Professional Documents
Culture Documents
oleh
Bella Alvionitta Gunawan Putri
NIM 132310101008
oleh
Bella Alvionitta Gunawan Putri
NIM 132310101008
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya penulis dapat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Riset Keperawatan yang berjudul Pengaruh
Pendidikan Kesehatan dengan Metode Demostrasi Terhadap Kepatuhan Remaja Putri
dalam Melakukan Vulva Hygiene untuk Mencegah Kejadian Fluor Albus di SMPN 1
Gumukmas Jember dengan tepat waktu. Penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu atau berkontribusi dalam menyelesaikan mini
riset ini, terutama kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, M. Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan
Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan masukan dan saran demi
sempurnanya mini riset ini.
2. Ns. Ahmad Rifai, MS selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah membantu
untuk menyempurnakan tugas mini riset ini, mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekhilafan penulis selama proses bimbingan. Semoga ilmu yang penulis dapat bisa
terus digunakan dan di amalkan.
3. Ns. Hanny Rasni, M. Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan untuk mini riset ini.
4. Ns. Dodi Wijaya, M. Kep selaku PJMK Mata Kuliah Riset Keperawatan
Penulis penyadari bahwa dalam menyusun tugas mini riset ini masih jauh dari kata
sempurna, dan masih banyak kekurangan dan kelemahan. Sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas ini.
Semoga tugas mini riset ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .....................................................................................
ii
PRAKATA .........................................................................................................
iii
iv
vi
vii
RINGKASAN ...................................................................................................
viii
1
2
2
2
3
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lembar informed dan Consent ....................................................................
B. Lembar bimbingan Riset Keperawatan .......................................................
DAFTAR TABEL
3.1 Definisi Operasional ...................................................................................
RINGKASAN
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Demostrasi terhadap Kepatuhan
Remaja Putri dalam Melakukan Vulva Hygiene untuk Mencegah Kejadian Fluor
Albus Di SMPN 1 Gumuk Mas Jember; Bella Alvionitta Gunawan Putri,
132310101008; 2016; Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Fluor albus merupakan salah satu tanda keluarnya cairan yang berlebih dari vagina
yang tidak berupa darah, cairan tersebut memiliki karakterikstik bening, kental, atau
bahkan kuning kehijauan. Fluor albus atau keputihan dapat bersifat fisiologis atau
bahkan patologis, keputihan fisiologis biasanya terjadi pada saat masa subur atau saat
sebelum dan sesudah menstruasi. Sedangkan keputihan patologis dapat terjadi akibat
infeksi atau peradangan yang dikarenakan kurangnya kebersihan vagina, pemakaian
cairan pembersih yang berlebih, atau adanya benda asing dalam vagina. Dalam kasus
keputihan patologis gejala yang sering menyertai yaitu rasa gatal di daerah kewanitaan,
bauk tidak sedap, dan Keputihan terjadi tidak pada usia tertentu, melainkan pada semua
rentang usia. Masa remaja merupakan fase perkembangan dinamis dalam rentang
kehidupan individu. Pada masa remja pula secara fisik individu akan mengalami
perubahan organ seksual. Salah satu perubahan fisik yang dialami oleh remaja putri
adalah menstruasi, yang menuntut pada remaja untuk mampu merawat kebersihan organ
reproduksinya dengan baik. Kemampuan remaja dalam menjaga organ reproduksi
berpengaruh terhadap kejadian keputihan, karena salah satu penyebab keputihan
patologis adalah kurangnya menjaga kebersihan sehingga meningkatkan bakteri yang
ada pada vagina.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan dengan metode domonstrasi dengan kepatuhan remaja putri dalam melakukan
vulva hygiene untuk mencegah fluor albus di SMPN 1 Gumuk Mas Jember. Desain
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan bentuk pretest-postest
with control group design. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik non probability sampling dengan dendekatan consecutive sampling.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputihan atau fluor albus merupakan cairan putih yang keluar dari liang senggama
secara berlebihan yang diakibatkan oleh bakteri. Keputihan dapat dibedakan dalam
beberapa jenis, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (Manuaba,
2009). Dari kedua jenis tersebut, keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak
normal atau disebut keputihan patologis. Keputihan patologis dapat menimbulkan rasa
gatal, bau tidak sedap, dan berwarna hijau (Sunyoto, 2014). Menurut Depkes (2010)
kejadian keputihan atau fluor albus banyak disebabkan oleh bakteri candidiasis
vulvovagenitis yang dikarenakan oleh banyaknya wanita yang tidak mengetahui cara
membersihkan daerah kewanitaanya. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa candida
vulvovagenetis adalah bakteri yang paling sering terdiagnosis pada kalangan wanita
muda, sekitar 15-30% dari gejala wanita yang mengunjungi dokter (Monalisa et al,
2012).
