You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama/NPM
: Nadira Putri Pinasthika/1306370814
Fak./Prog. Studi
: Teknik/Teknologi Bioproses
Grup&Kawan Kerja : Grup B8
- Pratiwi Rostiningtyas Lusiono
- Pradityo Nur Oktoviarto
- Nurfitriana Tri Utami
- Nuradityatama
- Rafky Muhammad Afdhallah
- Randa Adi Saputra
- Nur Annisamatin

No&Nama Percobaan : KR-01 Disipasi Kalor Hot Wire


Minggu Percobaan : Pekan 1
Tanggal Percobaan : Jumat, 28 Februari 2014
Nama Asisten

: Rizal Ferdiansyah

Laboratorium Fisika Dasar


UPP IPD
Universitas Indonesia
I. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui besar kalor yang hilang
(disipasi kalor) dengan menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran
udara
II. Alat dan Bahan
a. Kawat pijar (hotwire)
b. Fan
c. Voltmeter dan Ampmeter
d. Adjustable power supply
e. Camcorder
f. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori
Jumlah kalor yang hilang pada suatu sistem dapat diketahui dengan
menggunakan suatu alat. Alat ini bernama anemometer. Anemometer adalah
alat yang digunakan untuk menghitung kecepatan aliran udara. Anemometer
biasanya menggunakan satuan meteorology berupa Knot (Skala Beaufort).
Namun pada umumnya, anemometer menggunakan satuan meter per detik ( m/s).
Untuk satuan arah anginnya adalah 00-3600. Posisi 00 menunjukkan arah
Utara. Jenis-jenis anemometer ada bermacam-macam. Salah satunya adalah
anemometer thermal.
Anemometer thermal adalah salah satu jenis anemometer yang
digunakan untuk menghitung kecepatan fluida (angina) sesaat. Prinsip kerja
dari anemometer thermal ini berdasarkan jumlah kalor yang berpindah secara
konvektif dari sensor ke lingkungan di sekitar sensor. Besarnya kalor yang
berpindah dari sensor ke lingkungan berhubungan langsung dengan kecepatan
fluida.
Bentuk anemometer yang biasa digunakan adalah jenis Silinder (hotfilm
atau hotwire). Hotwire adalah jenis anemometer yang menggunakan kawat

pijar berukuran sangat kecil yang diberikan panas. Fungsi hotwire selain untuk
menghitung kecepatan fluida juga digunakan untuk mendeteksi temperatur.
Bentuk dari hotwire adalah kawat tipis yang bersifat konduktor dan
ditempelkan pada substrat yang bersifat isolator. Sensor hotwire memiliki
respon frekuensi yang tinggi dalam mendeteksi kecepatan angina sesaat
ataupun kecepatan angina rata-rata. Bahan yang umum digunakan untuk
hotwire adalah tungsten dan platina, platina-iridium dan platian-rodium.
Ada tiga metode dalam pengoperasian hotwire ini, yaitu constant
current anemometer (CCA), constant temperature anemometer (CTA),
constant voltage anemometer (CVA). Prinsip CTA adalah mempertahankan
suhu yang konstan di atas suhu lingkungan. Anemometer termal CTA
membutuhkan sensor kompensasi suhu karena perpindahan panas bergantung
pada perbedaan suhu antara sensor yang dipanasi dengan lingkungan. Sensor
kompensasi suhu ini akan menganalisis suhu lingkungan, dan sebuah rangkaian
elektronik yang menghitung jumlah selisih suhu sensor agin dengan suhu
lingkungan. Pemberian daya (pemanasan) pada sensor angina yang semakin
besar, akan menunjukkan disipasi kalor yang besar pula.
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial
saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang
disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke
sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan
didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang
terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe
tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
P=v . I . t (1)

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat
sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara
yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus
listrik

yang

mengalir

juga

berubah.

Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio
yang dirumuskan sebagai :
Overheat ratio=

Rw
Ra

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).


Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang
menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan
kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh,
kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi
menggunakan

persamaan

tersebut.

Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan


polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada
temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara
dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan
divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190
dari daya maksimal 230 m/s.

IV. Cara Kerja


1. Mengaktifkan web cam ! (mengklik icon video pada halaman web r-Lab) !
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik
pilihan drop down pada icon atur kecepatan aliran.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button
pada icon menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara
mengklik icon ukur.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan
230 m/s !

