You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)

1. Identitas
Identitas klien, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
alamat, tanggal masuk Rumah Sakit, tanggal pengkajian, diagnosa
medis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama,

yang

biasa

terjadi

pada

klien

Dengue

Haemorrhagic Fever adalah demam yang terus menerus.


b. Riwayat kesehatan sekarang , meliputi : PQRST
P :Palliative, biasanya penyebab Dengue Haemorrhagic Fever
Q
R

karena infeksi virus dengue.


:Qualitas, biasanya klien mengeluh demam.
:Region, gangguan tersebut biasanya dirasakan

menyebar ke seluruh tubuh.


:Scale, gangguan tersebut biasanya mengganggu aktivitas

klien

klien.
T :Time, gangguan tersebut dirasakan 2-7 hari.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit dahulu, perlu dikaji apakah sebelumnya pernah
mengalami penyakit Dengue Haemorrhagic Fever atau penyakit
lainnya yang menular seperti hepatitis.
d. Riwayat kesehatan keluarga, perlu dikaji apakah dalam anggota
keluarga ada yang menderita penyakit menular dan keturunan.
3. Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien meliputi :
a. Sistem Pernafasan
Pada penyakit Dengue Haemorrhagic Fever umumnya tidak
terdapat kesulitan pernafasan, irama pernafasan vesikuler, tidak
ada nafas tambahan, rongga hidung bersih, bentuk dada
simetris, dan tidak ada sputum.
b. Sistem Kardiovaskuler
Pada penyakit DHF dapat terjadi nadi kecil dan cepat tekanan
darah menurun dengan tekanan sistol 80 mmHg atau kurang.
c. Sistem Pencernaan
Pada penyakit DHF dapat terjadi kekurangan nafsu makan, porsi
makan menurun perubahan berat badan

rasa mual muntah,

mukosa mulut kering ada lesi pada bibir dan lidah kotor, ada
nyeri tekan pada perut dan terjadi epistaksis.
d. Sistem Perkemihan

Kaji frekuensi buang air kecil, adakah sumbatan atau tidak,


keadaan alat genitalia ada kelainan atau tidak, pola urinaria
normal atau tidak, dan warna urine.
e. Sistem Integumen
- Kulit
: Dapat terjadi echimosis atau ptekie, suhu
-

meningkat, turgor menurun, kulit kering.


Kuku
: Dapat terjadi sianosis pada kuku.
Rambut
: Perlu dikaji keadaan rambut, distribusi rambut

dan warna.
f. Sistem Muskuloskeletal
Dapat terjadi kelemahan, keterbatasan gerak, kekuatan otot
menurun, keadaan ekstremitas atas dan bawah normal, dan tidak
ada nyeri gerak.
g. Sistem Endokrin
Perlu dikaji pembesaran kelenjar tyroid, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai tingkat usia, adakah di antara anggota
keluarga yang menderita penyakit diabetes atau tidak, dan
apakah mengalami penyakit tyroid.
h. Sistem Persarafan
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, nilai PCS, adakah perubahan
minat, status mental, penglihatan, perabaan dan keadaan mata.
4. Pola aktivitas sehari-hari/kebiasaan sehari-hari.
a. Pola nutrisi : perlu dikaji tentang kebiasaan makan sehari-hari,
frekuensi makan, porsi makan, alergi terhadap makanan, dan
kemampuan mengunyah dan menelan.
b. Pola cairan : dapat terjadi kehilangan cairan yang berlebihan :
vomitus, asupan minum dan infus.
c. Pola eliminasi : kebiasaan buang air besar, buang air kecil,
frekuensi buang air besar atau buang air kecil, warna, bau,
masalah yang berhubungan dengan buang air besar atau buang
air kecil, dan konsistensi.
d. Pola istirahat tidur : kebiasaan tidur sehari-hari, jam tidur, lama
tidur

siang

dan

malam,

sering

bangun,

masalah

yang

berhubungan dengan tidur.


e. Personal hygiene : kebiasaan mandi, kebiasaan cuci rambut,
gosok gigi, ganti pakaian, dan gunting kuku.
f. Pola aktivitas : apakah ada kesulitan melakukan aktivitas
5. Aspek psikologis

Dampak kepribadian

atau psikologis dari klien, adakah terlihat

ketakutan atau gelisah.