Angka kejadian keputihan yang ada di dunia sangat tinggi, rata rata lebih dari 50%
perempuan di dunia pernah mengalami keputihan (Risna, 2013). Menurut WHO tahun
2010 mengemukakan bahwa sekitar 75% remaja di dunia pasti akan mengalami
keputihan setidaknya sekali seumur hidup, dan sebanyak 45% dapat mengalami
kekambuhan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh pusat penelitian kesehatan
Universitas Indonesia (PPK-UI) menunjukkan bahwa 2,8% pelajar SMA perempuan
dan 7% pelajar SMA laki laki melaporkan adanya gejala IMS (Infeksi Menular
Seksual), IMS sendiri dapat memicu terjadinya keputihan (Alfiana, 2008). Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 01 Mayong Jepara pada 64 remaja putri,
didapatkan bahwa sebanyak 57 orang (89,1%) mengalami keputihan patologis, dan 7
orang (10,9%) mengalami keputihan fisiologis. Selain itu menurut penelitian yang
dilakukan di desa Kedung Kempul, Lamongan menunjukkan bahwa lebih dari setangah
remaja putri (60%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan reproduksinya
dan hampir seluruh remaja putri (95%) memiliki perilaku personal hygiene yang kurang
baik (Mardani, 2010)
Keputihan atau fluor albus dapat terjadi pada semua kalangan wanita pada segala
kelompok umur. Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2008 dari 43,3 juta jiwa
remaja berusia 15-24 tahun berperilaku tidak sehat, hal ini yang menyebabkan remaja
mengalami keputihan (Maghfiroh, 2010). Penyebab utama keputihan yang dialami
remaja putri dikarenakan kurangnya perawatan terhadap alat genetalia seperti
membersihkan alat genetalia menggunakan air yang menggenang di ember,
menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam,
dan kurang sering mengganti pembalut saat menstruasi (Aulia, 2012). Kurangnya
pengetahuan dan informasi tentang kebersihan alat genetalia pada remaja akan
berdampak pada perilaku remaja dalam menjaga kebersihan alat genetalianya
(Notoatmojo, 2010)
Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi khususnya mengenai menjaga
kebersihan alat genetalia sangat penting untuk diketahui oleh para remaja putri. Salah
satu cara menjaga kebersihan alat genetalia yaitu dengan melakukan vulva hygiene.
Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ
kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah infeksi (Ayuningtyas, 2011). Vulva hygiene merupakan salah satu tindakan
yang harus dibiasakan oleh individu yang disertai dengan pengetahuan.
Kurangnya pengetahuan remaja dalam menjaga kebersihan alat genetalia
merupakan tugas bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi mengenai
tindakan vulva hygiene. Pengetahuan dan perawatan yang baik adalah salah satu faktor
penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi yaitu organ genetalia (Ratna, 2010).
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, perawat memiliki andil dalam memberikan
pendidikan, pengajaran, arahan, dan bimbingan pada individu dalam mengatasi masalah
kesehatan (Simamora, 2009). Pemberian informasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya yaitu dengan pemberian pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada diri manusia yang
berhubungan dengan tercapainya tujuan kesehatan. Dalam penyampaian pendidikan
kesehatan, banyak metode yang dapat digunakan. Salah satu metode adalah dengan
demonstrasi yaitu pemberian contoh secara langsung cara melakukan perawatan vulva
hygiene kepada remaja putri dengan harapan meningkatkan pengetahuannya dalam
menjaga kebersihan alat genetalia.
1.2 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan
permasalahan yaitu Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi dengan kepatuhan remaja putri dalam melakukan vulva hygiene untuk
mencegah fluor albus di SMPN 1 Gumukmas Jember?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi
terhadap kepatuhan remaja putri dalam melakukan vulva hygiene untuk
1.3.2
metode
1.4.2
bagi Masyarakat
Khususnya remaja putri, penelitian ini mampu memberikan pengetahuan
tentang cara melakukan vulva hygiene dengan benar, sehingga dapat
1.4.3
Menurut Kasdu (2008), keputihan atau fluor albus dibedakan menjadi dua,
adapun perbedaannya sebagai berikut:
a. Keputihan fisiologis
Pada daerah sekitar vagina dan mulut rahim terdapat sel sel dan kelenjar yang
menghasilkan lendir. Adapun fungsi dari lendir ini secara ilmiah yatu untuk
pelumas. Dalam keadaan normal, lendir ini akan berwarna jernih, tidak berbau,
dan tidak menimbulkan gatal. Produksi dari lendir ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya hormonal, rangsangan birahi, kelelahan fisik, dan kejiwaan
serta adanya benda asing dalam organ reproduksi. Olek sebab itu, produksi
lendir ini akan meningkat saat menjelang dan sesudah haid, pada rangsangan
birahi dan ibu ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD. Selain itu, keputihan
fisiologis juga dapat ditemukan pada bayi perempuan yang baru lahir sampai
kira kira berumur 10 hari.
b. Keputihan patologis
Berbeda dengan keputihan fisiologis, keputihan patologis memiliki ciri ciri yaitu
berjumlah banyak, adanya rasa gatal, atau perih, terkadang berbau busuk atau
amis. Keputihan patologis dapat menjadi tanda atau gejala adanya kelainan pada
organ reproduksi wanita. Kelainan tersebut dapat berupa infeksi atau keganasan,
serta adanya benda asing. Namun tidak semua infeksi pada saluran reproduksi
wanita memberikan gejala keputihan.
