You are on page 1of 15

Produk-produk Asuransi Syariah

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Asuransi Syariah
Dosen Pengampu : Nina Lelawati, MH

Disusun oleh:
Ayi Solehudin : 1287264

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
2015

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Kita sebagai manusia tak seorang pun mengetahui tentang apa yang
akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan
berbagai alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh
dengan ketidakpastian. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang
hanya dapat direkayasa semata.
Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang
misalnya kematian, sakit atau dipecat dari pekerjaan. Dalam bisnis yang
dihadapi dapat berupa resiko kebakaran, kerusakan atau kehilangan.
Setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Maka diperlukan perusahaan
yang mau menanggung resiko tersebut yaitu perusahaan asuransi. Di
bidang bisnis inilah asuransi semakin berkembang, terutama dalam hal
perlindungan

terhadap

barang-barang

perdagangannya.

Namun,

perkembangan ini tidak sejalan dengan kesesuaian praktik asuransi


terhadap syariah. Meskipun demikian, dengan banyaknya kajian terhadap
praktik perekonomian dalam perspektif hukum Islam, asuransi mulai
diselaraskan dengan ketentuan-ketentuan syariah. Oleh

karena

itu

muncullah Asuransi Syariah.


Asuransi syariah merupakan usaha saling melindungi dan tolong
menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah.

11

BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH
Sebelum kita melangkah pada pembahasan inti yaitu produk dan
mekanisme kerja asuransi syariah, ada baiknya kita paparkan terlebih
dahulu mengenai pengertian asuransi syariah itu sendiri. Kata asuransi
berasal dari bahasa Inggris, insurance yang menurut Echols dan Shadilly
memaknai dengan asuransi dan jaminan.1
Menurut Muhammad Muslehuddin, asuransi adalah persiapan yang
dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian
kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu
menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota perkumpulan
tersebut, maka kerugian tersebut akan ditanggung bersama.2
Dalam Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD) pasal 246 dijelaskan
bahwa yang dimaksud asuransi atau pertanggungan adalah timbal balik,
dengan mana seorang penanggung mengikat diri kepada seorang
penanggung,
penggantian

dengan

menerima

kepadanya,

kerena

suatu

premi,

untuk

suatu

kerugian,

memberikan

kerusakan,

atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya,


kerena suatu peristiwa tak tertentu.
Asuransi dalam bahasa Arab disebut At-tamin yang berasal dari
kataamanah yang berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa
aman serta bebas dari rasa sakit. Istilah mentaminkan sesuatu berarti
seseorang memberikan uang cicilan agar ia atau orang yang ditunjuk
menjadi ahli warisnya mendapatkan ganti rugi atas hartanya yang hilang.

1 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hal, 57
2 Mohammad Muslehuddin, Asuransi dalam Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal. 3

11

Dalam Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa asuransi (at-tamin)


adalah transaksi perjanjian antara dua belah pihak; pihak yang satu
berkewajiban membayar iuran dan pihak lain berkewajiban memberikan
jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang
menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majlis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang pedoman
umum

Asuransi

Syariah

bagian

pertama

menyebutkan

pengertian

Asuransi Syariah (tamin takaful, atau tadhamun) adalah usaha saling


melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad atau
perikatan yang sesuai dengan syariah.
Dalam pengelolaan dan penanggungan risiko, asuransi syariah tidak
memperbolehkan

adanya gharar (ketidakpastian

atau

spekulasi)

dan maisir(perjudian). Dalam investasi atau manajemen dana tidak


diperkenankan adanya riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir,
dan riba adalah area yang harus dihindari dalam praktek asuransi syariah,
dan menjadi pembeda utama dengan asuransi konvensional.3
B. PRODUK-PRODUK ASURANSI SYARIAH
1. Produkproduk Asuransi Jiwa (life insurance)
Ada beberapa contoh produk produk life insurance dari salah satu
asuransi syariah yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga, sebagai pionir
asuransi syariah di Indonesia. Antara lain:
a. Produkproduk

individu

yang

ada

unsur

tabungan

(saving)
Produkproduk individu ada unsur tabungan (saving) artinya suatu
produk yang diperuntukan untuk perorangan dan dibuat secara khusus,
3 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2006), Hal. 2
11

dimana di dalamnya selain mengandung tabarru juga terdapat unsur


tabungan yang dapat diambil kapan saja oleh pemiliknya, antara lain:
1. Takaful Dana Investasi; bentuk perlindungan untuk perorangan yang
menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam mata
uang

