You are on page 1of 6

I.

Latar Belakang
Kebutuhan protein asal ternak akan meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk

dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Ayam broiler
merupakan salah satu komoditas peternakan yang dapat dijadikan sarana pemenuhan kebutuhan
protein tersebut, mengingat ayam broiler dalam waktu yang relatif singkat dapat menghasilkan
daging, digemari masyarakat dan harganya relatif terjangkau.(Fadilah, 2005). Keberhasilan suatu
usaha peternakan ayam broiler sangat ditentukan oleh bibit unggul, tatalaksana pemeliharaan
yang baik, dan ransum yang seimbang (Roni Fadilah,dkk, 2007).
Bahan pakan penyusun ransum yang biasa digunakan adalah jagung, tepung ikan, bungkil
kedelai, dedak, topmix, kapur dan minyak. Tepung ikan lokal di Indonesia memiliki potensial
sangat besar sebagai bahan baku untuk membuat tepung ikan. Namum produk yang kaya dengan
protein dan mineral ini, kualitasnya masih rendah dengan kadar garam dan kadar air yang cukup
tinggi. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas tepung ikan adalah dengan cara fermentasi,
mengunakan mikroba (mikroba isolat N3, hasil penelitian Iriyanti,dkk, 2008), hasil fermentasi
tepung ikan dengan mikroba isolat N3 ternyata mampu meningkatkan kadar protein dan
menurunkan kadar lemak yang disebabkan mikroba N3 mampu menghasilkan enzim lipase dan
protease yang dapat meningkatkan kecernaan nutrien.
II.

JENIS-JENIS PRODUK PERIKANAN

III.

DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN


Untuk mempertahankan nilai ekonomi ikan waktu musim panen dan
musim tangkapan, seharusnya petani mulai melirik potensi
pengolahan. Seperti kita ketahui, hukum ekonomi masih merupakan
hukum yang tidak bisa dilawan. Hukum ini berlaku di dalam bidang
apapun tak terkecuali perikanan. pada musim tangkapan, ikan akan
melimpah dimana-mana. stok ikan seperti tidak ada habisnya pada

beberapa minggu, seperti halnya pada musim panen raya ikan. Ikan merupakan salah satu produk
yang gampang rusak setelah mati. ketahanan dagingnya di udara terbuka suhu ruang hanya
sekitar 1 hari, bahkan tidak sampai 1 hari
Ciri-ciri ikan yang tidak segar atau rusak adalah matanya pada bagian pupil agak kelabu,
tidak cerah bola matanya terlihat cekung dan dipenuhi lendir, untuk insang bla dilihat bagian
dalam insang, warnanya tidak lagi merah cerah, namun berwarna agak kecoklatan, dagingnya
tidak lagi elastis, coba tekan dengan jari, apabila tekstur daging langsung kembali, maka ikan
tersebut masih segar, namun bila ditekan jari daging ikan tidak kembali ke bentuk semula, berarti
ikan tersebut tidak segar lagi. serta apabila ikan dibelah, daging akan terlihat tidak menempel
pada tulangnya dan baunya khas ikan busuk.
Untuk mengatasi percepatan kerusakan kualitas ikan, kebanyakan menggunakan
pembekuan dengan es. hal ini memang membantu, akan tetapi, bila kelimpahan ikan terjadi,
harga ikan akan menurun dengan sendirinya dipasaran, dan es bukan solusi yang tepat karena
akan semakin menambah biaya pengeluaran, serta kita belum tahu sampai kapan ikan akan
membaik harganya. Agak canggih menggunakan pengawetan freezer, namun untuk biaya freezer
khususnya harga beli dengan kapasitas besar dan listriknya juga akan menguras kantong. Lebih

lagi cara pengawetan dengan formalin, akan sangat tidak disarankan karena seperti diketahui,
formalin merupakan bahan karsinogenik yang bila terakumulasi dalam tubuh dapat menyebakan
kanker serta pada dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan.
Formalin sangat berbahaya untuk itu konsumen harus dapat mengenali ciri-ciri ikan yang
diformalin,dengan mencoba memberikan daging ikan ke kucing, jika kucing saja tidak mau
memakannya kemungkinan daging ikan tersebut berformalin, ciri lain daging ikan tidak rusak
walau disimpan 2-3 hari bahkan 1 bulan pada suhu ruang, bau ikan tidak seperti bau khas ikan,
tidak amis dan jika formalin kadar tinggi akan tercium bau formalin yang khas, daging ikan
terlihat putih bersih dan menarik serta dagingnya kenyal tidak seperti daging ikan biasanya.
untuk ciri-ciri yang katanya lalat tidak mau mendekat, tidak juga menjamin sebab pernah penulis
ketahui, walau ciri ikan berformalin tampak, lalat tetap mendekat, kemungkinan tempatnya bekas
ikan segar atau tempat benar-benar kurang bersih sehingga lalat terlihat tampak berkerumun
disekitar. Untuk itu konsumen agar sangat berhati-hati dalam mengenali ciri ikan berbahaya ini.
Solusi lain pengwetan murah, menambah nilai ekonomis dan tidak berdosa hehe.. adalah
dengan pengolahan ikan itu sendiri. Produk olahan selain untuk mempertahankan nilai ekonomis
waktu panen raya dan musim tangkapan juga untuk menambah nilai ekonomis ikan pada waktu
panen biasa. Dengan penambahan nilai ekonomi dari ikan ini diharapkan akan menambah
kesejahteraan petani ikan dan nelayan.
Untuk pengusaha menengah keatas, diversifikasi produk dapat dilakukan dengan
teknologi pengalengan, pembekuan dengan coldstorage, namun untuk kalangan pengusaha
menengah ke bawah banyak sekali produk diversifikasi yang dapat dihasilkan seperti abon ikan,
kerupuk ikan, trasi, pemindangan (biasanya ikan laut), silase ikan untuk pakan ternak, tepung

