You are on page 1of 17

SNOW BLACK

SCENE 1
Narrator:
Alkisah di suatu kerajaan di negeri antah barantah, hiduplah Pangeran Ghalih,
seorang pangeran yang yakin bahwa dirinya sangatlah amat teramat begitu
ganteng sekali. Setiap hari, ia selalu bertanya kepada cerminnya seberapa
gantengkah dia.
Ghalih: Mirror-mirror on the wall, siapakah pria yang paling ganteng di dunia ini?
Kaca : Siapa ya? Kayaknya kamu dech...
Ghalih: Hahah ( tawa sinis) Sudah kuduga. Aku memanglah pria paling ganteng
di dunia ini. Tapi, apakah aku tetap yang paling ganteng di akhirat nanti?
Kaca : Kamu tahajud nggak tadi malam?
Ghalih: Haha jelas.
Kaca : Hmm, kalo gitu bisa jadi sih kamu tetap yang paling ganteng
Ghalih: (tersenyum)
SCENE 2
Narrator:
Di kerajaan tetangga, semua rakyat menghadiri pesta di istana dengan penuh
suka cita,mereka sedang merayakan pengangkatan pangeran Aditius di umur
nya yang ke 17 tahun. Raja Luthfius dan Ratu Helena sangat bangga kepada
anak mereka, karena ia telah tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan berhati
mulia
(rakyat Menari)
Luthfius : wahai rakyatku, tetaplah menjadi rakyat yang berbahagia, rakyat yang
selalu berusaha menjadi lebih baik. Aku akan selalu berusaha semampuku untuk
selalu menyejahterakan kalian semua.
(Semua rakyat bertepuk tangan)
Paulus: selanjutnya, kita mulai acara pengangkatan Pangeran Aditius. Wahai Raja
Luthfius yang bijaksana, apakah anda bersedia mengangkat putra anda menjadi
pangeran Kerajaan Linelucon?
Luthfius: (menoleh ke helena)Bagaimana Adinda, apakah kau setuju dengan
keputusanku ini?
Helena
: tentu kakanda. Aku ikhlas lahir batin. . Anak kita sudah akhil baligh
dan berakal sehat. Sudah sepantasnya ia mengemban tugas ini.
Luthfius: Ya, aku yakin dia nantinya akan sangat membantuku dalam
menjalankan tugas

Helena
: benar, kita sudah mendidiknya dengan sangat baik. Hingga ia
tumbuh seperti saat sekarang ini
luthfius : Apa kau siap mengemban tugas ini anakku?
Aditius

: Ya, aku siap Papanda

Luthfius: baiklah (memberikan mahkota kepada Aditius)


Aditius : Terimakasih papanda, mamanda
Paulus:Dengan ini, Pangeran Aditius telah sah menjadi Pangeran Kerajaan
Linelucon (tepuk tangan rakyat)

SCENE 3
Narator

Dengan diangkatnya pangeran adtius, tak disangka kegantengannya meningkat


sebesar 1700 %. Hal ini berdampak kepada hilangnya keseimbangan taraf
intensitas kegantengan Pangeran Ghalih.
(Anggia ada disini. Memakai kemoceng)
Ghalih:Mirror-Mirror on the wall. Siapakah pangeran yang paling ganteng di dunia
ini?
Kaca :(hening)
Ghalih:Op, tunggu dulu! Aku sudah tau jawabannya! Pasti aku kan?
Kaca :(Ketawa sinis dan geleng-geleng) Dulu antum memang yang terganteng,
tapi sekarang tidak lagi.
Ghalih: (terkejut dan membelalakkan matanya) Ha?! Bagaimana mungkin? Kau
pasti bercanda. Yakan? (tersenyum menggoda)
Kaca :Tidak (menggelengkan telunjuk) Dikerajaan seberang sudah ada yang
menandingi kegantenganmu tuan. Dia tidak hanya sekedar ganteng dunia, tapi
juga ganteng alam barzah, ganteng padang mahsyar, yaumil mizan, yaumil
baats, pokoknya dia tu ganteng banget tuaaaaan
Ghalih : Maksudmu apa?
Ghalih : iis, cepat kau bersihkan kaca ini. Dia sudah sangat buram
Isabela : iya, iya tuan
(anggia membersihkan)
Ghalih :sekarang, kau harus jawab dengan jujur. Siapa yang paling ganteng di
dunia ini?
Kaca

:kan sudah saya bilang, yang paling ganteng itu bukan tuan lagi

Isabela : haha, kau tidak ganteng lagi tuan. Kasian deh.


Ghalih : hey iis, kau diam saja.

Ghalih: Siapa kah dia yang tega menandingi kegantenganku?