rupiah

dan

U$

Dollar

sebagai

dana

investasi

yang

diperuntukkan bagi ahli warisnya jika ditakdirkan meninggalkan


lebih awal atau sebagai bekal untuk hari tuanya.
2. Takaful Dana Siswa; bentuk perlindungan untuk perorangan yang
bermaksud menyediakan dana pendidikan, dalam mata uang rupiah
dan U$ Dollar untuk putra putrinya sampai sarjana.
3. Takaful Dana Haji; bentuk perlindungan untuk perorangan yang
menginginkan dan merencanakn pengumpulan dana dalam mata
uang rupiah dan U$ Dollar untuk biaya menjalankan ibadah haji.
4. Takaful Dana Jabatan; bentuk perlindungan untuk Direksi/pejabat
teras suatu perusahaan yang menginginkan dan merencanakan
pengumpulan dana dalam mata uang rupiah/U$ Dollar sebagai dana
santunan yang diperuntukkan bagi ahli warisnya jika ditakdirkan
meninggal lebih awal atau sebagai dana santunan/investasi pada
saat tidak aktif lagi di tempat kerja.
5. Takaful Hasanah; bentuk perlindungan untuk perorangan yang
menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana sebagai
modal usaha/diperuntukkan bagi ahli warisnya jika ditakdirkan
meninggal lebih awal.4

b. Produkproduk individu (non saving)


Produkproduk individu tanpa tabungan (non saving) artinya produkproduk syariah yang sifatnya individu dan di dalam struktur produknya
tidak terdapat unsur tabungan atau semuanya bersifattabarru dana
tolong menolong, antara lain:
1. Takaful Kesehatan Individu; program ini diperuntukkan bagi
perorangan yang bermaksud menyediakan dana santunan rawat
4 Ibid. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, hal. 169.
11

inap dan operasi bila peserta sakit dan kecelakaan dalam masa
perjanjian.
2. Takaful Al-Khairat Individu; program ini diperuntukkan bagi
perorangan yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli
waris bila peserta mengalami musibah kematian dalam masa
perjanjian.
c. Produk-produk Kumpulan
Adalah produk yang didesain dalam jumlah peserta relative banyak
dan dalam struktur produknya ada yang mengandung unsur tabungan
(saving) dan ada yang tidak mengandung unsur tabungan. Produk
produk kumpulan yang tidak mengandung unsur tabungan diakhir masa
kontrak tidak ada bagi hasil atau pengambilan nilai tunai, karena
semuanya bersifat tabarru, antara lain:
1. Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan; bentuk kumpulan yang
ditujukkan untuk perusahaan, organisasi/perkumpulan yang
bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan/anggota
apabila mengalami musibah karena kecelakaan dalam masa
perjanjian.
2. Takaful Kecelakaan Siswa; bentuk kumpulan yang ditujukkan
kepada sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan nonformal
yang

bermaksud

menyediakan

siswa/mahasiswa/pesertanya

apabila

santunan

kepada

mengalami

musibah

karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total


maupul sebagian atau meninggal.
3. Takaful Wisata dan Perjalanan; program yang diperuntukkan bagi
biro perjalanan dan wisata/travel yang berkeinginan memberikan
perlindungan kepada pesertanya apabila mengalami musibah
karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total,
sebagian atau meninggal selama wisata maupun perjalanan
dalam dan luar negeri.
4. Takaful Pembiayaan; bentuk

perlindungan

kumpulan

yang

beberapa jaminan pelunasan utang apabila yang bersangkutan


ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.
11

5. Takaful Majelis Taklim; bentuk perlindungan bagi majelis taklim


yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris jamaah
apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa
perjanjian.
6. Takaful Al-Khairat;

bentuk

perlindungan

kumpulan

yang

diperuntukkan bagi perusahaan pemerintah/swasta, organisasi


yang berbadan hokum/usaha yang bermaksud menyediakan
santunan meninggal untuk ahli waris bila peserta/karyawan
mengalami musibah meninggal.
7. Takaful Medicare; program asuransi kesehatan yang memberikan
jaminan penggantian biaya pengobatan dan operasi peserta
yang disebabkan oleh penyakit maupun kecelakaan. Dengan
mengikuti program Full Medicare, maka diharapkan rasa aman
dan terlindung dari halhal yang tidak terduga.
8. Takaful Al-Khairat + Tabungan Haji (Takaful Iuran Haji);program
bagi para karyawan yang bermaksud menunaikan ibadah haji
dengan

pendanaan

melalui

iuran

bersama

dan

keberangkatannya secara bergilir.