6. Aspek sosial
a. Kultural
b. Pola interaksi
c. Lingkungan rumah, keadaan lingkungan rumah yang banyak
genangan air bersih dapat menjadi sarang nyamuk.
7. Aspek spiritual
Klien : perlu dikaji keyakinan tentang nilai-nilai Ketuhanan yang
dianut.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah, air seni, sumsum tulang,
serologi dan isolasi virus.
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan : mual, muntah, anoreksia.
4. Resiko atau aktual kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
5.
6.
7.
8.
9.

permeabilitas pembuluh darah.


Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipovolemia.
Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, tirah baring.
Resiko syok berhubungan dengan hipovolemia.
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (pemasangan infus).
Resiko perdarahan berhubungan dengan koagulopati inheren: trombositopenia,

trauma.
10. Ansietas berhubungan dengan perubahan atau ancaman pada status kesehatan,
ancaman kematian.
11. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi
informasi, kurang pajanan

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Jilid I. Jogjakarta: Mediaction
Jogja.

Elyas, Yudi. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T Dengan


Masalah Kesehatan Masyarakat Di Perkotaan : Demam Berdarah
Dengue (DBD) Di Ruang Melati Atas RSUP Persahabatan. Fakultas
Ilmu Keperawatan. Jakarta.
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Intervensi Keperawatan
No.
1

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria Hasil

Keperawatan
Hipertermia
berhubungan
proses
(viremia).

Setelah dilakukan tindakan

dengan keperawatan selama ...x24 jam


penyakit diharapkan klien dapat
menunjukkan suhu tubuh
normal dengan kriteria hasil :
-

Mendemonstrasikan

Intervensi
Mandiri

Mandiri

1. Monitor suhu pasien


2. Anjurkan pasien untuk
banyak minum ( lebih
kurang 2,5 liter/24 jam ).
3. Berikan kompres hangat.
4. Anjurkan untuk tidak

suhu dalam batas

memakai

normal, bebas dari

pakaian yang tebal.

kedinginan.
Tidak mengalami
komplikasi yang
berhubungan.

Rasional

selimut

dan

demam

dapat

membantu

dalam diagnosis; kurva demam


lanjut lebih dari 4 hari menunjukan
infeksi yang lain.
2. Peningkatan
suhu

tubuh

mengakibatkan penguapan tubuh


meningkat

Kolaborasi
1. Berikan

1. Pola

sehingga

perlu

diimbangi dengan asupan cairan


yang banyak.
3. Dengan
vasodilatasi
dapat

terapi

cairan

dan

obat-

meningkatkan

penguapan

yang

obatan sesuai program

mempercepat

penurunan

suhu

intravena

dokter
2. Berikan antipiretik.

tubuh.
4. Pakaian

tipis

membantu

mengurangi penguapan tubuh.


Kolaborasi
1. Pemberian
cairan
sangat
penting bagi pasien dengan
suhu tinggi.
2. Digunakan untuk mengurangi

demam dengan aksi sentralnya


pada hipotalamus.
2

Nyeri berhubungan

Setelah dilakukan tindakan

dengan proses patologis

keperawatan selama ...x24 jam

1. Kaji tingkat nyeri yang

1. Untuk mengetahui berapa berat

penyakit.

diharapkan klien dapat

dialami pasien
2. Berikan posisi

nyeri yang dialami pasien.


2. Posisi nyaman dan lingkungan

menunjukkan nyeri berkurang


dengan kriteria hasil :
-

Mengatakan nyeri

hilang atau terkontrol.


Menunjukan relaksasi,
dapat tidur atau

istirahat.
Menunjukan perilaku
mengurangi nyeri.

Mandiri

Mandiri

yang

nyaman, usahakan situasi


ruangan yang tenang.
3. Berikan
tindakan
kenyamanan

seperti

perubahan

posisi

dan

dorong

penggunaan

tenang mengurangi rasa nyeri.


3. Menurunkan
tegangan
otot,
meningkatkan

istirahat

relaksasi,memusatkan

dan

perhatian,

dapat meningkatkan kontrol dan


kemampuan koping.

tehnik relaksasi, seperti Kolaborasi


imajinasi,

visualisasi, Analgetik dapat menekan atau mengurangi

latihan nafas dalam.

nyeri pasien.

