Ekstrak daun salam (Syzygii polyanthii folium) dibuat dengan
menggunakan metode ekstraksi maserasi, yaitu dengan merendam
simplisia ke dalam pelarutnya selama 3 hari pada suhu kamar. Standarisasi ekstrak dilakukan dengan parameter nonspesifik (Susut pengeringan, bobot jenis, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, dan cemaran mikroba) dan parameter spesifik (Identitas, organoleptik, senyawa yang terlarut dalam pelarut). Selain itu dilakukan uji kandungan kimia ekstrak dengan pola kromatogram (KLT) dan penentuan kadar total kandungan kimia (flavonoid) dengan spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil standarisasi, diperoleh nilai susut pengeringan yaitu 1,87%, berat jenis 1,05 g/ml, kadar air 3%, kadar abu total 15,58%, kadar abu tidak larut asam 11,69%, cemaran mikroba 21,8 x 105 koloni/g, kadar sari larut air 70%, kadar sari larut etanol 57,5%, faktor retensi (Rf) 0,62, dan uji kadar total golongan kandungan kimia (flavonoid) yaitu 126,786%. Setelah distandarisasi, ekstrak yang mengandung kuersetin yang berfungsi sebagai antioksidan produksi menjadi sediaan suspensi. Sediaan suspensi ini kemudian dievaluasi dengan memeriksa pH, viskositas, organoleptik, dan tes kebocoran botol. Dimana pada uji organoleptik, warna sediaan tidak sesuai dengan warna sediaan yang seharusnya, yaitu merah. Kata kunci: Syzygium, polyanthum, ekstraksi, standarisasi. The extraction of Bay leaf (Syzygii polyanthii folium) had been done with maceration extraction method, by soaking teh crude drug into its solvent for 3 days in roon temperature. Standardization of extract had been done using nonspesific parameter (Drying shrinkage, density, ......., total ash level, acid insoluble ash level, and microbes contamination) and spesific parameter (Identity, organoleptic, compound which soluble in solvent). Moreover,