Professional Documents
Culture Documents
1. Identitas
Identitas klien, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
alamat, tanggal masuk Rumah Sakit, tanggal pengkajian, diagnosa
medis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama,
yang
biasa
terjadi
pada
klien
Dengue
klien
klien.
T :Time, gangguan tersebut dirasakan 2-7 hari.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit dahulu, perlu dikaji apakah sebelumnya pernah
mengalami penyakit Dengue Haemorrhagic Fever atau penyakit
lainnya yang menular seperti hepatitis.
d. Riwayat kesehatan keluarga, perlu dikaji apakah dalam anggota
keluarga ada yang menderita penyakit menular dan keturunan.
3. Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien meliputi :
a. Sistem Pernafasan
Pada penyakit Dengue Haemorrhagic Fever umumnya tidak
terdapat kesulitan pernafasan, irama pernafasan vesikuler, tidak
ada nafas tambahan, rongga hidung bersih, bentuk dada
simetris, dan tidak ada sputum.
b. Sistem Kardiovaskuler
Pada penyakit DHF dapat terjadi nadi kecil dan cepat tekanan
darah menurun dengan tekanan sistol 80 mmHg atau kurang.
c. Sistem Pencernaan
Pada penyakit DHF dapat terjadi kekurangan nafsu makan, porsi
makan menurun perubahan berat badan
mukosa mulut kering ada lesi pada bibir dan lidah kotor, ada
nyeri tekan pada perut dan terjadi epistaksis.
d. Sistem Perkemihan
dan warna.
f. Sistem Muskuloskeletal
Dapat terjadi kelemahan, keterbatasan gerak, kekuatan otot
menurun, keadaan ekstremitas atas dan bawah normal, dan tidak
ada nyeri gerak.
g. Sistem Endokrin
Perlu dikaji pembesaran kelenjar tyroid, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai tingkat usia, adakah di antara anggota
keluarga yang menderita penyakit diabetes atau tidak, dan
apakah mengalami penyakit tyroid.
h. Sistem Persarafan
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, nilai PCS, adakah perubahan
minat, status mental, penglihatan, perabaan dan keadaan mata.
4. Pola aktivitas sehari-hari/kebiasaan sehari-hari.
a. Pola nutrisi : perlu dikaji tentang kebiasaan makan sehari-hari,
frekuensi makan, porsi makan, alergi terhadap makanan, dan
kemampuan mengunyah dan menelan.
b. Pola cairan : dapat terjadi kehilangan cairan yang berlebihan :
vomitus, asupan minum dan infus.
c. Pola eliminasi : kebiasaan buang air besar, buang air kecil,
frekuensi buang air besar atau buang air kecil, warna, bau,
masalah yang berhubungan dengan buang air besar atau buang
air kecil, dan konsistensi.
d. Pola istirahat tidur : kebiasaan tidur sehari-hari, jam tidur, lama
tidur
siang
dan
malam,
sering
bangun,
masalah
yang
Dampak kepribadian
trauma.
10. Ansietas berhubungan dengan perubahan atau ancaman pada status kesehatan,
ancaman kematian.
11. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi
informasi, kurang pajanan
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Jilid I. Jogjakarta: Mediaction
Jogja.
Intervensi Keperawatan
No.
1
Diagnosa
Keperawatan
Hipertermia
berhubungan
proses
(viremia).
Mendemonstrasikan
Intervensi
Mandiri
Mandiri
memakai
kedinginan.
Tidak mengalami
komplikasi yang
berhubungan.
Rasional
selimut
dan
demam
dapat
membantu
tubuh
Kolaborasi
1. Berikan
1. Pola
sehingga
perlu
terapi
cairan
dan
obat-
meningkatkan
penguapan
yang
mempercepat
penurunan
suhu
intravena
dokter
2. Berikan antipiretik.
tubuh.
4. Pakaian
tipis
membantu
Nyeri berhubungan
penyakit.
dialami pasien
2. Berikan posisi
Mengatakan nyeri
istirahat.
Menunjukan perilaku
mengurangi nyeri.
Mandiri
Mandiri
yang
seperti
perubahan
posisi
dan
dorong
penggunaan
istirahat
relaksasi,memusatkan
dan
perhatian,
nyeri pasien.
Kolaborasi
3
Ketidakseimbangan
makanan
: kriteria hasil :
dan
muntah
ditelan
seperti
Mandiri
1. Untuk
menetapkan
cara
mengatasinya.
