You are on page 1of 94

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

PADA NN. H UMUR 18 TAHUN DENGAN FLOUR ALBUS


DI PKD BAKTI IBU KLODRAN COLOMADU
KARANGANYAR

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Rista Endah Pratiwi


NIM B12099

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
INTISARI ...............................................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
CURICULUM VITAE ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I

I. PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B.

Rumusan Masalah .................................................................... 2

C.

Tujuan Studi Kasus .................................................................. 3


1. Umum ................................................................................. 3
2. Khusus ............................................................................... 3

BAB

D.

Manfaat Studi Kasus ................................................................ 4

E.

Keaslian Studi Kasus ................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Medis ................................................................................. 7
1. Gangguan reproduksi ............................................................ 7
a. Pengertian ................................................................. 7
b. Gangguan menstruasi................................................ 8
2. Flour Albus ......................................................................... 10
a. Pengertian ............................................................... 10

b. Klasifikasi Flour Albus ........................................... 11


c. Tanda dan gejala Flour Albus ................................. 13
d. Faktor penyebab Flour Albus .................................14
e. Cara pencegahan Flour Albus .................................15
f. Patofisiologi Flour Albus ........................................ 16
g. Penatalaksanaan Flour Albus .................................. 17
3. Teori Manajemen Kebidanan ............................................. 19
a. Pengertian ..................................................................... 19
b. Manajemen kebidanan dan 7 langkah Varney .............. 19
c. Landasan Hukum .......................................................... 35
BAB

III. METODOLOGI PENELITAN


A. Jenis Studi Kasus ....................................................................37
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 37
C. Subyek Studi Kasus ................................................................ 37
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 38
E. Instrumen Studi Kasus............................................................ 38
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38
G. Alat-alat yang dibutuhkan ...................................................... 41
H. Jadwal Penelitian .................................................................... 42

BAB

IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Tinjauan Kasus ...........................................................................44
1. Pengkajian Data ...................................................................44
2. Interpretasi Data ...................................................................52
3. Diagnosa Potensial ...............................................................54
4. Antisipasi .............................................................................54
5. Perencanaan .........................................................................54
6. Pelaksanaan ..........................................................................55
7. Evaluasi ................................................................................56
B. Pembahasan ...............................................................................64

BAB

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................70
B. Saran .............................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Asuhan kebidanan Gangguan Sistem
Reproduksi Pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus di PKD Bakti Ibu
Klodran Colomadu Karanganyar 2015. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Ernawati, S.ST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu M.K. Wulandari Amd.keb yang telah bersedia memberikan izin pada
penulis dalam melakukan studi pendahuluan serta studi kasus.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang di berikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan studi kasus selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2015

Penulis

Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta


Karya Tulis Ilmiah 2015
Rista Endah Pratiwi
B12 099
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA
NN. H UMUR 18 TAHUN DENGAN FLOUR ALBUS
DI PKD BAKTI IBU KLODRAN COLOMADU
KARANGANYAR
(xii + 72 halaman + 9 lampiran)
INTISARI
Latar belakang : Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih
belum seperti yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan di negara-negara
ASEAN lain. Salah satu organ tubuh yang paling penting dan sensitif serta
memerlukan perawatan khusus adalah organ reproduksi. Salah satu keluhan klinis
dari infeksi atau keadaan abnormal alat kelamin adalah keputihan (Flour Albus).
Tujuan : Penulisan karya tulis ilmiah bertujuan agar penulis dapat memberikan
asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus
dengan menggunakan tujuh langkah Varney dan data perkembangan SOAP,
menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata, memberikan alternatif
pemecahan masalah pada kasus ibu dengan gangguan sistem reproduksi Flour
Albus.
Metode : Metode yang digunakan yaitu deskriptif dalam bentuk laporan kasus.
Studi kasus dilakukan di PKD Bakti Ibu Klodran Colomadu di Karanganyar
terhadap subyek studi kasus Nn. H umur 18 tahun dengan gangguan sistem
reproduksi Flour Albus pada tanggal 23 April 2015 3 mei 2015 dengan
menggunakan format asuhan kebidanan dan tehnik pengumpulan data antara lain
pemeriksaan fisik, wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Hasil : Setelah dilakukan pemeriksaan selama 1 hari di PKD, kunjungan ulang
setelah 3 hari, dan kunjungan ulang ke dua setelah 7 hari yaitu mengobservasi
pengeluaran pervaginam, memberikan KIE tentang perawatan genetalia,
memberikan terapi obat dan menganjurkan klien untuk kunjungan ulang sebanyak
2 kali. Didapatkan hasil KU baik, kesadaran composmentis, TD 100/70 mmHg, S
36,7 0 C, N 80x/menit, R 20x/menit, pengeluaran pervaginam ada cairan kental,
putih dan berbau. Dan evaluasi setelah pelaksanaan asuhan yaitu Flour Albus
sudah sembuh, klien bersedia tetap menjaga kebersihan vaginanya, dan klien
bersedia datang ke tenaga kesehatan bila ada keluhan.
Kesimpulan : Dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu dengan
gangguan sistem reproduksi Flour Albus diperoleh bahwa terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus antara lain yaitu pada pemeriksaan penunjang seharusnya
dilakukan pemeriksaan pH vagina, tetapi nyatanya pada penanganan kasus
tersebut tidak dilakukan pemeriksaan pH.
Kata kunci
: Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi, Flour Albus
Kepustakaan : 14 Literatur (2007-2012)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian


Lampiran 2. Surat permohonan ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat balasan ijin Surat Pendahuluan
Lampiran 4. Surat permohonan ijin pengambilan kasus
Lampiran 5. Surat balasan pengambilan kasus
Lampiran 6. Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 7. Surat persetujuan menjadi pasien
Lampiran 8. lembar pedoman wawancara (Format ASKEB)
Lampiran 9. Lembar observasi
Lampiran 10. SAP menjaga kebersihan alat genetalia
Lampiran 11. Leaflet menjaga kebersihan alat genitalia
Lampiran 12. Dokumentasi
Lampiran 13. Lembar konsultasi

MOTTO
1. ALLAH mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan
dan tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya (Nabi Muhammad SAW).
2. Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara yang kita sisipkan pada
setiap celah dalam kerja keras kita (Penulis).
3.

Berangkat dengan penuh keyakinan berjalan dengan keikhlasan istiqomah


dalam menghadapi masalah (Penulis).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahan :
1. Ayah dan ibuku tercinta, terima kasih untuk segalanya, doa
dan dukunganmu sangatlah berarti bagiku hingga aku
melangkah selama ini.
2. Ibu Tresia Umarianti S,ST,. M.Kes terima kasih untuk segala
bimbingan dan nasehatnya.
3. Ibu Ernawati S,ST,. M.kes terima kasih atas bimbingannya.
4. Kakak-kakakku tercinta, terima kasih untuk segala bentuk
suportnya.
5. Kamu, terima kasih juga karena selama ini menampung keluh
kesahku, dan terima kasih segala bentuk suportnya.
6. Ayu novia, Dita, Nimas, Niken teman setia dan teman
curhatku.
7. Kawan-kawan seperjuangan angkatan tahun 2012.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum
seperti yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan di negara-negara
ASEAN lain. Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan
reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama
bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya menyangkut
berbagai aspek kehidupan dan menjadi paramenter kemampuan Negara
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
(Manuaba, 2009).
Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecatatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya (Kumalasari, 2012).
Berdasarkan data statistik Indonesia 2008 dari 43,3 juta jiwa
remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja
putri Indonesia dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83,3% pernah
berhubungan seksual yang merupakan salah satu terjadinya Flour Albus
(BBKN, 2009).

Biasanya komplikasi yang mungkin terjadi pada Flour Albus yaitu


infeksi vagina seperti jamur candidia albican, parasit tricomonas,
kondiloma aquminata dan herpes serta luka di daerah vagina, benda asing
yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina dan kelainan serviks
(Sibagariang, 2010).
Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukan
75% wanita dunia pasti menderita Flour Albus paling tidak sekali seumur
hidup dan 45% diantaranya biasa mengalami sebanyak dua kali atau lebih
(Shadine, 2012).
Bersadarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7
November 2014 di Poliklinik desa Bakti Ibu Klodran Colomadu
Karanganyar jumlah pasien yang periksa dari bulan Januari sampai bulan
Oktober 2014 sebanyak 326 orang, jumlah pasien yang periksa kehamilan
96 orang (29,44%) dan jumlah orang yang periksa kesehatan 125 orang
(38,34%) dan orang yang periksa dengan gangguan reproduksi sebanyak
105 orang (32,20%) antara lain disminore 35 orang (33,33%), amenore
20 orang (19,04%), flour albus 50 orang (47,61%).
Melihat masih tingginya angka gangguan reproduksi dengan Flour
Albus maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul
Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi pada Nn. H dengan
Flour albus di PKD Bakti Ibu Klodran Colomadu Karanganyar.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka di dapatkan suatu
perumusan masalah yaitu Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan
Gangguan Sistem Reproduksi Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus
di PKD Bakti Ibu di Klodran Colomadu Karanganyar tahun 2015 dengan
menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan
pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour
Albus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut tujuh
langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap dan sistematis
pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus.
2) Menginterpretasi data serta menemukan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Nn. H umur 18 tahun dengan
Flour Albus.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada Nn. H umur 18 tahun


dengan Flour Albus.
4) Melakukan antisipasi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour
Albus.
5) Mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan atau
intervensi segera pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour
Albus.
6) Melaksanakan rencana tindakan pada Nn. H umur 18 tahun
dengan Flour Albus.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada Nn. H umur 18
tahun dengan Flour Albus.
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan pada kasus Nn. H umur 18 tahun dengan
gangguan sistem reproduksi Flour Albus di PKD Kasih Ibu
Klodran Colomadu Karanganyar.
c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada
kasus Nn. H umur 18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi
Flour Albus.

