You are on page 1of 11

Bagian belakang Poop deck harus terdapat ruang terbuka paling kurang 5 meter dari

stern untuk memberi ruang yang cukup bagi penempatan mesin-mesin geladak pada
bagian buritan, seperti capstan, bollard, winch, emergency exit ruang kemudi.
Bagian depan blok akomodasi biasanya merupakan penerusan dari sekat depan kamar
mesin.
Lambung kapal dibagi secara melintang oleh sekat-sekat.

Main deck, area antara sekat depan blok akomodasi dan sekat tubrukan digunakan
untuk lubang palka (cargo hatches) dan rumah geladak (deck houses), lubang
palka harus memiliki panjang total sebesar 0,5 LBP, lebar lubang palka dibuat
selebar mungkin untuk memudahkan bongkar muat dan menghindari kerusakan
muatan, lebar palka 0,8 Bmld harus bisa dicapai. Tinggi lubang palka (hatches)
ditentukan oleh type penutup palka (hatch cover), type cargo dan total volume
cargo yang diinginkan, tinggi minimum hatch sekitar 1,1 meter, panjang hatch
(lubang palka), panjang ruang penyimpanan hatch cover (penutup palka), gang
(walkways) dari sisi kiri kapal (port side) ke sisi kanan kapal (starboard side), dan
panjang rumah geladak (deck house) harus didesain secara layak/sesuai.
Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore castle deck harus memiliki
lebar yang cukup untuk instalasi windlass dan mesin-mesin/peralatan lainnya yang
berhubungan dengan mooring (penambatan) dan anchoring (jangkar), kebutuhan
lebar fore castle akan tercukupi bila gading (frame) 5% LBP dibelakang Fpmemiliki
lebar pada fore castle selebar (0,5 hingga 0,6) Bmld. Poop deck akan memiliki

lebar yang cukup bila pada ujung belakang geladak memiliki lebar (80% hingga
95%) Bmld.
Jumlah dan komposisi ABK akan tergantung dari
Ukuran Kapal (BRT)
Type Kapal (Tanker, dry Cargo, Passanger Ship etc.)
Tingkat otomatisasi Mesin Penggerak
Radius dan wilayah pelayaran
Kapal Eropa pada umumnya memiliki 22-24 ABK
Kapal Asia di Perairan Internasional memiliki 28-36 ABK
Kapal penyusur pantai (Coaster) memiliki ABK yang lebih kecil
Komposisi ABK/Crew
Deck crew
Engine crew
Service crew
Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley ( dapur ).
Dry Provision Room
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang
tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan
pantry.
Cold Storage Room
Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut
tetap segar dan baik selama pelayaran.
Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan
Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22
C.
Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12

o
o
C.
Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah ( 0,8
s/d 1 ) m
.
Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
Luas lantai 0,5 m
2
/ ABK.
Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap
debu dan asap.
Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara
galley dengan sleeping room.
Ruang Kemudi ( Wheel House )
Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan

dan ke samping tidak teralang ( visibility 360


o
).
Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal,
untuk mempermudah waktu berlabuh.
Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
II.1. Rencana Umum ( General Arrangement )
Desain General Arrangement harus mempertimbangkan kesesuaian dengan rencana
garis yang telah dikembangkan, kesesuaian terhadap DWT, kapasitas dan kecepatan
yang dibutuhkan.
General Arrangement digunakan untuk beberapa kegunaan, tidak hanya sekedar