Kaca : Dia adalah Pangeran Aditius dari kerajaan Linelucon yang baru saja
diangkat
Ghalih : Dimana dia sekarang?
Kaca: (sambil menelaah) Dia sedang ada di pedalaman rimba sumatera ,
memegang busur, di punggungnya ada anak panah, sedang berburu kancil.
Tidak lupa ia membawa sebilah pedang. Ikuti saja jalan setapak di lereng bukit
barisan, dimana ada air terjun 3 warna. Kamu tidak usah khawatir salah orang,
karna hanya dengan melihatnya kau sudah tau dialah orangnya.
Ghalih: Tunggu-tunggu, kalau ada simpang bagaimana?
Kaca: Tanyakan saja pada peta ( memberikan peta)
Ghalih: Baiklah, aku akan segera memusnahkannya(bergegas pergi ke hutan)
SCENE 4
Narator:
Ghalih pun bergegas pergi ke hutan bersama 3 prajuritnya. DI hutan, ia memulai
pencariannya.
Gusti : Tuan, kita akan pergi kemana?
Ghalih: Sudah, ikuti saja aku.
Angga: Tuan, ada orang ganteng disana
Utha, Gusti, Angga: (menoleh ke arah orang ganteng) Subhanallaah, ganteng
sekali diaaa( sambil menganga)
Ghalih: (ikut terpesona) subhanallaah. (lalu sadar dari lamunannya). Ah tidak.
Dasar prajurit bodoh(memukul satu per satu kepala prajurit). Tentu saja aku yang
lebih ganteng.
Utha, Gusti, Angga: Tuan Ganteng?
Ghalih: Sudah, sudah. Sekarang kita harus membunuh orang itu.
Utha : loh, kenapa kita harus membunuh dia tuan?
Ghalih : ya, dialah yang sebenarnya kita cari dari tadi.
bertiga : ooohhh.
(Ketiga prajurit itu langsung mengepung Aditius, Ghalih pun muncul dan
menyergap )
Ghalih: Hahaha(Tawa sinis) Jadi kau yang Aditius.
Aditius: Hah? Darimana kamu tau namaku?
Ghalih: Itu tidak penting. Kau kira kau ganteng?
Aditius: Menurut aku sih aku biasa aja, tapi kata orang aku ganteng. Coba deh
tanya sama prajuritmu

3 Prajurit: Iya tuan, dia ganteng(dengan tampang alay)


Ghalih: (muak) Haaah, kalian ini. Sekarang bunuh dia
(adegan membunuh Aditius, Kakiknya terluka dan masuk jurang)
SCENE 5
Narrator:
Ghalih pun sangat bahagia karena ia merasa ia telah berhasil membunuh Aditius,
saingan kegantengannya.Namun kenyataannya, Aditius terjatuh ke jurang dan
ditemukan oleh para kurcaci yang baik hati. Para kurcaci tersebut menggunakan
bahasa yang tidak oleh manusia normal
(Para kurcaci menari)
Dhanti

Jhon

Iyo subanta lai wak tibonyo. Saba lah diak

bang, rang panek bang

Dhanti : (melihat-lihat ke sekitar)Wiss apo tu bang? (mendekat)


Jhon

Jan lai! Jan kasitu lai! Binatang buas tu mah

Dhanti

Jhon

Eee bang takuik aaa.

Dhanti
:
adalah manusia)

Caliak lu bang, caliak lu! Ntah gai indak do

Eh panakuik! (semakin mendekat, dan menyadari bahwa itu

.....
Dhanti

Jhon

Kan lah bang kecekan! Apo tu?

Dhanti

Aaaaaaaa! (Kabur ke arah jhon)

Urang bang urang, ado mayik!

Jhon :
ondeh. Astaughfirullah.. ndeh baa laiko.Eh wak panggia amak abak
lu! Barek ko mah!
(Berjalan kerumah, dan balik kembali)
Amak :

Woi manga kalian balari-lari?

Dhanti

Amak :

Dima?

Jhon

Siko lah mak, ikuik! ABAAAAKK Capek bak!

Abak :

Ado mayik mak!

Iyo iyo. Manga ko aa!

SCENE 6
Dhanti: Tu mak a, caliak lah. Ado mayik .
Jon: wak kubuan se lah nyo caek. Ek lah.arator

Mereka pun pergi ke sana. Dan membawa aditius ke rumah mereka.


