Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Ayi Solehudin : 1287264
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kita sebagai manusia tak seorang pun mengetahui tentang apa yang
akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan
berbagai alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh
dengan ketidakpastian. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang
hanya dapat direkayasa semata.
Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang
misalnya kematian, sakit atau dipecat dari pekerjaan. Dalam bisnis yang
dihadapi dapat berupa resiko kebakaran, kerusakan atau kehilangan.
Setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Maka diperlukan perusahaan
yang mau menanggung resiko tersebut yaitu perusahaan asuransi. Di
bidang bisnis inilah asuransi semakin berkembang, terutama dalam hal
perlindungan
terhadap
barang-barang
perdagangannya.
Namun,
karena
itu
11
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH
Sebelum kita melangkah pada pembahasan inti yaitu produk dan
mekanisme kerja asuransi syariah, ada baiknya kita paparkan terlebih
dahulu mengenai pengertian asuransi syariah itu sendiri. Kata asuransi
berasal dari bahasa Inggris, insurance yang menurut Echols dan Shadilly
memaknai dengan asuransi dan jaminan.1
Menurut Muhammad Muslehuddin, asuransi adalah persiapan yang
dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian
kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila kerugian itu
menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota perkumpulan
tersebut, maka kerugian tersebut akan ditanggung bersama.2
Dalam Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD) pasal 246 dijelaskan
bahwa yang dimaksud asuransi atau pertanggungan adalah timbal balik,
dengan mana seorang penanggung mengikat diri kepada seorang
penanggung,
penggantian
dengan
menerima
kepadanya,
kerena
suatu
premi,
untuk
suatu
kerugian,
memberikan
kerusakan,
atau
1 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hal, 57
2 Mohammad Muslehuddin, Asuransi dalam Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal. 3
11
Asuransi
Syariah
bagian
pertama
menyebutkan
pengertian
atau
spekulasi)
individu
yang
ada
unsur
tabungan
(saving)
Produkproduk individu ada unsur tabungan (saving) artinya suatu
produk yang diperuntukan untuk perorangan dan dibuat secara khusus,
3 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2006), Hal. 2
11
rupiah
dan
U$
Dollar
sebagai
dana
investasi
yang
inap dan operasi bila peserta sakit dan kecelakaan dalam masa
perjanjian.
2. Takaful Al-Khairat Individu; program ini diperuntukkan bagi
perorangan yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli
waris bila peserta mengalami musibah kematian dalam masa
perjanjian.
c. Produk-produk Kumpulan
Adalah produk yang didesain dalam jumlah peserta relative banyak
dan dalam struktur produknya ada yang mengandung unsur tabungan
(saving) dan ada yang tidak mengandung unsur tabungan. Produk
produk kumpulan yang tidak mengandung unsur tabungan diakhir masa
kontrak tidak ada bagi hasil atau pengambilan nilai tunai, karena
semuanya bersifat tabarru, antara lain:
1. Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan; bentuk kumpulan yang
ditujukkan untuk perusahaan, organisasi/perkumpulan yang
bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan/anggota
apabila mengalami musibah karena kecelakaan dalam masa
perjanjian.
2. Takaful Kecelakaan Siswa; bentuk kumpulan yang ditujukkan
kepada sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan nonformal
yang
bermaksud
menyediakan
siswa/mahasiswa/pesertanya
apabila
santunan
kepada
mengalami
musibah
perlindungan
kumpulan
yang
bentuk
perlindungan
kumpulan
yang
pendanaan
melalui
iuran
bersama
dan
11
Vehicle
kecelakaan
yang
tidak
diinginkan
secara
Kebakaran
(industrial
risk);
menjamin
objekobjek
11
2. Takaful
Rekayasa
(Engineering
insurance); memberikan
(Cargo
Insurance);
memberikan
Gas
Insurance); memberikan
atau
kesehatan,
jenis
pekerjaan,
moral
dan
kebiasaan,
bukti auntetik berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi. Unsurunsur yang harus ada dalam polis adalah:
a. Deklarasi, memuat data yang berkaitan dengan peserta seperti
nama, alamat, jenis dan lokasi objek asuransi, tanggal dan
jangka waktu penutupan, perhitungan dan besarnya premi serta
informasi lain yang diperlukan.
b. Perjanjian asuransi, memuat pernyataan perusahaan asuransi
menyatakan kesanggupannya mengganti kerugian atas objek
asuransi apabila terjadi kerusakan.
c. Pernyataan polis, memuat kondisi
objek,
batas
waktu
yang
diasuransikan.
f. Polis ditandatangani oleh perusahaan asuransi.
3. Premi (Kontribusi)
Premi
asuransi
bagi
peserta
secara
umum
bermanfaat
untuk
dilakukan
sesuai
dengan
produk
asuransi
yang
akan
atau
tahunan.
Premi
yang
diserahkan
dengan
dapat
terdiri
dari
perorangan,
perusahaan,
syariah
umum
dilakukan
berdasarkan
prinsip
mudharobah.
c. Besarnya nominal premi tergantung dari jenis asuransi yang
dipilih. Setoran premi dilakukan sekaligus pada awal kontrak
dibuat. Jangka waktu pertanggungan adalah satu tahun, dan
harus diperbarui jika kontrak hendak diperpanjang untuk tahun
berikutnya.
d. Premi asuransi dikumpulkan dalam satu kumpulan dana yang
kemudian diinvestasikan dalam proyek atau pembiayaan lainnya
sejalan dengan syariah.
e. Keuntungan dari investasi akan dikreditkan ke dalam kumpulan
dana peserta.
f. Jika terjadi musibah
atas
harta
benda
peserta
yang
8 Drs. Yadi Janwari, M.Ag., Asuransi Syariah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2005), hal. 71-82
11
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
2.
resiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.
Produk-produk asuransi syariah meliputi:
a. Produk asuransi jiwa yang terdiri dari produk individu yang ada
unsur tabungan (saving), produk individu (non saving) dan
produk-produk kumpulan.
b. Produk asuransi kerugian yang terdiri dari produk simple risk dan
produk mega risk.
11
DAFTAR PUSTAKA
Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.
Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta: Kencana.
Syakir Sula, Muhammad. 2003. Buku Panduan Pemasarna Grup
Takaful,ST.
11