V. Data Hasil Pengamatan

Data untuk kecepatan aliran udara 0 m/s


Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecepatan Udara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

V-HW
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112

I-HW
54.6
54.5
54.0
53.9
53.9
54.2
54.6
54.5
54.0
53.9

Data untuk kecepatan aliran udara 70 m/s


Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecepatan Udara
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70

V-HW
2.067
2.066
2.068
2.066
2.067
2.065
2.067
2.066
2.066
2.065

I-HW
54.1
54.3
54.9
55.6
55.3
54.6
54.2
54.3
54.9
55.6

Data untuk kecepatan aliran udara 110 m/s


Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecepatan Udara
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110

V-HW
2.048
2.048
2.048
2.049
2.049
2.050
2.049
2.048
2.049
2.049

I-HW
56.0
55.2
54.6
54.4
54.7
55.4
56.0
55.8
55.0
54.5

Data untuk kecepatan aliran udara 150 m/s


Waktu

Kecepatan Udara

V-HW

I-HW

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

2.042
2.043
2.042
2.042
2.041
2.041
2.041
2.041
2.041
2.041

55.3
54.6
54.5
55.1
56.0
56.2
55.5
54.7
54.5
54.8

Data untuk kecepatan aliran udara 190 m/s


Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecepatan Udara
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190

V-HW
2.037
2.037
2.037
2.037
2.037
2.037
2.036
2.037
2.037
2.037

I-HW
55.1
55.8
56.4
56.1
55.4
54.8
54.6
54.8
55.6
56.3

Data untuk kecepatan aliran udara 230 m/s


Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kecepatan Udara
230
230
230
230
230
230
230
230
230
230

V-HW
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034

I-HW
55.0
54.7
54.6
54.8
55.3
55.9
56.5
56.4
56.0
55.2

VI. Pengolahan Data dan Evaluasi

Grafik Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan Waktu


2.5
2
1.5
Tegangan (v)

0 m/s

1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Grafik Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan Waktu


2.07
2.07
2.07
Tegangan (v)

2.07

70 m/s

2.07
2.06
2.06
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Grafik Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan Waktu


2.05
2.05
2.05
2.05

110 m/s

Tegangan (v) 2.05


2.05
2.05
2.05
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Grafik Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan Waktu


2.04
2.04
2.04
2.04
Tegangan (v) 2.04

150 m/s

2.04
2.04
2.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Grafik Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan Waktu

190 m/s

Tegangan (v)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Grafik Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan Waktu


2.5
2
1.5
Tegangan (v)

230 m/s

1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Kecepatan Aliran Tegangan


Udara (m/s)
0

Rata (v)
2,112

70

2,0663

Rata-

110

2,0487

150

2,0369

190

2,0415

230

2,034

Grafik Hubungan Antara Tegangan Rata-Rata Hotwire dengan Kecepatan Aliran Udara
2.12
2.1
2.08
2.06
Tegangan Rata-Rata (v) 2.04
2.02
2
1.98
0

70 110 150 190 230

Kecepatan Aliran Udara (m/s)

y=mx +c
y = Tegangan rata-rata (v)
x = Kecepatan aliran udara (m/s)

X
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
70

Y
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.067

X2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4900

Y2
4.460544
4.460544
4.460544
4.460544
4.460544
4.460544
4.460544
4.460544
4.460544
4.460544
4.272489

XY
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
144.69

70
70
70
70
70
70
70
70
70
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
230
230
230
230
230
230
230

2.066
2.068
2.066
2.067
2.065
2.067
2.066
2.066
2.065
2.048
2.048
2.048
2.049
2.049
2.05
2.049
2.048
2.049
2.049
2.042
2.043
2.042
2.042
2.041
2.041
2.041
2.041
2.041
2.041
2.037
2.037
2.037
2.037
2.037
2.037
2.036
2.037
2.037
2.037
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034
2.034

4900
4900
4900
4900
4900
4900
4900
4900
4900
12100
12100
12100
12100
12100
12100
12100
12100
12100
12100
22500
22500
22500
22500
22500
22500
22500
22500
22500
22500
36100
36100
36100
36100
36100
36100
36100
36100
36100
36100
52900
52900
52900
52900
52900
52900
52900

4.268356
4.276624
4.268356
4.272489
4.264225
4.272489
4.268356
4.268356
4.264225
4.194304
4.194304
4.194304
4.198401
4.198401
4.2025
4.198401
4.194304
4.198401
4.198401
4.169764
4.173849
4.169764
4.169764
4.165681
4.165681
4.165681
4.165681
4.165681
4.165681
4.149369
4.149369
4.149369
4.149369
4.149369
4.149369
4.145296
4.149369
4.149369
4.149369
4.137156
4.137156
4.137156
4.137156
4.137156
4.137156
4.137156

144.62
144.76
144.62
144.69
144.55
144.69
144.62
144.62
144.55
225.28
225.28
225.28
225.39
225.39
225.5
225.39
225.28
225.39
225.39
306.3
306.45
306.3
306.3
306.15
306.15
306.15
306.15
306.15
306.15
387.03
387.03
387.03
387.03
387.03
387.03
386.84
387.03
387.03
387.03
467.82
467.82
467.82
467.82
467.82
467.82
467.82