Abak : deh, barek a. Oi jhon tolongn abak a.
Jhon :deh panek bak. Latakkan se lah di lantai bak.
Nilam : eh, jan lai, ibo wak, ditampek tidua si jhon se lah
Jhon : eh, indaak nio indak nio
Nilam : ndk buliah mode tu do diak, awak harus elok smo urang lain.
Sabil : yo batua tu kak, pek lah latakan se lah bak di tampek tidua
Abak meletakkan aditius di kasur jhon
Jhon : eh, di kasua wak lo jadinyo a. maleh wak mah.
Narrator:
Keesokan harinya, Dhanti memperhatikan Aditius yang masih tak sadarkan diri.
Ia pun sadar bahwa Aditius sangat ganteng
Dhanti: Ndeh maaaakk, ganteng bana nyo kironyo mak aa. Caliak lah maak
Sabil: Iyo nak dhan, ganteng bana.
Jhon: Maa lo ganteng? Ganteng lah bang lai
Dhanti: Eee ma mungkin bang ganteng. Sok ganteng nan ka iyo nyoo
Ndeh ganteng banaa( melihat ke Aditius)
(Aditius pun terjaga karena keributan disekitarnya)
Aditius: Hah, aku dimana?
Sabil : Maaak, maak. Nyo lah jago maak. Siko lah mak aa
(Amak datang dengan bergegas-gegas)
Aditius: Kalian siapa?
Sabil: Kami kurcaci
Aditius: Hah Kurcaci? Kurcaci itu apa?
Amak: kurcaci adalah se........(pandai-pandai Fany)Jadi ko amak, ko abak,
ko,ko,ko.....
Dhanti: Ganteng, sia namo ganteng?
Aditius: Nama saya Aditius. Jadi kenapa saya bisa disini?
Sabil: (menjelaskan)
Aditius: Ooh, begitu. Terima kasih banyak atas kemurahan hati kalian.
Anoy : mak wak ajak nyo poto lah mak.
Dhanti ; iyo mak, bilo poto jo urang ganteng lai
Amak : lakeh lah ambiak hape pintar wak di kamar. Jhon ambiakan ciek

Jon : ih, ndk wak do, awak ndak katuju jo inyo do


Abak ; eh nak, urang gaek mintak tolong. Ndk buliah wak mode itu
Jon : yo lah bak. Awak se yang kanai taruih
(berfoto)
Abak: Ha, untuak samantaro, siko se lah Atus lu yoo.(salah sebut nama). Kaki
Atus kan sakik, istirahat se lah. Kalo lah bosan, caliak2 ka lua ndak a jo do. Tapi
kami ka pai karajo lai aa, elok elok se dih.
Aditius: Baik bak(mengangguk2) tapi nama saya aditius bukan atus bak
Abak : yaya atus atus
Aditius : (geleng geleng)

SCENE 7
Para kurcaci pun pergi bekerja ke tengah hutan. Sementara, Aditius sendirian di
rumah. Merasa bosan, ia pun mencoba keluar mencari udara segar walaupun
dengan keadaan kaki yang masih sakit.
Aditius : ( berjalan)
Melati: (bersenandung)
Aditius: (mendengar senandungan seseorang) hah, suara siapa itu? (mengikuti
suara tsb)
Aditius: ( adegan Melati dan aditius saling bertemu pandangan)
eh, maaf, kita pernah ketemu?
Melati : ha? (bingung)
Aditius : kau kenal aku kan? Kita pasti pernah bertemu
Melati: ha? Tidak. Aku tidak kenal denganmu.
Aditius: Tidak, aku yakin. Kita pasti pernah bertemu sebelumnya di suatu tempat.
Melati: Tidak. Tidak. Kau mungkin salah orang
Aditius: Aku yakin. Aku sangat mengingat wajahmu.
Melati: hah? Kamu siapa ? Bagaimana mungkin kau mengingatku? Bertemu mu
saja sebelumnya rasanya tidak pernah
Aditius: Pernah. Aku yakin. Kamu pasti..
Melati: Hah,hah(iffah kebingungan, ketakutan dan lari)
Aditius : (bergumam) Haah, siapa gadis itu? Aku sangat yakin aku pernah
bertemu dengannya. Tapi kapan yaaa? Haah sudahlah. Mungkin memang aku
yang salah(pergi)

