Professional Documents
Culture Documents
SCENE 1
Narrator:
Alkisah di suatu kerajaan di negeri antah barantah, hiduplah Pangeran Ghalih,
seorang pangeran yang yakin bahwa dirinya sangatlah amat teramat begitu
ganteng sekali. Setiap hari, ia selalu bertanya kepada cerminnya seberapa
gantengkah dia.
Ghalih: Mirror-mirror on the wall, siapakah pria yang paling ganteng di dunia ini?
Kaca : Siapa ya? Kayaknya kamu dech...
Ghalih: Hahah ( tawa sinis) Sudah kuduga. Aku memanglah pria paling ganteng
di dunia ini. Tapi, apakah aku tetap yang paling ganteng di akhirat nanti?
Kaca : Kamu tahajud nggak tadi malam?
Ghalih: Haha jelas.
Kaca : Hmm, kalo gitu bisa jadi sih kamu tetap yang paling ganteng
Ghalih: (tersenyum)
SCENE 2
Narrator:
Di kerajaan tetangga, semua rakyat menghadiri pesta di istana dengan penuh
suka cita,mereka sedang merayakan pengangkatan pangeran Aditius di umur
nya yang ke 17 tahun. Raja Luthfius dan Ratu Helena sangat bangga kepada
anak mereka, karena ia telah tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan berhati
mulia
(rakyat Menari)
Luthfius : wahai rakyatku, tetaplah menjadi rakyat yang berbahagia, rakyat yang
selalu berusaha menjadi lebih baik. Aku akan selalu berusaha semampuku untuk
selalu menyejahterakan kalian semua.
(Semua rakyat bertepuk tangan)
Paulus: selanjutnya, kita mulai acara pengangkatan Pangeran Aditius. Wahai Raja
Luthfius yang bijaksana, apakah anda bersedia mengangkat putra anda menjadi
pangeran Kerajaan Linelucon?
Luthfius: (menoleh ke helena)Bagaimana Adinda, apakah kau setuju dengan
keputusanku ini?
Helena
: tentu kakanda. Aku ikhlas lahir batin. . Anak kita sudah akhil baligh
dan berakal sehat. Sudah sepantasnya ia mengemban tugas ini.
Luthfius: Ya, aku yakin dia nantinya akan sangat membantuku dalam
menjalankan tugas
Helena
: benar, kita sudah mendidiknya dengan sangat baik. Hingga ia
tumbuh seperti saat sekarang ini
luthfius : Apa kau siap mengemban tugas ini anakku?
Aditius
SCENE 3
Narator
:kan sudah saya bilang, yang paling ganteng itu bukan tuan lagi
Jhon
Dhanti
Jhon
Dhanti
:
adalah manusia)
.....
Dhanti
Jhon
Dhanti
Jhon :
ondeh. Astaughfirullah.. ndeh baa laiko.Eh wak panggia amak abak
lu! Barek ko mah!
(Berjalan kerumah, dan balik kembali)
Amak :
Dhanti
Amak :
Dima?
Jhon
Abak :
SCENE 6
Dhanti: Tu mak a, caliak lah. Ado mayik .
Jon: wak kubuan se lah nyo caek. Ek lah.arator
SCENE 7
Para kurcaci pun pergi bekerja ke tengah hutan. Sementara, Aditius sendirian di
rumah. Merasa bosan, ia pun mencoba keluar mencari udara segar walaupun
dengan keadaan kaki yang masih sakit.
Aditius : ( berjalan)
Melati: (bersenandung)
Aditius: (mendengar senandungan seseorang) hah, suara siapa itu? (mengikuti
suara tsb)
Aditius: ( adegan Melati dan aditius saling bertemu pandangan)
eh, maaf, kita pernah ketemu?
Melati : ha? (bingung)
Aditius : kau kenal aku kan? Kita pasti pernah bertemu
Melati: ha? Tidak. Aku tidak kenal denganmu.
Aditius: Tidak, aku yakin. Kita pasti pernah bertemu sebelumnya di suatu tempat.
Melati: Tidak. Tidak. Kau mungkin salah orang
Aditius: Aku yakin. Aku sangat mengingat wajahmu.