Kolaborasi
3

Ketidakseimbangan

Setelah dilakukan tindakan

nutrisi : Kurang dari keperawatan selama ...x24 jam


kebutuhan tubuh
berhubungan

diharapkan klien dapat


dengan menunjukkan kebutuhan

ketidakmampuan untuk nutrisi seimbang dengan


mencerna

makanan

: kriteria hasil :

Berikan obat-obat analgetik


Mandiri
1. Kaji keluhan mual, sakit
menelan,

dan

muntah

yang dialami pasien


2. Berikan makanan yang
mudah

ditelan

seperti

Mandiri
1. Untuk

menetapkan

cara

mengatasinya.
2. Membantu mengurangi kelelahan
pasien dan meningkatkan asupan
makanan.
3. Untuk menghindari mual.

mual,

muntah, anoreksia.

Mempertahankan berat
badan

dan

keseimbangan nitrogen
-

positif.
Menunjukkan perilaku
untuk

meningkatkan/

mempertahankan berat
badan yang sesuai

bubur.
3. Berikan makanan dalam
porsi kecil dan frekuensi
sering.
4. Catat jumlah atau porsi
makanan

yang

dihabiskan oleh pasien


Kolaborasi

pemenuhan

kebutuhan nutrisi.
Kolaborasi
1. Antiemetik

membantu

pasien

mengurangi rasa mual dan muntah


dan meningkatkan toleransi pada

menurunkan
obat-obatan

antiemetik

sesuai

program dokter.
2. Antasida,
Mylanta.
3. Vitamin,

mengetahui

makanan.
2. Kerja pada asam gaster, dapat

setiap hari.
1. Berikan

4. Untuk

perdarahan.
3. Memperbaiki

iritasi

atau

resiko

kekurangan

dan

membantu proses penyembuhan.


contoh

contoh

komplek, C, tambahan
diet lain sesuai indikasi
4

Kekurangan volume

Setelah dilakukan tindakan

Mandiri

cairan berhubungan

keperawatan selama ...x24 jam

dengan peningkatan

diharapkan klien dapat

pasien (lemah, pucat,

untuk mengetahui

permeabilitas pembuluh

menunjukkan volume cairan

takikardi) serta tanda-

penyimpangan dari keadaan

darah, perdarahan.

seimbang dengan kriteria

tanda vital.
2. Observasi tanda-tanda

normal.
2. Agar dapat segera dilakukan

1. Kaji keadaan umum

Mandiri
1. Menetapkan data dasar pasien

hasil:
- Mempertahankan
keseimbangan cairan
dibuktikan oleh
kelembapan membran

syok.
3. Anjurkan pasien untuk
banyak minum.
4. Catat intake dan output
cairan.
5. Palpasi nadi perifer,

tindakan untuk menangani


shock.
3. Asupan cairan sangat
diperlukan untuk menambah
volume cairan tubuh.
4. Untuk mengetahui

mukosa, turgor kulit

capilary refill,

baik, tanda vital stabil,

temperatur kulit, kaji

dan secara individual

kesadaran, tanda

dalam kekurangan cairan

perdarahan.
6. Monitor adanya nyeri

ekstraselular yang dapat

haluaran urine adekuat,


capilary refill cepat.

dada tibatiba, dispnea,


sianosis, kecemasan
yang meningkat, kurang
istirahat.
7. Kaji kemampuan
menelan klien.
Kolaborasi
1. Berikan cairan intravena

keseimbangan cairan.
5. Kondisi yang berkontribusi

menyebabkan kolaps pada


sirkulasi atau syok.
6. Hemokonsentrasi dan
peningkatan platelet agregrasi
dapat mengakibatkan
pembentukan emboli sistemik.
7. Kegagalan refleks menelan,
anoreksia, tidak nyaman
dimulut, perubahan tingkat

sesuai program dokter :

kesadaran merupakan faktor

NaCl 0,45%, RL

yang mempengaruhi

solution.
2. Koloid : dextran,
plasma/albumin, Hespan.

kemampuan klien untuk


mengganti cairan oral.

3. Tranfusi Whole blood /


tranfusi PRC.
4. Plasma beku segar
(FFP).
5. Berikan sodium
bicarbonat jika
diindikasikan.
6. Berikan makanan
melalui NGT termasuk
cairan sesuai kebutuhan.
7. Monitor nilai

Kolaborasi
1. Hipotonik solution ( NaCl
0,45% ) digunakan untuk
memenuhi kebutuhan
elektrolit.
2. Koreksi defisit konsentrasi
protein plasma,
meningkatkan tekanan
osmotik intravaskular, dan
memfasilitasi kembalinya

laboratorium : Hb, Ht,

cairan kedalam

Trombosit, elektrolit,

kompartemen pembuluh

koagulasi.