2.1.3
Perilaku hygiene yang kurang, seperti menggunakan air cebok yang tidak bersih,
celana dalam yang tidak menyerap keringat, penggunaan pembalut yang kurang
b.
baik.
Stres, pada individu yang mengalami stres dalam dirinya akan membuat daya
tahan tubuh mereka rendah. Adanya flora normal dalam vagina yangberfungsi
untuk menjaga keseimbangan ekosistem vagina. Jika wanita mengalami stres,
daya tahan tubuh rendah biasanya akan menyebabkan cairan ini keluar lebih
c.
banyak.
Diabetes, kadar gula yang tidak terkontrol dapat menyebabkan adanya gula
dalam urin dan darah sehingga mengakibatkan bakteri tumbuh dengan subur.
6
d.
e.
f.
ketidakseimbangan pH.
Adanya benda asing dalam vagina, alergi pada benda asing yang dimasukkan
secara sengaja misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan,
g.
Manfaat
Perawatan vagina memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:
a. Menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman
b. Mencegah munculnya keputihan, bau tidak sedap, dan gata gatal
c. Menjaga pH vagina tetap normal (3,5-4,5)
2.1.3
Tujuan
Ada mbeberapa tujuan dilakukannya vulva hygiene, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina
b. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar vulva di bagian
luar vagina
c. Mempertahankan pH derajat keasaman vagina dalam batas normal, yaitu 3,54,5
d. Mencegah tumbuhnya jamur, bakteri, dan protozoa
e. Mencegah timbulnya keputihan dan virus
2.1.4
Cara perawatan
Melakukan pembersihan vagina dengan air kotor, melakukan pemeriksaan
dengan prosedur yang tidak benar, dan adanya benda asing dalam vagina dapat
menyebabkan keputihan patologis. Keputihan juga dapat timbul karena
pengobatan antibiotik, penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat,
dan penyakit menular seksual (Kusmiran, 2011). Berikut adalah cara melakukan
Tujuan
Adapun tujuan utama pendidikan kesehatan menurut Mubarak dan Chayatin
(2009) diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah yang dihadapi oleh individu
b. Memahami tindakan yang akan dilakukan terhadap masalah yang dihadapi
dengan sumber daya yang indivisu miliki dengan dukurangn dari luar
c. Memutuskan kegiatan tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
sejahtera.
2.3.3
Metode
Metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan didasarkan pada tujuan
yang akan dicapai (Depkes, 2009). Ada beberapa metode dalam memberikan
pendidikan kesehatan, yaitu :
1) Metode ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang pembicara didepan
sekelompok pengunjung. Beberapa keunggulan metode ceramah adalah:
a. Dapat digunakan pada orang dewasa.
b. Penggunaan waktu yang efisien.
8
Faktor resiko:
a. Perilaku hygiene yang kurang
b. Stres
c. Diabetes Militus
d. Kehamilan
e. Alat Kontrasepsi (Pil KB)
f. Benda asing
g. Antibiotik jangka panjang
11
Kelompok
Intervensi
Kelompok
Kontrol
Variabel Terikat:
Kepatuhan remaja
putri melakukan
vulva hygiene
12
13
Z2. N . p . q
d 2 ( N1 ) + Z 2 . p . q
Keterangan:
n : besar sample minimal
N : Jumlah populasi
Z : Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95%
d : Derajat ketepatan yang digunakan oleh 90% atau 0,1
p : Proporsi terget populasi adalah 0,5
q : Proporsi tanpa atribut 1-p=0,5
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMP Negeri 1 Gumukmas Jember. Penyusunan
proposal mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2016.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain
yang ingin menggunkaan variabel yang sama. Definisi operasional merupakan
penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara
14
No Variabel
1. Variabel
independen:
pendidikan
kesehatan
Definisi
Penyampaian materi
mengenai kebersihan
alat genetalia dengan
tema pencegahan
keputihan dengan
metode demonstrasi.
2.
Dapat
Wawancara
mengaplikasikan
vulva hygiene dalam
kehidupan sehari hari
Variabel
dependen:
kepatuhan
remaja putri
Alat Ukur
Skala
Melalui test Nominal
yang
diberikan pre
dan post
Hasil
1: kelompok
kontrol,
sebagai
kelompok
yang
tidak
dapat
perlakuan
2: kelompok
intervensi,
sebagai
kelompok
yang
mendapat
perlakuan
1: patuh
2: tidak patuh
c. Entry data: proses setelah melewati pemilahan dan pemberian kode untuk
dilakukan analisa dalam komputer
d. Cleaning: kegiatan untuk melakukan pengecekan kedalam komputer, hal ini
dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya kesalahan dalam pengisian
3.8.2
16
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana.
2008.
Hubungan Tingkat
Pengetahuan
Tentang
Keputihan
dengan
17
18