D. Manfaat Studi Kasus


Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan guna dan bagi :
1. Bagi Penulis
Menambah

pengetahuan

dan

pengalaman

penulis

tentang

penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi pada


Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus dan dapat menerapkan teori
dan praktik kebidanan Flour Albus.
2. Bagi Profesi
Sebagai

salah

satu

masukan

bagi

bidan

sebagai

upaya

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal berupa


pemantauan, memberikan asuhan kebidanan, khususnya kasus Nn. H
umur 18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus.
3. Bagi Instansi dan Institusi
a. Bagi Poliklinik desa
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya
untuk asuhan kebidanan sistem gangguan reproduksi pada Nn. H
umur 18 tahun dengan Flour Albus.

b. Bagi pendidikan
Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan di
perpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
sistem gangguan reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan
Flour Albus.
E. Keaslian Studi Kasus
Keaslian dari Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan
gangguan sistem reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour
Albus ini pernah dilakukan oleh :
1. Tutut Rima Kurniasari Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali,
dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan Leukorea di RB
Mulia Kasih Ngemplak Boyolali 2011. Studi Kasus ini menggunakan
tujuh langkah Varney dan data perkembangan SOAP. Hasil dari studi
kasus ini m emperhatikan adanya Leukorea yang dialami oleh Ny. S
dengan ciri-ciri keluar lendir kental, putih keruh, tidak berbau dalam
jumlah banyak sampai ganti celana dalam 3-4 kali sehari dan terasa
gatal pada kemaluan sejak 3hari yang lalu. Hasil eveluasi yang penulis
lakukan selama 2 minggu dimulai pada saat pengkajian tanggal 24
april 2011 sampai saat kunjungan ulang tanggal 07 mei 2011 yaitu
keputihan Ny. S sudah sembuh, ibu bersedia melaksanakan anjuran
yang telah diberikan oleh bidan.

2. Yunika Wuri Cahyani STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan


judul Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi pada Ny. D
P1A0 umur 27 tahun dengan Flour Albus di RSUD DR. Moewardi
Surakarta 2012. Studi Kasus ini menggunakan tujuh langkah Varney
dan data perkembangan SOAP.

Hasil dari studi kasus ini

memperhatikan adanya keputihan yang di alami oleh ibu dengan ciriciri keluar lendir berlebihan berwarna putih dari vagina, dan terasa
gatal, serta merasa anyang-anyangan dan ciri-ciri tersebut didapat
penerapan asuhan kebidanan secara efektif dan efesian dengan
memberikan terapi Kortikosteroid 3x 50mg dan Amoxillin 3 x 500 mg.
Evaluasi akhir setelah 2 minggu Keputihan dapat sembuh dengan
perbaikan personal hygiene, pemberian antibiotik, analgetik, keadaan
ibu membaik.
Perbedaan dari kedua keaslian kasus tersebut dengan studi kasus
yang dilakukan penulis adalah terletak pada subyek, tempat, waktu,
responden dan pemberian terapi. Persamaan dari kedua keaslian kasus
adalah terletak pada judul.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Gangguan Sistem Reproduksi
a. Pengertian
Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam
manajemen kesehatan reproduksi. Diketahui bahwa sistem
pertahanan dari alat kelamin atau organ reproduksi wanita
cukup baik, yaitu asam basanya. Sekalipun demikian, sistem
pertahanan ini cukup lemah, sehingga infeksi sering tidak
terbendung dan menjalar kesegala arah, menimbulkan infeksi
mendadak dan menahun dengan berbagai keluhan. Salah satu
keluhan klinis dari infeksi atu keadaan abnormal alat kelamin
adalah keputihan (flour albus) (Manuaba, 2009).
Ada berbagai macam gangguann reproduksi seperti
gangguan menstruasi, syndrom premenstruasi, kista ovari,
kanker dan tumor

pada endrometrium, serta salah satunya

yaitu infeksi yang di sebabkan oleh bakteri mnaupun jamur


yang sering disebut keputihan.

b. Macam-macam gangguan menstruasi


1) Gangguan Menstruasi
Menurut (Varney, 2007), gangguan mestruasi terdiri dari :
a) Amenore
Amenore merupakan perubahan umum yang terjadi
pada beberapa titik dalam sebagian besar siklus
menstruasi wanita dewasa.
b) Disminore
Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi
pada perut bagian bawah dan pinggang serta biasanya
terasa seperti kram.
c) Menoragia
Menoragia merupakan salah satu dari beberapa keadaan
menstruasi yang pada awalnya berada di bawah label
perdarahan uterus disfungsional.
d) Metroragia
Metroragia apabila menstruasi terjadi dengan interval
tidak teratur, atau jika terdapat insiden bercak darah
atau perdarahan di antara menstruasi.

10

e) Oligomenore
Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering
atau hanya sedikit.
f) Sindrom pramenstruasi
Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku (misalnya
perut

menggembung,

perubahan

suasana

hati,

perubahan nafsu makan) yang dicerminkan saat siklus


menstruasi terjadi hampir pada semua wanita beberapa
waktu antara menarche dan menopouse.
2) Nyeri abdomen dan panggul
Jenis nyeri abdomen dan panggul
a) Nyeri akut
Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri
abdomen akut secara akurat merupakan keahlian
penting dalam perawatan kesehatan wanita.
b) Nyeri kronis
Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah
orang yang sering kali mengunjungi pemberi layanan
kesehatan dalam jangka waktu yang lama.

11

3) Inkontinesia Urine
Pengeluaran urine secara tidak sadar merupakan kondisi
yang membuat stres dan yang tidak dilaporkan karena
berbagai alasan, seperti rasa malu, pengingkaran, dan
adanya anggapan bahwa satu-satunya pilihan penanganan
adalah pembedahan.
4) Kista Ovarium
Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan
oleh bidan baik pada saat pemeriksaan panggul atau dari 2
hasil pemeriksaan ultrasonografi.
5) Tumor/ kanker pada endometrium
Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endometrium
setiap tahunnya, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan
dengan kanker servik. Kemungkinan terjadi paling sering
pada wanita berusia lebih dari 50 tahun.
6) Infeksi saluran genital seperti Candidiasis Vulvovagina
Pada umumnya disebabkan oleh Candida Albicans,
gambaran klinisnya sendiri adalah adanya rabas berwarna
putih, kental, berwarna seperti keju dan dapat juga encer
atau bersifat cair yang secara umum disebut Keputihan
(Flour Albus).

12

2. Flour Albus
a. Pengertian Flour Albus
1) Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari
vagina bukan merupakan darah (Sibagariang, 2010).
2) Flour Albus merupakan pengeluaran cairan pervaginam
yang tidak berupa darah yang kadang merupakan sebuah
manifestasi klinik dari infeksi yang selalu membasahi dan
menimbulkan iritasi, rasa gatal, dan gangguan rasa tidak
nyaman pada penderitanya (Shadine, 2012).
b. Klasifikasi Flour Albus menurut Sibagariang (2010) adalah :
1) Flour Albus fisiologis
Dalam keadaan normal
mempertahankan

ada

kelembapan

sejumlah
vagina

secret
yang

yang
banyak

mengandung epitel dan sedikit leukosit dengan warna


jernih.
Tanda tanda keputihan normal adalah jika cairan yang
keluar tidak terlalu kental, jernih, warna putih atau
kekuningan jika terkontaminasi oleh udara, tidak disertai
rasa nyeri, dan tidak timbul rasa gatal yang berlebih.

13

Hal hal yang dapat menyebabkan terjadinya Flour Albus


fisiologis antara lain :
a) Waktu sekitar menarche atau pertama kalinya haid
datang, karena mulai mendapat terdapat pengaruh
esterogen.
b) Wanita dewasa apabila dirangsang dan waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding
vagina.
c) Waktu sekitar ovulasi karena adanya produksi kelenjar
kelenjar pada mulut serviks uteri menjadi lebih encer.
d) Pada wanita hamil disebabkan karena meningkatnya
suplai darah ke vagina dan mulut rahim sehingga terjadi
penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.
e) Akseptor kontasepsi pil dan IUD serta seorang wanita
yang menderita penyakit kronik atau pada wanita yang
mengalami stres.
2) Flour Albus patologis
Penyebab terjadinya Flour Albus patologis adalah :

14

a) Infeksi
Adanya kuman, jamur, parasit, dan virus dapat
menghasilkan zat kimia tertentu bersifat asam dan
menimbulkan bau yang tidak sedap.
b) Benda asing
Adanya

benda

pengeluaran

asing

cairan

dari

yang
liang

dapat

merangsang

senggama

yang

berlebihan.
c) Kanker
Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel
normal yang berlebihan, sehingga mengakibatkan sel
tumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak,
akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk
memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker
tersebut.
d) Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
Kadang kadang pada wanita ditemukan cairan dari
liang senggama yang bercampur air seni atau feses,
yang terjadi akibat adanya lubang kecil dari kandung
kencing tau usus ke liang senggama akibat adanya cacat
bawaan, cedera persalinan, radiasi dan akibat kanker.