Melati: hah? Kamu siapa ? Bagaimana mungkin kau mengingatku? Bertemu mu
saja sebelumnya rasanya tidak pernah
Aditius: Pernah. Aku yakin. Kamu pasti..
Melati: Hah,hah(iffah kebingungan, ketakutan dan lari)
Aditius : (bergumam) Haah, siapa gadis itu? Aku sangat yakin aku pernah
bertemu dengannya. Tapi kapan yaaa? Haah sudahlah. Mungkin memang aku
yang salah(pergi)
SCENE 8
Narrator:
Sesampainya di rumah, Iffah sangat ketakutan dengan orang yang mengaku
kenal dengannya tadi. Ia merasa gelisah. Tiba, tiba Yora datang mengejutkannya
(Yora datang)
Yora: Hei(menepuk punggung Melati), kamu kenapa? Kenapa tampangmu cemas
sekali?
Melati: Yoraaa, tadi aku ketemu orang aneh.
Yora: Ha? aneh gimana?
Melati: Iya. Orang itu sangat menakutkan. Dia ngaku-ngaku kenal sama aku.
Yora: Lalu dimana letak anehnya?
Melati: Dia sangat yakin bahwa aku dan dia pernah bertemu sebelumnya. Dia
memaksaku untuk mengaku bahwa aku mengenalnya. Padahal aku bener benar
tak tahu dia siapa
Yora: Mungkin kamu lupa. Bisa jadi dia orang yang pernah kamu tolong. Coba
ingat-ingat lagi
Melati:Hmm, seingatku tidak pernah. Lagipula, jika aku memang pernah bertemu
dengannya sebelumnya, itukan biasa saja. Mengapa dia begitu penasaran.
Yora: Iya sih, aneh juga. Yaudahdeh, yang penting kamu besok hati-hati aja.
Sekarang lagi musim begal dan penjahat hipnotis lo
Melati: Ah kamu , bikin aku takut aja . Tapi nggak papa deh, berarti besok aku
harus lebih hati-hati
(ibu datang)
Ibu: Ehmm
Melati: Eh ibu..
Ibu: ayoo anak gadis pada bicarain apa?
Melati dan yora: Hehehee, gak ada kok bu
Ibu: Hmm yasudah. Bantu ibu masak gih
Melati: Siap bu
SCENE 9:
Narrator
Sementara itu, suasana di kerajaan Linelucon semakin memburuk. Rakyat
gelisah karena kehilangan pangeran baru mereka. Begitu juga dengan raja dan
ratu yang sangat mencemaskan putranya yang tak kunjung balik dari hutan dari
seminggu yang lalu.
Helena : Bagaimana ini kakanda, dimana anak kita sekarang? Aku sangat
merindukannya
Luthfius : Tenang Adinda. Mungkin dia hanya pergi berburu untuk beberapa hari.
Helena : tapi mengapa selama ini kakanda?
Luthfius : Kita tunggu saja dia beberapa hari lagi, jika dia tidak kunjung tiba.kita
akan ambil tindakan selanjutnya
Helena : baiklah kau harus janji untuk menemukannya ya. Aku tak ingin kejadian
duluterulang kembali. Aku tak sanggup
Luthfius : iya adinda. Aku mengerti perasaanmu
SCENE 10
Narator :
Ghalih yang yakin bahwa Aditius telah mati, ia percaya bahwa ia masihlah pria
terganteng dunia akhirat. Dia pun bertanya pada kacanya seperti biasa.
Ghalih : Mirror mirror on the wall, siapakah pria terganteng di dunia ini.
Kaca : sudah berapa kali aku bilang tuan, pangeran Aditiuslah yang paling
ganteng.
Ghalih : Bagaimana mungkin, Tapi aku sudah membunuhnya
Kaca : Belum tuan. Kau memang berusaha membunuhnya dan ia terjatuh ke
jurang. Namun ia di selamatkan oleh keluarga kurcaci yang baik hati, tidak
sombong, dan rajin menabung.
Ghalih : Apa?? Lalu dimana kurcaci itu?
Kaca : ditengah hutan tak jauh dari tempat kau membunuhnya .