2. Membantu mengurangi kelelahan
pasien dan meningkatkan asupan
makanan.
3. Untuk menghindari mual.
mual,
muntah, anoreksia.
Mempertahankan berat
badan
dan
keseimbangan nitrogen
-
positif.
Menunjukkan perilaku
untuk
meningkatkan/
mempertahankan berat
badan yang sesuai
bubur.
3. Berikan makanan dalam
porsi kecil dan frekuensi
sering.
4. Catat jumlah atau porsi
makanan
yang
pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
Kolaborasi
1. Antiemetik
membantu
pasien
menurunkan
obat-obatan
antiemetik
sesuai
program dokter.
2. Antasida,
Mylanta.
3. Vitamin,
mengetahui
makanan.
2. Kerja pada asam gaster, dapat
setiap hari.
1. Berikan
4. Untuk
perdarahan.
3. Memperbaiki
iritasi
atau
resiko
kekurangan
dan
contoh
komplek, C, tambahan
diet lain sesuai indikasi
4
Kekurangan volume
Mandiri
cairan berhubungan
dengan peningkatan
untuk mengetahui
permeabilitas pembuluh
darah, perdarahan.
tanda vital.
2. Observasi tanda-tanda
normal.
2. Agar dapat segera dilakukan
Mandiri
1. Menetapkan data dasar pasien
hasil:
- Mempertahankan
keseimbangan cairan
dibuktikan oleh
kelembapan membran
syok.
3. Anjurkan pasien untuk
banyak minum.
4. Catat intake dan output
cairan.
5. Palpasi nadi perifer,
capilary refill,
kesadaran, tanda
perdarahan.
6. Monitor adanya nyeri
keseimbangan cairan.
5. Kondisi yang berkontribusi
NaCl 0,45%, RL
yang mempengaruhi
solution.
2. Koloid : dextran,
plasma/albumin, Hespan.
Kolaborasi
1. Hipotonik solution ( NaCl
0,45% ) digunakan untuk
memenuhi kebutuhan
elektrolit.
2. Koreksi defisit konsentrasi
protein plasma,
meningkatkan tekanan
osmotik intravaskular, dan
memfasilitasi kembalinya
cairan kedalam
Trombosit, elektrolit,
kompartemen pembuluh
koagulasi.
darah.
3. Mengindikasikan
hipovolemia yang
berhubungan dengan
kehilangan darah aktif.
4. Mugkin diperlukan untuk
menggantikan faktor
pembekuan pada adanya
defek koagulasi.
5. Diberikan untuk koreksi
asidosis berat saat koreksi
keseimbangan cairan.
6. Penambahan penggantian
cairan dan nutrisi ketika
terjadi gangguan menelan.
7. Bergantung pada kehilangan
cairan vena,
ketidakseimbangan
elektrolit memerlukan
koreksi, peningkatan Ht,
penurunan trombosit
meningkatkan resiko
perdarahan.
5
Mandiri
Mandiri
berhubungan dengan
palpasi
nadi
hipovolemia.
kulit
hasil:
Mempertahankan atau
memperbaiki
perfusi
nadi
perifer
denyut
dan
pengisian
kesadaran
terjadi
hipotenSi,
sebagai
hipoksia,
akibat
asidosis,
ketidakseimbangan elektrolit.
Kolaborasi
teraba,
AGD
dalam
batas
normal,
Awasi
kesadaran
normal,
dengan EKG.
irama
jantung
Kolaborasi
1. Berikan
oksigen
tambahan
sesuai
indikasi.
2. Pemeriksaan
AGD/
hipoksemia,
kebutuhan
untuk
terapi.
3. Mempertahankan volume sirkulasi
dan perfusi jaringan.
Intoleran
berhubungan
sesuai kebutuhan.
Mandiri
Mandiri
tingkat
masalah pasien.
2. Untuk
mengetahui
ketergantungan
pasien
dalam
memenuhi kebutuhannya.
3. Pemberian
bantuan
sangat
memenuhi
kebutuhan
aktivitasnya
sehari-hari
tingkat
keterbatasan pasien.
4. Letakkan barang-barang
sesuai
pernafasan.
- TD dalam rentang
normal pasien.
bila
diindikasikan,
tingkatkan
tingkat
hipovolemia.
Mandiri
1. Monitor keadaan umum
pasien.