menunjukan jenis kapal dan featurenya , Galangan kapal juga menggunakan untuk
membuat kalkulasi awal biaya pembangunan kapal serta sebagai dasar untuk membuat detail
drawing.
Kapal-kapal modern dengan bebrapa perkecualian seperti kapal ikan, kapal tunda
dsbnya. Dibangun tanpa sheer, untuk menjamin kebutuhan freeboard yang disyaratkan oleh
regulasi, kompensasi bisa dilakukan dengan menambah tinggi geladak pada tengah kapal,
kebutuhan freeboard yang lebih tinggi bisa dilakukan dengan menambah tinggi poop deck dan
atau forecastle deck. Tinggi geladak accomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter untuk
memastikan kecukupan head room untuk ABK atau penumpang setelah dikurangi tinggi beam
serta kabel dan pipa ventilasi dll.
Geladak akomodasi sebaiknya dibangun tanpa camber untuk memudahkan
pemasangan furniture, blok akomodasi sedapat mungkin dibangun dengan dinding
yang lurus tanpa kurvature.
Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat berjalan dengan
lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300 hingga 400 mm untuk penyimpanan tangga
akomodasi.
Rencana umum atau general arangement dari suatu kapal dapat didefinisikan sebagai
penentuan dari ruangan kapal untuk segala kegiatan ( fungsi ) dan peralatan yang dibutuhkan
sesuai dengan letak dan jalan untuk mencapai ruangan tersebut. Sehingga dari batasan diatas, ada
4 langkah yang harus dikerjakan, yaitu :
- Menetapkan ruangan utama.
- Menetapkan batas batas dari setiap ruangan.
- Memilih dan menempatkan perlengkapan dan peralatan
dalam batas dari ruangan tersebut.
- Menyediakan jalan untuk menuju ruangan tersebut
II.2. Ruangan-Ruangan Utama
Pembagian ruangan ruangan utama ( main spaces ) yakni :
1. Ruangan Muatan.
2. Ruangan mesin.
3. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang.
4. Ruang Navigasi.

5. Tangki tangki.
6. Ruangan lainnya
1. Ruangan Muatan : ( cargo spaces ).
Menentukan kebutuhan volume ruang muatan berdasarkan jenis, jumlah dan
specific volume dari muatan yang akan diangkut. Menentukan panjang ruang muatan dan
letak ruangan muatan kapal. Menentukan jumlah dan letak dari transverse watertight
bulkhead berdasarkan perhitungan flodable length ( watertght subdivision ) dengan
memperhitungkan rules klasifikasi mengenai hal ini, termasuk ketentuan mengenai
collision bulkhead ( Forepeak bulkhead ) dan after peak bulkhead ( stuffing box bulkhead).
Menentukan tinggi double bottom berdasarkan peraturan klasifikasi. Menentukan frame
spacing berdasarkan peraturan klasifikasi. Menentukan jumlah dan tinggi geladak antara
( tween deck ) dengan memperhatikan jenis dari muatan yang diangkut kapal. Menentukan
jumlah dan ukuran serta letak dari hatchways ( lubang palkah ). Menentukan jumlah,
kapasitas dan letak dari ventilator Trunk
2. Ruangan Mesin : ( Machinery spaces ).
Menentukan letak ruang mesin ( ditengah kapal, dibelakang kapal atau diantara
tengah dan belakang kapal ) dengan mempertimbangkan jenis muatan, volume ruang
muatan, ballast dan trim dan lain lain. Menentukan kebutuhan volume ruangan mesin dan
panjang ruang mesin dengan memperhatikan ukuran mesin induk dan layout kamar mesin.
Menentukan ukuran mesin induk berdasarkan jenis, jumlah tenaga dan putaran mesin.
Menentukan secara garis besar lay out dari kamar mesin ( letak mesin induk, mesin
mesin bantu dan lain lain peralatan utama ). Menentukan tinggi pondasi mesin dengan
memperhatikan tinggi double bottom dan tinggi propeller shaft ( sumbu baling baling ).
Menentukan letak dan ukuran dari engine opening engine room skylight dan funnel
( cerobong ), dengan memperhatikan juga means of scape. Untuk lay out dari kamar
mesin perlu juga di perhatikansettling dan service tanks.
3. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang :
Menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas, dan ukuran dari ruangan ruangan
berikut ( termasuk perlengkapan didalamnya ) berdasarkan tingkatan dan jumlah anak buah

kapal dan penumpang dengan memperhatikan super structure dan deck house yang
tersedia.
- Sleeping room.
- Mess room ( dining room ).
- Washing accommodation.
- Hospital.
- Galley dan provision store.
- Acces ( jalan ), ladder dan stairs
4.