SCENE 8
Narrator:
Sesampainya di rumah, Iffah sangat ketakutan dengan orang yang mengaku
kenal dengannya tadi. Ia merasa gelisah. Tiba, tiba Yora datang mengejutkannya
(Yora datang)
Yora: Hei(menepuk punggung Melati), kamu kenapa? Kenapa tampangmu cemas
sekali?
Melati: Yoraaa, tadi aku ketemu orang aneh.
Yora: Ha? aneh gimana?
Melati: Iya. Orang itu sangat menakutkan. Dia ngaku-ngaku kenal sama aku.
Yora: Lalu dimana letak anehnya?
Melati: Dia sangat yakin bahwa aku dan dia pernah bertemu sebelumnya. Dia
memaksaku untuk mengaku bahwa aku mengenalnya. Padahal aku bener benar
tak tahu dia siapa
Yora: Mungkin kamu lupa. Bisa jadi dia orang yang pernah kamu tolong. Coba
ingat-ingat lagi
Melati:Hmm, seingatku tidak pernah. Lagipula, jika aku memang pernah bertemu
dengannya sebelumnya, itukan biasa saja. Mengapa dia begitu penasaran.
Yora: Iya sih, aneh juga. Yaudahdeh, yang penting kamu besok hati-hati aja.
Sekarang lagi musim begal dan penjahat hipnotis lo
Melati: Ah kamu , bikin aku takut aja . Tapi nggak papa deh, berarti besok aku
harus lebih hati-hati
(ibu datang)
Ibu: Ehmm
Melati: Eh ibu..
Ibu: ayoo anak gadis pada bicarain apa?
Melati dan yora: Hehehee, gak ada kok bu
Ibu: Hmm yasudah. Bantu ibu masak gih
Melati: Siap bu
SCENE 9:
Narrator
Sementara itu, suasana di kerajaan Linelucon semakin memburuk. Rakyat
gelisah karena kehilangan pangeran baru mereka. Begitu juga dengan raja dan
ratu yang sangat mencemaskan putranya yang tak kunjung balik dari hutan dari
seminggu yang lalu.
Helena : Bagaimana ini kakanda, dimana anak kita sekarang? Aku sangat
merindukannya

Luthfius : Tenang Adinda. Mungkin dia hanya pergi berburu untuk beberapa hari.
Helena : tapi mengapa selama ini kakanda?
Luthfius : Kita tunggu saja dia beberapa hari lagi, jika dia tidak kunjung tiba.kita
akan ambil tindakan selanjutnya
Helena : baiklah kau harus janji untuk menemukannya ya. Aku tak ingin kejadian
duluterulang kembali. Aku tak sanggup
Luthfius : iya adinda. Aku mengerti perasaanmu
SCENE 10
Narator :
Ghalih yang yakin bahwa Aditius telah mati, ia percaya bahwa ia masihlah pria
terganteng dunia akhirat. Dia pun bertanya pada kacanya seperti biasa.
Ghalih : Mirror mirror on the wall, siapakah pria terganteng di dunia ini.
Kaca : sudah berapa kali aku bilang tuan, pangeran Aditiuslah yang paling
ganteng.
Ghalih : Bagaimana mungkin, Tapi aku sudah membunuhnya
Kaca : Belum tuan. Kau memang berusaha membunuhnya dan ia terjatuh ke
jurang. Namun ia di selamatkan oleh keluarga kurcaci yang baik hati, tidak
sombong, dan rajin menabung.
Ghalih : Apa?? Lalu dimana kurcaci itu?
Kaca : ditengah hutan tak jauh dari tempat kau membunuhnya .
Ghalih Huh. tidak bisa kubiarkan. Kali ini aku pasti membunuhnya
SCENE 11
Narator:
Ghalih pun memikirkan cara terampuh dan terjitu untuk membunuh pangeran
Aditius. Ia akhirnya memutuskan untuk membuat ramuan beracun mematikan.
Maklumlah Ghalih juga ahli bidang kimia.
Ghalih (mencampur campurkan ramuan). Bau menyegat seperti racun.

Narator :
Setelah selesai membuat ramuan, Ghalih langsung memanggil staff ahlinya,
Isabella.
Ghalih : IIs kamu dimana?
IIs : aku disini tuan
Ghalih : Dimana?
Iis : disini tuan

Ghalih : ha, cepat kemari


Iis : (tergopoh gopoh) Apa tuan?
Ghalih : kamu saya beri misi penting dan sangat rahasia
Iis : apa itu tuan?
Ghalih : Kamu janji ya tidak beritahu siapa siapa.
Iis : ok Tuan
Ghalih : kamu harus menyamar menjadi seorang nenek tua yang sedang
kesakitan di tengah hutan dekat rumah kurcaci. Kamu akan bertemu dengan
seorang pemuda yang pasti akan menolongmu, lalu kamu harus memberikan
ramuan ini sebagai imbalan kebaikannya.
Iis : wah, saya kan masih muda tuan, kok disuruh jadi nenek2? (cemberut)
Ghalih : sudah jangan banyak omong, wajah kamu itu bermutu
Iis : ha bermutu tuan ? (tampang senang)
Ghalih : Iya Muka Tua.
Iis : yah tuan. Baiklah aku akan pergi.

Scene 12
Sesuai dengan Perintah Pangeran Ghalih, Isabella alias Iis yang menyamar
sebagai seorang nenek tua pergi ke hutan membawa ramuan yang mematikan.
Dia terduduk seolah ia baru saja terjatuh di depan rumah kurcaci, lalu diapun
berteriak meminta tolong . Aditius yang mendengarkan teriakan itu merasa
terpanggil jiwanya untuk menolong sesama.
Iis

: wahai pemuda tampan, bisakah kau menolongku?