2. Observasi
capilary
kulit
temperatur
lembab,
tanda
adekuat,
nadi
tanda-tanda
terdapat
perifer;
refill,
kulit,
kesadaran.
5. Lapor
dokter
perifer normal.
tanda
kaji
bila
syok
hipovolemik.
Kolaborasi
1.
penurunan
trombosit,
memperbaiki
tonus
otot
dan
tanpa
Cek
perdarahan.
4. Palpasi nadi
Menunjukkan
kelemahan.
Mandiri
laboratorium:
cairan
ekstraselular
haemoglobin,
hematokrit, trombosit.
Kolaborasi
2. Berikan cairan sesuai
1. Untuk
mengetahui
tingkat
program:
Koloid:
kebocoran pembuluh darah yang
dextran, plasma/albumin,
dialami pasien sebagai acuan
Hespan.
melakukan tindakan lebih lanjut.
3. Tranfusi Whole blood/
2. Koreksi defisit konsentrasi protein
tranfusi PRC / FFP
plasma, meningkatkan tekanan
osmotik
intravaskular,
dan
Resiko
berhubungan
bebas
Mandiri
1. Lakukan teknik aseptik
saat melakukan tindakan
darah aktif.
Mandiri
tanda
inflamasi,
pemasangan infus.
2. Observasi
tanda-tanda
vital.
3. Observasi
1. Tindakan
tindakan
aseptik
preventif
merupakan
terhadap
daerah
pemasangan infus.
4. Segera cabut infus bila
tampak
adanya
pembengkakan
atau
plebitis.
lanjut.
Kolaborasi
Pemasagan infus kembali sesuai
Resiko
Mempertahankan
homeostasis
pasien.
Mandiri
Mandiri
1. Monitor tanda penurunan
gejala klinis.
2. Anjurkan pasien untuk
banyak istirahat/bedrest.
3. Beri penjelasan untuk
hasil:
dengan
tanpa perdarahan.
Menunjukan perilaku
penurunan
perdarahan.
resiko
Kolaborasi
Untuk memenuhi kebutuhan cairan
instruksi dokter.
9
pemasangan infus.
4. Untuk menghindari kondisi yang
penggunaan
terkontrol
dapat
resiko perdarahan.
3. Membantu pasien
menyebabkan
mendapatkan
minimal
dapat
untuk
injeksi
pengambilan
atau
sampel
terhadap
gangguan
faktor
pembekuan.
darah.
Kolaborasi
7. Observasi adanya ptekie,
1. Indikator adanya perdarahan aktif,
epistaksis,
perdarahan
hemokonsentrasi, atau terjadinya
gusi, melena.
komplikasi (DIC).
Kolaborasi
2. Meningkatkan sintesis protrombin
10
Ansietas
meningkatkan
kerentanan
1. Menetapkan
yang
dialami pasien.
2. Jalin hubungan
memburuk
perdarahan.
Melaporkan
menurun
tingkat
ansietas
sampai
yang
ditangani.
Tampak rileks.
dapat
saling
untuk
mengungkapkan
perasaannya.
5. Gunakan
komunikasi
terapeutik.
6. Berikan
informasi
tingkat
kecemasan
perawat.
3. Sikap empati akan membuat pasien
merasa diperhatikan dengan baik.
4. Meringankan beban pikiran pasien.
5. Agar
segala
sesuatu
yang
disampaikan diajarkan pada pasien
memberikan hasil yang efektif.
6. Mengetahui apa yang diharapkan
dapat menurunkan ansietas.
7. Membatasi kelemahan, menghemat
Kurang
tentang
prognosis,
kebutuhan
berhubungan
kurangnya informasi.
hasil:
-
penyakit,
-
proses
pengobatan
1. Jelaskan
dan
meningkatkan
kemampuan koping.
Mandiri
pentingnya
pembatasan
aktifitas
selama
periode
aktifitas
penurunan trombosit.
2. Jelaskan gejala yang
memerlukan
Menyatakan
pemahaman
tidur adekuat .
Mandiri
energi,
medik
intervensi
seperti
akral/
obat
kumur,
membersihkan
kotoran
tanpa
masalah.
2. Upaya
menimbulkan
intervensi
menurunkan
resiko
untuk
komplikasi
kelemahan,
dapat
pasien
dapat
membuat
menghindari makanan /
penyembuhan.
dan asam.
6. Diskusikan
perawatan,
pengobatan,
proses