleh dari hasil wawancara pasien, dimana keluhan utama
adalah Nn. H datang ke PKD Bakti Ibu dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 1 bulan yang lalu dan 1 minggu ini sering keluar
lendir kental berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan merasa
gatal pada alat kelaminnya serta merasa anyang-anyangan dan panas
saat buang air kecil, sedangkan data yang diperoleh dari
pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum baik, tekanan darah 100/70
mmHg, Nadi 80x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 36,5 0c, pada
pemeriksaan genetalia terdapat lendir kental, menggumpal dan
berwarna putih keruh.
b. Dalam interpretasi data didapatkan diagnosa pada Nn. H umur 18
tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus. Masalah
79
80
81
yaitu
kebersihan daerah
supaya tidak
82
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis
tentang penatalaksaan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus dan dapat menerapkan
teori dan praktek kebidanan Flour Albus.
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan pertimbangan bagi profesi bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi khususnya dalam asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksi dengan Flour Albus.
3. Bagi Institusi dan Pendidikan
a. Bagi PKD
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan
yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
khususnya untuk asuhan keebidanan sistem gangguan reproduksi
pada Nn. H umjur 18 tahun dengan Flour Albus.
b. Bagi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya Karya Tulis Ilmiah bisa
bermanfaat untuk refrensi dan dijadikan acuan bagi adik tingkat
yang ingin mengambil kasus yang sama.