Aditius: (terkejut) oh, tentu. Apa yang bisa kubantu?


Iis

: kakiku sakit, bisakah kau mengambilkan obatku di tas itu

Aditius : (mencari-cari) ini dia,


IIS meminum obat itu
Aditius : Apakah kakimu sudah lebih baik?
Iis
: tentu, aku sudah bisa berdiri sekarang. Mm, aku lihat kakimu juga
terluka. Jika kau mau aku punya obat ini satu lagi. Obat ini bisa menyembuhkan
kakimu seketika.
Aditius
Iis

: wah, benarkah kau akan memberikannya padaku?

: ya tentu, kau adalah pemuda yang baik hati

Aditius : Terimakasih banyak.


Narator :
Aditius pun kembali ke rumah dan meminum obat tersebut, seketika ia langsung
terjatuh dan tidak sadarkan diri.
(Adegan Aditius keracunan)
Narator :
Ketika para kurcaci kembali ke rumah, mereka sangat terkejut dan mencoba
untuk membangunkan aditius. Namun gagal.
SCENE 13
Narator :
Karena sudah resahnya suasana di kerajaan, Raja Luthfius memutuskan untuk
mengirim pasukannya untuk mencari Aditius ke seluruh penjuru hutan. Ia pun
memanggil para prajurit dan menunjuk 3 prajurit terbaiknya untuk memimpin
pasukan.
Luthfius : Aku tugaskan kepada kalian bertiga untuk memimpin misi pencarian ini
dan kutunjuk kau syauqi sebagai komandan tertingginya
Syauqi : baiklah baginda raja aku terima tugas mulia ini.
Tee

: raja, kenapa tidak aku panglimanya aku lebih kuat dibanding dia

Alif

: tapi raja, aku lebih besar daripada mereka berdua.

Syauqi
: tidak, aku tersinggung. Kalian cari masalah denganku ya.
(merekapun mulai bertengkar)
Luthfius
: Kenapa malah kalian yang bertengkar? Tidak ada yang menjadi
panglima diantara kalian. Biar aku yang menjadi panglimanya.
Alif Syauqi Tee : PANGLIMA JAHAAATTTTTT! (alay )
Luthfius : sekarang saya perintahkan kalian untuk memulai pencarian sekarang
juga. Cepat!\
Scene 14
Para prajurit pun pergi ke hutan dan tak sengaja bertemu dengan Papa kurcaci.
Mereka bertanya apakah PapaKurcaci pernah melihat sosok Pangeran Aditius.
Awalnya Papa Kurcaci ragu karena prajurit menyebut Aditius sebagai Pangeran,
sedangkan yang ia tahu Aditius hanyalah warga biasa. Namun karena nama
Aditius yang tersebut, akhirnya ia mengajak para prajurit ke rumahnya.
Prajurit menemukan Pangeran Aditius yang telah tak sadarkan diri. Mereka
langsung membawa Aditius kembali ke istana. Namun di tengah perjalanan,
mereka dihadang oleh pasukan jahat Pangeran Ghalih.
(battle dance)
Prkelahian antar prajurit tersebut dimenangkan oleh prajurit keraan Linelucon.
Merkea pun melanjutkan perjalanan kembali keistana.
Scene 15
Sesampainya di istana, mereka langsung disambut oleh raja dan ratu Linelucon
serta pekerja kerajaan lainnya, Aditius yang masih tak sadarkan diri langsung
dibawa ke kamarnya. Raja dan ratu pun mencemaskan keadaan anaknya yang
kembali dengan keadaan yang buruk. Ratu Helena begitu terpukul melihat
keadaan putra kesayangannya. Raja Luthfius mencoba menghibur.
Helena: (menangis)huhuhuhuuu, bagaimana ini kakanda? Anak kitaa. Yang
tinggal satu-satunya. Aku tak kuasa melihat dia seperti ini. Aku tak ingin kejadian
17 tahun yang lalu terjadi lagi. Aku
Luthfius: Sudah Adinda. Kau tak perlu mengungkit hal itu lagi. Aku tak suka
melihat kau menangis, melihatmu seprti itu membuat hatiku terasa sakit. Semua
akan baik saja. Kita pasti bisa menemukan cara agar dia sadar.
Helena: Tapi bagaimana caranya kakanda?
Paolus : Yang mulia, saya punya ide untuk menyelesaikan masalah ini.
Luthfius : apa itu ?
Paolus : haa, bagaimana kalau kita adakan sayembara , dan semua rakyat di
kerajaan ini berhak mengikutinya. Bagi siapa saja yang bisa membangunkan
Pangeran Aditius, ia akan mendapatkan 17 bongkah emas dan 16 bongkah
berlian
Luthfius : wah, kau benar benar seorang penasehat yang cemerlang. Aku
memang tak pernah salah pilih

Paolus : hahah, yang mulia terlalu berlebihan.