Ruangan navigasi
Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi :
-Wheel house.
-Chart room.
- Radio room.
Dalam hubungan dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis dan jumlah dari
lampu navigasi yang dibutuhkan.

5. Tangki tangki
Menentukan letak dan volume dari tangki tangki ( yang merupakan bagian dari
badan kapal ) berikut :
- Tangki ballast.
Tangki air tawar, yang didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan penumpang
dan radius pelayaran.
- Tangki bahan bakar
yang didasarkan atas fuel consumption dan besarnya tenaga mesin serta radius pelayaran
kapal. Pada umumnya dibedakan antara jenis bahan bakar H.V.F ( Heavy Viscousity Fuel)
dan diesel oil.
- Tangki minyak pelumas yang didasarkan atas kebutuhan minyak pelumas. Tangki muatan
cair ( deep tanks untuk palm oil, latex, glyserine dan lainlain ).
6. Ruangan ruangan lain :

Steering gear compartment, menentukan letak dan ukuran ruangan jenis,


kapasitas dan ukuran steering gear yang dipakai yang didasarkan atas momen torsi dari
kemudi ( yang tergantung dari luas kemudi displacement dan kecepatan kapal ). Juga
dengan memperhatikan persyaratan SOLAS convention 1969 / 1974. Untuk ruangan
akomodasi perlu diperhatikan jenis, jumlah dan ukuran dari side scuttle ( jendela kapal =
side lights ) dan ukuran dari pintu.

Menentukan lokasi dari ruangan untuk Emergency

Source of Electrical Power. Menentukan lokasi dari CO2 room. Menentukan ruangan
ruangan berikut : Lamp store, paint store, rope store, electrical store,boatswain store etc.
Peralatan bongkar muat : Menentukan jenis peralatan bongkar muat, jumlah, kapasitas dan
ukuran dari derrick boom, mast, cargo winch yang didasarkan atas beban dari alat alat
bongkar muat ( S.W.L. = Safe Working Load ), berikut penempatan dari peralatan bongkar
muat tersebut.
Life boat dan launching devices : Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dan
ukuran life boat serta penempatannya yang didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan
penumpang serta lokasi dari tempat tinggal anak buah kapal dan penumpang diatas kapal.
Menentukan jenis launching devices ( dewi dewi = davits ), ukuran dan kapasitasnya
yang didasarkan atas berat life boat dan cara peluncurannya.
Peralatan Tambat : Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dari peralatan tambat
berikut beserta penempatannya diatas kapal : Windlass ( mesin jangkar = anchor winch )
Bollard ( bolder ).

Warping winch. Port gangway ( tangga kapal ). Mooring capstan.

Menentukan ukuran jangkar, rantai jangkar dan tali temali kapal yang di gabung atas
equipment number dari peraturan klasifikasi.

Menentukan ukuran dan letak dari

chainlocker (kotak rantai)


II.3. Sekat dan Double Bottom
Sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi haluan) berjarak (0,05 0,08)
LBP dari FP, untuk kapal penumpang berjarak 0,05 LBP + 3,5 meter, sekat tubrukan harus
menerus hingga main deck lebih lanjut hingga ke Fore castle deck, bukaan yang terdapat pada
sekat antara main deck dan fore castle deck harus ditutup dengan pintu kedap air.
Propeller post pada stern ujung belakang dari bagian lambung bawah air- harus
memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller post yang sesuai berjarak

antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada bagian ini seringkali dibuat stern bulb untuk
meningkatkan kinerja propelleratau bahkan bentuk stern asimetri.
Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang mesin paling
kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat ini haris menerus hingga
poop deck.
Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang untuk memberi
kapasitas ruang muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi sekat depan kamar mesin
berjarak 17% hingga 22% didepan AP, lokais sekat ini pada satu sisi tergantung dari panjang
mesin pada sisi lain tergantung pada fullness (kegemukan) kapal, kapal-kapal high
blok(gemuk) memberikan ruang yang lebih besar pada lantainya dibanding dengan kapal
langsing.
Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan
keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk sekat
tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk
- Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan sekat di Ruang
muat)
- Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan sekat pada