15

e) Menopause
Pada

menopause

sel-sel

dan

vagina

mengalami

hambatan dan dalam pematangan sel akibat tidak


adanya hormon estrogen sehingga vagina kering, sering
timbul gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah
luka dan timbul infeksi penyerta.
c. Tanda dan gejala Flour Albus
Menurut Sibagariang (2010), ada beberapa tanda dan gejala Flour
Albus, aintara lain :
1) Fisiologis
a) Cairan yang tidak berwarna / bening
b) Tidak bebau
c) Tidak berlebihan
d) Tidak menyebabkan rasa gatal
2) Patologis
a) Keputihan yang disertai gatal, panas pada vagina
b) Keluarnya lendir yang kental
c) Rasa panas saat kencing
d) Secret vagina berwarna putih dan menggumpal

16

e) Berwarna putih ke abu-abuan atau kuning dengan bau yang


menusuk.
d. Faktor Penyebab Flour Albus
Beberapa penyebab Flour Albus menurut Shadine (2012), antara lain :
1) Infeksi vagina oleh jamur (candida albicans) atau parasit
(tricomonas). Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial
vaginosis, trikomonas, dan candidiasis. Bacterial vaginosis
merupakan gangguan vagina yang sering ditandai dengan keputihan
dan bau tak sedap. Hal ini disebabkan oleh Lactobacillus menurun,
bakteri patogen (penyebab infeksi) meningkat, dan PH vagina
meningkat.
2) Faktor hygiene yang jelek. Kebersihan daerah vagina yang jelek
dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena
kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen
penyebab infeksi mudah menyebar.
3) Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB)
dalam waktu yang lama, karena pemakaian obat-obatan khususnya
antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas
dalam

tubuh.

Sedangkan

penggunaan

KB

mempengaruhi

keseimbangan hormon wanita. Biasanya pada wanita yang


mengonsumsi antibiotik timbul keputihan.

17

4) Stres, otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi kita


reseptor otak mengalami stres maka hormonal di dalam tubuh
mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan
timbulnya keputihan.
e. Pencegahan Flour Albus.
Menurut Shadine (2012), ada beberapa cara untuk menghindari
terjadinya Flour Albus, antara lain :
1) Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin.
Rambut vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat
sembunyi kuman.
2) Biasakan untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu
dengan gerakan dari depan kebelakang. Cuci dengan air bersih setiap
buang air dan mandi. Jangan lupa untuk tetap menjaga vagina dalam
keadaan kering.
3) Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena
pemakaian celana dalam yang basah, jarang diganti dan tidak
menyerap keringat. Usahakan menggunakan celana dalam yang
terbuat dr bahan katun yang menyerap keringat.
4) Pemakaian celana jeans terlalu ketat juga meningkatkan kelembaban
daerah vagina. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya.

18

5) Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu


harum, atau tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
6) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat
air yang tidak bersih. Jadi, bersihan bak mandi, ember, ciduk, water
torn, dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari
menjamurnya kuman.
7) Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari
keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui
hubungan seks.
8) Menghindari berhubungan seks pra nikah.
f. Patosifiologi Flour Albus
Pada dasarnya dalam keadaan normal, organ vagina memproduksi
cairan yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna dan jumlah
tidak berlebih. Cairan ini berfungsi sebagai sistem perlindungan alami,
mengurangi gesekan di dinding vagina saat berjalan dan saat melakukan
hubungan seksual. Sebenarnya di dalam alat genital wanita terdapat
mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri yang menjaga kadar
keasaman pada pH vagina berkisar antara 3,8-4,2. Sebagian besar, hingga
95% adalah bakteri patogen (yang menimbulkan penyakit). Biasanya
ketika ekosistem didalam keadaan seimbang, bakteri patogen tidak akan
mengganggu.Masalah baru timbul ketika kondisi asam ini turun alias lebih
besar dari 4,2. Bakteri-bakteri laktobasilus gagal menandingi bakteri

19

patogen. Ujungnya, jamur akan berjaya dan terjadilah keputihan


(Shadine, 2012).
g.

Penatalaksanaan Flour Albus.


Menurut Shadine (2012), untuk menghindari komplikasi yang
serius dari Flour Albus, sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini
mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab
lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan
berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah
atau hitam serta berbau busuk.
Penatalaksanaan Flour Albus tergantung dari penyebab infeksi
seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya di berikan obat-obatan
untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan
penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan
biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi
candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan
parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal
seperti cream yang dioleskan dan vulva yang dimasukan langsung ke
dalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan
seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan
untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain
itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai
tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulanganya yaitu dengan :

20

1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar
tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana
dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana
terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, panty liner pada
waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar tiap kali buang
air yaitu dengan arah depan kebelakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan
karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan
konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih
vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talk, tissue atau sabun dengan pewangi
pada daerah vagina karena menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan
seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak
duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan
kloset sebelum menggunakannya.

21

h.

Evaluasi Flour Albus


Pada evaluasi kasus gangguan reproduksi dengan Flour Albus
diharapkan dalam waktu 2 minggu Flour Albus sudah berkurang, tidak
ada infeksi lanjut, klien merasa tidak cemas dan nyaman.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta keterampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada pasien (Sulistyawati, 2011).
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang
berurutan, diawali dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi.
Proses ini bersifat siklik (dapat berulang), dengan tahap evaluasi
sebagai data awal pada siklus berikutnya. Proses manajemen
kebidanan terdiri atas langkah-langkah berikut ini:
a.

Langkah pertama : Pengumpulan Data Dasar


Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian
melakukan pengkajian melalui proses pengumpulan data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap
seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan

22

kebutuhan, peninjauan catatan terbaru atau catatan sebelumnya,


data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi. Semua
data dikumpulkan dari sumber yang berhubungan dengan kondisi
pasien (Sari, 2012).
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang diperoleh dan hasil bertanya
dari pasien, suami, atau keluarga (Sulistyawati, 2011).
Data subyektif meliputi :
a) Biodata yang mencangkup identitas pasien dan suami
menurut (Sulistyawati, 2011).
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya risiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap.
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

23

(4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui

sejauh

mana

tingkat

intelektualnya,

sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai


dengan pendidikannya.
(5) Suku atau Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari
hari.
(6)Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut.
(7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
perlu.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang

ke

fasilitas

pelayanan

kesehatan

(Sulistyawati, 2011). Keluhan yang muncul pada kasus


Flour Albus adalah keluar lendir kuning hingga ke abuabuan yang berlebihan dari vagina, berbau dan rasa gatal
atau panas (Sibagariang, 2010).

24

c) Riwayat haid atau menstruasi


Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain
adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi,
banyaknya darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid.
d) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mendapatkan gambaran mengenai suasana
rumah tangga pasangan, yang perlu dikaji adalah status
pernikahan sah atau tidak, berapa tahun usia ibu ketika
menikah pertama kali, lama pernikahan dan ini suami yang
ke berapa (Sulistyawati, 2011).
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Dikaji untuk mengetahui jumlah kehamilan, anak yang lahir
hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang premature,
keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forceps, atau dengan SC), riwayat
perdarahan

pada

sebelumnya,

kehamilan,

hipertensi

persalinan

disebabkan

atau

nifas

kehamilan

pada

kehamilan sebelumnya, berat badan bayi sebelumnya <


2500 atau > 4000 kg, serta masalah masalah lain
(Sulistyawati, 2011).
f)

Riwayat keluarga berencana


Dikaji untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin
mengenai

pilihan

beberapa

alat

kontrasepsi,

dapat

25

memberikan penjelasan mengenai alat kontrasepsi tertentu


yang sesuai

dengan

kondisi

dan

keinginan

pasien

(Sulistyawati, 2011). Pada kasus Flour Albus Nn. H belum


menggunakan alat kontrasepsi.
g) Riwayat penyakit
(1) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini,
apakah pada keadaan Nn. H dengan Flour Albus
menderita sakit flu, batuk dan demam.
(2) Riwayat penyakit sistemik
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada
Nn. H diantaranya penyakit jantung , diabetes militus
(DM), ginjal, hipertensi, hepatitis (Sulistyawati, 2011).
(3) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun
dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung
dan riwayat penyakit menurun seperti TBC dan
hepatitis.
(4) Riwayat keturunan kembar
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada
yang

mempunyai

(Manuaba, 2008).

riwayat

keturunan

kembar

26

(5) Riwayat operasi


Dikaji untuk mengetahui apakah pernah dilakukan
tindakan operasi atau belum.
h) Pola kebiasaan sehari hari
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari dalam
menjaga kebersihan dirinya dan pola makan sehari-hari
apakah terpenuhi gizinya atau tidak.
(1)

Pola nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada
pasien dengan mengamati adakah penurunan berat
badan atau tidak pada pasien (Sulistyawati, 2011).

(2)

Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali klien BAK dan
BAB (Varney, 2007). Pada kasus Flour Albus
terdakang klien merasa panas saat kencing.

(3)

Aktifitas
Mengkaji aktivitas sehari hari pasien karena data ini
memberikan

gambaran

tentang

seberapa

berat

aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah


(Sulistyawati, 2011).
(4)

Istirahat

27

Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur


pasien, berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur
malam hari (Sulistyawati, 2011).
(5) Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali klien melakukan
hubungan seksual dalam seminggu dan ada atau
tidaknya keluhan.
(6) Psikososial budaya
Dikaji untuk mengetahui bagaiman perasaan klien
menghadapi gangguan reproduksi dengan keputihan
sekarang ini. Pada kasus gangguan reproduksi Flour
Albus ini biasanya di dapatkan data psikologisnya
adalah Nn. H merasa cemas dan tidak nyamanan
dengan keadaanya.
Penggunaan obat obatan atau rokok
Dikaji untuk mengetahui apakah klien perokok atau
pemakai obat obatan atau tidak.
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah

data

yang diperoleh melalui

pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang


dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2011).