Ghalih Huh. tidak bisa kubiarkan. Kali ini aku pasti membunuhnya
SCENE 11
Narator:
Ghalih pun memikirkan cara terampuh dan terjitu untuk membunuh pangeran
Aditius. Ia akhirnya memutuskan untuk membuat ramuan beracun mematikan.
Maklumlah Ghalih juga ahli bidang kimia.
Ghalih (mencampur campurkan ramuan). Bau menyegat seperti racun.
Narator :
Setelah selesai membuat ramuan, Ghalih langsung memanggil staff ahlinya,
Isabella.
Ghalih : IIs kamu dimana?
IIs : aku disini tuan
Ghalih : Dimana?
Iis : disini tuan
Scene 12
Sesuai dengan Perintah Pangeran Ghalih, Isabella alias Iis yang menyamar
sebagai seorang nenek tua pergi ke hutan membawa ramuan yang mematikan.
Dia terduduk seolah ia baru saja terjatuh di depan rumah kurcaci, lalu diapun
berteriak meminta tolong . Aditius yang mendengarkan teriakan itu merasa
terpanggil jiwanya untuk menolong sesama.
Iis
: raja, kenapa tidak aku panglimanya aku lebih kuat dibanding dia
Alif
Syauqi
: tidak, aku tersinggung. Kalian cari masalah denganku ya.
(merekapun mulai bertengkar)
Luthfius
: Kenapa malah kalian yang bertengkar? Tidak ada yang menjadi
panglima diantara kalian. Biar aku yang menjadi panglimanya.
Alif Syauqi Tee : PANGLIMA JAHAAATTTTTT! (alay )
Luthfius : sekarang saya perintahkan kalian untuk memulai pencarian sekarang
juga. Cepat!\
Scene 14
Para prajurit pun pergi ke hutan dan tak sengaja bertemu dengan Papa kurcaci.
Mereka bertanya apakah PapaKurcaci pernah melihat sosok Pangeran Aditius.
Awalnya Papa Kurcaci ragu karena prajurit menyebut Aditius sebagai Pangeran,
sedangkan yang ia tahu Aditius hanyalah warga biasa. Namun karena nama
Aditius yang tersebut, akhirnya ia mengajak para prajurit ke rumahnya.
Prajurit menemukan Pangeran Aditius yang telah tak sadarkan diri. Mereka
langsung membawa Aditius kembali ke istana. Namun di tengah perjalanan,
mereka dihadang oleh pasukan jahat Pangeran Ghalih.
(battle dance)
Prkelahian antar prajurit tersebut dimenangkan oleh prajurit keraan Linelucon.
Merkea pun melanjutkan perjalanan kembali keistana.
Scene 15
Sesampainya di istana, mereka langsung disambut oleh raja dan ratu Linelucon
serta pekerja kerajaan lainnya, Aditius yang masih tak sadarkan diri langsung
dibawa ke kamarnya. Raja dan ratu pun mencemaskan keadaan anaknya yang
kembali dengan keadaan yang buruk. Ratu Helena begitu terpukul melihat
keadaan putra kesayangannya. Raja Luthfius mencoba menghibur.
Helena: (menangis)huhuhuhuuu, bagaimana ini kakanda? Anak kitaa. Yang
tinggal satu-satunya. Aku tak kuasa melihat dia seperti ini. Aku tak ingin kejadian
17 tahun yang lalu terjadi lagi. Aku
Luthfius: Sudah Adinda. Kau tak perlu mengungkit hal itu lagi. Aku tak suka
melihat kau menangis, melihatmu seprti itu membuat hatiku terasa sakit. Semua
akan baik saja. Kita pasti bisa menemukan cara agar dia sadar.
Helena: Tapi bagaimana caranya kakanda?
Paolus : Yang mulia, saya punya ide untuk menyelesaikan masalah ini.
Luthfius : apa itu ?
Paolus : haa, bagaimana kalau kita adakan sayembara , dan semua rakyat di
kerajaan ini berhak mengikutinya. Bagi siapa saja yang bisa membangunkan
Pangeran Aditius, ia akan mendapatkan 17 bongkah emas dan 16 bongkah
berlian
Luthfius : wah, kau benar benar seorang penasehat yang cemerlang. Aku
memang tak pernah salah pilih
Marilah rakyat sekalian, kita serahkan nasib pangeran kita selanjutnya kepada
pasangan pemain simbal kawakan dengan skill yang mumpuni. Langsung saja
kita panggil Tia dan Hani.