ikan, keripik ikan, ikan kering ikan asin untuk ketahanannya bisa beberapa minggu bahkan bulan
dan nugget ikan, risoles ikan, bakso ikan, walaupun tidak bisa bertahan lama namun bila
disimpan di freezer juga dapat bertahan beberapa bulan dan nilai ekonomisnya lebih tinggi dari
penyimpanan ikan segar biasa. Beberapa produk yang biasanya menggunakan daging sapi dan
ayam juga dapat diganti menggunakan protein dari daging ikan. Untuk itu sangat disarankan
untuk melakukan diversifikasi produk ikan segar ini untuk menambah nilai ekonomi dan
kesejahteraan petani ikan dan nelayan.
Namun tetap saja ada juga produk olahan yang tetap diberikan formalin, untuk itu penulis
akan membahas artikel selanjutnya untuk menggunakan alat test formalin sederhana, namun saya
mau berguru pada anak teknologi pengolahan dahulu hehehe...oh ya ada yang ketinggalan
pumpung tentang pengolahan di blog ini juga ada Aquatropica Shop di jamin produk olahannya
aman tanpa pengawet semua dan tanpa MSG (untuk MSG kecuali 1 produk, tapi dalam ambang
batas kadar MSG aman.
1.2 Membuat Tepung Ikan Murah dan Berkualitas
Kebutuhan pakan ternak di Indonesia tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan,
terlebih makin maraknya perusahaan yang membuat pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.Yang cukup mencolok adalah kebutuhan tepung ikan (fish meal) yang tiap tahunnya
tidak kurang dari 150.000 ton dan tidak kurang dari 70% pula kebutuhan akan tepung ikan
tersebut di impor dari luar terutama dari negara seperti Peru.
Jumlah produsen tepung ikan di Indonesia sebenarnya sudah cukup banyak namun yang
jadi kendala adalah kualitas tepung ikan yang di buat terkadang tidak cukup berkualitas sehingga
kebutuhan tepung ikan yang notabene nya adalah sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak

lebih di pilih dari luar negara dikarenakan kualitas yang lebih bermutu meski harganya lebih
mahal.

Sebenarnya ada beberapa langkah untuk membuat tepung ikan menjadi lebih berkualitas dan
di samping menghasilkan tepung ikan, kita dapat mengambil limbahnya berupa minyak ikan
dimana minyak ikan itu sendiri mempunyai kandungan vitamin yang dapat menunjang nafsu
makan ternak itu sendiri.
Kandungan Gizi Tepung Ikan - Komposisi Nutrisi Bahan Makanan
Tepung Ikan adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Tepung Ikan mengandung energi sebesar 316 kilokalori, protein 60,1 gram, karbohidrat 22,4
gram, lemak 6,5 gram, kalsium 3196 miligram, fosfor 1976 miligram, dan zat besi 16,6
miligram. Selain itu di dalam Tepung Ikan juga terkandung vitamin A sebanyak 1083 IU,
vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan
penelitian terhadap 100 gram Tepung Ikan, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Berikut informasi rinci komposisi kandungan nutrisi/gizi pada tepung ikan :
Nama Bahan Makanan : Tepung Ikan
Nama Lain / Alternatif : Banyaknya Tepung Ikan yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Tepung Ikan yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tepung Ikan = 316 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tepung Ikan = 60,1 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tepung Ikan = 6,5 gr

Jumlah Kandungan Karbohidrat Tepung Ikan = 22,4 gr


Jumlah Kandungan Kalsium Tepung Ikan = 3196 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tepung Ikan = 1976 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tepung Ikan = 16,6 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tepung Ikan = 1083 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tepung Ikan = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tepung Ikan = 0 mg
Khasiat / Manfaat Tepung Ikan : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : T
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta
sumber lainnya.
Keterangan :
Riset/penelitian pada Tepung Ikan yang berbeda bisa menghasilkan perbedaan hasil yang
didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi. Mohon maaf apabila ada kesalahan atau
kekurangan pada informasi daftar komposisi bahan makanan Tepung Ikan ini. Semoga informasi
kandungan gizi/nutrisi Tepung Ikan ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Terima Kasih.

You might also like