28

a) Pemeriksaan fisik
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan ibu apakah baik, cukup
atau kurang. Pada kasus gangguan reproduksi Flour
Albus didapatkan keadaan Nn. H baik.
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari
keadaan composmentis, apatis samapi koma. Pada
pasien yang mengalami gangguan reproduksi dengan
Flour Albus kesadarannya composmentis.
(3) Tekanan darah
Merupakan hasil curah jantung dan tahan pembuluh
darah tepi, tekanan darah pada lengan kanan
biasanya 5 10 mmHg lebih tinggi dengan tekanan
darah pada lengan kiri. Tekanan darah sangat
bervariasi tergantung pada tingkat eksitasi pasien,
selama

pernafasan

tenang

biasanya

terjadi

penurunan tekanan darah sistolik sampai 10 mmHg


pada waktu inspirasi (Mandriwati, 2008).
(4) Suhu
Untuk

mengetahui

suhu

badan

klien

(Mandriwati, 2008). Pada kasus Flour Albus tidak


ada peningkatan suhu tubuh.

29

(5) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung
dalam 1 menit, denyut nadi normal 60 100
x/menit.
(6) Respirasi
Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarakan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (sistem
metabolisme tubuh). Pernapasan yang normal dapat
diobservasi dan frekuensi per menit, kedalaman,
keteraturan, dan tanda tanda yang menyertai,
seperti

bunyi

napas

dan

bau

napas

(Mandriwati, 2008).
b) Pemeriksaan sistematis
(1) Menurut (Sulistyawati

2011),

pemeriksaan kepala

meliputi:
(a) Rambut
Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak,
menilai warnanya dan kebersihan.
(b) Muka
Untuk mengetahui apakah muka oedema atau tidak,
anemis atau tidak, pucat atau tidak.

30

(c) Mata
Untuk mengetahui keadaan cojungtiva pucat atau
merah muda, warna sklera putih atau kuning,
kebersihan, kelainan dan gangguan penglihatan rabun
jauh atau dekat.
(d) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan,
alergi debu atau tidak dan ada polip atau tidak.
(e) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada
gangguan pendengaran atau tidak, ada serumen atau
tidak.
(f) Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries,
bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak,
lidah kering atau kotor atau tidak.
(2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe atau
parotitis.
(3) Dada dan Axilla
Untuk mengetahui bentuknya, simetris atau tidak, keadaan
payudara, besarnya payudara masing masing seimbang
atau tidak, hyperpigmentasi areola, teraba massa atau

31

tidak, kolostrum keluar atau tidak, keadaan puting dan


kebersihan payudaranya.
(4) Ekstermitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya
varices atau tidak, adanya kelainan atau tidak, reflek
patella positif atau negatif (Varney, 2007).
c) Pemeriksaan khusus obstetri
(1) Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada bekas operasi atau adanya
nyeri tekan.
(2) Anogenital
(a) Vagina
Untuk

mengetahui

adanya

varices

atau

tidak,

mengetahui apakah ada kelenjar bartolini, mengetahui


pengeluaran

yaitu

perdarahan

dan

flour

albus

(Sulistyawati, 2011). Dalam kasus Flour Albus


didapatkan secret vagina berwarna putih menggumpal
kuning hingga keabu-abuan.
(b) Anus
Untuk

mengetahui

kebersihannya

dan

haemoroid atau tidak (Sulistyawati, 2011).

adanya

32

(c) Pemeriksaan penunjang


Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik,
pada kasus Flour Albus dilakukan pemeriksaan pH
vagina.
b. Langkah kedua : Interpretasi Data
Langkah ini dilakukan dengan mengindentifikasi data secara
benar terhadap diagnosa atau masalah kebutuhan pasien. Data dasar
yang yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosis yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa
keduanya

digunakan

karena

beberapa

masalah

tidak

dapat

diselesaikan seperti diagnosa, namun membutuhkan penanganan


yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien
(Sari, 2012).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan. Diagnosa yang dapat ditegakkan pada
kasus Flour Albus adalah Nn. H umur 18 tahun dengan Flour
Albus
Data Dasar :
Menurut Sibagariang (2010), data subyektif dari kasus Flour
Albus antara lain :
a) Klien mengatakan bernama Nn. H umur 18 tahun

33

b) Nn. H mengatakan sering keluar lendir kental berlebihan


berwarna putih keruh dan berbau.
c) Nn. H mengatakan merasa gatal pada alat kelaminnya.
d) Nn. H mengatakan panas saat buang air kecil.
Data Obyektif
Data Obyektif yaitu :
a)

Keadaan umum : Pada kasus Flour Albus keadaan umumnya


baik.

b) TTV
Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Flour
Albus TTV meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi
pasien normal (Almira, 2010).
c) Pengeluaran Pervaginam
Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan Flour Albus
di temukan cairan berwarna putih, menggumpal, dengan bau
yang menusuk (Sibagariang, 2010).
2) Masalah
Masalah adalah hal hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi

oleh

bidan

sesuai

dengan

pengkajian

(Sulistyawati, 2011). Pada kasus Flour Albus yaitu cemas dan


gelisah dengan keadaanya.

34

3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal hal yang dibutuhkan pasien dan
belum terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisis data (Sulistyawati, 2011).
Pada kasus Flour Albus adalah dukungan moral dan informasi
tentang Flour Albus.
c.

Langkah ketiga : Diagnosa Potensial


langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial yang lain berdsarkan beberapa masalah dan diagnosa
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi yang
cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau
dalam

kondisi

tertentu

pasien

membutuhkan

tindakan

segera

(Sari, 2012).
Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada kasus Flour Albus
yaitu infeksi vagina seperti candidia albican, kondiloma akuminata,
dan herpes serta luka di daerah vagina (Sibagariang, 2010).
d. Langkah Keempat : Tindakan Segera
Dalam pelaksanaan terkadang bidan dihadapkan pada beberapa
situasi yang memerlukan penanganan segera (emergency) dimana bidan
harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun
kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan
segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga

35

situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain


(Sari, 2012).

Sedangkan Menurut Sibagariang (2010), pada kasus

gangguan reproduksi Flour Albus dilakukan tindakan segera yaitu


memberikan terapi obat sesuai kebutuhan yaitu golongan metronidazol
untuk

mengatasi

infeksi

bakteri

dan

parasit

dan

antibiotik

(Amoxcilin 500mg).
e.

Langkah Kelima : Perencanaan / Rencana Tindakan


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat
harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori
yang up to date, perawatan berdasarkan bukti, serta divalidasaikan
dengan asumsi mengenai apa yang di inginkan dan tidak diinginkan
pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan,
karena pada akhirnya pengambilan keputusan dalam melaksanakan
suatu rencana asuhan harus disetujui oleh pasien (Sulistyawati, 2011).
Menurut Shadine (2012), Rencana asuhan yang diberikan pada
gangguan reproduksi dengan Flour Albus diantaranya :
1) Jelaskan pola hidup sehat dengan diet yang seimbang, olahraga
rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol, serta hindari stres
hindari stres yang berkepanjangan.
2) Jelaskan untuk menghindari seks pranikah karena infeksi ini
menular melalui hubungan seks.

36

3) Jelaskan bagaimana cara membersihkan daerah pribadi dan


genitalnya agar tetap bersih dan kering.
4) Jelaskan cara membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu
dengan arah depan kebelakang.
5)

Jelaskan uuntuk tidak sering menggunakan pencuci vagina.

6) Jelaskan untuk tidak menggunakan bedak talk, tissue, atau sabun


dengan pewangi pada daerah vagina.
7) Jelaskan untuk menghindari pemakaian barang-barang yang
memudahkan penularanh seperti meminjam perlengkapan mandi
dsb.
8)

Berikan terapi pada keputihannya


Obat untuk Flour Albus patologis karena iritasi vagina : Antibiotik
(Amoxillin 500mg).

f.

Langkah Keenam : Pelaksanaan


Pada langkah ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana
sebelumnya, baik terhadap masalah pasien maupun diagnosa yang
ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri
maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Sari, 2012).
Pelaksanaan asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan Flour
Albus sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat (Shadine, 2012).

37

1) Menjelaskan pola hidup sehat dengan diet yang seimbang, olahraga


rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol, serta hindari stres
hindari stres yang berkepanjangan.
2) Menjelaskan untuk menghindari seks pranikah karena infeksi ini
menular melalui hubungan seks.
3) Menjelaskan bagaimana cara membersihkan daerah pribadi dan
genitalnya agar tetap bersih dan kering.
4) Menjelaskan cara membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu
dengan arah depan kebelakang.
5) Menjelaskan uuntuk tidak sering menggunakan pencuci vagina.
6) Menjelaskan untuk tidak menggunakan bedak talk, tissue, atau
sabun dengan pewangi pada daerah vagina.
7) Menjelaskan untuk menghindari pemakaian barang-barang yang
memudahkan penularanh seperti meminjam perlengkapan mandi
dsb.
8) Memberikan terapi pada keputihannya
Obat untuk Flour Albus patologis karena iritasi vagina : Antibiotik
(Amoxillin 500mg).

38

g.