darah.
3. Mengindikasikan
hipovolemia yang
berhubungan dengan
kehilangan darah aktif.
4. Mugkin diperlukan untuk
menggantikan faktor
pembekuan pada adanya
defek koagulasi.
5. Diberikan untuk koreksi
asidosis berat saat koreksi

keseimbangan cairan.
6. Penambahan penggantian
cairan dan nutrisi ketika
terjadi gangguan menelan.
7. Bergantung pada kehilangan
cairan vena,
ketidakseimbangan
elektrolit memerlukan
koreksi, peningkatan Ht,
penurunan trombosit
meningkatkan resiko
perdarahan.
5

Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan


jaringan

perifer keperawatan selama ...x24 jam

Mandiri

Mandiri

1. Pantau tanda-tanda vital;

berhubungan dengan

diharapkan klien dapat

palpasi

nadi

sirkulasi dan fungsi organ/ perfusi

hipovolemia.

menunjukkan volume cairan

perifer; catat suhu/ warna

seimbang dengan kriteria

kulit

jaringan yang adekuat.


2. Perubahan dapat menunjukkan

hasil:

kapiler; evaluasi waktu

Mempertahankan atau
memperbaiki

perfusi

jaringan dengan bukti


tanda vital stabil, kulit
hangat,

nadi

perifer

denyut

1. Merupakan indikator dari volume

dan

pengisian

dan pengeluaran urine.


2. Kaji adanya perubahan
tingkat

kesadaran

keluhan pusing atau sakit


kepala.

ketidakadekuatan perfusi serebral.


3. Perubahan disritmia dan iskemia
dapat

terjadi

hipotenSi,

sebagai

hipoksia,

akibat
asidosis,

ketidakseimbangan elektrolit.
Kolaborasi

teraba,

AGD

dalam

3. Auskultasi nadi apikal.

batas

normal,

Awasi

kesadaran

normal,

dengan EKG.

keluaran urine adekuat.

irama

jantung

1. Mengatasi hipoksemia dan asidosis


selama perdarahan.
2. Mengidentifikasi
keefektifan/

Kolaborasi
1. Berikan

oksigen

tambahan

sesuai

indikasi.
2. Pemeriksaan

AGD/

hipoksemia,

kebutuhan

untuk

terapi.
3. Mempertahankan volume sirkulasi
dan perfusi jaringan.

awasi nadi oksimetri.


3. Berikan cairan IV sesuai
indikasi/ produk darah
6

Intoleran
berhubungan

aktifitas Setelah dilakukan tindakan


dengan keperawatan selama ...x24 jam

kelemahan umum, tirah


baring.

diharapkan klien dapat


menunjukkan aktifitas seperti
semula dengan kriteria hasil:
- Melaporkan
peningkatan intoleran
aktifitas ( ADL ).
- Menunjukan penurunan
tanda fisiologis
intoleran, misal nadi,

sesuai kebutuhan.
Mandiri

Mandiri

1. Kaji keluhan pasien.


2. Kaji hal-hal yang mampu

1. Untuk mengidentifikasi masalah-

atau yang tidak mampu

tingkat

dilakukan oleh pasien.


3. Bantu pasien
untuk

masalah pasien.
2. Untuk
mengetahui
ketergantungan

pasien

dalam

memenuhi kebutuhannya.
3. Pemberian
bantuan

sangat

memenuhi

kebutuhan

aktivitasnya

sehari-hari

diperlukan oleh pasien pada saat

tingkat

kondisinya lemah dan perawat

keterbatasan pasien.
4. Letakkan barang-barang

mempunyai tanggung jawab dalam


pemenuhan kebutuhan sehari-hari

sesuai

di tempat yang mudah

pasien tanpa mengalami

pernafasan.
- TD dalam rentang

terjangkau oleh pasien.


5. Pertahankan tirah baring

normal pasien.

bila

diindikasikan,

tingkatkan

tingkat

aktifitas sesuai toleransi.

Resiko terjadinya syok Setelah dilakukan tindakan


berhubungan

dengan keperawatan selama ...x24 jam

hipovolemia.

diharapkan klien dapat


menunjukkan volume cairan
hasil:
-

Mandiri
1. Monitor keadaan umum
pasien.
2. Observasi

membran mukosa atau

capilary

kulit

temperatur

lembab,

tanda

vital stabil, haluaran


urin

adekuat,

nadi

tanda-tanda

terdapat

perifer;
refill,

kulit,

kesadaran.
5. Lapor
dokter

perifer normal.

tanda

kaji
bila
syok

hipovolemik.
Kolaborasi
1.

penurunan

trombosit,

memperbaiki

tonus

otot

dan
tanpa

Cek

1. Memantau kondisi pasien selama


masa perawatan terutama pada saat

perdarahan.
4. Palpasi nadi

Menunjukkan

memenuhi kebutuhannya sendiri


tanpa bantuan orang lain.
5. Mengurangi resiko cedera akibat

kelemahan.
Mandiri

vital tiap 2 sampai 3 jam.