Tia: Tenaglah rakyat kami ada di sini. Kami pasti akan menyadarkan pangeran
aditius (intonasi meyakinkan)
Hani: ayo tia sahabatku, kita langsung saja bekerja
Tia-Hani: (memukul-mukulkan simbal di dekat telinga raja aditius)
Hani: Ayo lebih kera lagi Tia
Tia: Baik hani
(karena tidak ada reaksi dari pangeran, rakyat terlihat makin murung dan sedih)
Paolus: kelihatannya sama saja. Kalian tidak akan bias membangunkannya
Tia: Tungggu dulu. Kami belum selesai
Paolus: sudahlah,, kami hargai usaha kalian
Tia: Belum belum.
Paolus: SUDAH CUKUP.
selanjutnya langsung saja kita percayakan pada 2-etil butil urasil sang
pengendali Upil dan juga DUKUN beranak.. eh maaf.sang DUKUN SAKTI.
Utha: (membawa ramuan,, seperti membakar kemeyan, membawa satu botol
aqua)
waahaaaaaai roh,,, waaahaaaaaai roh yang baik hati, rajin menabung,
penyayang dan tidak kikir, sembuhkanlah Pangeran ini dari penyakitnya.
Sembuhkan lah ia wahai roh agung. sembuhkan
(utha menyemburkan aqua ke arah pangeran aditius berkali-kali (pandai2 utha)
dan melakukan berbagai ritual namun masih gagal. Ia frustasi dan meminum
habis aquanya)
Paolus: sepertinya sang dukun telah menerima azab. Ia tampak kejang2.
Pengawal tolonooooong. Dia mulai mengejarku.
(setelah berlari2)
Paolus: makasih pengawal. Selanjutnya kita datangkan duo motivator handal
sekaligus trainer dari organisasi GDR. Chinop Al jundi dan Chalam Aswan
Chinop: Baiklah mari kita mulai sekarang. Wahai pangeran,, dengarkan instruksi
saya. Ketika saya gini-gini, Anda gitu-gitu. Kita coba ya.. 1 ..2. 3
(HENING krik krik)
Chalam: sepertinya belum berhasil, baiklah sekarang giliranku. Wahai
pangeran,, Cepatlah bangun. Bayangkanlah ibu mu di rumah, bayangkan ketika
ia terbaring kaku dan ada bendera kuning di depan rumahmu.. itu tndanya ada
orang kampanye golkar.
(masih HENING)
Chalam, chinop: ayo bangun pangeran. KAMU PASTI BISA.. PASTI BISA (pandaipandai)
(suasana Tetap hening)
(sekarang paolus yang hening, dia kehabisan kata-kata)
Paolus: Maaf, saya kecewa. Usaha Anda sia-sia saja. Langsung saja kita
panggilkan pesrta kita yang terakhir. Ia adalah seorang ahli pengibtn alternative
dari klinik TONG GANG. Ia berasal dari keluarga TONG. Namanya sudah tersohor
sampai ke Solok Selatan. Ia adalah CUYA
Cuya : saya akan memakai alat kejut listrik. Jikalau alat ini berhasil, saya akan
menjualnya kepada Anda sekalian. Tidak usah khawatir, di dalam nya sudah
dilengkapi dengan buku panduan dan dijamin tidak akan tersambar petir. Tapi,
onderdir dijual terpisah
(Cuya mencobanya kepada pangeran,, Pandai-pandai Cuya)
Ghalih berbicara dalam hati
(Tampaknya IIS memang telah berhasil. Anak yang pintar.. Nanti akan ku kasih
dia TAMBUNSU untuk makan siang plus Voucher jalan-jalan ke Lapangan kantin)
Narrator:
Semua peserta sayembara telah mengerahkan kemampuannya, termasuk
Pangeran Ghalih. namun tetap saja Pangeran Aditius tak kunjung sadar. Di waktu
yang sama namun di lain kondisi, Melati pergi ke kota untuk menemui ibunya
yang merupakan salah satu petugas kerajaan Linelucon. Ketika itu, dia
memasuki kediaman kerajaan ditengah hiruk-pikuknya sayembara tersebut. Pada
saat itu Melati hanya mengira bahwa itu acara kerajaan yang biasa-biasa saja.