Langkah Ketujuh : Evaluasi


Merupakan tahapan terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni
dengan melakukan evaluasi dari perencanaan yang dilakukan oleh
bidan. Evaluasi sebagai bagian dari pelayanan secara komprehensif dan
selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien (Sari, 2012).
Pada evaluasi kasus gangguan reproduksi dengan Flour Albus
diharapkan dalam waktu 2 minggu Flour Albus sudah berkurang, tidak
ada infeksi lanjut, klien merasa tidak cemas dan nyaman.
Evaluasi asuhan yang diberikan pada gangguan reproduksi dengan
Flour Albus diantaranya :
1) Keputihan dapat sembuh dan telah diatasi dengan baik.
2) Klien sudah mengerti bagaimana cara membersihkan daerah
pribadi dan genitalnya agar tetap bersih dan kering.
3) Klien bersedia melaksakan anjuran yang diberikan oleh bidan.
4) Klien bersedia datang kembali jika ada keluhan.
Data Perkembangan SOAP
Dalam

memberikan

perkembangan,

dilakukan

pendokumentasian.

asuhan
asuhan

Menurut

lanjutan,

sebagai

kebidanan
Varney

SOAP

(2007),

catatan
dalam
sistem

39

pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP,


yaitu :
a. S (Subyektif)

: menggambarkan

pendokumentasian

hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa


sebagai langkah I Varney.
b. O (Obyektif)

: menggambarkan

pendokumentasian

hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium


dan tes diagnostik lain yang dirumuskan
dalam data fokus untuk mendukung asuhan
sebagai langkah I Varney.
c. A (Asessment)

: menggambarkan

pendokumentasian

hasil

analisis dan interpretasi data subyektif dan


data obyektif dalam suatu identifikasi :
1.

Diagnosa atau masalah

2.

Anisipasi dan diagnosa masalah

3.

Perlunya tindakan segera oleh bidan atau


dokter, konsultasi atau kolaborasi dan
atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.

d. P (Planning)

: menggambarkan
tindakan

dan

pendokumentasian
evaluasi,

dari

perencanaan

berdasarkan asessment sebagai langkah V,


VI, VII Varney.

40

C. Landasan hukum
Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 12
tentang izin penyelenggaraan praktek bidan. Dalam pasal 9 Bidan
dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan
yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
(Depkes RI, 2010).
Bersadarkan Permenkes NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010
pasal 16 tentang pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi
yang meliputi keputihan,perdarahan tidak teratur dan penundaan haid
(Depkes RI, 2010).

41

BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Laporan Kasus


Jenis studi yang digunakan penulis dalam studi ini adalah metode
diskriptif. Metode diskriptif yaiu suatu metode penelitian yang
digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskriptif

keadaan suatu objek. Studi kasus adalah melakukan

penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun
waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Studi kasus mengambarkan tentang asuhan kebidanan gangguan
sistem reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus
menurut tujuh langkah Varney.

B. Lokasi Laporan Kasus


Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus akan
dilakukan (Notoadmojo, 2012). Dalam Studi Kasus dilaksanakan di
PKD Bakti Ibu Klodran Colomadu Karanganyar.

42

C. Subyek Studi Kasus


Subyek studi kasus adalah seseorang yang dijadikan responden
untuk dilaksanakan studi kasus (Notoadmojo, 2012). Subyek yang
dilakukan dalam laporan studi kasus ini adalah Nn. H umur 18 tahun
dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus.

D. Waktu Studi Kasus


Waktu studi kasus merupakan rentang waktu yang digunakan
penulis

untuk

pelaksanaan

studi

kasus

(Notoadmojo,

2012).

Pengambilan kasus dilakukan pada bulan 23 April 2015 03 Mei


2015.

E. Instrument Studi Kasus


Instrument studi kasus adalah alat-alat atau fasilitas yang akan
digunakan untuk pengumpulan data (Notoadmojo, 2012).

Pada

gangguan reproduksi dengan Flour Albus ini penulis menggunakan


instrument format asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan
tujuh langkah Varney dan SOAP untuk data perkembangan.

43

F. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data menggunakan cara :
1. Data Primer
Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang
yang melakukan studi kasus (Notoadmojo, 2012).
a. Wawancara
Suatu metode yang digunakan untuk mendapat keterangan
secara lisan dari klien (responden) atau bercakap-cakap dan
berhadapan dengan responden, jadi data yang di peroleh secara
langsung dari responden melalui pertemuan atau percakapan
(Notoadmojo, 2012). Pada kasus gangguan reproduksi dengan
Flour Albus dilakukan wawancara pada pasien dengan
memberikan konseling tentang personal hygiene yang benar.
b. Observasi
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan dari luar
mengenai indra, dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila
rangsangan tersebut menarik perhatian dan dilanjutkan dengan
adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012). Observasi dilakukan
dengan pengamatan langsung pada pasien dengan Flour Albus

44

yaitu mengobservasi Keadaan Umum, kesadaran, vital sign,


pengeluaran pervaginam Flour Albus (banyaknya,warna, bau).
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis
dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pada kasus gangguan
reproduksi dengan Flour Albus dilakukan pemeriksaan
inspeksi vulva apakah ada kemerahan dan keputihan.
2) Palpasi
Palpasi suatu teknik yang menggunakan indra peraba
tangan jari adalah instrumen yang sensitif dan digunakan
untuk mengumpulkan data tersebut : Temperatur, Turgor,
Bentuk, Kelembapan, Vibrasi dan Ukuran. Dalam kasus
gangguan reproduksi Flour Albus pemeriksaan palpasi
dilakukan untuk menilai apakah ada nyeri tekan pada
bawah abdomen.
3) Auskultasi
Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Pada kasus gangguan reproduksi Flour Albus pemeriksaan
auskultasi dilakukan pada saat pemeriksaan tekanan darah.

45

4) Perkusi
Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan mengetukan
pada tendon patella menggunakan palu refleks untuk
membandingkan bagian yang kiri dan kanan. Pada kasus
gangguan reproduksi Flour Albus pemeriksaan perkusi
tidak dilakukan.
2. Data Sekunder
Data

sekunder

adalah

dokumentasi

catatan

medis

merupakan sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan


untuk mengidentifikasi masalah untuk menegakkan diagnosa,
merencanakan tindakan kebidanan, dan memonitor respon pasien
terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2012).
a.

Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik
(Nursalam, 2007).

b.

Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan bahan pustaka yang
sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam
suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012). Studi kepustakaan pada
gangguan reproduksi dengan Flour Albus
buku buku kesehatan tahun 2007 2012.

mengambil dari

46

G. Alat-alat yang digunakan


1) Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam wawancara di antaranya :
a. Format pengkajian gangguan reproduksi
b. Buku tulis
c. Alat tulis (bolpoint, penggaris, pensil dan penghapus)
2) Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam observasi meliputi :
a. Spygmomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Handscoon steril
e. Kassa dan kapas steril
f. Kom kecil
g. Bengkok
3) Alat dan bahan yang digunakan dalam dokumentasi :
a. Buku tulis
b. Bolpoint

47

H. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari
mulai penyusunan proposal peneliti, sampai dengan penulisan
laporan penelitian, berserta waktu berjalan atau berlangsungnya
tiap kegiatan tersebut (Notoadmojo, 2012). Jadwal penelitian
terlampir.

48

BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal

: 23 April 2015

Jam

: 19.00 WIB

Tempat

: PKD Bakti Ibu Klodran Colomadu Karanganyar

1. PENGKAJIAN
Tanggal : 23 April 2015

Pukul : 19.00 WIB

A. Indentitas Pasien
Nama

: Nn. H

Umur

: 18 tahun

Agama

: Islam

Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia


Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Pelajar

Alamat

: Klodran RT 03/03, Colomadu Karanganyar

49

B. Anamesa
1. Alasan kunjungan
Nn. H datang ke poliklinik desa dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 1 bulan yang lalu dan 1 minggu ini sering
keluar lendir kental yang berlebih, berwarna putih keruh,
berbau dan merasa gatal pada alat genitalnya serta merasa
anyang-ayangan dan panas saat buang air kecil.
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Nn. H mengatakan haid pertama saat umur 12 tahun.
b. Siklus haid
Nn. H mengatakan siklus haidnya 30 hari.
c. Lama
Nn. H mengatakan lama haid 7 hari.
d. Banyak
Nn. H mengatakan 2 kali sehari ganti pembalut.
e. Teratur/tidak
Nn. H mengatakan haidnya teratur.

50

f. Sifat darah
Nn. H mengatakan darahnya encer, merah segar.
g. Disminore
Nn. H mengatakan tidak pernah nyeri saat haid.
3. Riwayat Perkawinan
Nn. H mengatakan belum menikah.
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Nn. H mengatakan belum pernah hamil.
5. Riwayat keluarga berencana
Nn. H mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Nn. H mengatakan tidak sedang menderita batuk, pilek, dan
demam.

51

b. Riwayat penyakit sistemik


1) Jantung
Nn. H mengatakan tidak pernah merasa dada berdebar
dan nyeri pada dada kiri dan tidak mudah lelah saat
beraktifitas.
2) Ginjal
Nn. H mengatakan tidak pernah merasa sakit pada
pinggang kanan dan kiri.
3) Asma
Nn. H mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC
Nn. H mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2
minggu.
5) Hepatitis
Nn. H mengatakan tidak pernah berwarna kuning pada
mata, kulit dan kuku.
6) DM
Nn. H mengatakan tidak pernah BAK dimalam hari
lebih dari 7 kali dan tidak pernah merasa haus.