3. Monitor
tanda

seimbang dengan kriteria

ketergantungan pada perawat.


4. Akan membantu pasien untuk

laboratorium:

terjadi perdarahan sehingga segera


diketahui tanda syok dan dapat
segera ditangani.
2. Tanda vital normal menandakan
keadaan umum baik.
3. Perdarahan cepat diketahui dan
dapat diatasi sehingga pasien tidak
sampai syok hipovolemik.
4. Kondisi yang berkontribusi dalam
kekurangan

cairan

ekstraselular

yang dapat menyebabkan kolaps


pada sirkulasi/ syok.
5. Untuk mendapatkan penanganan

haemoglobin,

lebih lanjut sesegera mungkin.

hematokrit, trombosit.
Kolaborasi
2. Berikan cairan sesuai
1. Untuk
mengetahui
tingkat
program:
Koloid:
kebocoran pembuluh darah yang
dextran, plasma/albumin,
dialami pasien sebagai acuan
Hespan.
melakukan tindakan lebih lanjut.
3. Tranfusi Whole blood/
2. Koreksi defisit konsentrasi protein
tranfusi PRC / FFP
plasma, meningkatkan tekanan
osmotik

intravaskular,

dan

memfasilitasi kembalinya cairan


kedalam kompartemen pembuluh
darah.
3. Mengindikasikan hipovolemia yang
berhubungan dengan kehilangan
8

Resiko

infeksi Setelah dilakukan tindakan

berhubungan

dengan keperawatan selama ...x24 jam

tindakan invasif (infus).

diharapkan klien dapat


dengan kriteria hasil:
Pasien
infeksi/

bebas

Mandiri
1. Lakukan teknik aseptik
saat melakukan tindakan

menunjukkan tidak ada infeksi


-

darah aktif.
Mandiri

tanda

inflamasi,

eritema, dan demam.

pemasangan infus.
2. Observasi
tanda-tanda
vital.
3. Observasi

1. Tindakan
tindakan

aseptik
preventif

merupakan
terhadap

kemungkinan terjadi infeksi.


2. Menetapkan data dasar pasien,
terjadi peradangan dapat diketahui

daerah

pemasangan infus.
4. Segera cabut infus bila

dari penyimpangan nilai tanda vital.


3. Mengetahui tanda infeksi pada

tampak

adanya

pembengkakan

atau

lebih buruk atau penyulit lebih

plebitis.

lanjut.

Kolaborasi
Pemasagan infus kembali sesuai

Resiko

terjadinya Setelah dilakukan tindakan

perdarahan berhubungan keperawatan selama ...x24 jam


dengan trombositopenia. diharapkan klien dapat
menunjukkan tidak terjadi
perdarahan dengan kriteria
-

Mempertahankan
homeostasis

pasien.
Mandiri

Mandiri
1. Monitor tanda penurunan

1. Penurunan trombosit merupakan

trombosit yang disertai

tanda kebocoran pembuluh darah.


2. Aktivitas pasien yang tidak

gejala klinis.
2. Anjurkan pasien untuk
banyak istirahat/bedrest.
3. Beri penjelasan untuk

hasil:

segera melapor bila ada

dengan

tanpa perdarahan.
Menunjukan perilaku
penurunan
perdarahan.

resiko

Kolaborasi
Untuk memenuhi kebutuhan cairan

instruksi dokter.
9

pemasangan infus.
4. Untuk menghindari kondisi yang

tanda perdarahan lebih


lanjut.
4. Awasi tanda vital
5. Anjurkan
meminimalisasi
penggunaan sikat gigi,
dorong

penggunaan

antiseptik untuk mulut.


6. Gunakan jarum kecil

terkontrol

dapat

resiko perdarahan.
3. Membantu pasien

menyebabkan
mendapatkan

penanganan sedini mungkin.


4. Peningkatan
nadi
dengan
penurunan TD dapat menunjukan
kehilangan volume darah sirkulasi.
5. Pada gangguan faktor pembekuan,
trauma

minimal

dapat

menyebabkan perdarahan mukosa.