Narator :
Paolus pun pergi ke alun alun dan menumkan sayembara.
Paolus : Pengumuman-pengumuman, diumumkan kepada seluruh rakyat
kerajaan Linelucon, Pangeran Aditius telah ditemukan. Namun sayangngnya ia
dalam keadaan tidak sadar. Maka Raja mengadakan sayembara. Bagi siapa saja
rakyatyang bisa membangunkan Pangeran Aditius, akan diberi 17 bongkah emas
16 bongkah berlian
Mendengar sayembara tersebut, rakyat mempersiapkan apapun kemampuannya
untuk membangunkan pangeran Aditius.
Scene 16
Hari Sayembara pun tiba. Rakyat yang ingin mengikuti sayembara dating ke
istana untuk menunjukkan kemampuannya agar bisa membangunkan Pangeran
Aditius. Dan saat itu juga, Pangeran Ghalih menyamar menjadi rakyat biasa yang
juga mengikuti sayembara, dengan maksud untuk memastikan bahwa Pangeran
Aditius tak akan pernah sadar. Ia pun telah menyiapkan ramuan keras yang akan
diberikannya jikalau ternyata pangeran Aditius sadar kembali. Ramuan keras
tersebut dapat merubah wajah Aditius menjadi jelek .
(Sayembara)Imaima, TiaHani, Utha, ChinopChalam, Ghalih.
Paolus : rakyat sekalian marilah kita sambut peserta pertama kita, semoga
mereka dapat menyadarkan pengeran aditius kita. Mereka ini adlah duo adik
kakak penyihir dari kota Serambi Mesjid .Mereka bernama Uni Ima dan Ima.
Uni Ima: Baiklah rakyat line lucon kami akan berusaha sebisa mungkin untuk
Mengembalikan pangeran aditius yang bijak pada kalian. Doakan kami ya
Ima: iya, kami akan berusaha semaksimal mungkin, kami adalah penyihir paling
hebat dan tentunya CANTIK di dunia ini.
Uni ima dan Ima: Simsalabim,, wahai raja aditus bangunlah bangun
banguuuuuuuuuuuuuuuuuuun (gaya ojan)
(tidak terjadi apa2 dengan raja aditius)
Uni Ima :tampaknya saya salah sihir, ternyata yang bangun adalah
Ima: kakak, tidak mungkin sihir kita tidak mampan
Uni Ima: Iya dedek. Pasti ini bukanlah sihir biasa. Ayo kita ulang sekali lagi.
Ima: ok kak
Both: simsalabim, wahai pangeran aditius ,,, bangunlah bangun,,,
banguuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuun (gaya ojan)
(rakyat terlihat semakin sedih)
Paolus: baiklah jangan dipaksakan, mungkin peserta kedua kita bisa
menyembuhkannya.

Marilah rakyat sekalian, kita serahkan nasib pangeran kita selanjutnya kepada
pasangan pemain simbal kawakan dengan skill yang mumpuni. Langsung saja
kita panggil Tia dan Hani.
Tia: Tenaglah rakyat kami ada di sini. Kami pasti akan menyadarkan pangeran
aditius (intonasi meyakinkan)
Hani: ayo tia sahabatku, kita langsung saja bekerja
Tia-Hani: (memukul-mukulkan simbal di dekat telinga raja aditius)
Hani: Ayo lebih kera lagi Tia
Tia: Baik hani
(karena tidak ada reaksi dari pangeran, rakyat terlihat makin murung dan sedih)
Paolus: kelihatannya sama saja. Kalian tidak akan bias membangunkannya
Tia: Tungggu dulu. Kami belum selesai
Paolus: sudahlah,, kami hargai usaha kalian
Tia: Belum belum.
Paolus: SUDAH CUKUP.
selanjutnya langsung saja kita percayakan pada 2-etil butil urasil sang
pengendali Upil dan juga DUKUN beranak.. eh maaf.sang DUKUN SAKTI.
Utha: (membawa ramuan,, seperti membakar kemeyan, membawa satu botol
aqua)
waahaaaaaai roh,,, waaahaaaaaai roh yang baik hati, rajin menabung,
penyayang dan tidak kikir, sembuhkanlah Pangeran ini dari penyakitnya.
Sembuhkan lah ia wahai roh agung. sembuhkan
(utha menyemburkan aqua ke arah pangeran aditius berkali-kali (pandai2 utha)
dan melakukan berbagai ritual namun masih gagal. Ia frustasi dan meminum
habis aquanya)
Paolus: sepertinya sang dukun telah menerima azab. Ia tampak kejang2.
Pengawal tolonooooong. Dia mulai mengejarku.
(setelah berlari2)
Paolus: makasih pengawal. Selanjutnya kita datangkan duo motivator handal
sekaligus trainer dari organisasi GDR. Chinop Al jundi dan Chalam Aswan
Chinop: Baiklah mari kita mulai sekarang. Wahai pangeran,, dengarkan instruksi
saya. Ketika saya gini-gini, Anda gitu-gitu. Kita coba ya.. 1 ..2. 3
(HENING krik krik)
Chalam: sepertinya belum berhasil, baiklah sekarang giliranku. Wahai
pangeran,, Cepatlah bangun. Bayangkanlah ibu mu di rumah, bayangkan ketika
ia terbaring kaku dan ada bendera kuning di depan rumahmu.. itu tndanya ada
orang kampanye golkar.
(masih HENING)