Dia tetap menyusuri koridor ruang tengah Kerajaan dan memasuki sebuah
ruangan yang Ia sangka itu adalah ruang kerja ibunya..
Melati
(Semua orang terkejut melihat kedatangan Melati, termasuk Melati lebih terkejut
lagi, lalu Melati berjalan mendekati kerumunan orang-orang tersebut, dan
seketika Pangeran Aditius sadar saat itu juga.. Melati dan Pangeran Aditius samasama terkejut. Termasuk, orang-orang disekitarnya tak menyangka bahwa
Pangeran Aditius dapat sadar hanya karna mendengar suara dari gadis desa itu)
Melati : Kamu..
Aditius : Kamu
Helen : Aditius.. akhirnya kau sadar juga nak..
Luthfius: Wah, akhirnya kau sadar juga. Kami begitu mengkhawatirkanmu.
Semua rakyat yang berada di istana terkejut saat Pangeran Aditius akhirnya
sadar. Apalagi Pangeran jahat Ghalih yang awalnya sudah yakin bahwa Aditius
tak kan mungkin kembali lagi. Ia langsung bergegas berjalan ke arah Aditius
bersama dengan ramuan kerasnya yang akan ia siramkan ke wajah Aditius.
Ghalih: Apa- apaan ini? Bagaimana dia bisa sadar? Tak bisa ku biarkan!(berjalan
cepat ke depan dan tersandung)
(penonton terkejut)
JIhan: Apa mungkin kau adalah putri kami yang hilang?
Melati: apa?
Aditius: jadi sebenernya aku memiliki seorang suadara perempuan?
Jihan: Ya aiitius. Maafkan kami . Kami telah menyembunyikan hal ini darimu.
Aditius: Oh, begitu. Mungkin karena itulah aku sangat merasa pernah melihatnya
sebelumnya dan karna suaranya aku bisa bangun.
Melati: hah ? tidak mungkin. Lalu ibuku?
(Ilmi yag sudah mendengar percakapan mereka dari balik pintu datang)
Ilmi: Ya, melati. Maafakan ibu. Sebenarnya ibu memang bukanlah ibu
kandungmu. Ibu menemukanmu di tengah hutan 17 tahun yang lalu. Saat itu,
kau yangmasih bayi tergeletak di tengah hutan dan menangis dengan kerasnya.
Ibu yang melihatmu tentu merasa kasian dan memutuskan untuk merawatu
hingga sekarang. Sekarang mungkin sudah saatnya kau kembali dengan
keluargamu.
Melati : Ibu (menangis)
Jihan : Diana anakku, kemarilah..
Melati : Diana??? (ragu-ragu dan mulai mendekati Helena)
(berpelukan)
(Kemudian melati juga memeluk ibunya..)
Melati : Terimakasih ibu.. kau tetaplah ibuku yang hebat
Ibu : Bersenanglah, ibu akan baik-baik saja..
Helena : Kau tinggal saja di kerajaan ini, jika bukan karna kau belum tentu
anakku bias selamat seperti sekarang ini
Ibu : Ah tak usah, itu sudah menjadi keharusanku
Helena : Jangan menolak, aku tak tau lagi bagaimana membalas semua jasamu
terhadap anakku. Lagipula Diana eh Melati pasti akan senang jika kau tetap
berada didekatnya..
Ibu : (menatap melati)
Melati : (menatap ibu dengan penuh harap)
Ibu :Baiklah, jika itu bisa membuat mu senaang
Akhirnya, Aditius, Melati, ratu, raja dan ibu ilmi tinggal bersama di kerajaan.
Sementara itu, Pangeran ghalih yang telah ditangkap oleh pasukan raja kini
berada di penjara dan meratapi nasibnya yang kini hanya sebagai tawanan. DI
tambah lagi ia harus menerima kenyataan bahwa mukanya berubah menjadi
sosok yang sangat jelek akibat tersiram oleh ramuan kerasnya sendiri. Semua