9. Takaful Perjalanan Haji dan Umrah; program ini diperuntukkan
bagi jamaah haji dan umrah yang bermaksud menyediakan
santunan untuk ahli waris jamaah bila peserta meninggal
sewaktu menjalankan ibadah haji atau umrah.
2. Produkproduk Asuransi Kerugian (general insurance)
a. Produkproduk Simple Risk
Produkproduk Simple Risk adalah jenisjenis produk asuransi umum
atau kerugian yang berdasarkan syariah, yang tingkat resiko dan
perhitungan secara teknis dalam prosukproduknya relative sederhana
(simpe) dan resiko standar tanpa perluasan jaminan. Umumnya jumlah
penutupan masih dalam batas Own Retention(OR) perusahaan, sehingga
survei resiko tidak mutlak diperlukan, antara lain:
1. Takaful Kebakaran (Fire Insurance); memberikan perlindungan
terhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai akibat terjadinya

11

kebakaran yang disebabkan percikan api, sambaran petir,


ledakan dan kejatuhan pesawat terbang berikut resiko yang
ditimbulkannya. Dan juga dapat diperluas dengan tambahan
jaminan polis yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan.
2. Takaful
Kendaraan
Bermontor
(Motor

Vehicle

Insurance);memberikan perlindungan terhadap kerugian dan


atau kerusakan atas kendaraan yang dipertanggungkan akibat
terjadinya

kecelakaan

yang

tidak

diinginkan

secara

sebagian (partial loss)maupun secara keseluruhan (total loss),


tindak pencurian, tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga,
pemogokan umum, kerusuhan, kecelakaan diri pengemudi dan
kecelakaan diri penumpang.
3. Takaful Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance); jaminan
kecelakaan yang bisa berakibatkan meninggal dunia akibat
kecelakaan, cacat tetap seluruhnya akibat kecelakaan, cacat
sebagian akibat kecelakaan dan penggantian biaya dokter, biaya
pengobatan rumah sakit akibat kecelakaan.
4. Takaful Aneka (General Accident Insurance); memberikan
perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai
akibat resikoresiko yang tidak dapat ditutup pada polispolis
Takaful yang telah ada.
b. Produkproduk Mega Risk
Produk Mega Risk adalah produkproduk kerugian yang berdasarkan
syariah, dimana tingkat resikonya sangat tinggi (high risk), sehingga
umumnya melebihi kapasitas reasuransi perusahaan dan dalam struktur
perhitungan teknisnya cukup rumit (complicated), antara lain:
1. Takaful

Kebakaran

(industrial

risk);

menjamin

objekobjek

dengan tingkat resio tinggi seperti : pabrik, pengilangan,


pergudangan, dan juga memberikan kebebasan peserta takafaul
untuk menggunakan polis yang sesuai dengan kebutuhan
penjaminan seperti property and pecuniary insurance (assurance
harta benda dan kepentingan keuangan).

11

2. Takaful

Rekayasa

(Engineering

insurance); memberikan

perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan sebagai


akibat yang berkaitan dengan pekerjaan pembangunan beserta
alatalat berat, pemasangan konstruksi baja/mesin dan akibat
beroperasinya mesin produksi serta tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga.
3. Takaful
Pengangkutan

(Cargo

Insurance);

memberikan

perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan pada


barangbarang atau pengiriman uang sebagai akibat alat
pengangkutnya mengalami musibah atau kecelakaan selama
dalam perjalanan melaui laut, udara atau darat.
4. Takaful Surety Bond (construction contract bond); memberikan
perlindungan terhadap kerugian yang terjadi pada pemilik
proyek atau pemberian fasilitas terhadap pelaksanaan kontrak
atau penerima fasilitas dalam menjalankan kontrak.
5. Takaful Rangka Kapal (Marine Hull Insurance); memberikan
perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan pada
rangka kapal dan mesin kapal akibat kecelakaan dan berbagai
bahaya lainnya yang dialami.
6. Takaful
Eenergi
(Oil
and