52

7) Hipertensi
Nn. H mengatakan tidak pernah mengalami tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg.
8) Epilepsi
Nn. H mengatakan tidak pernah mengalami kejang
hingga mengeluarkan busa dari mulutnya.
9) Lain lain
Nn. H mengatakan tidak pernah mengalami riwayat
penyakit sistemik lain maupun penyakit kelamin.
c. Riwayat penyakit keluarga
Nn. H mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menurun seperti DM, jantung, hipertensi serta
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, HIV/AIDS.
d. Riwayat keturunan kembar
Nn. H mengatakan keluarganya tidak ada yang meiliki
keturunan kembar.

53

e. Riwayat operasi
Nn. H mengatakan belum pernah melakukan operasi
apapun.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Nn. H mengatakan makan sehari 3 kali porsi sedang,
dengan menu (nasi, sayur, lauk) dan minum 7-8 gelas
sehari dan tidak ada perubahan sebelum dan saat ini.
b. Eliminasi
Sebelum

: Nn. H mengatakan sebelum mengalami


keputihan buang air kecil 4-5 kali sehari
warna kuning jernih dan buang air besar
1-2 kali sehari konsistensi lunak, serta
tidak ada keluhan apapun.

Saat ini

: Nn mengatakan buang air besar 1-2 kali


sehari konsistensi lunak, dan sering buang
air kecil serta terasa panas saat berkemih.

c. Istirahat
Nn. H mengatakan tidur siang 2 jam dan tidur malam 8
jam.

54

d. Aktifitas
Nn. H mengatakan sekolah di SMA Batik 1 Surakarta.
e. Personal hygiene
Nn. H mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari,
ganti baju 2x sehari, kramas 3x seminggu.
Sebelum

: Nn. H mengatakan ganti celana dalam 2x


sehari serta membersihkan genetalianya
setiap habis buang air besar dan buang air
kecil ceboknya hanya dengan air tanpa
sabun pencuci vagina, tetapi cara ceboknya
masih belum benar dari arah depan
kebelakang.

Saat ini

: Nn. H mengatakan setelah buang air kecil


cebok hanya dengan menggunakan air saja
dan

selama

mengalami

keputihan

menggunakan pentyliner dan menggantinya


2x sehari.
f. Seksualitas
Nn. H mengatakan tidak pernah melakukan hubungan
seksual karena belum menikah.

55

8. Data psikologis
Nn. H mengatakan merasa cemas dan tidak nyaman dengan
keadaannya saat ini.
C. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
Tanggal : 23 April 2015

Pukul : 19.20 WIB

1. Status generalis
a. Keadaan Umum

: baik

Kesadaran
b. TTV

: Composmentis
: TD

: 110/70 mmHg

: 36,5 0c

: 85x/mnt

: 20x/mnt

c. TB

: 155 cm

d. BB

: 45 kg

2. Pemeriksaan sistematis
a. kepala
Rambut

: Bersih, tidak rontok, tidak berketombe.

Muka

: Bersih, tidak oedema, tidak pucat.

56

Mata

: Conjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung

: Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada secret.

Telinga

: Simetris, bersih, tidak ada serumen.

Mulut dan gigi : Bersih, tidak stomatitis.


b. Leher
Kelenjar gondok

: tidak ada pembesaran kelenjar


gondok.

Tumor

: tidak ada benjolan.

Kelenjar limfe

: tidak ada pembesaran kelenjar


limfe.

c. Dada dan Axilla


1) Mammae
Membesar

: Fisiologis

Tumor

: Tidak ada benjolan

Simetris

: Simetris kanan dan kiri

2) Axilla
Benjolan

: tidak ada benjolan

Nyeri

: tidak ada nyeri tekan

57

d. Abdomen
Pembesaran uterus

: tidak ada pembesaran uterus.

Pembesaran hati

: tidak ada pembesaran hati.

Benjolan/tumor

: tidak ada benjolan/tumor.

Nyeri tekan

: tidak ada nyeri tekan.

Luka bekas operasi

: tidak ada luka bekas operasi.

e. Anogenital
1) Vulva Vagina
Varices

: tidak ada varices.

Luka

: tidak ada luka.

Kemerahan

: ada sedikit kemerahan.

Kelenjar bartholini

: tidak dilakukan.

Pengeluaran pervaginam

: ada cairan kental, putih


keruh dan berbau.

2) Anus
Haemoroid

: tidak ada haemoroid

Lain-lain

: tidak ada

58

f. Ekstremitas
Varices

: tidak ada varices

Oedema

: tidak ada oedema

Reflek patella

: tidak dilakukan

3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium

: tidak dilakukan

b. Pemeriksaan penunjang lain

: tidak dilakukan

2. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 23 April 2015

pukul : 19.35 WIB

A. Diagnosa Kebidanan
Nn. H umur 18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour
Albus.
Data dasar
Data Subyektif :
1. Nn. H mengatakan berumur 18 tahun
2. Nn. H mengatakan belum pernah menikah

59

3. Nn. H mengatakan keluar cairan kental, berwarna putih


keruh, gatal dan berbau sejak 1 minggu ini.
4. Nn. H mengatakan merasa anyang-anyangan dan terasa panas
saat berkemih.
5. Nn. H mengatakan merasa tidak nyaman dengan keadaan ini.
Data Obyektif
Kesadaran Umum : Baik
Kesadaran
TTV

: Composmentis
: TD

: 110/70 mmHg

: 36,5 0C

: 80x/mnt

: 23x/mnt

TB

: 155 cm

BB

: 45 kg

Pengeluaran pervaginam : ada cairan lendir kental, putih keruh,


dan berbau.

60

B. Masalah
Nn. H merasa cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan
cairan yang keluar dari vaginanya.
C. Kebutuhan
a. Beri dukungan moril pada Nn. H
b. Berikan koseling tentang keputihan
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Infeksi genetalia seperti bengkak pada vagina, nyeri dan terdapat
jaringan luka.
4. TINDAKAN SEGERA
Pemberian terapi obat antara lain :
CTM 2x 100 mg, 10 tablet
Metronidazol 3x 500 mg, 10 tablet
Albothyl 10 ml
Amoxcilin 3x 500mg, 10 tablet
5. PERENCANAAN
Tanggal : 23 April 2015

pukul : 19.45 WIB

a. Berikan penjelasan pada Nn. H tentang hasil pemeriksaan.

61

b. Beri KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah kewanitannya


agar tetap bersih dan kering.
c. Beri dukungan moril pada Nn. H sehubungan dengan kondisinya.
d. Beri penjelasan pada Nn. H agar tidak menggaruk daerah
kewanitaannya bila merasa gatal.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi untuk
keputihan yang dialami.
f. Anjurkan kontrol ulang 3 hari lagi.
6. PELAKSANAAN
Tanggal : 23 April 2015
a.

pukul : 19.50 WIB

Menjelaskan pada Nn. H tentang hasil pemeriksaan bahwa Nn. H


mengalami keputihan yang tidak normal. Keputihan yang tidak
normal seperti : vagina berwarna kemerahan, keluar cairan lendir
kental, putih keruh dan berbau.

b.

Memberikan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah


kewanitaannya yaitu dengan cara menjaga kebersihan daerah
kewanitannya yaitu dengan cara cebok dengan benar dari depan
kebelakang agar kuman yang ada di anus tidak berpindah ke
vagina, menggunakan celana yang pas, selalu mengganti celana

62

dalam minimal 2 kali sehari, dan menghindari handuk yang


berganti-ganti dengan orang lain.
c.

Memberikan dukungan moril pada Nn. H supaya tidak cemas


bahwa keputihannya akan sembuh.

d.

Memberikan penjelasan pada Nn. H agar tidak menggaruk apabila


alat kelaminnya terasa gatal, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjaadinya luka agar terhindar dari infeksi.

e.

Memberikan terapi obat yaitu :


CTM 2x1 100 mg, 10 tablet
Metronidazol 3x1 500 mg, 10 tablet
Amoxcilin 3x1 500 mg, 10 tablet
Albothyl (digunakan untuk cebok dari arah depan kebelakang,
dengan cara larutkan 10-15 tetes albotyl pada 1 gayung air 2x
sehari).

f.

Menjelaskan pada Nn. H untuk kontrol ulang 3 hari lagi yaitu


pada tanggal 26 April 2015

7. EVALUASI
Tanggal : 23 April 2015

pukul : 20.00 WIB

a. Nn. H sudah mengerti tentang keadaanya.

63

b. Nn. H mengerti dan mampu mengulang kembali penjelasan bidan


serta bersedia untuk melaksanakan anjuran cara menjaga alat
kelaminnya tetap bersih dan kering dan Nn. H bersedia memakai
celana dalam yang pas untuk menjaga daerah kewanitaannya agar
tidak lembab dan bersedia untuk tidak memakai handuk yang tidak
berganti-ganti dengan orang lain.
c. Nn. H udah diberikan dukungan moril dan Nn. H merasa lebih
tenang.
d. Nn. H bersedia untuk tidak menggaruk daerah kewanitaannya saat
terasa gatal.
e. Terapi obat sudah diberikan dan Nn. H bersedia minum obat secara
teratur.
f. Nn. H bersedia untuk kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 26
April 2015.

64

DATA PERKEMBANGAN I
(KUNJUNGAN ULANG I)

Tanggal

: 26 April 2015

Pukul

: 16.00 WIB

Tempat

: PKD Bakti Ibu Klodran Colomadu Karanganyar

S : Subjektif
1. Nn. H mengatakan setelah keputihannya diobati, dan minum obat secara
teratur keputihannya sedikit berkurang, tetapi masih terasa gatal, dan
sedikit berbau.
2. Nn. H mengatakan sudah cebok dengan menggunakan albothyl sesuai
anjuran dengan teratur.
3. Nn. H mengatakan sudah menjaga kebersihan kewanitannya sesuai anjuran
bidan secara teratur.
4. Nn. H mengatakan sudah tidak anyang-anyangan legi saat berkemih.
O : Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. KU

: baik

65

b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV

: TD

: 110/70 mmHg

: 80x/mnt

: 22x/mnt

: 36,4 0c

2. Pemeriksaan fisik
Palpasi abdomen

: tidak ada nyeri tekan, massa ataupun tumor.