230
230
230
7500

2.034
2.034
2.034
123.394

52900
52900
52900
1285000

4.137156
4.137156
4.137156
253.81153

467.82
467.82
467.82
15310.54

Keterangan: Baris paling terakhir adalah hasil penjumlahan dari setiap baris

m=

n . xy x . y
n . x 2( x)2

m=

60.15310,547500.123,394
60.12850007500.7500

m=0,000327
2

c=

x . y x . xy
2
2
n . x ( x)

c=

1285000.123,3947500.15310,54
60.12850007500.7500

c=2,097
y=0,000327 x+ 2,097

Tegangan

(Hasil Tegangan (Seharusnya)

Percobaan)
2,097
2,112
2,07411
2,0663
2,06103
2,0487
2,04795
2,0369
2,03487
2,0415
2,02179
2,034
Kesalahan Relatif Rata-Rata
Kesalahan Relatif =

Kesalahan Relatif
0,007%
0,003%
0,006%
0,005%
0,003%
0,006%
0,005%

Nilai SeharusnyaNilai Hasil Percobaan


100
Nilai Seharusnya

VII. Analisis
Pada percobaan kali ini menggunakan sistem online yang disebut RLab.
Rlab adalah semacam simulasi berbasis internet yang bisa diakses kapan saja.
Percobaan kali ini berjudul Disipasi Kalor Hotwire. Disipasi kalor secara
umum adalah jumlah kalot yang hilang dari suatu sistem ke lingkungan di
sekitarnya.

Percobaan disipasi kalor kali ini menggunakan alat bernama

hotwire. Hotwire adalah alat yang berfungsi sebagai sensor yang berguna untuk
mengetahui jumlah kalor yang dilepas ke lingkungan saat percobaan
berlangsung.
Langkah pertama dalam percobaan kali ini yaitu mengklik icon video pada
halaman percobaan di situs sitrampil.ui.ac.id. Setelah itu, praktikan diharuskan
untuk menginput jenis-jenis kecepatan aliran udara yang disediakan. Ada
berbagai jenis kecepatan aliran udara, mulai dari 0 m/s, 70, 110, 150, 190
hingga 230 m/s. lalu praktikan mengklik icon yang dapat menyalakan air
supply. Kemudian praktikan mengklik icon ukur. Untuk setiap kecepatan, akan
diberikan 10 data dengan rentang waktu detik ke-1 hingga detik ke-10.
Sesudah melakukan percobaan secara online, praktikan diharuskan mengolah
data tersebut dan membuat analisis dari data yang sudah ia dapatkan.
Untuk kecepatan aliran udara pertama yaitu 0 m/s, tegangan yang
dihasilkan termasuk stabil. Tegangan yang dihasilkan pada kecepatan udara 0
m/s adalah 2,112 volt. Tegangan mulai berubah menjadi fluktuatif di kecepatan
70 m/s. pada kecepatan 70 m/s, terjadi penurunan dan peningkatan tegangan
pada detik yang berbeda-beda. Ini terjadi karena adanya kalor yang keluar
masuk dari sistem ke lingkungan. Namun, lama kelamaan, tegangan pun
semakin stabil. Hingga pada titik kecepatan aliran udara 230 m/s, tegangan pun
kembali stabil.
Untuk grafik hubungan antara kecepatan aliran udara dengan tegangan,
dapat dilihat pada bagian Hasil Pengamatan. Pada bagian itu, telah dipaparkan
grafik-grafik pada setiap kecepatan aliran udara. Untuk rumus hubungan antara
kecepatan aliran udara dengan tegangan, praktikan menggunakan sistem least
square. Praktikan menggunakan sistem tersebut agar lebih akurat pada
penghitungannya. Hasilnya, rumus hubungan antara kecepatan aliran udara
dengan tegangan adalah
y=0,000327 x+ 2,097
Dimana
X = kecepatan aliran udara (m/s)
Y = tegangan rata-rata (volt)
Dapat disimpulkan dari rumus tersebut bahwa hubungan antara kecepatan
aliran udara dengan tegangan rata-rata adalah berbanding terbalik. Pada rumus
tersebut, nilai gradiennya memiliki nilai yang negatif.

Selanjutnya pada penghitungan kesalahan relatif, nilai-nilai kesalahan


yang didapatkan sangatlah kecil. Nilai kesalahan relative berkisar antara
0,003% hingga 0,007%. Kemungkinan kesalahan pada percobaan kali ini
terhitung kecil kemungkinannya. Karena percobaan ini dilakukan secara
online. Tentunya percobaan ini telah didesain sedemikian rupa untuk
memperkecil peluang terjadinya kesalahan. Kemudian, adanya nilai kesalahan
relative pada percobaan ini bisa jadi dikarenakan adanya pembulatan angka
pada saat penghitungan.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan nilai kesalahan relative yang nilainya sangat kecil pada percobaan
kali ini, dapat disimpulkan bahwa kabel hotwire pada percobaan kali ini efektif
digunakan sebagai alat pendeteksi kecepatan aliran udara.
IX. Referensi
Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamentals of Physics. 7th Edition,
Extended Edition. John Wiley & Sons, Inc., NJ.
http://sitrampil.ui.ac.id

You might also like