Gas

Insurance); memberikan

perlindungan terhadap kerugian akibat kecelakaan dan berbagai


bahaya lainnya yang dialami dalam pekerjaan pengeboran
minyak dan gas di darat maupun lepas pantai.
7. Takaful Tanggung Gugat (Liability Insurance); memberikan
jaminan atas kerugian peserta dari kemungkinan tuntunan ganti
rugi pihak lain yang disebabkan oleh keberadaan harta peserta
atau aktivitas bisnis peserta atau profesi peserta.5
C. MEKANISME KERJA ASURANSI SYARIAH
Di dalam operasional asuransi syariah yang sebenarnya terjadi adalah
saling bertanggung jawab, membantu dan melindungi diantara para
peserta sendiri. Perusahaan asuransi diberi kepercayaan (amanah) oleh
para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang
5 Muhammad Syakir Sula, Buku Panduan Pemasarna Grup Takaful, 2003, STI, hal
10 23
11

halal, memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi


fakta perjanjian tersebut.
Adapun proses yang dilalui seputar mekanisme kerja asuransi syariah
dapat diuraikan:
1. Underwriting
Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon
peserta yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk menentukan
besarnya premi. Underwriting asuransi syariah bertujuan memberikan
skema pembagian resiko yang proposional dan adil diantara para peserta.
Pada asuransi syariah underwriting berperan:
a. Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Proses seleksi yang
dilakukan oleh underwriting dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi
fisik

atau

kesehatan,

jenis

pekerjaan,

moral

dan

kebiasaan,

besarnya nilai pertanggungan, dan jenis kelamin.


b. Memutuskan meneriama atau tidak risiko-risiko tersebut.
c. Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk
memastikan peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko,
menetapkan besarnya jumlah pertanggungan, lamanya waktu
asuransi, dan plan sesuai dengan tingkat risiko peserta.
d. Mengenakan biaya upah (ijarah/fee) pada dana kontribusi peserta.
e. Mengamankan profit morgin dan menjaga agar perusahaan asuransi
tidak rugi.
f. Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat
berkembang.
g. Menghindari anti seleksi.
h. Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada
dalam ketentuan tarif, penyebaran resiko dan volume, dan hasil
survei.6
2. Polis
Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi
peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Polis asuransi merupakan
6 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana,
2009), hal. 273-274
11

bukti auntetik berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi. Unsurunsur yang harus ada dalam polis adalah:
a. Deklarasi, memuat data yang berkaitan dengan peserta seperti
nama, alamat, jenis dan lokasi objek asuransi, tanggal dan
jangka waktu penutupan, perhitungan dan besarnya premi serta
informasi lain yang diperlukan.
b. Perjanjian asuransi, memuat pernyataan perusahaan asuransi
menyatakan kesanggupannya mengganti kerugian atas objek
asuransi apabila terjadi kerusakan.
c. Pernyataan polis, memuat kondisi

objek,

batas

waktu

pembayaran premi, permintaan pembatalan polis, prosedur


pengajuan klaim, asuransi ganda, subrogasi.
d. Pengecualian, memuat penyebutan dengan jelas musibah apa
saja yang tidak ditutup atau diluar penutupan asuransi.
e. Kondisi
pertanggungan,
memuat
kondisi
objek

yang

diasuransikan.
f. Polis ditandatangani oleh perusahaan asuransi.
3. Premi (Kontribusi)
Premi

asuransi

bagi

peserta

secara

umum

bermanfaat

untuk

menentukan besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan


kebajikan atau dana klaim terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan
terjadinya klaim, menambahkan investasi pada masa yang akan datang.
Sedangkan bagi perusahaan premi berguna untuk menambah investasi
pada suatu usaha untuk dikelola.
4. Pengelolaan dana asuransi (Premi)
Pengelolaan dana asuransi (premi) dapat dilakukan dengan akad
mudharabah, mudharabah musyarakah, atau wakalah bil ujrah. Pada akad
mudharabah, keuntungan perusahaan asuransi syariah diperoleh dari
bagian keuntungan dana dari investasi (sistem bagi hasil). Para peserta
asuransi syariah berkedudukan sebagai pemilik modal dan perusahaan
asuransi syariah berfungsi sebagai pihak yang menjalankan modal.
Pada akad mudharabah musyarakah, perusahaan asuransi bertindak
sebagai mudharib yang menyertakan modal atau dananya dalam investai
11