Vagina

: terlihat ada lendir putih sedikit dan sedikit berbau.

A : Asessment
Nn. H umur 18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus hari
ke 3.
P : Planning
Tanggal : 26 April 2015

pukul : 16.20 WIB

1. Menjelaskan pada Nn. H bahwa keputihannya sejauh ini membaik dilihat


dari pemeriksaan yang dilakukan.
2. Menjelaskan pada Nn. H untuk tetap menjaga daerah kewanitaannya
secara rutin dengan cara yang sudah diajarkan.
3. Memberikan terapi obat

66

CTM 2x 100 mg, 10 tablet


Metronidazol 3x 500 mg, 10 tablet
Amoxcilin 3x 500mg, 10 tablet
Lanjutkan terapi albothyl
4. Menganjurkan Nn. H untuk tetap minum obatnya secara teratur.
5. Memberi informasi pada Nn. H untuk segera datang kembali 1 minggu
lagi pada tanggal 3 Mei 2015.
EVALUASI :
1. Nn. H telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Nn. H bersedia untuk selalu menjaga kebersihan daerah kewanitaannya.
3. Terapi obat sudah diberikan.
4. Nn. H bersedia untuk meminum obatnya secara teratur.
5. Nn. H bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi pada tanggal 3 Mei 2015.

67

DATA PERKEMBANGAN II
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal

: 30 April 2015

Pukul

: 19.00 wib

Tempat

: Klodran RT 03/03, Colomadu Karanganyar

S : Subyektif
1. Nn. H mengatakan keputihan sudah berkurang, sedikit berbau dan gatal
sudah berkurang.
2. Nn. H mengatakan cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
3. Nn. H mengatakan sudah membersihkan alat genitalnya dengan benar.
4. Nn. H mengatakan sudah minum obat secara teratur
O : Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. KU

: baik

b. Kesadaran

: Composmentis

c. TTV

: TD

: 110/80 mmHg

: 82x/mnt

: 22x/mnt

68

: 36 0C

A : Asessment
Nn. H umur 18 tahhun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus
hari ke 7.
P : Planning
Tanggal : 30 April 2015

pukul : 19.30 wib

1. Memberitahu bahwa keadaan Nn. H saat ini dalam keadaan baik.


2. Menjelaskan pada Nn. H untuk tetap menjaga kebersihan daerah
genitalnya.
3. Memberikan dukungan moril pada Nn. H bahwa keadaannya ini akan
sembuh.
4. Mengingatkan Nn. H untuk kunjungan kembali pada tanggal 3 Mei 2015.
EVALUASI :
Tanggal : 30 April 2015

pukul : 19.45 wib

1. Nn. H sudah mengetahui keadaannya saat ini baik.


2. Nn. H bersedia menjaga kebersihan daerah genitalnya.
3. Nn. H sudah merasa tenang bahwa keadaannya ini akan sembuh.
4. Nn. H bersedia untuk kunjungan ulang tanggal 3 Mei 2015.

69

DATA PERKEMBANGAN III


(KUNJUNGAN ULANG II)

Tanggal

: 3 Mei 2015

Pukul

: 18.30 wib

Tempat

: PKD Bakti Ibu Klodran Colomadu Karanganyar

S : Subyektif
1. Nn. H mengatakan keputihan sudah benar-benar berkurang, tidak
merasa gatal lagi dan keputihan tidak berbau.
2. Nn. H mengatakan sudah tidak merasa anyang anyangan dan panas
saat berkemih.
3. Nn. H mengatakan sudah merasa lebih tenang.
4. Nn. H mengatakan sudah meminum obat secara teratur.
5. Nn. H mengatakan sudah membersihkan genetalianya dengan benar.
O : Obyektif
1. KU

: baik

2. Kesadaran : composmentis
3. TTV

: TD

: 110/70 mmHg

: 82x/mnt

70

: 36,5 0c

4. Pengeluaran pervaginam

: 22x/mnt

: keluar cairan kental berwarna putih


1cc, tidak berbau.

A : Asessment
Nn. H umur 18 tahun dengan post gangguan sistem gangguan sistem
reproduksi Flour Albus.
P : Planning
Tanggal : 3 Mei 2015

pukul : 18.45 wib

1. Memberikan Nn. H hasil pemeriksaan bahwa keputihan yang dialami oleh


Nn. H sudah membaik dan tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke infeksi
genetalia.
2. Menganjurkan

Nn.

untuk

tetap

menjaga

kebersihan

daerah

kewanitaannya secara rutin.


3. Menganjurkan Nn. H untuk datang ke tenaga kesehatan jika ada keluhan.
EVALUASI :
Tanggal : 3 Mei 2015

pukul : 18. 55 wib

1. Nn. H telah mengetahui hasil pemeriksaan dan Nn. H merasa lebih


nyaman.

71

2. Nn. H bersedia untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaannya


secara rutin.
3. Nn. H datang kembali jika ada keluhan.
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan yang
ada dengan cara membandingkan teori yang ada dengan praktek yang
dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan kesenjangan tersebut penulis
menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yaitu
pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan
pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan
sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat,
eektif, dan efesien khususnya pada assuhan kebidanan gangguan sistem
reproduksi pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus.
1. Pengkajian
Pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
pasien secara lengkap dan semua data dikumpulkan dari sumber yang
berhubungan dengan kondisi pasien (Sari, 2012). Pada kasus Flour
Albus harus dilakukan pemeriksaan pH vagina untuk mendekteksi
kemungkinan infeksi vagina.

72

Pada kasus ini pengkajian dimulai tanggal 23 April 2015 diperoleh


data subyektif yaitu Nn. H data ke PKD dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 1 bulan yang lalu dan 1 minggu ini sering keluar
lendir kental yang berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan
merasa gatal pada alat kelaminnya serta merasa anyang-anyangan dan
panas saat buang air kecil. Pada data obyektif dari pemeriksaan tandatanda vital TD 100/70 mmHg, Suhu 36,7 0c, Nadi 80x/mnt, Pernafasan
20x/mnt. Saat pemeriksaan vagina ada lendir kental menggumpal dan
berwarna putih keruh. Pada Nn. H tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang apapun karena tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke
infeksi vagina serta penanganan yang tepat. Dalam pengkajian ini
penulis menemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada
pemeriksaan penunjang. Menurut teori pemeriksaan penunjang harus
dilakukan, tetapi dalam kasus Nn. H tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang pH Vagina karena tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke
infeksi vagina seperti panas, nyeri, bengkak, merah dan adanya
kerusakan jaringan luka, sehingga tidak perlu dilakukan pemeriksaan
pH vagina.
2. Interpretasi Data
Menurut Sulistyawati (2011), masalah pada Flour Albus yang
sering muncul yaitu akibat timbul rasa cemas dan gelisah dengan
keadaannya sedangkan kebutuhan yang diperlukan yaitu dorongan
moril dan informasi tentang Flour Albus.

73

Pada kasus ini dari pengkajian telah ditegakan diagnosa


kebidanan yaitu Nn. H umur 18 tahun dengan gangguan sistem
reproduksi Flour Albus. Masalah yang timbul padan Nn. H adalah
kecemasan pada pasien terhadap keadaannya. Dari masalah yang
timbul maka kebutuhan yang diberikan yaitu dorongan moral dan
informasi tentang Flour Albus. Dalam kasus ini penulis tidak
menemukan kesenjangan karena teori dan hasil studi kasus sudah
sesuai.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada kasus Flour Albus
yaitu infeksi vagina seperti candidia albican, kondiloma akuminata,
dan herpes serta luka di daerah vagina (Sibagariang, 2010).
Antisipasi yang tepat dan penatalaksanaan yang baik dari asuhan
kebidanan yang diberikan kepada klien sehingga tidak terjadi infeksi
vagina. Kesimpulan dari kasus Nn. H adalah tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek lapangan.
4. Antisipasi
Antisipasi merupakan tindakan segera untuk mengantisipasi
diagnosa potensial yang berkembang lebih lanjut dan menimbulkan
komplikasi, yaitu dengan memberikan terapi antibiotik (amoxilin
500mg) 3x1, Metronidazol 500mg 3x1 (Sibagariang, 2010).