ruang muat)

selanjutnay untuk setiap penambahan panjang 20 meter diperlukan tambahan sekat 1 (satu)
buah
Double Bottom, Untuk kapal dengan panjang tidak lebih dari 50 meter tidak
disyaratkan adanya Double bottom, untuk kapal yang besar klasifikasi mensyaratkan double
bottom mulai dari sekat tubrukan hingga sekat tabung buritan (stern tube bulkhead) , tinggi
Double bottom adalah h= 0,35 + 0,045 B, untuk alasan praktis dimana orang bisa bekerja
didalamya, tinggi double bottom paling tidak adalah 0,75 meter. Pada kamar mesin, tinggi
double bottom disesuaikan dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada umumnya
lebih tinggi dibanding double bottom yang ada di ruang muat.
Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan untuk air tawar,
ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air minum, Minyak pelumas hanya dapat
disimpan di double bottom bila kapal memiliki separator (purifier) untuk menghindari
kontaminasi air laut dan atau kotoran lainnya. Semua tangki ballast harus bersih, tidak bisa
digunakan untuk untuk bahan bakar atau minyak pelumas, antara tangki minyak dan tangki air

harus dipisahkan oleh koferdam untuk menghidari kontaminasi akibat kebocoran, Peak tanks
(tangki ujung) depan dan belakang hanya digunakan sebagai tangki ballast dan tangki trim.
II.4. Blok Akomodasi
Pada saat kita mendesain blok akomodasi kapal cargo hal utama yang harus
diperhatikan adalah jumlah geladak dimana blok akomodasi berada, pertimbangannya adalah
adanya visibilitas dari wheelhouse ke forecastle deck dan atau melampaui hambatan
maximum visibilitas yang diakibatkan oleh kontainer.
A. Cabin ( Ruang Tidur )
Cabin harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang kapal.
Direncakan ruang tidur :
- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.
- Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio Operator.
- Boat deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer dan Dokter.
- Poop deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan Electrician dan
-

Quarter Master.
Main deck terdapat ruang tidur Chief Cook, Assistant Cook, Oiler, Fireman, Boatswain,

Seaman, Steward dan Boys.


Tidak boleh ada hubungan langsung ( opening ) di dalam ruang tidur dari ruang
muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint room dan dry room ( ruang

1.
2.
3.

pengering ).
Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m 2 untuk kapal di atas
3000 BRT.
Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m.
Perabot dalam ruang tidur :
Ruang tidur kapten:
- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar,
- TV, kamar mandi, bathtub, shower, wash basin dan WC.
Ruang tidur perwira:
- Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar,
- kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
Ruang tidur Bintara:
- Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal tempat tidur
- susun untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.

B. Ruang Makan ( Mess Room )


- Harus cukup menampung seluruh ABK.
- Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk
perwira dan bintara.

Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley ( dapur ).

C. Sanitary Accomodation
- Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
- Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di
-

tempat itu.
Toilet dan shower untuk deck departement, catering departement harus disediakan
terpisah.
Fasilitas sanitari minimum:
1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
1 WC untuk 8 orang atau kurang.
1 Wash basin untuk 6 orang atau kurang.

D. Dry Provision and Cold Storage Room


- Dry Provision Room
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak
-

memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.


Cold Storage Room
1. Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar
2.
3.
4.
5.

dan baik selama pelayaran.


Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan
Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22 C.
Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12 C.
Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah ( 0,8 s/d 1 )

m2.
E. Dapur ( Galley )
- Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
- Luas lantai 0,5 m2 / ABK.
- Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap.
- Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan
sleeping room.
F. Ruang Navigasi ( Navigation Room )
Ruang Kemudi ( Wheel House ) :
- Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping
-

tidak teralang ( visibility 360 ).


Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal,

mempermudah waktu berlabuh.


Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.

untuk

G. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical Power (ESEP)

Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising

mengganggu.
Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 atau kapal mengalami trim
10

akan

You might also like