Chalam, chinop: ayo bangun pangeran. KAMU PASTI BISA.. PASTI BISA (pandaipandai)
(suasana Tetap hening)
(sekarang paolus yang hening, dia kehabisan kata-kata)
Paolus: Maaf, saya kecewa. Usaha Anda sia-sia saja. Langsung saja kita
panggilkan pesrta kita yang terakhir. Ia adalah seorang ahli pengibtn alternative
dari klinik TONG GANG. Ia berasal dari keluarga TONG. Namanya sudah tersohor
sampai ke Solok Selatan. Ia adalah CUYA
Cuya : saya akan memakai alat kejut listrik. Jikalau alat ini berhasil, saya akan
menjualnya kepada Anda sekalian. Tidak usah khawatir, di dalam nya sudah
dilengkapi dengan buku panduan dan dijamin tidak akan tersambar petir. Tapi,
onderdir dijual terpisah
(Cuya mencobanya kepada pangeran,, Pandai-pandai Cuya)
Ghalih berbicara dalam hati
(Tampaknya IIS memang telah berhasil. Anak yang pintar.. Nanti akan ku kasih
dia TAMBUNSU untuk makan siang plus Voucher jalan-jalan ke Lapangan kantin)
Narrator:
Semua peserta sayembara telah mengerahkan kemampuannya, termasuk
Pangeran Ghalih. namun tetap saja Pangeran Aditius tak kunjung sadar. Di waktu
yang sama namun di lain kondisi, Melati pergi ke kota untuk menemui ibunya
yang merupakan salah satu petugas kerajaan Linelucon. Ketika itu, dia
memasuki kediaman kerajaan ditengah hiruk-pikuknya sayembara tersebut. Pada
saat itu Melati hanya mengira bahwa itu acara kerajaan yang biasa-biasa saja.
Dia tetap menyusuri koridor ruang tengah Kerajaan dan memasuki sebuah
ruangan yang Ia sangka itu adalah ruang kerja ibunya..
Melati

: (Membuka pintu dan melihat-lihat sekitar) Ibu Ibu dimana bu.

(Semua orang terkejut melihat kedatangan Melati, termasuk Melati lebih terkejut
lagi, lalu Melati berjalan mendekati kerumunan orang-orang tersebut, dan
seketika Pangeran Aditius sadar saat itu juga.. Melati dan Pangeran Aditius samasama terkejut. Termasuk, orang-orang disekitarnya tak menyangka bahwa
Pangeran Aditius dapat sadar hanya karna mendengar suara dari gadis desa itu)
Melati : Kamu..
Aditius : Kamu
Helen : Aditius.. akhirnya kau sadar juga nak..
Luthfius: Wah, akhirnya kau sadar juga. Kami begitu mengkhawatirkanmu.
Semua rakyat yang berada di istana terkejut saat Pangeran Aditius akhirnya
sadar. Apalagi Pangeran jahat Ghalih yang awalnya sudah yakin bahwa Aditius
tak kan mungkin kembali lagi. Ia langsung bergegas berjalan ke arah Aditius
bersama dengan ramuan kerasnya yang akan ia siramkan ke wajah Aditius.
Ghalih: Apa- apaan ini? Bagaimana dia bisa sadar? Tak bisa ku biarkan!(berjalan
cepat ke depan dan tersandung)