bersama dana para peserta. Perusahaan dan peserta berhak memperoleh


bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari investasi. Sedangkan pada
akad wakalah bil ujrah, perusahaan berhak mendapatkan fee sesuai
dengan kesepakatan.7
Dalam mendeskripsikan tentang cara atau mekanisme kerja asuransi
syariah ini, akan dibagi kepada dua pembahasan pokok sesuai dengan
pembagian asuransi syariah itu sendiri, yakni asuransi syariah keluarga
dan asuransi umum.
1. Mekanisme Kerja Asuransi Keluarga
Mekanisme asuransi keluarga ini diawali oleh terjadinya akad atau
transaksi antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi. Akad
tersebut

dilakukan

sesuai

dengan

produk

asuransi

yang

akan

dimanfaatkan oleh peserta asuransi. Untuk satu produk asuransi akan


dilakukan satu akad. Pada saat akad berlangsung peserta asuransi harus
sudah menentukan produk asuransi yang akan diambil. Setelah akad
berlangsung, maka dalam asuransi keluarga diatur menurut sebagai
berikut:
a. Peserta asuransi syariah bebas memilih salah satu jenis syariah
keluarga yang ada dengan ketentuan umur peserta antara 18
sampai dengan 50 tahun dengan masa pembayaran klaim
berakhir sebelum mencapai umur 60 tahun.
b. Perusahaan asuransi syariah dan peserta asuransi syariah
mengadakan perjanjian mudharobah (bagi hasil), yang sekaligus
dinyatakan pula hak dan kewajiban diantara kedua belah pihak.
c. Setiap peserta asuransi syariah menyerahkan premi asuransi
yang dapat dilakukan secara bulanan, kuartalan, setengah
tahunan,

atau

tahunan.

Premi

yang

diserahkan

dengan

kemampuan peserta, tetapi tidak boleh kurang dari jumlah


minimal yang ditetapkan perusahaan asuransi.
2. Mekanisme Kerja Asuransi Syariah Umum

7 Ibid,Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, hal. 90.


11

Mekanisme kerja asuransi syariah umum juga diawali oleh terjadinya


akad atau transaksi antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi.
Setelah akad berlangsung, maka dalam asuransi syariah umum diatur
menurut aturan sebagai berikut:
a. Peserta

dapat

terdiri

dari

perorangan,

perusahaan,

lembaga/yayasan/badan hukum, atau yang lainnya.


b. Perjanjian kerjasama antara perusahaan asuransi dan peserta
asuransi

syariah

umum

dilakukan

berdasarkan

prinsip

mudharobah.
c. Besarnya nominal premi tergantung dari jenis asuransi yang
dipilih. Setoran premi dilakukan sekaligus pada awal kontrak
dibuat. Jangka waktu pertanggungan adalah satu tahun, dan
harus diperbarui jika kontrak hendak diperpanjang untuk tahun
berikutnya.
d. Premi asuransi dikumpulkan dalam satu kumpulan dana yang
kemudian diinvestasikan dalam proyek atau pembiayaan lainnya
sejalan dengan syariah.
e. Keuntungan dari investasi akan dikreditkan ke dalam kumpulan
dana peserta.
f. Jika terjadi musibah

atas

harta

benda

peserta

yang

diasuransikan, maka perusahaan asuransi membayarkan ganti


rugi kepada peserta tersebut dengan dana yang diambil dari
kumpulan dana peserta asuransi syariah umum.
g. Biaya-biaya yang diperlukan oleh perusahaan asuransi diambil
dari kumpulan dana peserta. Jika masih terdapat terdapat
kelebihan dana akan dibayarkan kepada peserta dan perusahaan
asuransi menurut prinsip mudharobah.8

8 Drs. Yadi Janwari, M.Ag., Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2005), hal. 71-82
11

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan:


1.

Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di


antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi

2.

resiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.
Produk-produk asuransi syariah meliputi:
a. Produk asuransi jiwa yang terdiri dari produk individu yang ada
unsur tabungan (saving), produk individu (non saving) dan
produk-produk kumpulan.
b. Produk asuransi kerugian yang terdiri dari produk simple risk dan
produk mega risk.

11

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan. 2004. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta:


Kencana.
Iqbal, Muhaimin. 2006. Asuransi Umum Syariah. Jakarta: Gema
Insani.
Janwari, M.Ag., Drs. Yadi. 2005. Asuransi Syariah. Bandung: Pustaka
Bani Quraisy.
Muslehuddin, Mohammad.

1997. Asuransi dalam

Islam. Jakarta:

Bumi Aksara.
Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta: Kencana.
Syakir Sula, Muhammad. 2003. Buku Panduan Pemasarna Grup
Takaful,ST.

11

You might also like