6. Menurunkan resiko perdarahan
atau hematoma.
7. DIC subakut dapat terjadi sekunder

untuk

injeksi

pengambilan

atau
sampel

terhadap

gangguan

faktor

pembekuan.

darah.
Kolaborasi
7. Observasi adanya ptekie,
1. Indikator adanya perdarahan aktif,
epistaksis,
perdarahan
hemokonsentrasi, atau terjadinya
gusi, melena.
komplikasi (DIC).
Kolaborasi
2. Meningkatkan sintesis protrombin

10

Ansietas

berhubungan Setelah dilakukan tindakan

1. Awasi Hb, Ht, trombosit

dan koagulasi. Kekurangan vit C

dan faktor pembekuan.


2. Berikan obat sesuai

meningkatkan

indikasi : vit K, D,dan C.


Mandiri

kerentanan

terjadinya iritasi atau perdarahan.


Mandiri

dengan kondisi pasien keperawatan selama ...x24 jam

1. Kaji rasa cemas yang

1. Menetapkan

yang

dialami pasien.
2. Jalin hubungan

yang dialami pasien.


2. Pasien bersifat terbuka dengan

memburuk

perdarahan.

dan diharapkan klien dapat


menunjukkan rileks dan
tenang dengan kriteria hasil:
-

Melaporkan
menurun
tingkat

ansietas
sampai

yang

ditangani.
Tampak rileks.

dapat

saling

percaya dengan pasien.


3. Tunjukkan sifat empati.
4. Beri kesempatan pada
pasien

untuk

mengungkapkan
perasaannya.
5. Gunakan
komunikasi
terapeutik.
6. Berikan

informasi

tingkat

kecemasan

perawat.
3. Sikap empati akan membuat pasien
merasa diperhatikan dengan baik.
4. Meringankan beban pikiran pasien.
5. Agar
segala
sesuatu
yang
disampaikan diajarkan pada pasien
memberikan hasil yang efektif.
6. Mengetahui apa yang diharapkan
dapat menurunkan ansietas.
7. Membatasi kelemahan, menghemat

tentang proses penyakit


dan antisipasi tindakan.
7. Jadwalkan istirahat dan
11

Kurang

pengetahuan Setelah dilakukan tindakan

tentang
prognosis,
kebutuhan
berhubungan

kondisi, keperawatan selama ...x24 jam


dan diharapkan klien dapat
pengobatan menunjukkan tidak terjadi
dengan perdarahan dengan kriteria

kurangnya informasi.

hasil:
-

penyakit,
-

proses
pengobatan

dan resiko komplikasi.


Berpartisipasi dalam
pengobatan.

1. Jelaskan

dan

meningkatkan

kemampuan koping.

Mandiri
pentingnya

1. Memberikan informasi pada pasien

pembatasan

aktifitas

untuk merencanakan rutinitas /

selama

periode

aktifitas

penurunan trombosit.
2. Jelaskan gejala yang
memerlukan

Menyatakan
pemahaman

tidur adekuat .
Mandiri

energi,

medik

intervensi

seperti

akral/

tangan dingin, epistaksis,


perdarahan gusi,melena,
sesak.
3. Dorong aktifitas sesuai
toleransi dengan periode
istirahat periodik.
4. Diskusikan penghindaran
penggunaan sikat gigi,
menggunakan sikat gigi
halus/

obat

kumur,

membersihkan

kotoran

tanpa

masalah.
2. Upaya

menimbulkan

intervensi

menurunkan

resiko

untuk
komplikasi

serius seperti perdarahan, tanda


syok.
3. Mencegah

kelemahan,

dapat

meningkatkan penyembuhan dan


perasaan sehat, dan mempermudah
kembali ke aktifitas normal.
4. Menurunkan resiko perdarahan
sehubungan dengan trauma dan
perubahan koagulasi.
5. Menurunkan rangsangan pada asam
lambung dan mencegah iritasi.
6. Memberikan dasar pengetahuan
dimana

pasien

dapat

membuat

hidung dengan keras.


5. Anjurkan
klien

pilihan berdasarkan informasi.


7. Komunikasi efektif dan dukungan

menghindari makanan /

turunkan cemas dan tingkatkan

minuman karbonat pedas

penyembuhan.

dan asam.
6. Diskusikan

perawatan,

pengobatan,

proses

penyakit dan prognosis.


7. Dorong
pertanyaan,
ekspresi masalah.

You might also like