(tibatiba di tengah jalan, ghalih tersandung, dan ramuan kerasnya malah


mengenai mukanya.
Ghalih: Aduh-aduh, sakiiiittt panaaaaas. Aaaawwww tidaaaaak
(semua rakyat bingung dengan apa yang terjadi
Aan: dia yang sebenarnya telah membuatku terluka kakanda. Yang
menyebabkan ku tak bisa kembali ke kerajaan untuk beberapa minggu kemaren
Luthfius: benarkah? Berani-beraninya orang itu. Prajurit cepat tangkap dia
Prajurit: baik tuan
(prajurit menangkap Ghalih)
Jihan: haah, untung saja kau selamat aditius. Kejam sekali orang itu selalu ingin
mencelakakanmu. Untung saja kali ini kau tak apa
Aditius: ya mamanda. Syukurlah
Luthfius: Oh ya,kau gadis yang telah membangunkan putraku. Apakah kalian
saling mengenal? Bagaimana Aditius bisa sadar hanya dengan mendengar
suaramu?
Melati: Ehh, ntahlah. Tapi memang kami pernah bertemu sekali di hutan. Itu
saja.
Aditius: Ya, kami memang pernah bertemu sekali. Waktu itu aku merasa aku juga
pernah bertemu dengannya sebelum itu. Dan aku sangat mengenal suaranya.
Ntahlah
Jihan(menatap lama melati)
Luthfius: Namamu siapa? Dan bagaimana kau bisa disini?
Melati: Ehm..hmm(gugup) nama saya melati, Raja. Saya, saya sebenarnya anak
dari salah satu pegawai kerajaan ini. Sebenarnya saya hendak mencari ibu saya
saja, namun sepertinya saya saah ruangan. Maaf, jika saya lancang memasuki
kerajaan ini.
Luthfius: Oh tidak, kau tidak bersalah. Kau justru telahsangat berjasa berhasil
membangunkan anak kami
Adtius: Ohya, waktu perteuan di hutan itu. Kau sempat menjatuhkan gelang ini.
Ini milikmu kan?
JIhan(dan luthfius terkejut)
Melati: iya itu milikku
Jihan: tunggu, darimana kau mendapatkan benda itu?
Melati: aku telah memilikinya sejak kecil.
Jihan: Kakanda, gelangitu.
Luthfius: Iya, bagaimana mungkin gelang itu bias bersamamu? Gelang itu sama
persis dengan gelang yang kami berikan kepada putri kami yang hilang 17 tahun
yang lalu.

(penonton terkejut)
JIhan: Apa mungkin kau adalah putri kami yang hilang?
Melati: apa?
Aditius: jadi sebenernya aku memiliki seorang suadara perempuan?
Jihan: Ya aiitius. Maafkan kami . Kami telah menyembunyikan hal ini darimu.
Aditius: Oh, begitu. Mungkin karena itulah aku sangat merasa pernah melihatnya
sebelumnya dan karna suaranya aku bisa bangun.
Melati: hah ? tidak mungkin. Lalu ibuku?
(Ilmi yag sudah mendengar percakapan mereka dari balik pintu datang)
Ilmi: Ya, melati. Maafakan ibu. Sebenarnya ibu memang bukanlah ibu
kandungmu. Ibu menemukanmu di tengah hutan 17 tahun yang lalu. Saat itu,
kau yangmasih bayi tergeletak di tengah hutan dan menangis dengan kerasnya.
Ibu yang melihatmu tentu merasa kasian dan memutuskan untuk merawatu
hingga sekarang. Sekarang mungkin sudah saatnya kau kembali dengan
keluargamu.
Melati : Ibu (menangis)
Jihan : Diana anakku, kemarilah..
Melati : Diana??? (ragu-ragu dan mulai mendekati Helena)
(berpelukan)
(Kemudian melati juga memeluk ibunya..)
Melati : Terimakasih ibu.. kau tetaplah ibuku yang hebat
Ibu : Bersenanglah, ibu akan baik-baik saja..
Helena : Kau tinggal saja di kerajaan ini, jika bukan karna kau belum tentu
anakku bias selamat seperti sekarang ini
Ibu : Ah tak usah, itu sudah menjadi keharusanku
Helena : Jangan menolak, aku tak tau lagi bagaimana membalas semua jasamu
terhadap anakku. Lagipula Diana eh Melati pasti akan senang jika kau tetap
berada didekatnya..
Ibu : (menatap melati)
Melati : (menatap ibu dengan penuh harap)
Ibu :Baiklah, jika itu bisa membuat mu senaang

Akhirnya, Aditius, Melati, ratu, raja dan ibu ilmi tinggal bersama di kerajaan.
Sementara itu, Pangeran ghalih yang telah ditangkap oleh pasukan raja kini
berada di penjara dan meratapi nasibnya yang kini hanya sebagai tawanan. DI
tambah lagi ia harus menerima kenyataan bahwa mukanya berubah menjadi
sosok yang sangat jelek akibat tersiram oleh ramuan kerasnya sendiri. Semua

rakyat bahagia menyambut kembalinya Aditius dan juga menyambut kedatangan


Melati di kerajaan. Kerajaan Linelucon menjadi aman dan sentosa selamanya.
(semua rakyat bertepuk tangan)
(Flashmob)
-END-

You might also like