74

Antisipasi yang diberikan pada Nn. H dengan Flour Albus ini


adalah memberikan terapi obat yaitu CTM 2x 100 mg, Metronidazol
3x 500 mg, abothyl 10 ml, Amoxcilin 3x1 500 mg. Dalam kasus ini
penulis menemukan kesenjangan antara teori dan hasil studi kasus
dalam rencana pemberian terapi. Kesenjangan ini tidak menghambat
untuk melakukan asuhan berikutnya.
5. Perencanaan
Rencana asuhan yang diberikan kepada gangguan reproduksi
dengan Flour Albus menurut Shadine (2012), adalah jelaskan pola
hidup sehat dengan diet seimbang, hindari sex pranikah, jelaskan
bagaimana membersihan daerah alat genital, jelaskan cara membasuh
vagina dengan benar, jelaskan untuk tidak sering menggunakan
pencuci vagina, jelaskan untuk tidak menggunakan bedak, jelaskan
untuk

tidak

menggunakan

barang-barang

yang

memudahkan

penularan, berikan terapi obat pada keputihan yaitu (amoxilin 500mg)


3x1, Metronidazol 500mg 3x1.
Pada kasus Nn. H dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus
ini rencana tindakan yang diberikan adalah berikan penjelasan pada
Nn. H hasil pemeriksaan, beri KIE tentang cara menjaga kebersihan
daerah kewanitannya agar tetap bersih dan kering serta cara mencuci
vagina dengan benar, beri dukungan moril pada Nn. H sehubungan
dengan kondisinya, beri penjelasan pada Nn. H agar tidak menggaruk

75

daerah kewanitaannya bila merasa gatal, memberikan terapi obat


keputihan yang dialami yaitu CTM 2x 100 mg, Metronodazol 3x 500
mg, abothyl 100 ml, Amoxcilin 3x1 500 mg, anjurkan kontrol ulang 3
hari lagi. Karena adanya kerjasama antara Nn. H

dengan bidan

sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di


lapangan.
6.

Pelaksanaan
Pada langkah ini telah dilaksanakan implementasi asuhan
kebidanan secara efesien dan aman berdasarkan dari intervensi yang
telah direncanakan pada Flour Albus diberikan obat-obatan seperti
Amoxicilin 500 mg 3x1, Metronidazol 500 3x1 (Shadine, 2012).
Pada implementasi kasus Nn. H yaitu memberikan KIE tentang
cara menjaga kebersihan daerah kewanitaannya yaitu dengan cara
menjaga kebersihan daerah kewanitannya yaitu dengan cara cebok
dengan benar dari depan kebelakang agar kuman yang ada di anus
tidak berpindah ke vagina, menggunakan celana yang pas, selalu
mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari, dan menghindari
handuk yang berganti-ganti dengan orang lain, memberikan dukungan
moril pada Nn. H supaya tidak cemas bahwa keputihannya akan
sembuh, memberikan penjelasan pada Nn. H agar tidak menggaruk
apabila alat kelaminnya terasa gatal, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjaadinya luka agar terhindar dari infeksi, memberikan

76

terapi obat yaitu CTM 2x1 100 mg, Metronidazol 3x1 500 mg,
Amoxcilin 3x1 500 mg, Albothyl (digunakan untuk cebok dari arah
depan kebelakang, dengan cara larutkan 10-15 tetes albotyl pada 1
gayung air 2x sehari), menganjurkan kontrol ulang 3 hari lagi. Dalam
kasus ini terdapat kesenjangan anatara pemberian terapi obat
dilapangan dan studi kasus. Akan tetapi tidak menghambat untuk
melaksanakan asuhan berikutnya.
7.

Evaluasi
Pada evaluasi kasus gangguan sistem reproduksi dengan Flour
Albus diharapkan dalam waktu 14 hari Flour Albus sudah berkurang,
tidak ada infeksi lanjut, klien merasa sudah tidak cemas dan merasa
nyaman (Varney, 2007).
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 10 hari dari tanggal
23 April 2015 sampai tanggal 3 Mei 2015 pada Nn. H umur 18 tahun
dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus di PKD Bakti Ibu,
maka hasil asuhan yang didapat yaitu Flour Albus sembuh, Nn. H
bersedia untuk tetap menjaga kebersihan daerah kewanitaannya dan
Nn. H bersedia untuk kunjungan ulang pertama yaitu 3 hari setelah
pemeriksaan dan kunjungan ulang ke dua yaitu 7 hari setelah
kunjungan pertama. Penanganan yang tepat dan observasi yang baik
dari pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien maka

77

dari hasil evaluasi tidak ditemukan antara kesenjangan antara teori dan
pratek dilapangan.

78

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Nn. H umur
18 tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus di PKD Bakti
Ibu di Colomadu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mendapatkan
a. Pada pengkajian Nn. H dengan gangguan sistem reproduksi Flour
Albus didapatkan data subyektif dan obyektif. Data subyektif
diperoleh dari hasil wawancara pasien, dimana keluhan utama
adalah Nn. H datang ke PKD Bakti Ibu dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 1 bulan yang lalu dan 1 minggu ini sering keluar
lendir kental berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan merasa
gatal pada alat kelaminnya serta merasa anyang-anyangan dan panas
saat buang air kecil, sedangkan data yang diperoleh dari
pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum baik, tekanan darah 100/70
mmHg, Nadi 80x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 36,5 0c, pada
pemeriksaan genetalia terdapat lendir kental, menggumpal dan
berwarna putih keruh.
b. Dalam interpretasi data didapatkan diagnosa pada Nn. H umur 18
tahun dengan gangguan sistem reproduksi Flour Albus. Masalah

79

yang timbul adalah Nn. H merasa cemas dan tidak nyaman


sehubungan dengan cairan yang keluar dari vaginanya, sehingga
kebutuhan yang diberikan yaitu memberikan dukungan moril pada
Nn. H dan konseling tentang keputihan.
c. Pada kasus Nn. H dengan Flour Albus tidak ditemukan diagnosa
potensial berupa infeksi vagina karena tidak ada gejala yang
mengarah pada infeksi vagina seperti adanya nyeri, panas, merah,
bengkak dan kerusakan jaringan pada vagina.
d. Antisipasi pada kasus Nn. H dengan Flour Albus yaitu dengan
memberikan terapi Antibiotik Amoxcilin 3x sehari, Metronidazol
500mg 3x sehari, Karena tidak ditemukan adanya diagnosa
potensial.
e. Perencanaan pada kasus Nn. H dengan Flour Albus adalah beritahu
pada Nn. H tentang kondisinya, berikan KIE tentang cara menjaga
kebersihan daerah genetalia agar tetap bersih dan kering. berikan
dukungan moril kepada Nn. H, berikan penjelasan kepada Nn. H
untuk tidak menggaruk vagina bila terasa gatal, berikan terapi untuk
keputihan yang dialaminya Amoxcilin 3x 500 mg, Metronidazol 3x
500 mg, CTM 2x 100 mg, albothyl sebanyak 10-15 tetes dilarutkan
dalam 1 gayung air dan digunakan untuk cebok serta anjurkan untuk
kontrol ulang 3 hari setelah pemeriksaan.

80

f. Pelaksanaan dalam asuhan kebidanan pada Nn. H dengan Flour


Albus adalah memberitahu Nn. H tentang kondisinya, memberikan
KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah genetalia agar tetap
bersih dan kering. Memberikan dukungan moril kepada Nn. H,
memberikan penjelasan kepada Nn. H untuk tidak menggaruk
vagina bila terasa gatal, memberikan terapi untuk keputihan yang
dialaminya yaitu CTM 2x 100 mg, Metronidazol 3x 500 mg,
Amoxcilin 3x 500 mg, albothyl sebanyak 10-15 tetes dilarutkan
dalam 1 gayung air dan digunakan untuk cebok serta anjurkan untuk
kontrol ulang 3 hari setelah pemeriksaan.
g. Dalam evaluasi pada kasus Nn. H selama 10 hari pada tanggal 23
April sampai 3 Mei 2015 dengan 2 kali kunjungan di dapat hasil
evaluasi keputihan pada Nn. H sudah sembuh, Nn. H merasa senang
dan nyaman. Nn. H bersedia melaksanakan anjuran yang telah
diberikan oleh bidan.
2. Penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan
yaitu :
Pada penanganan kasus Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus
tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Pada kasus Flour Albus harus
dilakukan pemeriksaan laboratoriun pH vagina untuk mendekteksi
kemungkinan infeksi vagina. Pada kasus Nn. H ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek. Menurut teori pada kasus Flour Albus

81

dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pH vagina, tetapi dalam


praktek pada kasus Nn. H tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
apapun karena pada kassus Nn. H tidak ditemukan tanda-tanda
mengarah ke infeksi vagina dan kesenjangan dalam pemberian terapi
obat dimana pada teori diberikan antibiotik Amoxicilin dan
Metronidazol sedangkan dilapangan diberikan Antibiotik Amoxicilin
500mg, Metronidazol 500mg, CTM 100mg dan Abothyl 100 ml.
3. Penulis memberikan pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori
dan praktek yaitu :
Memberikan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah
kewanitaannya

yaitu

dengan cara menjaga

kebersihan daerah

kewanitannya yaitu dengan cara cebok dengan benar dari depan


kebelakang agar kuman yang ada di anus tidak berpindah ke vagina,
menggunakan celana yang pas, selalu mengganti celana dalam minimal
2 kali sehari, dan menghindari handuk yang berganti-ganti dengan
orang lain.Memberikan dukungan moril pada Nn. H

supaya tidak

cemas bahwa keputihannya akan sembuh.Memberikan penjelasan pada


Nn. H agar tidak menggaruk apabila alat kelaminnya terasa gatal, hal
ini dimaksudkan untuk menghindari terjaadinya luka agar terhindar dari
infeksi.

82

B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis
tentang penatalaksaan asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
pada Nn. H umur 18 tahun dengan Flour Albus dan dapat menerapkan
teori dan praktek kebidanan Flour Albus.
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan pertimbangan bagi profesi bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi khususnya dalam asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksi dengan Flour Albus.
3. Bagi Institusi dan Pendidikan
a. Bagi PKD
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan
yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
khususnya untuk asuhan keebidanan sistem gangguan reproduksi
pada Nn. H umjur 18 tahun dengan Flour Albus.
b. Bagi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya Karya Tulis Ilmiah bisa
bermanfaat untuk refrensi dan dijadikan acuan bagi adik tingkat
yang ingin mengambil kasus yang sama.

You might also like